Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyakarat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa

mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Setiap

Puskesmas wajib menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Lingkungan.

Pelayanan Kesehatan Lingkungan sebagaimana dimaksud merupakan

bagian dari pelayanan kesehatan paripurna yang diberikan kepada Pasien.

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan dalam bentuk:

Konseling, Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan atau Intervensi Kesehatan

Lingkungan.

Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan

Lingkungan dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan

memecahkan masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi. Inspeksi

Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan

secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan

berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk

meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.


Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian

kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang

sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah

penyakit dan atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko

lingkungan. Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa

yang berkaitan dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi

atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit dan atau gangguan

kesehatan.

Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan atau

gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan

kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,

maupun social (Pasal 1, ayat 1, PP RI No. 66 Tahun 2014 tentang

Kesehatan Lingkungan). Kesehatan lingkungan yang juga dikenal sebagai

sanitasi sering dipahami sebagai upaya dan kondisi yang berkaitan dengan

kesehatan. Sebagai upaya kesehatan, maka kesehatan lingkungan menjadi

salah satu program pembangunan pada sektor kesehatan dan sektor lain

yang terkait. Sebagai kondisi kesehatan, maka kesehatan lingkungan

menciptakan lingkungan yang mendukung terwujudnya derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Permasalahan yang dihadapi berkisar pada

upaya pemenuhan kebutuhan sanitasi dasar untuk mencegah risiko

tradisional (traditional risk), namun di sisi lain timbul masalah-masalah

kesehatan lingkungan akibat pembangunan, penggunaan ilmu dan


teknologi, serta gaya hidup yang dapat menimbulkan risiko modern

(modern risk).

Sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka objek kajian

(ontologi) kesehatan lingkungan berkaitan dengan dua aspek yaitu kajian

secara material dan kajian secara formal. Kajian secara material meliputi

semua materi yang berada dalam lingkungan manusia, baik biotik maupun

abiotik yang memiliki pengaruh terhadap kesehatan manusia dan

keseimbangan ekologis. Kajian secara formal meliputi aktivitas, proses

perubahan, dan akibat dari objek kajian material yang ditunjukkan oleh

parameter dan indikator. Upaya kesehatan lingkungan dapat dipandang

sebagai fraksis dari ilmu kesehatan lingkungan, sedangkan kondisi

lingkungan sebagai hasil dari upaya yang merupakan nilai dan manfaat

dari ilmu kesehatan lingkungan (aksiologi, universal). Membangun

kesehatan lingkungan baik sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi

maupun sebagai upaya dan kondisi, dibutuhkan komitmen antar

pengemban kesehatan lingkungan, yaitu dengan membangun dan

memperkuat institusi pendidikan, organisasi profesi, dan perangkat-

perangkatnya, sehingga kesehatan lingkungan memiliki metode-metode

spesifik (epistemiologi) dalam memenuhi prasyarat sebagai ilmu dan

profesi.

Dalam mewujudkan Visi Kementerian Kesehatan yaitu “Masyarakat

Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan ”melalui pelaksanaan Misi yang

telah ditetapkan(1).Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui


pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani,

(2).Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, (3).

Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, dan

(4).Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran

sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional/RPJM-N (Perpres No 5 tahun 2010) dan strategi nasional sanitasi

berbasis masyarakat (Kepmenkes No. 852/Menkes/SK/IX/2008).

Pembangunan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna dapat

dicapai melalui pembinaan, pengembangan, dan pelaksanaan, serta

pemantapan fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang didukung oleh

sistem informasi kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan,

serta hukum kesehatan. Dengan demikian maka diperlukan tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembangunan

kesehatan, diantaranya tenaga kesehatan lingkungan.

Pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 tentang

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, menegaskan bahwa Kerangka

Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah

kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat

menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang

pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam

rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur


pekerjaan di berbagai sektor. Lebih lanjut dalam Undang Undang Nomor

12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada Pasal 29 ayat (2),

menegaskan bahwa Kerangka Kualifikasi Nasional menjadi acuan pokok

dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan akademik, pendidikan

vokasi, dan pendidikan profesi.

Untuk menghasilkan tenaga kesehatan lingkungan yang berkualitas,

maka diperlukan kurikulum disusun mengacu pada KKNI dan

dilaksanakan oleh pendidikan tinggi kesehatan. Pendidikan tinggi

kesehatan merupakan jenjang kelanjutan dari pendidikan menengah yang

diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional

yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu

pengetahuan, dan teknologi.

Pendidikan Diploma III Kesehatan Lingkungan menghasilkan lulusan

Ahli Madya Kesehatan Lingkungan yang berperan sebagai Pelaksana

Kegiatan Kesehatan Lingkungan, Pelaksana Penyuluh Kesehatan

Lingkungan, Pelaksana Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan Asisten

Peneliti. Untuk mencapai tujuan tersebut maka mahasiswa diharapkan

mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan

laporan kegiatan tentang kesehatan lingkungan di masyarakat. Pada

Semester ini kegiatan tersebut dikemas dalam mata kuliah Praktik kerja

Puskesmas, yang menggabungkan antara Teori dan praktik lapangan di


komunitas dengan arahan dan bimbingan dari Puskesmas sebagai

pemegang program di wilayah praktik.

B. Tujuan

Tujuan praktik lapangan di Puskesmas agar mahasiswa mampu untuk :

1. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan

laporan kegiatan analisis dan penyediaan air.

2. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan

laporan kegiatan analisis dan penyehatan limbah cair.

3. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan

laporan kegiatan analisis dan penyehatan tanah.

4. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan

laporan kegiatan analisis dan pengelolaan sampah.

5. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan

laporan kegiatan analisis dan penyehatan makanan minuman.

6. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penyusunan

laporan kegiatan analisis dan pengendalian vektor dan tikus.

7. Melakukan penyusunan rencana kegiatan pengawasan kesehatan

lingkungan di masyarakat.

8. Melakukan kegiatan pengawasan kesehatan lingkungan di masyarakat.

9. Melakukan pengambilan kesimpulan hasil pengawasan kesehatan

lingkungan di masyarakat.

10. Melakukan penyusunan laporan kegiatan pengawasan kesehatan

lingkungan di masyarakat.
11. Melakukan presentasi hasil kegiatan pengawasan kesehatan

lingkungan di masyarakat.

C. Sasaran

Pada pokoknya kegiatan praktik ini diarahkan pada tiga sasaran, yaitu:

mahasiswa, perguruan tinggi dan masyarakat maupun pemerintah daerah

yang menjadi tempat mahasiswa berdarma bakti dan belajar secara

nonformal maupun informal. Dengan berdasar pada ketiga sasaran

tersebut, kegiatan ini akan melibatkan tiga lembaga, yaitu perguruan

tinggi, masyarakat dan pemerintah.

D. Peserta

Peserta praktik adalah Mahasiswa Semester VI Program Studi

Diploma III Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta Kelas Reguler A (jumlah 40 mahasiswa) dan Kelas Reguler B

(jumlah 39 Mahasiswa), yang terbagi dalam 16 kelompok kecil

beranggotakan 4-6 mahasiswa.

E. Waktu dan Tempat

1. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan PKL Komunitas dibagi dalam 2 tahap, yaitu:

a. Pembekalan : dilaksanakan mulai Tanggal 19 Februari – 3 Maret

2018

b. Kegiatan PKL di Komunitas : dilaksanakan mulai Tanggal 5 – 31

Maret 2018.
2. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan PKL komunitas dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas

Sleman, yaitu di 16 Dusun di Desa Pandowoharjo Kecamatan Sleman

Kabupaten Sleman Yogyakarta, dan kelompok kami berada di wilayah

Dusun Jetis Jogopaten.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

1. Pengertian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah pendekatan

untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan

masyarakat dengan cara pemicuan.(18)Pendekatan partisipatif ini

mengajak masyarakat untuk mengalisa kondisi sanitasi melalui proses

pemicuan yang menyerang/menimbulkan rasa ngeri dan malu kepada

masyarakat tentang pencemaran lingkungan akibat BABS.

Sedangkan dasar pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat adalah Keputusan Menteri Kesehatan nomor

852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat. Sejarah lahirnya pedoman ini antara lain

didahului dengan adanya kerjasaman antara pemerintah dengan Bank

Dunia berupa implementasi proyek Total Sanitation and Sanitation

Marketing (TSSM) atau Sanitasi Total dan Pemasaran Sanitasi

(SToPS). Kemudian pada tahun 2008 lahir Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) sebagai strategi nasional. Strategi ini pada

dasarnya dilaksanakan dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan

hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis

lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta


mengimplementasikan komitmen Pemerintah untuk meningkatkan

akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan dalam

pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

2. Tujuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Tujuan Program Sanitasi Total adalah menciptakan suatu kondisi

masyarakat (pada suatu wilayah) :

a. Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat

b. Mencuci tangan pakai sabun dan benar sebelum makan, setelah

BAB, sebelum memegang bayi setelah menceboki anak dan

sebelum menyiapkan makanan.

c. Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman.

d. Mengelola sampah dengan baik.

e. Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat).

Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah

social budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar di

sembarang tempat, sehingga tujuan akhir pendekatan ini adalah

merubah cara pandang dan perilaku sanitasi yang memicu terjadinya

pembangunan jamban dengan inisiatif masyarakat sendiri tanpa subsidi

dari pihak luar serta menimbulkan kesadaran bahwa kebiasaan BABS

adalah masalah bersama karena dapat berimplikasi kepada semua

masyarakat sehingga pemecahannya juga harus dilakukan dan

dipecahkan secara bersama.


3. Prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Prinsip dalam pelaksanaan pemicuan ini yang harus diperhatikan

adalah tanpa subsidi, tidak menggurui, tidak memaksa

dan mempromosikan jamban, masyarakat sebagai pemimpin, totalitas

dan seluruh masyarakat terlibat.

4. Tingkat partisipasi masyarakat

Masyarakat sasaran dalam Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat tidak dipaksa untuk menerapkan kegiatan program

tersebut, akan tetapi program ini berupaya meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam kegiatannya. Tingkat partisipasi masyarakat

dalam STBMdimulai tingkat partisipasi yang terendah sampai

tertinggi:

a. Masyarakat hanya menerima informasi; keterlibatan masyarakat

hanya sampai diberi informasi (misalnya melalui pengumuman)

dan bagaimana informasi itu diberikan ditentukan oleh si pemberi

informasi (pihak tertentu).

b. Masyarakat mulai diajak untuk berunding. Pada level ini sudah ada

komunikasi 2 arah, dimana masyarakat mulai diajak untuk diskusi

atau berunding. Dalam tahap ini meskipun sudah dilibatkan dalam

suatu perundingan, pembuat keputusan adalah orang luar atau

orang-orang tertentu.
c. Membuat keputusan secara bersama-sama antara masyarakat dan

pihak luar, pada tahap ini masyarakat telah diajak untuk membuat

keputusan secara bersama-sama untuk kegiatan yang dilaksanakan.

d. Masyarakat mulai mendapatkan wewenang atas kontrol sumber

daya dan keputusan, pada tahap ini masyarakat tidak hanya

membuat keputusan, akan tetapi telah ikut dalam kegiatan kontrol

pelaksanaan program.

