Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pola umum pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan kualitas
sumber daya manusia, yang terus dibina dan dikembangkan agar menjadi manusia yang
bertaqwa, cerdas, disiplin dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Peningkatan sumber
daya manusia salah satunya melalui pendidikan, sebagaimana tertuang dalam Undang-
Undang No 20 tahun 2003 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional Bab II Pasal 33
(2003: 7) sebagai berikut :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Kutipan di atas menjadi acuan untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada
setiap individu, karena pendidikan mempunyai peran untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia antara lain hidup mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan diri, keluarga
dan masyarakat.
Salah satu tujuan pembangunan di bidang kesehatan adalah mengembangkan
kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan mandiri dalam berupaya
mencapai derajat kesehatannya secara optimal. Masalah kesehatan yang buruk berkaitan
dengan bebagai sebab seperti kemiskinan, kurangnya pelayanan kesehatan kepada
masyarakat (ketidaktahuan) penyalahgunaan obat-obatan (Narkotika), ketagihan minuman
keras (alcoholic), masalah kependudukan dan keluarga berencana, masalah kesehatan ibu
dan anak, gizi buruk, masalah penyakit menular, masalah air bersih serta masalah kesehatan
lingkungan.
Kesehatan lingkungan adalah suatu keadaan atau kondisi lingkungan hidup bebas
dari bahaya dan risiko minimal untuk terjadinya infeksi silang, dan masalah kesehatan dan
masalah keselamatan kerja sebagai akibat dari pencemaran.

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk


hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan hidup tidak dapat berfungsi dengan baik. Salah satu penyebab pencemaran
lingkungan dikenal dengan sebutan limbah. Limbah adalah Sisa suatu usaha atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan
merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lain.(PERDA, pasal 1 ayat 18-19 tahun 2007).

Limbah dapat dibedakan menjadi tiga, meliputi limbah cair, limbah padat dan
limbah gas. Limbah cair adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang tidak dimanfaatkan lagi
dalam proses produksi atau barang buangan sebagai sampah dalam bentuk cair. Limbah
padat adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang tidak dimanfaatkan lagi dalam proses
produksi atau barang buangan sebagai sampah, sisa pengapalan (shipping) bahan baku dan
bahan penolong atau jenis limbah padat lainnya yang bernilai ekonomis tidak berbahaya
atau residu yang tidak diperhitungkan sebagai limbah yang dihasilkan industri tetapi
dimungkinkan untuk dipergunakan kembali (re-use) atau didaur ulang (re-cycling).
Sedangkan sampah medis adalah sisa suatu usaha atau kegiatan pelayanan medis,
perawatan, gigi, veteranary, farmasi atau yang sejenis, penelitian pengobatan/perawatan
yang menggunakan bahan beracun, infeksius, berbahaya atau bisa membahayakan.

Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.(Kepmenkes, 2004:1)

Rumah Sakit dalam kegiatannya menghasilkan limbah medis berupa benda cair,
padat dan gas. Potensi pencemaran lingkungan dari limbah Rumah Sakit (RS) dalam profil
kesehatan Indonesia(Depkes RI tahun 1997) diungkapkan bahwa:
“…… seluruh RS di Indonesia berjumlah 1090 dengan 121.996 tempat tidur. Hasil
kajian terhadap 100 RS di Jawa dan Bali menunjukkan bahwa rata-rata produksi sampah
sebesar 3,2 kg per tempat tidur per hari. Sedangkan produksi sampah cair sebesar 416,8
liter per tempat tidur per hari. Analisis lebih jauh menunjukkan, produksi sampah (sampah
padat) berupa sampah domestik sebesar 76,8 persen dan berupa sampah infektius sebesar
23,2 persen. Diperkirakan secara nasional produksi sampah (sampah padat) RS sebesar
376.089 ton per hari dan produksi sampah sebesar 48.985,70 ton per hari.”

