Kelompok :7
Anggota :
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan.
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial
sebagai upaya dan kondisi yang berkaitan dengan kesehatan. Sebagai kondisi
kebutuhan sanitasi dasar untuk mencegah resiko tradisional, namun disisi lain
6
timbul masalah-masalah kesehatn lingkungan akibat pembangunan,
penggunaan ilmu dan tekologi, serta gaya hidup yang dapat menimbulkan
resiko modern.
lingkungan berkaitan dengan dua aspek yaitu kajian secara materia dan kajian
secara formal. Kajian secara material meliputi semua materi yang berada
secara formal meliputi aktivitas, proses perubahan, dan akibat dari objek
7
menyetarakan, dan mengintegrasikanantara bidang pendidikan dan bidang
ini kegiatan tersebut dikemas dalam mata kuliah Praktik Kerja Puskesmas,
praktik.
8
B. Tujuan
mampu :
C. Sasaran
informal. Dengan berdasar pada ketiga sasaran tersebut, kegiatan ini akan
D. Peserta
beranggotakan 5 mahasiswa/i.
9
E. Waktu dan Tempat
1. Waktu
2019.
2. Tempat
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia
11
6. Meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.
yaitu:
keluarga-keluarga sehat.
wilayah kerjanya.
12
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program
keluarga, yaitu:
13
Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan adalah:
keluarganya,
fasilitas kesehatan.
berikut;
gedung.
Puskesmas.
14
Konsep Keluarga, yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan
keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu
Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga terdapat kakek dan atau nenek atau
individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap terdiri lebih dari satu
ditelantarkan
15
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks Keluarga
flyer, leaflet, buku saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada
16
hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang
dan lain-lain).
kesehatan).
17
2. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga
18
Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan Puskesmas
dan evaluasi.
yang dapat dipenuhi oleh suatu keluarga, maka status keluarga tersebut akan
yang mencapai status Keluarga Sehat, maka akan semakin dekat tercapainya
19
keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga juga
sangat ditentukan oleh peran dan tanggung jawab sektor-sektor lain di luar
sektor kesehatan (lintas sektor). Kementerian dan lembaga yang dapat ikut
anak balita yang mengalami sakit diare. Oleh karena itu, upaya dalam
lain : perilaku buang air besar , cuci tangan pakai sabun, cara pengelolaan
20
mempertahankan keberlanjutan perilaku hidup bersih dan sehat.
baik, dan dapat mendorong masyarakat untuk hidup sehat yang mandiri
dan berkeadilan.
kolektif dan mampu membangun sarana sanitasi yang sehat dan mandiri.
buang air besar sembarangan. Latar belakang adanya buang air besar
dahulu. Buang air besar atau pembuangan tinja yang tidak memenuhi
21
b. Cuci Tangan Pakai Sabun
1) Sebelum makan
karena air berperan besar dalam semua tahapan proses. Dimulai dari
22
termasuk tinja dan sampah spesfik. Besarnya sampah yang
tidak diolah dengan baik bisa menjadi sumber penyakit. Maka dari
penjelasannya :
23
e. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga yang aman
cair rumah tangga dapat berasal dari kamar mandi, peturasan, cucian
barang/ bahan dari dapur. Limbah cair yang dimaksud bukan berasal
24
membutuhkan alat khusus seperti auger, bisa digunakan lebih
4-5 orang.
dengan lalat dan mencegah bau busuk. Sistem ini lebih diterima
berikut:
3) Septic Tank
tank :
25
organik kemudian dioksidasi menjadi hasil akhir yang
stabil.
4) Sewered Areas
(Chandra, 2006).
C. Pemeriksaan Kesehatan
1. Kesehatan
rohani (mental), spiritual dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari
26
Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental,
dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti
belum memasuki usia kerja, anak, dan remaja, atau bagi yang sudah tidak
sekolah atau kuliah bagi anak dan remaja, dan kegiatan pelayanan sosial
2. Diabetes Mellitus
a. Pengertian
Diabetes Melitus (DM) atau yang biasa disebut dengan penyakit gula
(Alfarisi, 2012).