Dari keempat tingkatan partisipasi tersebut, yang diperlukan dalam

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah tingkat partisipasi tertinggi

dimana masyarakat tidak hanya diberi informasi, tidak hanya diajak

berunding tetapi sudah terlibat dalam proses pembuatan keputusan dan

bahkan sudah mendapatkan wewenang atas kontrol sumber daya

masyarakat itu sendiri serta terhadap keputusan yang mereka buat.

Dalam prinsip Sanitasi Total Berbasis Masyarakat telah disebutkan

bahwa keputusan bersama dan action bersama dari masyarakat itu

sendiri merupakan kunci utama.

5. Metode Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Alat utama PRA dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Pemetaan,

yang bertujuan untuk mengetahui / melihat peta wilayah BAB

masyarakat serta sebagai alat monitoring (pasca triggering, setelah ada

mobilisasi masyarakat).

a. Transect Walk, bertujuan untuk melihat dan mengetahui tempat

yang paling sering dijadikan tempat BAB. Dengan mengajak


masyarakat berjalan ke sana dan berdiskusi di tempat tersebut,

diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan bagi orang yang biasa

BAB di tempat tersebut diharapkan akan terpicu rasa malunya.

b. Alur Kontaminasi (Oral Fecal); mengajak masyarakat untuk

melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia

yang lainnya.

c. Simulasi air yang telah terkontaminasi; mengajak masyarakat

untuk melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh

manusia yang lainnya

d. Diskusi Kelompok (FGD); bersama-sama dengan masyarakat

melihat kondisi yang ada dan menganalisanya sehingga diharapkan

dengan sendirinya masyarakat dapat merumuskan apa yang

sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan. Pembahasannya

meliputi:

1) FGD untuk menghitung jumlah tinja dari masyarakat yang

BAB di sembarang tempat selama 1 hari, 1 bulan, dan dalam 1

tahunnya.

2) FGD tentang privacy, agama, kemiskinan, dan lain-lain

Elemen-elemen yang harus dipicu, dan alat-alat PRA yang

digunakan untuk pemicuan faktor-faktor tersebut.

6. Rencana Kerja dan Indikator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

a. Rencana Kerja
Setiap pelaku pembangunan Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat mengembangkan rencana aksi serta pembinaannya

untuk pencapaian sanitasi total yang disampaikan kepada

pemerintah daerah.

1) Indikator

a) Output

(1). Setiap individu dan komunitas mempunyai akses

terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat

mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air

disembarang tempat (ODF).

(2). Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan

air minum dan makanan yang aman di rumah

tangga.

(3). Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum

dalam suatu komunitas tersedia fasilitas cuci

tangan sehingga semua orang mencuci tangan

dengan benar.

(4). Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan

benar.

(5). Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan

benar.

b) Outcome
Menurunnya kejadian diare dan penyakit berbasis

lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan

perilaku.

7. Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

a. Penciptaan Lingkungan Yang Kondusif

1) Prinsip

Meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku

kepantingan lainnya dalam meningkatkan perilaku higienis dan

saniter.

2) Pokok Kegiatan

a) Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan

pemangku kepentingan lainnya secara berjenjang.

b) Mengambangkan kapasitas lembaga pelaksana di daerah

c) Meningkatkan kemitraan antara Pemerintah Pusat

dan Daerah

d) Organisasi masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat dan

Swasta

b. Peningkatan Kebutuhan

1) Prinsip

Menciptakan perilaku komunitas yang higienis dan saniter

untuk mendukung terciptanya sanitasi total.


2) Pokok kegiatan

a) Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan dalam

perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi pengembangan

kebutuhan

b) Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang

konsekuensi dari kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar)

dan dilanjutkan dengan pemicuan perubahan perilaku

komunitas

c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih

teknologi, material dan biaya sarana sanitasi yang sehat.

d) Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural

leader) untuk memfasilitasi pemicuan perubahan perilaku

masyarakat.

e) Mengembangkan system penghargaan kepada masyarakat

untuk meningkatkan dan menjaga keberlanjutan sanitasi

total.

c. Peningkatan penyediaan

1) Prinsip

Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

2) Pokok kegiatan

a) Meningkatkan kapasitas produksi swasta local dalam

penyediaan sarana sanitasi


b) Mengembangkan kemitraan dengan kelompok masyarakat,

koperasa, lembaga keuangan dan pengusaha local dalam

penyediaan sarana sanitasi.

c) Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian

perguruan tinggi untuk pengembangan rancangan sarana

sanitasi tepat guna

d. Pengelolaan pengetahuan (Knowledge Management)

1) Prinsip

Melestarikan pengetahuan dan pembelajaran dalam sanitasi

total

2) Pokok kegiatan

a) Mengembangkan dan mengelola pusat data dan informasi

b) Meningkatkan kemitraan antar program-program

pemerintah, non pemerintah dan swasta dalam peningkatan

pengetahuan dan pembelajaran sanitasi di Indonesia

c) Mengupayakan masuknya pendekatan sanitasi total dalam

kurikulum pendidikan.

e. Pembiayaan

1) Prinsip

Meniadakan subsidi untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar

2) Pokok kegiatan

a) Menggali potensi masyarakat untuk membangun sarana

sanitasi sendiri
b) Mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong)

c) Menyediakan subsidi diperbolehkan untuk fasilitas sanitasi

komunatas.

f. Pemantauan dan Evaluasi

1) Prinsip

Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan

evaluasi.

