Kelompok 5
1. Ikbal PO.714221171055
2. Diah Ayu Lestari PO.714221171051
3. Rasmah PO.714221171078
4. Mar’atus Shalihah PO.714221171060
5. Nurhakiki Aristha Ali PO.714221171070
Segala puji hanya milik Allah SWT, Pencipta dan Pengatur Tunggal
Alam Semesta, dan hanya kepada-Nya kami memohon perlindungan
terhadap semua urusan. Di abad modern ini telah banyak para ilmuan
meneliti tertang berbagai ilmu yang ada di alam semesta ini, salah satu ilmu
mengenai bahaya akibat limbah baik medis maupun non medis yang
dirangkum dalam mata kuliah PTPS-A, berbagai penyakit yang di timbulkan
dan lain-lainnya. Oleh karena itu dengan kesempatan yang telah diberikan
kepada kami ini, kami mempersembahkan makalah yang berjudul
“Pengelolaan Limbah Medis di RS Grestelina Makassar”.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........………………………………………………………….i
DAFTAR ISI......................………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Teori......…………………………………………………......…....1
B. Tujuan........…………………………........………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Limbah.………………………………………………………3
A. Kesimpulan..........................................................…………………..14
B. Saran.................………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR TEORI
Air limbah yang berasal dari rumah sakit merupakan salah satu
sumber pencemaran air yang sangat potensial.Hal ini disebabkan karena air
limbah rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi,
mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya serta mengandung
mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan penyakit (Said,
2003).Pengelolaan limbah RS yang tidak baik akan memicu resiko terjadinya
kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pekerja, dari pasien
ke pasien, dari pekerja ke pasien, maupun dari dan kepada masyarakat
pengunjung RS. Tentu saja RS sebagai institusi yang sosioekonomis karena
tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tidak
terlepas dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang dihasilkan. Untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan awak RS maupun orang lain yang
berada di lingkungan RS dan sekitarnya, Pemerintah (Depkes) telah
menyiapkan perangkat lunak berupa peraturan, pedoman dan kebijakan yang
mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di lingkungan RS,
termasuk pengelolaan limbah RS.
Hasil dari kualitas pengolahan limbah cair tidak terlepas dari dukungan
pengelolaan limbah cairnya. Suatu pengelolaan limbah cair yang baik sangat
dibutuhkan dalam mendukung hasil kualitas effluent sehingga tidak melebihi
syarat baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah dan tidak menimbulkan
pencemaran pada lingkungan sekitar. Oleh karena pentingnya pengelolaan
limbah cair rumah sakit maka disusun makalah ini yang akan membahas
mengenai pengolahan limbah Rumah Sakit, meliputi antara lain klasifikasi
limbah rumah sakit, sumber-sumbernya, serta metode-metode pengolahan
limbah tersebut.
B. TUJUAN
PEMBAHASAN
Limbah adalah bagian dari hasil produksi yang pada umumnya dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang kurang baik, namun jika
limbah tersebut dapat dimanfaatkan atau didaur ulang kembali menjadi
produk yang sejenis atau jenis produk lainnya maka akan mempunyai nilai
tambah (added value) yang sangat menguntungkan. Dari semua kegiatan-
kegiatanrumah sakit, menghasilkan berbagai macam limbah berupa benda
cair, padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari
kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber
dari limbah rumah sakit.
Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal
dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi : limbah
domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian
pakaian, limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis
rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah. dan lainnya, air
limbah laboratorium, dan lain-lain (Said, 2003).
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah
yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang
lainnya.Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua
kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat
maupun cair. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan
potensi yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti
jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas,
pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat
menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.Benda-benda tajam
yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika
dilakukan dengan memilah-milah limbah ke dalam pelbagai kategori.
Untuk masing-masing jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah
yang berbeda. Prinsip umum pembuangan limbah rumah sakit adalah sejauh
mungkin menghindari resiko kontaminsai dan trauma (injury).jenis-jenis
limbah rumah sakit meliputi bagian berikut ini (Shahib dan Djustiana, 1998) :
Limbah Klinik
Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan
di unit-unit resiko tinggi.Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan
resiko tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staff rumah sakit. Oleh
karena itu perlu diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. contoh limbah
jenis tersebut ialah perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan,
anggota badan yang diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantung
urin dan produk darah.
5
Limbah Patologi
Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum
keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.
