Anda di halaman 1dari 15

proposal sanitasi dasar sekolah di wilayah kerja puskesmas

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannnya sehari-
hari.Keadaan sanitasi suatu masyarakat, dapat menjadi gambaran tingkat
kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera.
Demikian pula sebaiknya, bila keadaan sanitasinya buruk, dapat menjadi
gambaran bahwasannya masyarakat tersebut berada dalam yang
kekurangan hal materil ataupun pendidikannya. Dengan keadaan yang
hampir sama di banyak Negara, telah mendorong 147 Kepala Negara dan
Pemerintahan bersatu dan membuat sebuah kesepakatan tujuan Pembangunan
Millenium.
Millenium Development Goals (MDGs) mengandung 8 tujuan sebagai respon
atas perkembangan global dengan target pencapaian pada tahun 2015.
Deklarasi Millenium diadopsi oleh 189 negara dan telah disepakati didalam UN
Millenium Summit yang diadakan di bulan September tahun 2000 silam. Delapan
butir MDGs terdiri dari 21 target kuantitatif dan dapat diukur oleh 60
indikator. (http://www.google.com/ =http.sanitasi.or.id)
Sanitasi lingkungan merupakan suatu usaha untuk mencapai lingkungan sehat
melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya hal hal yang memiliki
dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelansungan hisup
manusia. Seperti yang dikemukahkan oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO),
bahwa kesehatn lingkungan adalah usaha pengendalian semua faktor yang ada
pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan akan menimbulkan hal hal
yang merugikan perkembangan fisika, kesehatannya ataupun kelangsungan
hidupnya. (Azwar, 1990)
Menurut Hendrik L. Blum yang dikutip oleh Haryanto Kusnoputranto ( 1986 ),
bahwa derajat kesehatn di pengaruhi oleh 4 ( empat ) faktor yaitu: lingkungan,
prilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari keempat faktor tersebut, di
Negara yang sedang berkembang, faktor lingkungan dan faktor prilaku
mempunyai peranan yang sangat besar disamping faktor faktor lainya
terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Menurut data kesehatan Indonesia tahun 2011 bahwa prestasi rumah tangga
askes pembuangan tinja layak sesuai dengan Mdgs di propensi Sulawesi
Tenggara yaitu sebanyak 54,4% yang tidak mengakses pembuangan tinja yang
layak dan 45,6% yang mengakses yang laya. (Riskesdes 2010, profil data
kesehatan Indonesia tahun 2011).
Dalam undang undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 11 telah di jelaskan
bahwa upaya penyelenggaraan kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan
kegiatan kesehatan keluarga, perbaikan gizi , pengawasan makan dan minuman,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kesehatan jiwa, pemberantasan penyakit
, pemulihan kesehatan, penyuluhakn kesehatan masyarakat, pengawasan
farmasi dan alat kesehatan, pengawasan zat aditif, kesehatan sekolah,
kesehatan olahraga, pengobatan tradisional dan kesehatan mata. Upaya
tersebut telah dilaksanakan dalam pembagunan kesehatan namun hasilnya
masih perlu ditingkatkan lagi agar derajat kesehatan masyarakat dapat lebih
baik dan sesuai dengan arah dan kebajikan kesehatan yang di tetapkan.
( Depkes RI, 2008 ).
Lingkungan dapat dikategorikan dalam tiga bagian yaitu lingkungan fisik
termasuk didalamnya adalah tanah, air dan udara serta interaksi satu sama lain
diantara faktor faktor tersebut, dan yang kedua lingkungan biologi termasuk
dalam hal ini semua organisme hidup baik binatang, tumbuh tubuhan maupun
mikroorganisme kesuali manusia dan yang ketiga lingkungan social tersamuk
semua interaksi antar manusia dan mahluk sesamanya yang meliputi faktor
faktor sosiol, ekonomi, budaya, pisikososial dan lain lain.
Karena begitu besarnya pengaruh lingkungan ini, sehinggan untuk meningkatkan
status kesehatan perlu dilakukan upaya penyehatan lingkungan yang merupan
usaha pencegahan terhadap penyakit yang berhubungan dengan lingkungan
hidup.
Jika kesehatan lingkungan tidak baik, akan mendatangkan penyakit bagi
masyarakat sekolah dan akan dapat mempengaruhi proses belajar dan
mengajar. Jika tidak dapat diatasi maka pada gilirannya akan merugikan
kehidupan nusa dan bangsa.