2) Pokok kegiatan

a) Memantau kegiatan dalam lingkup komunitas oleh

masyarakat

b) Pemerintah Daerah mengembangkan system pemantauan

dan pengelolaan data

c) Mengoptimumkan pemanfaatan hasil pemantauan dari

kegiatan-kegiatan lain sejenis

d) Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan system

pemantauan berjenjang.

B. Tanggap Bocah

Tanggap Bocah, yaitu kelompok anak-anak yang menjadi juru

pemantau jentik di lingkungannya. Tanggap bocah merupakan salah satu

kegiatan unggulan di Kecamatan Sleman dalam bidang kesehatan

khususnya dalam hal pencegahan demam berdarah. Tentu saja Tanggap

Bocah dalam pelaksanaannya melalui bimbingan Puskesmas Sleman.


Kegiatan Tanggap Bocah biasa dilakukan setiap hari Minggu secara

mandiri oleh anak-anak dengan memeriksa rumah ke rumah di lingkungan

masing-masing.

Dari 5 (lima) desa di Kecamatan Sleman setidaknya ada 3 (tiga) desa

yang telah 100 % terbentuk Tanggap Bocah, yaitu : Desa caturharjo, Desa

Tridadi, dan Desa Triharjo. Sedangkan 2 (dua) desa yang lain masih dalam

tahap pengembangan.

Tanggap Bocah (TABO) adalah upaya inovatif pencegahan DBD

berbasis masyarakat dengan memilih anak-anak sebagai mitra kerja dalam

upaya pencegahan DBD, sebagai usaha kaderisasi dan pembelajaran

PHBS sejak usia dini. Dalam kegiatan ini anak-anak usia dini dilibatkan

sebagai juru pemantau jentik (JUMANTIK) yang setiap minggunya

mendatangi rumah warga untuk memeriksa keberadaan jentik di bak

penampungan air atau tempat-tempat yang memungkinkan jentik nyamuk

hidup dan berkembang biak.

C. Program Indonesia Sehat – Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kondisi

masyarakat Indonesia yang memiliki derajat kesehatan optimal. Dalam

rencana strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 yang menegaskan


Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dalam

mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

Pendekatan Keluarga bukanlah program baru, melainkan salah satu

cara Puskesmas meningkatkan jangkauan sasaran dan meningkatkan akses

masyarakat pada pelayanan kesehatan dengan mendatangi keluarga.

Pendekatan Keluarga bertujuan untuk:

1. Meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan yang

komprehensif dan bermutu

2. Mendukung pencapaian SPM Kabupaten/Kota dan SPM provinsi

3. Mendukung pelaksanaan JKN; 4) Mendukung tercapainya

Program Indonesia Sehat. Dari aspek legal, peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga (PIS-PK) telah diterbitkan.

PIS-PK dilaksanakan oleh Puskesmas dengan ciri sebagai berikut:

1. Sasaran utama adalah Keluarga

2. Mengutamakan upaya Promotif-Preventif, disertai penguatan

upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)

3. Kunjungan rumah dilakukan Pusksmas secara aktif untuk

peningkatan outreach dan total coverage

4. Pendekatan siklus kehidupan atau life cycle approach.

D. Cuci Tangan Pakai Sabun


1. Pengertian

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu

tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari

menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan

memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun

dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini

dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa

kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang

lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung

(menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas)

2. Tujuan Mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar

untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan

ini dilakukan dengan tujuan:

a. Supaya tangan bersih

b. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme

c. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh

3. Pentingnya mencuci tangan pakai sabun.

a. Mencuci tangan bisa mencegah penyebaran penyakit menular

seperti diare dan flu burung. Jadi wajar kalau mencuci tangan itu

dijadikan sebagai kebiasaan.

b. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ini merupakan satu hal penting

untuk menghalangi terjadinya infeksi.


1) 80% penyakit infeksi umum bisa dicegah dengan cuci tangan

yang benar

2) 45% penyakit infeksi berat dapat dicegah dengan cuci tangan

yang benar

c. Dilaporkan secara bermakna dapat mencegah transmisi berbagai

patogen, mengurangi bakteri terkontaminasi dan mengurangi

penyakit yg ditularkan melalui makanan

d. Perilaku CTPS dilaporkan dapat menurunkan kasus diare sebanyak

(42-47%)

e. Dapat dilihat sebagai vaksin do-it-yourself

f. Sebuah vaksin yang lebih efektif dari vaksin lain maupun perilaku

hygiene lainnya

g. CTPS adalah cara sederhana utk tetap sehat, cuci tangan tidak

memerlukan banyak waktu tetapi sangat penting mencegah

penyakit.

h. Untuk mencapai tujuan Millennium Development Goals (MDG)

terutama (Goal 1) peningkatan pelayanan kesehatan, (Goal 2) akses

dan penggunaan air yang efektif serta pelayanan sanitasi yang

memadai (Goal 4) Menurunkan angka kematian anak. Tiga dari 8

tujuan MDG yang disetujui oleh pemimpin negara-negara anggota

PBB pada World Summit on Sustainable Development di

Johannesburg bulan September 2002.


4. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan

Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang

takkan lepas kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap

lingkungan luar.

a. Sebelum dan sesudah makan Untuk menghindari masuknya

kuman kedalam tubuh saat kita makan

b. Setelah buang air besar Besar kemungkinan tinja masih

tertempel di tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan

c. Setelah bermain Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat

yang kotor.Seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak

sekali kuman didalam tanah, jadi selesai bermain harus

mencuci tangan supaya kuman dari tanah hilang dan tidak

menempel ditangan.

d. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan Bagi adik-adik

mencuci tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah

belajar, sebelum dan sesudah bangun tidur dan sesudah

melakukan kegiatan yang lain.