Berdasarkan gambaran tersebut dapat dibayangkan betapa besar potensi Rumah


Sakit sebagai tempat penularan penyakit dan memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan serta gangguan kesehatan, sehingga perlu upaya pengelolaan sampah medis di
Rumah Sakit dengan baik dan tepat berdasarkan peraturan dan pedoman sertan kebijakan
yang berlaku.

Pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Daerah Soreang meliputi proses


penampungan di tiap-tiap ruangan yang menghasilkan sampah medis. Pengangkutan,
pengumpulan dan pengolahan atau pemusnahan dengan memperhatikan jenis dan sifat dari
sampah medis tersebut, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif baik terhadap tenaga
kerja, pengunjung, penghuni dan masyarakat sekitar . Pada proses pengelolaan sampah
medis masih banyak petugas kebersihan yang tidak menngunakan APD seperti masker.
Proses penampungan sampah medis di Rumah Sakit Daerah Soreang di pisahkan antara
sampah medis dan non medis dimana sampah non medis menggunakan kantong berwarna
hitam dan untuk sampah medis menggunakan kantong pelastik berwarna kuning. Tahap
pengangkutan sampah medis di Rumah Sakit Daerah Soreang tidak menggunakan troli,
sampah yang diangkut dari tiap-tiap ruangan tidak langsung di simpan di tempat
penampungan sementara tetapi dibiarkan beberapa hari di dalam ruangan yang kosong
dengan keadaan terbuka. Pada tahap pengolahan atau pemusnahan sampah medis di Rumah
Sakit Daerah Soreang di serahkan kepada pihak ke-3 ( Perusahaan Jasa Medivest )

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian tentang Tinjauan


Pengelolaan Sampah Medis di Rumah Sakit Daerah Soreang dan bagaimana pengelolaan
Sampah Medis di Rumah Sakit Daerah Soreang ditinjau pengetahuan, sikap mengenai
pengelolaan sampah medis dan pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit (RS) dari mulai
tahapan pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan dan pemusnahan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumuan masalah yang dapat penulis yang dapat disimpulkan dalam
penelitian ini berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukan di atas adalah
“Bagaimana Pengelolaan Sampah Medis di Rumah Sakit Daerah ( RSD ) Soreang

1.3 Tujuan
Penelitian ini dapat mempunyai arah yang jelas dan tolok ukur keberhasilan yang
dapat dijadikan pedoman, maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengelolaan Sampah Medis
di Rumah Sakit Daerah Soreang.

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ingin mengetahui pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Daerah Soreang


( RSD ) yang meliputi tahap pemilahan, pengumpulan, pengemasan,
pengangkutan dan pemusnahan.
b. Ingin mengetahui pengetahuan paramedis ( perawat ) petugas kebersihan yang
menangani pengelolaan sampah medis mengenai pengelolaan sampah medis di
Rumah Sakit Daerah Soreang
c. Ingin mengetahui sikap dari paramedis ( perawat ) dan petugas kebersihan yang
menangani pengelolaan sampah medis
d. Ingin mengetahui penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) petugas kebersihan (
cleaning service ) dalam menangani pengelolaan sampah medis.

1.4 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

a. Aspek sosial meliputi pengetahuan,dan sikap dari petugas yang


menangaipengelolaan sampah medis di Rumah Sakit Daerah Soreang Aspek
manajemen (administrasi) kebersihan Rumah Sakit, meliputi pengawasan dan
peraturan pengelolaan sampah medis di Rumah Sakit (RS) dari mulai tahapan
pemilahan, pengumpulan, pengemasan, pengangkutan,, dan pemusnahan.