Limbah Dapur
Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan dan air kotor.Berbagai serangga
seperti kecoa, kutu dan hewan mengerat seperti tikus merupakan gangguan
bagi staff maupun pasien di rumah sakit.
Limbah Radioaktif
Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di
rumah sakit, pembuangannya secara aman perlu diatur dengan baik.
1. House Keeping yang baik, usaha ini dilakukan oleh rumah sakit dalam
menjaga kebersihan lingkungan dengan mencegah terjadinya ceceran,
tumpahan atau kebocoran bahan serta menangani limbah yang terjadi
dengan sebaik mungkin.
2. Segregasi aliran limbah, yakni memisahkan berbagai jenis aliran limbah
menurut jenis komponen, konsentrasi atau keadaanya, sehingga dapat
mempermudah, mengurangi volume, atau mengurangi biaya pengolahan
limbah.
3. Pelaksanaan preventive maintenance, yakni pemeliharaan/penggantian
alat atau bagian alat menurut waktu yang telah dijadwalkan.
4. Pengelolaan bahan (material inventory), adalah suatu upaya agar
persediaan bahan selalu cukup untuk menjamin kelancaran proses
kegiatan, tetapi tidak berlebihan sehiugga tidak menimbulkan gangguan
lingkungan, sedangkan penyimpanan agar tetap rapi dan terkontrol.
5. Pengaturan kondisi proses dan operasi yang baik: sesuai dengan petunjuk
pengoperasian/penggunaan alat dapat meningkatkan efisiensi.
1. Pemisahan Limbah
2. Penyimpanan limbah
1. Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah berisi 2/3 bagian.
Kemudian diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas
3. Penanganan limbah
a. Kantung-kantung dengan kode warna hanya boleh diangkut bila telah
ditutup
4. Pengangkutan limbah
5. Pembuangan limbah
Limbah Cair
Limbah cair (air limbah) merupakan limbah buangan hasil kegiatan
manusia sehari-hari yang berupa cairan dengan segala bentuk polutan di
dalamnya, termasuk padatan, bahan kimia, maupun
mikroorganisme pathogen.Salah satu hal penting yang harus diperhatikan
adalah pada pengelolaan limbah cair yang dihasilkan dari pengoperasian
rumah sakit tersebut, karena apabila tidak dikelola dengan prosedur yang
benar dikhawatirkan akan menjadi rantai penyebaran penyakit infeksi di
lingkungan masyarakat rumah sakit maupun masyarakat di luar rumah sakit.
10
11
Kemudian air limbah beserta lumpur hasil proses biologis tadi dialirkan
kedalam clarifier tank agar dapat mengendap. Lumpur yang sudah
mengendap di bagian paling bawah dipompakan kembali ke bak aerasi dan
lumpur pada air limbah yang baru datang dibiarkan turun mengendap ke
bawah sehingga terjadi pergantian.
Air limbah dari bak clarifier yang sudah lebih jernih dialirkan ke
bak effluent.Sebelum masuk ke effluent tank, air limbah diberikan khlorin
untuk mengendalikan jumlah populasi bakteri pada ambang yang tidak
membahayakan. Sebagai mata rantai terakhir, air limbah ditampung di
dalam effluent tank yang pada akhirnya akan dibuang ke parit dan bermuara
ke sungai.
12
Kadar maksimum
Parameter
(mg/L)
BOD 75
COD 100
TSS 100
pH 6,0 – 9,0
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan
oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum
sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu
sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.
2. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang
terkandung di dalamnya diantaranya limbah benda tajam, limbah infeksius
tubuh, limbah sitotoksik, limbah kimia, limbah radioaktif , limbah plastik.
3. Pengolahan Limbah Rumah Sakit tergantung dari jenis Limbahnya
a. Limbah Padat : Pemisahan, penampungan, dan pengangkutan
b. Limbah Cair : Kolam Stabilisasi Air Limbah, Kolam oksidasi air
limbah, Anaerobic Filter Treatment System, Pengolahan dan
Pembuangan, Incinerator.
B. Saran
Adanya toksikologi limbah rumah sakit, disarankan agar petugas rumah
sakit dalam mengolah limbah agar lebih memperhatikan cara atau teknik-
teknik dalam mengolah jenis limbah yang ada di ruah sakit
14
DAFTAR PUSTAKA
Oktavia, Dwi. 2011
https://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pengolahan-limbah-rumah-
sakit/