5. Langkah-langkah dalam mencuci tangan

a. Basahi tangan,letakan sabun di telapak tangan dan gosok telapak

tangan

b. Gosok kedua punggung tangan

c. Gosok sela – sela jari tangan

d. Gosok kedua buku – buku jari tangan bergantian


e. Gosok kedua ibu jari tangan bergantian

f. Gosok kedua ujung jari tangan bergantian

g. Gosok kedua pergelangan tangan bergantian, lalu keringkan pakai

lap tangan
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Metode Pelaksanaan Kegiatan

1. Pembekalan

Pembekalan PKL bertujuan untuk memberikan bekal bagi

mahasiswa peserta PKL agar mahasiswa peserta PKL dapat

melaksanakan tugas PKL dengan baik. Narasumber pembekalan

adalah dosen tetap di Jurusan Kesehatan Lingkungan dan pembimbing

dari lokasi praktik dengan materi dan jadwal kegiatan pembekalan

sebagaimana terlampir.

2. Pelepasan, Penerjunan, Penyerahan Dan Penarikan

Dalam pelaksanaan PKL terdapat empat agenda upacara yang

dilaksanakan untuk kegiatan ini, yaitu :

a. Upacara pelepasan

Upacara pelepasan adalah bagian pertama dari tahap

pelaksanaan PKL. Dalam kegiatan ini mahasiswa akan dilepas oleh

Direktur atau Wakil Direktur I bidang akademik melalui sebuah

acara formal. Acara pada upacara pelepasan ini, terdiri atas:

1) Pembukaan

2) Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Himne dan Mars

Poltekkes,

3) Laporan Ketua Jurusan


4) Pengarahan Direktur atau Wakil Direktur I bidang

akademik sekaligus pelepasan

5) Memasangkan tanda peserta PKL dilanjutkan pelepasan ke

wakil dari lokasi

6) Doa

7) Penutup.

b. Upacara penerjunan

Upacara penerjunan adalah bagian kedua dari tahap

pelaksanaan PKL. Dalam upacara ini, mahasiswa peserta PKL

dilepas oleh Ketua Jurusan atau Ketua Program Studi melalui

sebuah upacara formal di lokasi PKL. Acara pada upacara

penerjunan terdiri dari:

1) Pembukaan dari pihak Kecamatan/Kabupaten

2) Sambutan Selamat datang dari Muspika Setempat (jika

perlu)

3) Penyerahan mahasiswa peserta PKL

4) Sambutan penerimaan dan pengarahan dari pemerintah

setempat,

5) Penandatanganan berita acara penerimaan mahasiswa

6) Penutup

c. Upacara Penyerahan

Setelah upacara penerjunan dilaksanakan mahasiswa menuju

ke tempat upacara di setiap lokasi PKL (Dukuh atau RW)


dilanjutkan dengan penyerahan mahasiswa ke penanggungjwab

lokasi.

d. Upacara Penarikan

Upacara penarikan adalah kegiatan untuk mengakhiri

pelaksanaan PKL. Dalam penarikan ini sebelumnya akan dilakukan

pemaparan hasil PKL di Kantor Desa atau Kecamatan setempat.

Upacara penarikan akan dilaksanakan sesuai kondisi di lokasi

dengan waktu yang disepakati bersama dalam suatu upacara

formal. Acara penarikan terdiri dari:

1) Pembukaan dari pihak Kecamatan/Kabupaten

2) Penyampaian laporan PKL Secara sepintas

3) Permohonan penarikan dari Direktur Poltekkes

4) Penyerahan kembali dan Sambutan pelepasan dari pemerintah

setempat,

5) Penyerahan kenang-kenangan dari Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta,

6) Penutup

3. Laporan

Setelah menempuh tahap operasional di lapangan, mahasiswa

peserta PKL harus menyusun laporan pelaksanaan PKL. Pedoman

penyusunan laporan PKL dijelaskan dalam lampiran tersendiri.

Berkaitan dengan laporan pelaksanaan PKL ini, beberapa hal yang

perlu diperhatikan,antara lain: laporan harus disusun secara singkat


padat dan jelas dengan mengacu pada sistematika dan aturan yang

telah ditentukan. Laporan yang disampaikan untuk dokumentasi Prodi

terdiri dari 2 jenis, yaitu laporan tertulis dalam bentuk hardcopy dan

softcopy serta bukti kegiatan berupa foto dan video.

4. Responsi

Setelah melaksanakan PKL dan menyerahkan laporan pelaksanaan,

mahasiswa peserta PKL wajib mengikuti kegiatan responsi. Kegiatan

ini dilaksanakan dan diatur oleh Prodi dengan ketentuan maksimal satu

minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Kegiatan responsi dilaksanakan

untuk mengetahui pertanggungjawaban mahasiswa atas kegiatan yang

dilaksanakan atau dilaporkan, termasuk juga atas materi non

dokumenter. Responsi dilaksanakan secara tertulis, mahasiswa yang

tidak mengikuti responsi maka nilai akhir PKL nya diberi grade lulus

terendah.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan dan Pembahasan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan menerjunkan 16 kelompok

Praktik Kerja Lapangan Puskesmas di Komunitas Desa Pandowoharjo,

Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Salah

satunya adalah di Dusun Jetis Jogopaten. Dusun Jetisn Jogopaten terdiri atas 6 RT

dengan 160 KK dan sekitar 5000 penduduk.

Kegiatan yang dilaksanakan:

1. Perkenalan, permohonan izin PKL dan penyampaian program kegiatan

kepada tokoh masyarakat Dusun Jetis.