Usaha sanitasi menurut Haryanto Kusnoputranto adalah usaha kesehatan yang


menitik beratkan perhatian pada usaha pengendalian faktor lingkungan fisik
yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal hal yang merugikan
bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Sanitasi
lingkungan mempunyai ruang lingkup diantaranya : penyedian air besih,
pegelolaan air limbah, masalah sampah dan jamban yang keadaannya di
Indonesia belum mencapai seperti yang diharapkan.
Sanitasi lingkungan sekolah lebih menekankan pada upaya pengawasan
pengendalian pada faktor lingkungan fisik manusia seperti keberadaan sekolah,
penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, tempat pembuangan
kotoran dan limbah atau air buangan dan kondisi halaman.
Anak usia sekolah ( 16-18 ) merupan bagian terbesar dari penduduk Indonesia
( kurang lebih 29%), diperkirakan 50% dari jumlahy terbesar adalah anak anak
sekolah. Jadi merupakan sasaran yang amat strategis dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Untuk mencapai tujuan dasar tersebut, perlu
dilakukan usah usaha yang menyeluru, terencana, dan terpadu melalui
berbagai usaha dan berbagai instasi terkait.
Berdasarkan survei awal pada sekolah yang ada di kecamatan Mowewe
Kabupaten Kolaka, penulis melihat beberapa sekolah tidak memiliki fasilitas
sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan yaitu keadaan air yang kurang
memenuhi syarat fisik, tempat pembuangan sampah kurang kuantitasnya dan
tidak sesuai perbandingannya dengan jumlah murid dan pembuangan limbah
yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitan
sanitasi dasar sekolah mengingat sekolah merupakan salah satu faktor yang
meningkatkan derajat kesehatan baik Guru dan anak didiknya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ada dari latar belakang adalah bagemana
gambaran sanitasi dasar sekolah di wilayah kerja Puskesmas Mowewe
Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Tahun 2012 .
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian adalah Untuk mengetahui gambaran sanitasi
dasar pada sekolah di wilayah kerja Puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe
Kabupaten Kolaka Tahun 2012
2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui sarana penyediaan
air bersih, sarana jamban keluarga, sarana pembuangan sampah pada sekolah di
wilaya kerja Puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Tahun
2012

D. Manfaat Penlitian
1. Manfaat Ilmiah
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya disiplin ilmu
kesehatan masyarakat
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian dapat menjadi salah satu sumber informasi dan bahan
masukan bagi petugas kesehatan dan dines kesehatan kabupaten kolaka dalam
rangka mementukan kebijakan dalam upaya meningkaykan kondisi sanitasi
dasar di sekolah
3. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penilitian ini sangat berharga bagi peneliti dalam menambah
wawasan tentang hala yang berhubungan dengan sanitasi dasar sekolah
diwilaya kerja puskesmas Mowewe, Kabupaten Kolaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Sanitasi Dasar Sekolah
Sanitasi dasar sekolah adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus
dipunyai oleh setiap sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa (i). Ruang lingkup
sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban, sarana
pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah.
Sanitasi adalah pengendalian semua faktor dalam lingkungan fisik manusia yang
melakukan atau dapat melakukan suatu efek merugikan atau perkembangan
fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidupnya ( Mustofa, 2000 )
Sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologi, social dan
ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana linkungan yang
berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki
atau dihilangkan ( Entjang, 2000 )
Sanitasi lingkungan salah satu usaha untuk mencapai lingkungan sehat, melalui
pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya yang mempunyai dampak
merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.
Sanitasi lingkungan lebih terbatas disiplin ilmunya dan sekarang telah
berkembang menjadi kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan adalah
merupakan salah satu disiplin ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan
perluasan dari prinsi prinsip sanitasi.

