BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi adalah suatu kebutuhan dasar manusia dalam kehidupannnya sehari-
hari.Keadaan sanitasi suatu masyarakat, dapat menjadi gambaran tingkat
kehidupannya. Bila sanitasinya baik, masyarakat itu dalam keadaan sejahtera.
Demikian pula sebaiknya, bila keadaan sanitasinya buruk, dapat menjadi
gambaran bahwasannya masyarakat tersebut berada dalam yang
kekurangan hal materil ataupun pendidikannya. Dengan keadaan yang
hampir sama di banyak Negara, telah mendorong 147 Kepala Negara dan
Pemerintahan bersatu dan membuat sebuah kesepakatan tujuan Pembangunan
Millenium.
Millenium Development Goals (MDGs) mengandung 8 tujuan sebagai respon
atas perkembangan global dengan target pencapaian pada tahun 2015.
Deklarasi Millenium diadopsi oleh 189 negara dan telah disepakati didalam UN
Millenium Summit yang diadakan di bulan September tahun 2000 silam. Delapan
butir MDGs terdiri dari 21 target kuantitatif dan dapat diukur oleh 60
indikator. (http://www.google.com/ =http.sanitasi.or.id)
Sanitasi lingkungan merupakan suatu usaha untuk mencapai lingkungan sehat
melalui pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya hal hal yang memiliki
dampak merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelansungan hisup
manusia. Seperti yang dikemukahkan oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO),
bahwa kesehatn lingkungan adalah usaha pengendalian semua faktor yang ada
pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan akan menimbulkan hal hal
yang merugikan perkembangan fisika, kesehatannya ataupun kelangsungan
hidupnya. (Azwar, 1990)
Menurut Hendrik L. Blum yang dikutip oleh Haryanto Kusnoputranto ( 1986 ),
bahwa derajat kesehatn di pengaruhi oleh 4 ( empat ) faktor yaitu: lingkungan,
prilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari keempat faktor tersebut, di
Negara yang sedang berkembang, faktor lingkungan dan faktor prilaku
mempunyai peranan yang sangat besar disamping faktor faktor lainya
terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Menurut data kesehatan Indonesia tahun 2011 bahwa prestasi rumah tangga
askes pembuangan tinja layak sesuai dengan Mdgs di propensi Sulawesi
Tenggara yaitu sebanyak 54,4% yang tidak mengakses pembuangan tinja yang
layak dan 45,6% yang mengakses yang laya. (Riskesdes 2010, profil data
kesehatan Indonesia tahun 2011).
Dalam undang undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 11 telah di jelaskan
bahwa upaya penyelenggaraan kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan
kegiatan kesehatan keluarga, perbaikan gizi , pengawasan makan dan minuman,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, kesehatan jiwa, pemberantasan penyakit
, pemulihan kesehatan, penyuluhakn kesehatan masyarakat, pengawasan
farmasi dan alat kesehatan, pengawasan zat aditif, kesehatan sekolah,
kesehatan olahraga, pengobatan tradisional dan kesehatan mata. Upaya
tersebut telah dilaksanakan dalam pembagunan kesehatan namun hasilnya
masih perlu ditingkatkan lagi agar derajat kesehatan masyarakat dapat lebih
baik dan sesuai dengan arah dan kebajikan kesehatan yang di tetapkan.
( Depkes RI, 2008 ).
Lingkungan dapat dikategorikan dalam tiga bagian yaitu lingkungan fisik
termasuk didalamnya adalah tanah, air dan udara serta interaksi satu sama lain
diantara faktor faktor tersebut, dan yang kedua lingkungan biologi termasuk
dalam hal ini semua organisme hidup baik binatang, tumbuh tubuhan maupun
mikroorganisme kesuali manusia dan yang ketiga lingkungan social tersamuk
semua interaksi antar manusia dan mahluk sesamanya yang meliputi faktor
faktor sosiol, ekonomi, budaya, pisikososial dan lain lain.
Karena begitu besarnya pengaruh lingkungan ini, sehinggan untuk meningkatkan
status kesehatan perlu dilakukan upaya penyehatan lingkungan yang merupan
usaha pencegahan terhadap penyakit yang berhubungan dengan lingkungan
hidup.
Jika kesehatan lingkungan tidak baik, akan mendatangkan penyakit bagi
masyarakat sekolah dan akan dapat mempengaruhi proses belajar dan
mengajar. Jika tidak dapat diatasi maka pada gilirannya akan merugikan
kehidupan nusa dan bangsa.