1.5 Manfaat Penelitian


Penulis berharap penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat langsung
baik teoritis dan praktis serta menjadi masukan bagi pembinaan dan pengembangan dunia
pendidikan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Secara konkrit hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat:

a. Untuk mengembangkan khasanah keilmuan bidang Kesehatan Lingkungan dan


administrasi pelayanan kesehatan masyarakat.
b. Untuk memberikan informasi tentang Pengelolaan sampah Medis ditinjau dari
aspek sosial dan manajemen (administrasi) kebersihan Rumah Sakit.
c. Untuk pengembangan dan peningkatan mutu pengelolaan Pengelolaan sampah
Medis ditinjau dari aspek sosial dan manajemen (administrasi) kebersihan Rumah
Sakit pada Rumah Sakit Daerah Soreang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Rumah Sakit

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit

Pengertian rumah sakit menurut WHO yaitu rumah sakit adalah suatu bagian
integral dari organisasi sosial dan medis, yang fungsinya memberikan pelayanan kesehatan
lengkap kepada masyarakat yang meliputi penyembuahan dan pencegahan, pelayanan
polikliniknya menjangkau keluarga di lingkungan rumah tangga dan sakit menjadi pusat
latihan tenaga tenaga kesehatan dan tempat tinggal.

2.2 Limbah Medis

2.2.1 Pengertian limbah medis

Limbah medis menurut Direktorat Jendral Penyehatan Lingkungan Ditjen P2PL


Depkes tahun 2006, bahwa limbah medis mencakup semua hasil buanagan yang berasal
dari instalasi kesehatan fasilitas penelitian dan laboraturium. Menurut Kep Menkes No
1204/Menkes/SK/X/2004 tantang limbah medis adalah semua limbah padat rumah sakit
yang berbentuk akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis dan non medis.
Limbah medis adalah limbah padat yang terdiri dari limbah patologi dan jarum suntik.

2.2.2. Pengkategorian Limbah Medis

Menurut BPLHD Jawa Barat Bidang Pengendalian/ Subid Pembinaan-Pencemaran


dapat dikategorikan menjadi beberapa golongan yaitu:

1. Limbah Infeksius adalah Limbah yang dicurigai mengandung bahan patogen contoh
kultur laboratorium, limbah dari ruang isolasi, kapas, materi atau peralatan yang
tersentuh pasien yang terinfeksi, ekskreta.
2. Limbah Patologis adalah jaringan atau potongan tubuh manusia, contoh bagian
tubuh, darah dan cairan tubuh yang lain termasuk janin.
3. Limbah Benda Tajam adalah limbah benda tajam, contoh jarum, peralatan infus,
skalpel, pisau, potongan kaca.
4. Limbah Farmasi adalah limbah yang mengandung bahan farmasi contoh obat-
obatan yang sudah kadaluwarsa atau tidak diperlukan lagi, item yang tercemar atau
berisi obat.
5. Limbah Genotoksik adalah limbah yang mengandung bahan dengan sifat genotoksik
contoh limbah yang mengandung obat-obatan sitostatik (sering dipakai dalam terapi
kanker) zat kimia genotoksik. Produk bersifat genotoksik yang paling banyak
digunakan untuk sarana pelayanan kesehatan.
6. Limbah Kimia adalah limbah yang mengandung bahan kimia contoh reagen di
laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang kadaluwarsa atau sudah tidak
diperlukan, solven. Limbah ini dikategorikan limbah berbahaya jika memiliki
beberapa sifat (toksik, mudah terbakar, reaktif (mudah meledak, bereaksi dengan
air, rawan goncangan), genotoksik.
7. Limbah dengan kandungan logam berat tinggi adalah baterai, thermometer yang
pecah, alat pengukur tekanan darah.
8. Wadah bertekanan adalah tabung gas anestesi, gas cartridge, kaleng aerosol,
peralatan terapi pernafasan, oksigen dalam bentuk gas atau cair.
9. Limbah Radioaktif adalah limbah yang mengandung bahan radioaktif contoh cairan
yang tidak terpakai dari terapi radioaktif atau riset di laboratorium.