Acara dilaksanakan pada tanggal pada pukul 19.30. acara dihadiri oleh

setiap Ketua RT, dan tokoh masyarakat lainnya. Tokoh masyarakat Dusun

Jetis Jogopaten menerima kehadiran mahasiswa Poltekkes Kemenkes

Yogyakarta dalam melaksanakan PKL Puskesmas Di Komunitas Dusun

Jetis Jogopaten.

2. Penyampaian program kepada Pemuda-Pemudi Dusun Jetis Jogopaten

serta kerjasama dalam Kegiatan TABO.

Sambutan yang dilakukan oleh Karang Taruna sangat baik. Mereka

menerima kedatangan kami dengan senang hati, dan menerima saran

untuk melakukan pengelolaan sampah dengan metode 3R di Dusun Jetis.

Program kerja yang akan dilakukan adalah setiap 2 minggu sekali, para
pemuda keliling untuk mengambil sampah yang masih layak jual dari para

warga yang kemudian langsung dijualkan kepada Loak, sehingga tidak

memerlukan tempat dan tidak memicu timbulnya vektor. Program

pembentukan TABO juga diterima baik oleh pemuda-pemudi Dusun Jetis

serta bersedia untuk menjadi pembimbing di kegiatan TABO selanjutnya.

3. PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga)

PISPK dilaksanakan setiap hari dengan berkeliling di setiap rumah

bersama dengan kader Dusun Jetis atau perwakilan. Dari 167 KK sudah

dilakukan PISPK 164 KK, kurang 3KK karna tidak domisili di Dusun

Jetis. Dari kegiatan PISPK, pembimbing puskesmas hanya mengikuti 2

kali kegiatan, yaitu penjelasan formulir PISPK dan 1x keliling kepada

warga.

4. Pembentukan TABO (Tanggap Bocah) bersama Ibu-ibu Kader Puskesmas

Pandowoharjo.

Pembentukan TABO (Tanggap Bocah) oleh Ibu-ibu Kader Dusun

Pandowoharjo pada tanggal 4 Maret 2018 dalam rangka pemberantasan

jentik nyamuk. Pembentukan Tabo diselenggarakan di rumah Bapak

Dukuh Agus, diikuti oleh anak-anak warga Dusun Jetis sekitar 25 anak,

dari usia 6 tahun sampai 15 tahun. Tabo dilaksanakan dengan dibagi untuk

6 RT. Untuk pembimbing tabo adalah para pemuda karang taruna.

Sebelum dimulainya kegiatan Tabo, kami memberikan penyuluhan tentang

Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun kepada anak-anak. Tabo dimulai pukul

08.30 dengan pembagian setiap RT 1, 2 dan 3. Anak-anak sudah berani


untuk belajar dari mulai permisi kepada warga (mengucapkan salam),

berjabat tangan, mengutarakan maksud dan tujuan. Melaksanakan

pemeriksaan jentik dan wawancara, memberikan hasil pemeriksaan jentik

serta memberikan saran untjk menguras tempat penampungan air atau

menutup dan membuang barang bekas yang dapat menjadi tempat

berkembang biaknya jentik nyamuk. Dan sudah belajar sendiri

menghitung dari formulir tabo.

5. Pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)

Pemicuan STBM yang dilaksanakan tanggal 20 Maret 2018. Pemicuan

dilaksanakan bersama Pembimbing dari Puskesmas dan Ibu Kader.

Petugas Puskesmas datangnya terlambat satu jam, perjanjian jam 12.30

namun datangnya 13.30, sehingga beberapa dari warga merasa kecewa

karna keterlambatan acara tersebut. Dari pemicuan tersebut ada yg

menghadiri undangan, ada pula yg belum. Sehingga yang belum

memenuhi 5 pilar STBM belum dilakukan pemicuan. Secara keseluruhan,

pelaksanaan Pemicuan STBM berjalan lancar, para warga mengikuti

dengan baik dan senang hati. Untuk yang sudah datang, sudah membuat

perjanjian untuk melaksanakan 5 pilar STBM.

6. Senam

Senam bersama Ibu-ibu Dusun Jetis dilaksanaan rutin setiap hari Minggu

jam 08.30. Pada minggu pertama, sebelum dilakukan senam, diadakan

pemeriksaan tensi sambil menunggu instruktur senam. Pelaksanaan senam


bersama ibu-ibu disambut baik oleh ibu-ibu di sana. Mengikuti dengan

semangat dan ikut bergabung bersama ibu-ibu.

7. Gotongroyong bersama TAGANA

Gotong royong bersama Tagana dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2018

sejak pukul 07.00-selesai, namun dari pihak Tagana baru datang pukul

11.00. gotong royong ini dalam rangka menebang pohon di pinggir jalan

Dusun Jetis karena mengganggu alur dari kabel listrik.

8. Mengikuti kegiatan TPA di Masjid Jetis Jogopaten

Mengikuti kegiatan rutin TPA di Masjid yang diadakan setiap hari Senin,

Rabu dan Jumat. Kami diberi kesempatan untu menjadi guru dalam

mengaji oleh anak-anak yang masih belajar Al-Quran sampai pada Iqra

dan beberapa sudah bisa membaca Al-Quran.

B. Kendala Yang Dihadapi

- Kendala yang dihadapi adalah penyesuaian waktu dengan tokoh

masyarakat seperti Ibu Kader untuk pelaksanaan PISPK dikarenakan

ibu kader di Jetis Jogopaten bekerja.

- Ada beberapa masyarakat yang sulit untuk diajak berkomunikasi

mengenai program kerja Mahasiswa.