D. Manfaat Penlitian
1. Manfaat Ilmiah
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya disiplin ilmu
kesehatan masyarakat
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian dapat menjadi salah satu sumber informasi dan bahan
masukan bagi petugas kesehatan dan dines kesehatan kabupaten kolaka dalam
rangka mementukan kebijakan dalam upaya meningkaykan kondisi sanitasi
dasar di sekolah
3. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penilitian ini sangat berharga bagi peneliti dalam menambah
wawasan tentang hala yang berhubungan dengan sanitasi dasar sekolah
diwilaya kerja puskesmas Mowewe, Kabupaten Kolaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Sanitasi Dasar Sekolah
Sanitasi dasar sekolah adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus
dipunyai oleh setiap sekolah untuk memenuhi kebutuhan siswa (i). Ruang lingkup
sanitasi dasar yakni sarana penyediaan air bersih, sarana jamban, sarana
pembuangan sampah, dan sarana pembuangan air limbah.
Sanitasi adalah pengendalian semua faktor dalam lingkungan fisik manusia yang
melakukan atau dapat melakukan suatu efek merugikan atau perkembangan
fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidupnya ( Mustofa, 2000 )
Sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologi, social dan
ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana linkungan yang
berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki
atau dihilangkan ( Entjang, 2000 )
Sanitasi lingkungan salah satu usaha untuk mencapai lingkungan sehat, melalui
pengendalian faktor lingkungan fisik, khususnya yang mempunyai dampak
merusak perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.
Sanitasi lingkungan lebih terbatas disiplin ilmunya dan sekarang telah
berkembang menjadi kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan adalah
merupakan salah satu disiplin ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan
perluasan dari prinsi prinsip sanitasi.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah masalah lain di luar kesehatn itu sendiri. Demikian
pulah dengan masalah kesehatn masyarakat. Tidak haya dilihat dari segi
kesehatannya sendir, tetapi harus dilihat dari serluruh segi yang ada
pengaruhnya terhadap masalah sakit sehat atau kesehatn tersebut. Banyak
faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun
kesehatn masyarakat ( Notoatmodjo, 2003 )
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terwujudnya status
kesehatn yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut
antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (Tinja),
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotoran (air
limbah), rumah hewan ternak(kandang) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud
dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usah untuk memperbaiki atau
mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik
untuk terwujudnya kesehatn yang optimum bagi manusia yang hidup
didalamnya ( Notoatmodjo, 2003 ).
B. Tinjauan Tentang Sekolah
Sekolah merupakan salah satu wahana dala mendidik, menimba ilmu
pengetahuan serta tempat melaksanakan proses belajar mengajar bagi
sekelompok peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang harmonis dan optimal yang nantinya kan menghasilkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Selanjunya sekolah juga nantinya akan
membentuk prilaku dan kepribadian peserta didik mengingat peserta didik
merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai andil besar dala
kelangsungan bangsa ini.
1. Fungsi Sekolah
Sekolah memiliki fungsi yakni : ( Ahmadi, 2001)
a. Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar,
memperbaiki, dan memperdalam atau memperluas tingkah laku anak didik yang
dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat
b. Mengembangkan kepribadian peserta didik dapat bergaul dengan guru dan
teman- temannya sendiri, taat kepada peraturan atau disiplin dan dapat terjun di
masyarakat berdasarkan norma yang berlaku.
2. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Sekolah
Faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan sekolah yang sehat
adalah :
a. Persediaan air bersih yang terdiri dari air ledeng dan bukan air ledeng
b. Fasilitas cuci tangan yaitu disediakan kran-kran atau tempat air untuk cuci
tangan
c. WC yang memenuhi syarat kesehatan
d. Tempat pembuangan sampah yang mudah dijangkau dan memenuhi syarat
kesehatan.
e. Saluran pembuangan air limbah (air bekas) yang lancar (tidak tersumbat).
f. Program sanitasi makanan sekolah, misalnya warung sekolah juga harus
memenuhi syarat kesehatan.
g. Bangunan sekolah dan letaknya (Azwar, 1995).
C. Tinjauan umum variabel yang diteliti
1. Sanitasi dasar
Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan
untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan
yang menitik beratkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. (Azwar,1995).
Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih,
pembuangan kotoran manusia (jamban), pengelolaan sampah dan saluran
pembuangan air limbah.
2. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan salah satu bahan pokok yang mutlak dibutuhkan oleh
manusia sepanjang masa. Air mempunyai hubungan yang erat dengan
kesehatan. Apabila tidak diperhatikan maka air yang dipergunakan masyarakat
dapat mengganggu kesehatan manusia. untuk mendapatkan air yang baik,
sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air
sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan
manusia, baik limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya (Wardhana,
2004).