Penggolongan limbah medis berdasarkan KEPMENKES RI No. 1204/SK/X/2004


tentang persyaratan lingkungan rumah sakit dibagi menjadi beberapa golongan yaitu:

1. Limbah medis yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi , limbah benda
tajam , limbah farmasi, limbah sitotoksik limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kuesioner bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
2. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
3. Limbah gas yaitu semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegitan
pembakaran dirumah sakit seperti incinerator, dapur, perlengkapan generator, dan
pembutatan obat sitotoksik.

2.3 Sampah Medis

2.3.1 Pengertian sampah medis

Menurut Direktorat Jendral PPM dan PLP, Sampah rumah sakit merupakan bahan
buangan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan lingkungan karena bahan yang
terkandung didalamnya dapat menimbulkan dampak kesehatan dan cidera atau
penyalahgunaan karena para pemulung yang telah terlibat didalamnya .
Sampah medis biasanya dihasilkan dari ruang pasien, ruang pengobatan atau tindakan
, ruang perawatan, ruang bedah termasuk dreesing kotor, perban, kater, swab, plaster,
masker dan lain lain.
Yang dimaksud sampah medis adlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan medis
baik untuk diagnose maupun terapi kepada pasien. Berdasarkan potensi bahaya yang
terkandung dalam sampah medis, menurut buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di
Indonesia yang dterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2006.

2.3.2 Penggolongan Sampah Medis

Sampah medis di Rumah Sakit dapat digolongkan antara lain menurut jenis unit
penghasil dan untuk kegunaan disain menjadi sampah medis dan non medis. Untuk
keperluan pengelolaan tiap rumah sakit dapt menyusunnya sendiri disesuaikan dengan
kondisi setempat disesuaikan dengan maksud dan kemampuan pengelolaan sebagai
pedoman untuk jenis sampah non medis dapat merujuk pada tabel 1 dan tabel 2, sedangkan
untuk sampah medis dapat diuraikan pada judul sendiri.
Tabel 2.1

PENGERTIAN SAMPAH MENURUT SIFATNYA

1. Sampah Bahan bahan yang tidak berguna ataupun yang terbuang


2. Resufe Semua sampah padat yang meliputi garbage, rubbish, ashes dan
bangkai binatang
3. Rubbish Sampah yang tidak mudah busuk lecuali ashes yang terbagi
dalam :

a. Mudah terbakar : Terrtama bahan seperti kertas, pelastik,


kayu, kardus, dan lain lain
b. Tidak mudah terbakar terutama bahan non organis seperti
kaleng, logam, gelas, dan keramik.
5. Abu Residu dari hasil pembakaran
6. Sampah Sampah yang langsung dihasilakan dari diagnose atau tindakan
biologi terhadap pasien, termasuk bahan-bahan medis pembedahan,
otopsi, dan laboraturium.

a. Sampah medis : biasanya dihasilkan di ruang pasien,


ruang pengobatan/tindakan, ruang perawatan, ruang
bedah termasuk placenta jaringan, organ anggota badan.
b. Sampah patologis : sampah yang dihasilkan dari ruang
bedah atau ruang autopsi
c. Sampah laboratirium : sampah yang dihasilakan dari
laboraturium diagnostic atau riset.