- Pihak puskesmas yang datang terlambat saat Pemicuan STBM.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Komunitas ini dilaksanakan

mulai tanggal 5-31 Maret 2018 yang berlokasi di Dusun Jetis Jogopaten,

Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. Adapun kegiatan yang terlaksana

adalah PISPK dengan kader , Pembentukan TABO (Tanggap Bocah),

Pertemuan dengan tokoh masyarakat Jetis Jogopaten, rapat koordinasi

dengan karang taruna, Pemicuan STBM dengan Puskesmas Sleman,

pelaksanaan TABO dan Kerja Bakti bekerja sama dengan pihak TAGANA

dan Warga.

B. SARAN

Untuk kegiatan yang telah terbentuk dan terlaksana seperti TABO

untuk dapat dilaksanakan secara rutin karena dapat memberikan banyak

manfaat bagi warga dan dusun Jetis Jogopaten.


DAFTAR PUSTAKA

http://puskesmaskutaselatan.com/program-indonesia-sehat-dengan-pendekatan-

keluarga-pis-pk/

http://warungbidan.blogspot.co.id/2016/05/konsep-dasar-sanitasi-total-

berbasis.html

http://slemankec.slemankab.go.id/tag/puskesmas/

http://healthstorylove.blogspot.co.id/2013/08/materi-penyuluhan-cuci-tangan-

pakai.html
LAMPIRAN

1. DAFTAR NAMA KELOMPOK

DAFTAR NAMA KELOMPOK PRAKTIK KERJA LAPANGAN PUSKESMAS DI KOMUNITAS

MAHASISWA PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2017/2018

No Nama NIM Kelompok Lokasi PKL Pembimbing

1 Anis Amiroh Khalim P07133115001

2 Asifa Anwar Solihah P07133115004


Dusun Jembulan

Dr.Choirul
3 Ikhsan Adi Nur Firdaus P07133115018 1 Desa Pandowoharjo
Amri,STP,MSi
Kecamatan Sleman
4 Risna Anjarsari P07133115033

5 Sangga Bayu Ariyanto P07133115035

6 Arinda Dewita Nurfadillah P07133115042

7 Elisa Fajar Riyanti P07133115046 Dusun Jetis

Jogopaten Desa Achmad


8 Ika Dewi Maryana P07133115056 2
Pandowoharjo Husein,SKM,MP

9 Laila Novi Kusuma Wati P07133115058 Kecamatan Sleman

10 Ratna Puspita Sari P07133115066

11 Dwikurniawan P07133115010

12 Hartian Apriliana Putri P07133115013


Dusun Berkisan

Abdul Hadi
13 Mustafa Ardan P07133115025 3 Desa Pandowoharjo
Kadarusno,SKM,M
Kecamatan Sleman
14 Nurul Fatimah P07133115029
15 Yeni Kusuma Dewi P07133115039

16 Epi Anggraeni P07133115048

17 Evicka Sekar Apik Ayuningrum P07133115049


Dusun Gabugan

18 Hasna Atin Nafisah P07133115053 4 Desa Pandowoharjo Yamtana,SKM,M.K

Kecamatan Sleman
19 Hidayatul Faizah P07133115055

20 Rini Hardianti P07133115068

21 Apriliani Nur Haniifa P07133115003

Dusun Karangasem
22 Damasus Ditya Pranata P07133115006 Sigid

5 Desa Pandowoharjo
23 Muchlis Gita Cahyana P07133115023 Sudaryanto,SKM,M
Kecamatan Sleman

24 Sumaryati Hendri Safitri P07133115036

25 Emirra Dalfiyanti Nurmalisa P07133115047

26 Fefiana Nur Khasanah P07133115050


Dusun Sawahan

27 Niken Ika Cahyati P07133115063 6 Desa Pandowoharjo Narto BE,STP,M

Kecamatan Sleman
28 Winda Fitri Astuti P07133115077

29 Zahro Khoirun Nisa P07133115080

30 Anjasmara Enggartiyasto P07133115002

31 Henny Swastika P07133115015


Dusun Brayut Desa

Tri
32 Feronika Irawati Sitompul P07133115012 7 Pandowoharjo
Mulyaningsih,ST,M
Kecamatan Sleman
33 Lia Ma'rifati P07133115021

34 Ludfi Novia Sari P07133115022

35 Fitriana Kurnianingsih P07133115052

Dusun Karang
36 Hasna Farida P07133115054

Kepuh Desa Dr.H.Herman


37 Siti Juariyah P07133115073 8
Pandowoharjo Santjoko,SKM,M

38 Yunita Nurfajriani P07133115079 Kecamatan Sleman

39 Zainina Arifah Nur Hanifati P07133115081

40 Bagas Bramanta P07133115005

41 Diah Ayu Fitriana P07133115008


Dusun Nyaen Desa

42 Risma Hutantiningrum P07133115032 9 Pandowoharjo Haryono,SKM,M.K

Kecamatan Sleman
43 Unika Hela Lufiana P07133115038

44 Zurorotul Munashifah P07133115040

45 Adi Tria Pamungkas P07133115041

46 Fitriana Indah Maesyaroh P07133115051


Dusun Mancasan

Naris Dyah
47 Muhammad Nur Wahyu Junianto P07133115062 10 Desa Pandowoharjo
Prasetyawati,SST,
Kecamatan Sleman
48 Rizkia Indi Astri P07133115070

49 Wisnu Aji Sudrajat P07133115078

50 Adhiyatma Fauzan P07133114041

51 Hening Rofika Damayanti P07133115014


Dusun Saragan Desa
52 Hermi Kusumaningsih P07133115016 H.Sardjito Eko
11 Pandowoharjo
Windarso,SKM,M
53 Intan Puspitasari P07133115019 Kecamatan Sleman