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah masalah lain di luar kesehatn itu sendiri. Demikian
pulah dengan masalah kesehatn masyarakat. Tidak haya dilihat dari segi
kesehatannya sendir, tetapi harus dilihat dari serluruh segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah sakit sehat atau kesehatn tersebut. Banyak
faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun
kesehatn masyarakat ( Notoatmodjo, 2003 )
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terwujudnya status
kesehatn yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut
antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (Tinja),
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotoran (air
limbah), rumah hewan ternak(kandang) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud
dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usah untuk memperbaiki atau
mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik
untuk terwujudnya kesehatn yang optimum bagi manusia yang hidup
didalamnya ( Notoatmodjo, 2003 ).
B. Tinjauan Tentang Sekolah
Sekolah merupakan salah satu wahana dala mendidik, menimba ilmu
pengetahuan serta tempat melaksanakan proses belajar mengajar bagi
sekelompok peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang harmonis dan optimal yang nantinya kan menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Selanjunya sekolah juga nantinya akan
membentuk prilaku dan kepribadian peserta didik mengingat peserta didik
merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai andil besar dala
kelangsungan bangsa ini.
1. Fungsi Sekolah
Sekolah memiliki fungsi yakni : ( Ahmadi, 2001)
a. Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar,
memperbaiki, dan memperdalam atau memperluas tingkah laku anak didik yang
dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat
b. Mengembangkan kepribadian peserta didik dapat bergaul dengan guru dan
teman- temannya sendiri, taat kepada peraturan atau disiplin dan dapat terjun di
masyarakat berdasarkan norma yang berlaku.
2. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Sekolah
Faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan sekolah yang sehat
adalah :
a. Persediaan air bersih yang terdiri dari air ledeng dan bukan air ledeng
b. Fasilitas cuci tangan yaitu disediakan kran-kran atau tempat air untuk cuci
tangan
c. WC yang memenuhi syarat kesehatan
d. Tempat pembuangan sampah yang mudah dijangkau dan memenuhi syarat
kesehatan.
e. Saluran pembuangan air limbah (air bekas) yang lancar (tidak tersumbat).
f. Program sanitasi makanan sekolah, misalnya warung sekolah juga harus
memenuhi syarat kesehatan.
g. Bangunan sekolah dan letaknya (Azwar, 1995).
C. Tinjauan umum variabel yang diteliti
1. Sanitasi dasar
Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan
untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan
yang menitik beratkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar,1995).
Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih,
pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan saluran
pembuangan air limbah.
2. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh
manusia sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat dengan
kesehatan. Apabila tidak diperhatikan maka air yang dipergunakan masyarakat
dapat mengganggu kesehatan manusia. untuk mendapatkan air yang baik,
sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air
sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan
manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya (Wardhana,
2004).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


416/MenKes/Per/IX/1990, yang di maksud air bersih adalah air bersih yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila telah di masak. Air bersih merupakan
salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia
secara sehat. ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi
bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun di
perdesaan.
Sarana sanitasi air adalah bangunan beserta peralatan dan
perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan air
bersih untuk masyarakat. Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu
PAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumur pompa tangan
dalam , tempat penampungan air hujan, penampungan mata air, dan perpipaan.
Sirkulasi air, pemanfaatan air, serta sifat-sifat air memungkinkan terjadinya
pengaruh air terhadap kesehatan. Secara khusus, pengaruh air terhadap
kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung (Slamet, 2002).

a. Syarat Air Bersih


Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu
kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005).
1) Syarat Kuantitatif
Syarat kuantitatif adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari
tergantung kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan. Makin banyak aktifitas yang
dilakukan maka kebutuhan air akan semakin besar.
2) Syarat Kualitatif
Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan
mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air (Slamet, 2007).
a) Parameter Fisik
Air yang memenuhi persyaratan fisik adalah air yang tidak berbau, tidak
berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih, dan dengan suhu sebaiknya di
bawah suhu udara sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman, dan
jumlah zat padat terlarut (TDS) yang rendah.