Tabel : 2.2
JENIS SAMPAH MENURUT SUMBERNYA

Sumber area Jenis Sampah


Kantor administarsi Kertas

Unit obstetric dan ruang Dressing, sponge, placenta, ampul, termasuk


perawatan kapsul perak nitrat, jarum syringe, masker
disposable, disposable darpes, sanitary napkin,
blood lancet disposable, disposable unit enema,
disposable diaper, dan underpad, sarung tangan
Unit emergency dan bedah Dressing, sponge, jarinagn tubauh, termasuk
termasuk ruang perawatan amputasi, ampul bekas, masker diposabel, jarum
dan sprynge, drapes, cabs, blood lancet
disposable, kantong emesis, Levin tubes, dan
sarung bedah
Unit laboraturium ruang Gelas terkontaminasi, termasuk pipet, petri dish,
mayat,pathologi dan autopsi. wadah specimen, slide specime, jaringan tubuh
organ dan tulang.
Unit isolasi Bahan bahan kertas yang mengandung buangan
dan sputum dressing dan masker
Unit perawatan Ampul jarum, disposable, dan syringe kertas dan
lain-lain
Unit pelayanan Karton kertas bungkus, kaleng, botol, sampah
dari ruang umum dan pasien sisa makanan
buangan
Unit gizi /dapur Sisa pembungkus, sisa bahan makanan seperti
sayur dan lain-lain
Halaman Sisa pembungkung dan ranting

Sumber : Oviatt V.R : Status report – disposal of solid waste, Hospital, 42 : 73, 1968

Pengelolaan sampah medis padat dapat dibedakan menjadi dua yang berdasrkan
pada lokasi pengelolaannya adalah :
1. Penggolongan system setempat, yaitu proses untuk mengurangi volume, berat dan
bahaya limbah medis padat infeksius, mulai tahap pemilahan sampai tahap
pemusnahan dilakkukan pada sarana playanan kesehatan ditempat medis padat
infeksius tersebut dihasilkan.
2. Pengelolaan system terpusat, yaitu proses untuk mengurangi volume berat dan
bahaya sampah medis infeksius, mulai tahap pemilahan sampai dengan tahap
pengumpulan dilakukan didalam sarana pelayanan kesehatan, tetapi untuk
pengangkutan dan pemusnahannya dilakukandiluar sarana peayanan kesehatan

2.3.3 Sumber sampah medis

Setiap ruang kerja di Rumah Sakit merupakan penghasil sampah dan jenis sampah
dari setiap ruang dapat berbeda beda sesuai dari penggunaan dari ruang bersangkutan. Pada
dasarnya sumber sampah medis berasal dari :

a. Ruang Poliklinik Pemeriksaan


Umumnya sampah yang dihasilkan dari ruang poliklinik berupa bekas
pembalut, sisa kapas, jarum suntik, spuit, botol bekas dan lain lain.
b. Ruang Operasi, Bedah, Anaestesi
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan ruang operasi pad umumnya berupa
buangan bekas operasi, sisa potongan tubuh lain lain
c. Ruang Laboratorium
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan ruang laboraturium berupa sisa sisa
bahan kimia bekas sediaan dan lain lain
d. Ruang Perawatan
Sampah yang dihasilakan dari kegiatan ruangan perawatan atau ruang
pemulihan berupa perban bekas pakai, sisa lap, tissue, sepuit bekas, tempat
penampungan urine, perlak bekas, tempat penampungan muntah dan lain- lain.

2.3.4 Tahapan Pengelolaan Sampah Medis

Adapun tahapan pegelolaan limbah medis padat antara lain adalah :


a. Tahap pemilahan dan pewadahan
Pemilahan dan pengumpulan limbah rumah sakit secara cermat dan terpisah
mungkin dan menyulitkan bagi tenaga rumah sakit tetapi tindakan tersebut
merupakan kunci untuk melaksanakan pengelolaan limbah layanaan kesehatan yang
aman dan tepat. Pemilahan dapat memberikan penurunan yang berarti dalam
kuantitas limbah layanan kesehatan yang membutuhkan pengolahan khusus. Agar
pengumpulan terpisah dapat dilakukan, tenaga rumah sakit disetiap tingkatan,
khususnya perawat, staf pendukung, dan tenaga kebersihan harus dilatih untuk
memilah limbah yang dihasilakan.
Yang harus diperhatiakan dalam pemilahan limbah medis adalah :
1. Jika limbah berbahaya atau limbah sangat berbahaya akan dibuang dengan cara
yang sama, keduanya jangan dikumpulkan secara terpisah.
2. Jika benda tajam akan dibungus sebaiknya pengumpulan dilakukan secara
langsung dalam drum atau barel logam yang digunakan sebagai kapsul
pembungkus, utuk membatasi resiko yang ditimbulkan selama penanganan
limbah medis
3. Untuk sampah berbahaya dan sangat berbahaya sebaiknya digunakan kemasan
ganda, yaitu, suatau kantong pelastik didalam container untuk mememudahkana
pembersihan .
Tahapan pemilahan pewadahan
1. Pemilahan sampah medis padat harus dilakukan mulai dari sumber yang
menghasilkan sampah medis.
2. Limbah medis yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah
yang tidak dimanfaatkan kembali.
3. Pewadahan sampah medis harus sesuai dengan persyaratan