Laila Khoirun Ni'mah Novi


54 P07133115020
Wulandari
55 Awaliyah Uswatun Khasanah P07133115044

56 Dian Larasati P07133115045


Dusun Dukuh Desa

Mohammad Mir
57 Margareta Dessy Fabiola P07133115059 12 Pandowoharjo
Fauzie, SST,M.Ke
Kecamatan Sleman
58 Maryam Karlina P07133115060

59 Putri Wahyu Utami P07133115065

60 Dea Clara Novethalia Manihuruk P07133115007

61 Dita Ari Ramadhanti P07133115009 Dusun Karang

Tanjung Desa Achmad


62 Fauzan Anditya Hafids P07133115011 13
Pandowoharjo Husein,SKM,MP

63 Mutia Suryandari P07133115026 Kecamatan Sleman

64 Rosita Nurul Fitroh P07133115034

65 Isnny Agritasari P07133115057

Dusun Tlacap Desa


66 Restu Putri Martasari P07133115067 Indah

14 Pandowoharjo
67 Rissa Amanda Halimah P07133115069 Werdiningsih,SKM
Kecamatan Sleman

68 Tawangsari Putri Ramadhan P07133115074

69 Ika Sulistiyani P07133115017

70 Muflihah Salisus Saniah P07133115024

Dusun Pajangan
71 Nadira Noor Bestari P07133115027 Dr.H.Heru Subar

15 Desa Pandowoharjo
72 Neno Putri Dwiyanti P07133115028 Kasjono,SKM,M.K
Kecamatan Sleman

73 Prima Misita Putri P07133115030

74 Rina Widyastuti P07133115031


75 Maya Dwi Octaviana P07133115061

76 Oneliana Dyta Kasmara P07133115064


Dusun Krandon

Sigid
77 Shela Gilda Puspitasari P07133115071 16 Desa Pandowoharjo
Sudaryanto,SKM,M
Kecamatan Sleman
78 Siti Afia Hilmy Fawwaz P07133115072

79 Visensa Gerosa Citra Yuni Untari P07133115076


2. PERENCANAAN PROGRAM KEGIATAN PKL

Minggu ke 1

Hari, Tanggal Jam Kegiatan


Senin, 5 Maret 2018 07.00 – 13.00 Perkenalan dengan warga

Selasa, 6 Maret 2018 07.00 – 13.00 Identifikasi masalah


Pengelolaan Sampah dan
PIS PK
Rabu, 7 Maret 2018 07.00-13.00 Identifikasi masalah Cuci
Tangan Pakai Sabun dan
PIS PK
Kamis, 8 Maret 2018 07.00-13.00 Identifikasi masalah
Limbah cair rumah tangga
dan PIS PK
Jumat, 9 Maret 2018 07.00-13.00 Identifikasi masalah
Pengelolaan air minum
dan makanan rumah
tangga dan PIS PK
Sabtu, 10 Maret 2018 07.00-13.00 Identifikasi masalah
Buang Air Besar (BAB)
Sembarangan
Minggu, 11 Maret 2018 07.00-13.00 Senam Masal
Minggu ke 2

Hari, Tanggal Jam Kegiatan


Senin, 12 Maret 2018 07.00 – 13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Selasa, 13 Maret 2018 07.00 – 13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Rabu, 14 Maret 2018 07.00-13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Kamis, 15 Maret 2018 07.00-13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Jumat, 16 Maret 2018 07.00-13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Sabtu, 17 Maret 2018 07.00-13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Minggu, 18 Maret 2018 07.00-13.00 Melakukan Kegiatan
bersama warga (Kerja
Bakti)
Minggu ke 3

Hari, Tanggal Minggu


Jam Ke 4 Kegiatan
Senin,
Hari,
19 Tanggal
Maret 2018 – 13.00
07.00Jam Melaksanakan
Kegiatan kegiatan
Senin, 26 Maret 2018 07.00 – 13.00 yang
Membuat telah disepakati
Laporan Hasil
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Selasa, 20 Maret 2018 07.00 – 13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Rabu, 21 Maret 2018 07.00-13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Kamis, 22 Maret 2018 07.00-13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Jumat, 23 Maret 2018 07.00-13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Sabtu, 24 Maret 2018 07.00-13.00 Melaksanakan kegiatan
yang telah disepakati
bersama dengan pak
dukuh setempat dan PIS
PK
Minggu, 25 Maret 2018 07.00-13.00 Melakukan Kegiatan
bersama warga (Kerja
Bakti, Jalan Sehat dll)
Kegiatan
Selasa, 27 Maret 2018 07.00 – 13.00 Membuat Laporan Hasil
Kegiatan
Rabu, 28 Maret 2018 07.00-13.00 Membuat Laporan Hasil
Kegiatan
Kamis, 29 Maret 2018 07.00-13.00 Membuat Laporan Hasil
Kegiatan
Jumat, 30 Maret 2018 07.00-13.00 Membuat Laporan Hasil
Kegiatan
Sabtu, 31 Maret 2018 07.00-13.00 Penutupan bersama warga

Minggu, 1 April 2018 07.00-13.00 -

4. ANGGARAN BIAYA

No Keterangan Harga
1. Fotocopy Rp 9000
2. Snack TABO Rp 141.700
3. Snack Pertemuan Rp 246.000
4. Baterai Rp 10.000
5. Kenang-kenangan Pak Dukuh Rp 78.100
6. Handsanitizer Rp 51.000
7. Rp 535.800

Anda mungkin juga menyukai