(1) Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh
masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
(2) Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak
tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan.
(3) Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang
berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang
terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning
muda, menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak
mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena khlor dapat
membentuk senyawa-senyawa khloroform yang beracun. Warnapun dapat
berasal dari buangan industri.
(4) Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi,
baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik biasanya
berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan yang organik
dapat berasal dari lapukan tanamanatau hewan. Buangan
industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan.
(5) Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak
terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat
membahayakan kesehatan, menghambat reaksi- reaksi biokimia di
dalam saluran/pipa, mikroorganisme pathogen
tidak mudah berkembang biak, dan bila diminum air
dapat menghilangkan dahaga.
(6) Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat
organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka
kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan
terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah
tersebut.
b) Parameter Mikrobiologis
Sumber-sumber air di alam pada umumnya
mengandung bakteri. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat
dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri pathogen. Bakteri
golongan coli tidak merupakan bakteri golongan pathogen, namum bakteri ini
merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.
c) Parameter Radioaktifitas
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya
adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan
dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat
diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel
mati. Perubahan genetis dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker
dan mutasi.
d) Parameter Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar
secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain
air raksa (Hg), alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), Flourida (F),
Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Air sebaiknya tidak
asam dan tidak basa (Netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat
dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5
9.

e) Pengaruh air bagi Kesehatan


Air dalam keadaan manusia, selain memberikan manfaat yang
menguntungkan dapat juga memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan.
air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan
penyakit karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan, terutama penyakit perut (Slamet, 2002).
3. Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi
oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faces), air seni (urine) dan CO2
sebagai hasil dari proses pernafasan. Pembuangan Kotoran manusia dalam ilmu
kesehatan lingkungan dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine,
pada umumnya disebut latrine, jamban atau kakus (Notoatmodjo, 2003).
Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang
cukup penting peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan
pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan
terutama tanah dan sumber air.
Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara
lain ; thypus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang
dan pita), schistosomiasis dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
Untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka
pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik. Pembuangan kotoran
harus di suatu tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban tersebut
sehat jika memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : (DepKes RI,
1998)
a. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban
b. Tidak mengotori air permukaan disekitarnya
c. Tidak mengotori air tanah disekitarnya
d. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa dan binatang
lainnya
e. Tidak menimbulkan bau
f. Mudah digunakan dan dipelihara
g. Desainnya sederhana
h. Murah
4. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah pengaturan yang berhubungan dengan
pengendalian timbulan, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan sampah dengan cara yang
merujuk pada dasar-dasar terbaik mengenai kesehatan masyarakat, ekonomi,
teknik, konservasi, estetika, dan pertimbangan lingkungan lainnya serta tanggap
terhadap perilaku massa (Yones, 2007).