Tabel 2.3
KATEGORI, WARNA, DAN WADAH LIMBAH MEDIS PADAT

No Kategori limbah medis Contoh Warna Keterangan


1 Radioaktif Kedokteran Merah Kantong books timbale
nuklir dengan symbol
radioaktif.

Kuning Kantong pelastik kuat,


2 Infeksius Slide, cairan anti bocor atau
darah, perban, container yang
kapas bekas, pot disterilisasikan dengan
sputum autoklaf.
Pelastik kuat, anti bocor
3 Benda tajam Kuning aau kontainer
Kantong pelastik atau
Jarum suntik, container.
4 Sitotoksik jarum heachting, Ungu
jarum kateter,
ampul
Obat anti kanker

4. Tempat pewadahan sampah medis padat dimana terbuat dari bahan yang kuat,
cukup ringan, tahan karat. Disetiap tempat yang menghasilkan limbah medis
padat. Yang terpisah antara limbah medis dan non medis,sadangkan untuk
benda-benda tajam ditampung pada tempat khusus seperti sfety box denagn
kriteria : than tusuk, kokoh, aman, pemberian, dan pemberian tanda
peringantan. Adapun persyaratan bak penampung sampah hendaknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Bahan tidak mudah berkarat
- Kedap air terutama untuk menampung sampah basah
- Bertutup rapat
- Mudah dibersihkan
- Mudah dikosongkan atau di angkut
- Tidak menimbulakn bising
- Tahan pada benda tajam dan runcing
b. Tahap pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan di lingkungan rumah sakit
Dalam tahap pengumpulan pastikan sampah medis tertutup atau terikat dengan kuat
jika sudah tiga perempat penuh. Kantong yang belum terisi penuh dapat disegel
dengan membuat simpul ikatan dibagaian lehernya sementara kantong yang berat/
penuh mungkin perlu diikat tidak boleh ditutup dengan cara disteples . Kemudian
masukan setiap jenis sampah kedalam kantong-kantong pelastik yang sudah
ditentukan sebelum diangkut.
Yang perlu diperhatiakan dalam pengumpulan samapah adalah :
 Limbah jangan sampai menumpuk disuatu titik pengumpulan .
 Terdapat program rutin untuk pengumpulannya .
 Harus ditetapkan sebagai bagian dari rencana pengelolaan limbah layanan
kesehatan .
 Persediaan kantong yang cukup memadai
 Terdapat container yang sudah siap tersedia disetiap ruangan

Untuk penyimpanan sampah medis padat sebaiknya ditempatkan dalam suhu


ruangan dengan waktu penyimpanan paling lama 48 jam pada musim kemarau
paling lama 24 jam. Penampungan untuk sampah medis padat harus dirancan agar
sesuai kuantitas limbah yang dihasilkan dan frekuensi pengeumpulannya. Adapun
rekomondasi untuk fasilitas penampungan limbah layanan kesehatan adalah :