(1) Bau
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh
masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air.
(2) Rasa
Air yang bersih biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak
tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat
membahayakan kesehatan.
(3) Warna
Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetis dan untuk
mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang
berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tannin dan asam humat yang
terdapat secara alamiah di air rawa, berwarna kuning
muda, menyerupai urin, oleh karenanya orang tidak
mau menggunakannya. Selain itu, zat organik ini bila terkena khlor dapat
membentuk senyawa-senyawa khloroform yang beracun. Warnapun dapat
berasal dari buangan industri.
(4) Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi,
baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik biasanya
berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan yang organik
dapat berasal dari lapukan tanamanatau hewan. Buangan
industri dapat juga merupakan sumber kekeruhan.
(5) Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak
terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat
membahayakan kesehatan, menghambat reaksi- reaksi biokimia di
dalam saluran/pipa, mikroorganisme pathogen
tidak mudah berkembang biak, dan bila diminum air
dapat menghilangkan dahaga.
(6) Jumlah Zat Padat Terlarut
Jumlah zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat
organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka
kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan
terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah
tersebut.
b) Parameter Mikrobiologis
Sumber-sumber air di alam pada umumnya
mengandung bakteri. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat
dan kondisi yang mempengaruhinya. Oleh karena itu air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri pathogen. Bakteri
golongan coli tidak merupakan bakteri golongan pathogen, namum bakteri ini
merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.
c) Parameter Radioaktifitas
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk radioaktivitas efeknya
adalah sama, yakni menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar. Kerusakan
dapat berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Kematian sel dapat
diganti kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel
mati. Perubahan genetis dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker
dan mutasi.
d) Parameter Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak tercemar
secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain
air raksa (Hg), alumunium (Al), Arsen (As), barium (Ba), besi (Fe), Flourida (F),
Kalsium (Ca), derajat keasaman (pH), dan zat kimia lainnya. Air sebaiknya tidak
asam dan tidak basa (Netral) untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat
dan korosi jaringan distribusi air. pH yang dianjurkan untuk air bersih adalah 6,5
9.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Deteliti
Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang dan landasan
teori, maka dikembangkanlah kerangka konsep yang merupakan perpaduan dari
teori tersebut.
Pada penilitian ini akan meneliti mengenai gambaran sanitasi dasar
sekolah diwilaya kerja puskesmas Mowewe dengan variabel bebas adalah
penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, pewadaan sampah, pengelolaan
jamba, sedangkan variabel terikat kondisi sanitasi dasar yang digambarkan
dengan kerangka konsep.
1. Variabel independen :
a. Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih adalah air yang dipergunakan untuk keperluan
sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum
apabila dimasak
b. Jamban
pengumpulan kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak
menyebabkan bibit penyakit yang ada pada kotoran manusia dan mengganggu
estetika.
c. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah Pengumpulan, Pengangkutan, Pemrosesan,
Pendaur-ulangan atau Pembuangan dari Material Sampah. Pengolahan sampah
ias melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dari keahlian
khusus untuk masing-masing jenis zat.
B. Bagan pola pikir variabel diteliti
Berdasarkan konsep pemikiran yang telah di uraikan sebelumnya disusun
pola pikir variabel yang akan diteliti sebagai berikut:
Kerangka konsep penelitian
Jamban
Pengelolaan sampah
Penyediaan air bersih
Insfeksi sarana sanitasi
Keterangan :
: variabel dependent
: variabel independent
BAB IV
METODE PENILITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif yaitu suatu
penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan gembaran sanitasi sadar sekolah
di wilayah kerja puskesmas Mowewe Kabupaten Kolaka.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Mowewe
Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka. Alasan pemilihan tempat ini karena
merupakan puskesmas yang masih rendah cakupan sanitasi dasar. Selain itu,
Puskesmas Mowewe Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka ini terdapat sampel
yang diinginkan dan memungkinkan untuk mendapatkan responden yang
diharapkan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah Sekolah yang ada dalam wilaya kerja puskesmas Mowewe
Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka.
2. Sampel
Sampel dalam penilitian ini adalah Sekolah Dasar, SMP, SMA, dimana
jumlah sekolah sebagai berikut SD sebayak 10, SMP sebayak 3, SMA sabayak 2,
sehingga jumlahnya sebanyak 15 sekolah.