Sistem pengelolaan sampah terdiri dari lima aspek yang saling


mendukung dimana antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan. Kelima aspek tersebut terdiri dari aspek teknis operasional,
kelembagaan, hukum dan peraturan, pembiayaan, dan peran serta masyarakat.
Dalam pengelolaan sampah, kelima aspek tersebut saling terkait, tidak dapat
berdiri sendiri (Artiningsih, 2008).
Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. (Budiman Chandra,2007)
Para ahli kesehatan masyarakat menyebutkan sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi ataupun sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Notoatmodjo, 2003).
Pengelolaan sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan
pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah tidak
mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup (Notoatmodjo, 2003).
a. Penyimpanan sampah
Penyimpanan sampah adalah tempat sampah sementara sebelum sampah
tersebut dikumpulkan, untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnakan)
dan untuk itu perlu disediakan tempat yang berbeda untuk macam dan jenis
sampah tertentu.maksud dari pemisahan dan penyimpanan disini ialah untuk
memudahkan pemusnahannya. Syarat-syarat tempat sampah antara lain :
1) Konstruksinya kuat agar tidak mudah bocor, untuk mencegah
berseraknya sampah
2) Mempunyai tutup,mudah dibuka, dikosongkan isinya serta dibersihkan,
sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa
mengotori tangan
3) Ukuran tempat sampah sedemikian rupa, sehingga mudah diangkut oleh
satu orang.
b. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing
sekolah atau institusi yang menghasilkan sampah. oleh sebab itu setiap sekolah
atau institusi harus mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah,
kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus
diangkut ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan selanjutnya ke Tempat
Penampungan Akhir (TPA).
Mekanisme sistem atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan
adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat, yang didukung oleh
partisipan masyarakat produksi sampah, khusunya dalam hal pendanaan.
Sedangkan untuk daerah perdesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh
masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampahnya
umumnya dibakar atau dijadikan pupuk.
c. Pemusnahan Sampah
Pemusnahan atau pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui berbagai
cara, antara lain :
1) Ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang
diatas tanah kemudian sampah dimasukan dan ditimbun dengan sampah.
2) Dibakar (incenarator) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan
membakar di dalam tengku pembakaran.
3) Dijadikan pupuk (composting) yaitu pengelolaan sampah menjadikan
pupuk, khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan dan
sampah lain yang dapat membusuk.
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan pengaruh
negative terhadap masyarakat dan lingkungan. Adapun pengaruh-pengaruh
tersebut antara lain (Kusnoputranto, 2000) :
1) Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak baik akan menyediakan tempat yang
baik bagi vektor-vektor penyakit yaitu serangga dan binatang-binatang pengerat
untuk mencari makan dan berkembang biak dengan cepat sehingga dapat
menimbulkan penyakit.
2) Terhadap Lingkungan
a) Dapat menggangu estetika serta kesegaran udara lingkungan masyarakat
akibat gas-gas tertentu yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah oleh
mikroorganisme.
b) Debu-debu yang berterbangan dapat menggangu mata serta pernafasan.
c) Bila terjadi proses pembakaran dari sampah maka asapnya dapat
menggangu pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara karena ada
asap di udara.
d) Pembuangan sampah ke saluran-saluran air akan menyebabkan estetika
yang terganggu, memyebabkan pendangkalan saluran serta mengurangi
kemampuan daya aliran saluran.
e) Dapat menyebabkan banjir apabila sampah dibuang ke saluran yang daya
serap alirannya sudah menurun.
f) Pembuangan sampah ke selokan atau badan air akan menyebabkan
terjadinya pengotoran badan air.
Sampah padat dapat dibagi menjadi berbagai jenis, yaitu :
a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya, sampah dibagi
menjadi :
1) Sampah an-organik adalah sampah yang umumnya tidak dapat
membusuk, misalnya logam/besi, pecahan gelas, plastik dan sebagainya.
2) Sampah organik adalah sampah yang umumnya dapat membusuk,
misalnya sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan dan sebagainya.
b. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar :
1) Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, kain
bekas dan sebagainya.
2) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya kaleng-kaleng bekas,
besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca dan sebagainya.
Sedangkan berdasarkan tingkat penguraian, sampah pada umumnya
dibagi menjadi dua macam (Hadiwiyoto, 1983):
1. Sampah organik, yaitu sampah yang mengandung senyawa-
senyawa organik, karena tersusun dari unsur-unsur seperti C, H, O, N, dan
sebagainya. Sampah organik umumnya dapat terurai secara alami oleh
mikroorganisme, contohnya sisa makanan, karton, kain, karet, kulit, sampah
halaman.
2. Sampah anorganik, yaitu sampah yang bahan kandungannya bersifat
anorganik dan umumnya sulit terurai oleh mikroorganisme.

BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Deteliti
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang dan landasan
teori, maka dikembangkanlah kerangka konsep yang merupakan perpaduan dari
teori tersebut.
Pada penilitian ini akan meneliti mengenai gambaran sanitasi dasar
sekolah diwilaya kerja puskesmas Mowewe dengan variabel bebas adalah
penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, pewadaan sampah, pengelolaan
jamba, sedangkan variabel terikat kondisi sanitasi dasar yang digambarkan
dengan kerangka konsep.
1. Variabel independen :
a. Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum
apabila dimasak
b. Jamban
pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak
menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu
estetika.

c. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan,
Pendaur-ulangan atau Pembuangan dari Material Sampah. Pengolahan sampah
ias melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dari keahlian
khusus untuk masing-masing jenis zat.
B. Bagan pola pikir variabel diteliti
Berdasarkan konsep pemikiran yang telah di uraikan sebelumnya disusun
pola pikir variabel yang akan diteliti sebagai berikut:
Kerangka konsep penelitian
Jamban
Pengelolaan sampah
Penyediaan air bersih
Insfeksi sarana sanitasi

Keterangan :

: variabel dependent

: variabel independent

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif


1. Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih dalam penelitian ini adalah tersedianya sumber air
bersih yang meliputi PDAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal dan sumur
pompa tangan dalam , tempat penampungan air hujan, penampungan mata
air, dan perpipaan.
Kriteria Objketif:
Tersedia : Jika terdapat sumber air bersih seperti
PDAM, sumur gali, sumur pompa tangan dangkal
dan sumur pompa tangan dalam , tempat penampungan air
hujan, penampungan mata air, dan perpipaan.
Tidak Tersedia : Jika tidak terdapat sumber air bersih.
2. Jamban
Jamban adalah pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak
menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu
estetika
a. tersedia dan memenuhi syarat
b. tersedia tapi tadik memenuhi standar kesehatan
c. tidak tersedia memenuhi kesehatan
3. Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan
dan pemusnahan sampah yang dilakukan sedemikian rupa sehingga sampah
tidak mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
Kriteria Objektif:
a. Dikelola dengan baik: jika pengelolaan sampah
meliputi penyimpanan tempat sampah, pengumpulan, pemusnahan
sampah sesuai dengan standar kesehatan
b. Tidak dikelolah dengan baik: jika sampah disimpan ditempay sampah
dikumpulkan dan dimusnakan sesuai dengan standar kesehatan

BAB IV
METODE PENILITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif yaitu suatu
penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gembaran sanitasi sadar sekolah
di wilayah kerja puskesmas Mowewe Kabupaten Kolaka.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Mowewe
Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka. Alasan pemilihan tempat ini karena
merupakan puskesmas yang masih rendah cakupan sanitasi dasar. Selain itu,
Puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka ini terdapat sampel
yang diinginkan dan memungkinkan untuk mendapatkan responden yang
diharapkan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah Sekolah yang ada dalam wilaya kerja puskesmas Mowewe
Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka.
2. Sampel
Sampel dalam penilitian ini adalah Sekolah Dasar, SMP, SMA, dimana
jumlah sekolah sebagai berikut SD sebayak 10, SMP sebayak 3, SMA sabayak 2,
sehingga jumlahnya sebanyak 15 sekolah.

D. Cara Pengumpulan Data


a. Data primer
Dengan menggunakan kuesioner survei
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari kantor UPTD pendidikan dan Kebudayaan
tentang jumlah sekolah yang ada di kecamatan Mowewe dan Puskesmas
Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka.
E. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Pengolahan data
Data yang diperoleh di lapangan diolah dengan menggunakan SPSS dan
di sajikan dalam bentuk tabel di sertai dengan penjelasan
2. Penyajian data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan persentase disertai
penjelasan, selain itu dilakukan dalam bentuk tabel analisis.
3. Analisis data
a. Analisis univariat
Pada analisis ini dilakukan analisis distribusi frekuensi variabel tunggal yang
dianggap terkait dengan tujuan penelitian.
F. Personalia penelitian
1. Pembimbing I : Muhammad Hatta, SKM, K.Kes
2. Pembimbing II : Rahmawati, SKM, M,Si
3. Peneliti : Nur Iksan Jaya

Anda mungkin juga menyukai