 Area penampungan harus memiliki lantai yang kokoh, impermeable dan


drainasenya baik lantai harus mudah dibersihkan dan didesinfeksi.
 Harus ada persediaan air untuk tujuan pembersihan
 Area penampungan harus mudah terjangkau oleh petugas yang menangani
pengelolaan limbah medis padat
 Kemudahan akses kendaraan pengumpul limbah
 Harus ada perlindungan dari sinar matahari
 Area penampungan jangan sampai mudah dimasuki serangga, dan binatang
lain-lainnya.
 Harus ada pencahayaan yang baiknya dan setidaknya terdapat ventilasi
 Lokasi penampungan tidak boleh dekat dengan tempat peyimpanan makanan
atau tempat penyiapan makanan
 Persediaan perlengkapan kebersihan, pakaian pelindung, dan kantong atau
container limbah harus diletakkan dilokasi yang cukup dekat dengan lokasi
penampungan.
Untuk pengangkutan sampah medis padat harus diangkut dengan menggunakan
troli, container, atau gerobak yang tidak digunakan untuk tujuan lain dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
 Mudah dimuat dan dibongkar
 Tidak ada tepi tajam yang dapat merusak kantong atau container sampah medis
 Mudah dibersihkan dan didesinfeksi setelah digunakan dalam pengangkutan
sampah
c. Pengolahan dan Pemusnahan sampah medis
Pada tahap pegolahan dan pemusnahan sampah medis dengan penerapan metode
pengolahan dan pembuangan akhir yang dapat mereka jangkau untuk limbah
berbahaya dapat dikelompokan dalam tiga kategori
 Proses termal
Limbah padat dibakar disebuah tungku, menggunakan incenerator yang
dilengkapai dengan cerobong asap yang terbuat dari bahan yang kuat, tidak
mudah korosi , dilengkapai dengan bak pengumpul abu, suhu pembakaran
dalam pembakaran icenerator adalah 10000C.
 Proses kimiawi
Desinfeksi merupakan suatau proses yang efesian tetapi sangat mahal jika
haraga desinfektannya tinggi agar pelaksanaan berlangsung dengan aman
diperlukan teknisi ahli. Sehingga metode ini tidak direkomendasikan untuk
semua limbah layanan kesehatan yang infeksius namaun proses ini dapat
berguna dalam kasus kasus yang khusus seperti desinfeksi benda benda tajam
( scalpel ) yang dapat didaur ulang. Larutan yang digunakan untuk
mengdesinfektan sepeti etilen oksida, formaldehid, atau gruturaldehid
merupakan bahan desinfektan kuat.
 Proses pemendaman
Limbah medis dapat dikubur dengan menggunakan salah satu dari dua cara
sebagai berikut :
- Dalam sebuah lubang dangkal yang diggali dilokasi sampah perkotaan
matur dalam lapisan bawah permukaan kerja yang kemudian segara ditutup
dengan limbah perkotaan yang msih baru setebal 2 m ( pemulung pada
lokasi tersebut harus dilarang ).
- Dalam lubang yang lebih dalam ( 1-2 m ) setiap muatan sampah harus
dikubur ditimbun dengan tanah setebal 10-13 cm.

Keamanan lokasi pemendaman limbah sangat bergantung pada kegiatan


operasi-oprasioanalnya pemendaman secara aman dapat berlangsung selama
jangka waktu yang terbatas misalnya 1-2 tahun,

Pembuangan dan pemusnahan sampah dapat dilakukan melalui dua alternatif adalah
:

- Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis secara


terpisah. Pemisahan ini dimungkinkan bila dinas kebersihan dapat
diandalkan sehingga beben rumah sakit tinggal memusnahkan sampah
medis.
- Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis dijadikan satu.
Dengan demikian rumah sakit harus menyediakan sarana yang memadai

Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dapat menggunakan incinerator maka


beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam proses incenerator adalah :
1. Pengaturan suhu dalam incinerator, suhu rendah akan membakar sampah kurang
sempurna sehingga akan menimbulkan asap dan gas yang akan keluar akan
mencemari udara.
2. Waktu pembakaran, jika suhu didalam incinerator belum cukup maka dilakukan
tidak boleh dilakukan pembakaran.
3. Pengaturan udara tanpa adanya suplay udara dalam incinerator maka
pembakaran akan berhenti oleh sebab itu perlu penambahan udara dari luar.
4. Jumlah sampah yang akan dibakar, harus sesuai dengan kapasitas incinerator
dan frekuensi pembakaran.
Incinerator yang dirancang dengan baik, mampu menghancurkan kandungan
organic yang berbahaya dari sampah. Sebaiknya perancangan dan pengoprasian
incinerator yang tidak sempurna akan membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan, melalui emisi gas beracun dan pencemar lain ke atmosfir.
Factor-faktor yang perlu diperhatikan dan menjadi bahan pertimbangan dalam
penggunaan incinerator di rumah sakit untuk pemusnahan sampah medis infeksius
adalah ukuran, desain yang disesuaikan dengan peraturan penegndalaian
pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan
sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu dan sarana gedung
untuk melindungi incinerator dari bahaya kebakaran.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian

3.1.1 Kerangka Teori/Kerangka Konsep

Sampah medis di Rumah


sakit

Sumber timbulan sampah medis di rumah sakit : ruang poliklinik


( ruang pemeriksaan ), ruang operasi, Ruang laboraturium, ruang
perawatan

Pengelolaan sampah
medis

Pengumpulan

Pengetahuan kondisi
Paramedis Pengangkutan sarana
fasilitas
Sikap
Peyimpanan
Petugas yang
menangani
pengelolaan sampah Pemusnahan
medis

Pengetahuan
Cleaning service
Sikap
3.1.2 Definisi Oprasional

Untuk menghindari salah pengertian mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam


penelitian, maka penulis member batasan batasan sebagai berikut :

No Variabel DO Cara Alat Ukur Hasil Skala


Ukur Ukur
1 Sampah Medis Pengumpulan Observasi Lembar Ordinal Memenuhi syarat
sampah medis observasi dan tidak
dari ruangan- memenuhi syarat
ruangan pada
tahap
pengumpulan.
2 Ruangan Ruangan yang Observasi Lembar Ordinal Memenuhi syarat
Penghasil menghasilkan observasi dan tidak
sampah medis sampah medis memenuhi syarat
meliputi ruang
poliklinik
( ruang
pemeriksaan ),
ruang operasi,
Ruang
laboraturium,
dan ruang
perawatan

3 Pengelolaan Suatu upaya Observasi Lembar Ordinal Memenuhi syarat


sampah medis pengelolaan observasi dan tidak
sampah medis memenuhi syarat
yang terdiri
dari aspek
sosial
(pengetahuan,
sikap) dan
tahap
pengelolaan
sampah medis
dari mulai
tahap
pengumpulan,
pengangkutan,
penyimpanan,
dan
pemusnahan
4 Sikap Kecendrungan Kuesioner Lembar Ordinal Sangat setuju
prilaku petugas kuesioner Setuju
dalam Ragu
mengelola Tidak setuju
sampah medis Sangat tidak
di rumah sakit setuju
5 Pengetahuan Petugas yang Kuesioner Lembar Ordinal Baik
menangani kuesioner Cukup
sampah medis Kurang
di Rumah Sakit Kurang sekali
6 Paramedis petugas Kuesioner Lembar Ordinal a. Aspek sikap
( perawat ) kesehatan yang kuesioner( a Sangat setuju
merawat pasien spek Setuju
di Rumah Sakit penegtahuan Ragu
dan sikap ) Tidak setuju
Sangat tidak
setuju
b.Aspek
pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
7 Petugas Petugas yang Kuesioner Lembar Ordinal a. Aspek sikap
kebersihan menangani kuesioner( a Sangat setuju
Cleaning kebersihan di spek Setuju
service Rumah Sakit penegtahuan Ragu
dan sikap ) Tidak setuju
Sangat tidak
setuju
b.Aspek
pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali

Anda mungkin juga menyukai