27
Penyakit ini terjadi karena penderita tidak kekurangan insulin akan
tetapi insulin tidak dapat digunakan dengan baik. Saat ini tipe
3) Diabetes Gestasional
Gejala umum yang timbul yaitu sering buang air kecil dan
terdapat kandungan gula pada air seninya yang merupakan efek dari
kadar glukosa yang tinggi. Kadar glukosa darah yang tinggi pada
Purwatresna, 2012)
(Dhalimarta, 2006) :
28
1) Seseorang dapat dikatakan menderita diabetes mellitus apabila
ketika puasa kadar glukosa darah >120 mg/dl atau memiliki kadar
mellitus apabila ketika puasa kadar glukosa darah <110 mg/dl atau
berpuasa
lingkungan sekitarnya.
29
I : Istirahat yang cukup
K : Kendalikan stres
Program PATUH :
3. Asam Urat
a. Pengertian
nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Purin terdapat dalam
asam urat memiliki sifat sukar larut dan mudah mengendap jika
30
Purin adalah bahan utama pembentuk asam urat. Makanan yang
1) Pengobatan Medis
2) Pengobatan NonMedis
3) Pengobatan Herbal
31
Yaitu pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat
4. Kholesterol
a. Pengertian
jahat) dan HDL ( kolesterol baik). LDL apabila terlalu tinggi dan tidak
Apabila kadar LDL, HDL, dan trigliserida kurang dari 200 mg/dl,
32
Walaupun demikian, sebaiknya kita tetap makan yang tidak terlalu
5) Kadar LDL.
6) Kadar Trigliserida.
33
Sejenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ
1. Posyandu
a. Posyandu Pratama
34
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang
rutin serta jumlah kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.
jumlah kader.
b. Posyandu Madya
kegiatan utamanya masih rendah yaitu < 50%. Intervensi yang dapat
c. Posyandu Purnama
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader
sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta
35
masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50%
d. Posyandu Mandiri
2. Posbindu
36
pemerintahan, swasta, organisasi sosial dan lain-lain dengan titik berat
E. TABO
anak usia SD sebagai kader kesehatan tambahan. Usia ini dipilih karena
pada usia ini anak cenderung jujur dan apa adanya. Anak tidak
berbohong dan melakukan apa adanya. Pada usia tersebut anak juga tidak
37
Ketertarikan anak pada aktivitas luar rumah dan teman sebaya juga
menjadi alasan dipilihnya usia ini. Kader kesehatan tambahan ini dinamai
dibandingkan dengan 736 kasus DBD yang terjadi pada tahun 2013.
Akan tetapi, hal ini belum bisa menjanjikan apapun mengingat pada
dengan IR DBD tertinggi sebesar 95,5 per 100.000 penduduk. Selain itu,
pada tahun 2014 adalah 92,5% dan meningkat lebih baik pada tahun
kegiatan ini adalah keluarga. Karena anggota TABO terdiri dari anak-
anak, dan anak-anak adalah bagian dari keluarga. Tim UKM Puskesmas
38
di masing-masing dusun. Maksud dan tujuan kegiatan TABO ini
warga. Perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat tidak hanya
dilakukan oleh orang dewasa tetapi sejak dini yaitu anak-anak sehingga
TABO pertama kali didirikan pada tahun bulan April 2009 di satu
dusun saja yakni dusun Ganjuran Desa Caturharjo. Saat itu TABO
memiliki anggota sebanyak 35 anak. Angka Bebas Jentik (ABJ) saat itu
39
tahun dan dievaluasi menunjukkan keberhasilan dengan penurunan ABJ
menjadi 90 %.
tahun 2009 :
a. Tahun 2009
8 orang
b. Tahun 2010
40
6) Pisangan, Desa Tridadi , jumlah TABO 55 anak, Pendamping 7
orang
d. Tahun 2012
41
6) Sleman III, Desa Triharjo , jumlah TABO 50 anak, pendamping 10
orang
7) Temulawak Desa Triharjo, jumlah TABO 60 anak, pendamping 10
orang
8) Saragan, Desa Pandowoharjo, jumlah TABO 20 pendamping 4
orang
9) Dusun Jabung, Desa Pandowoharjo jumlah TABO 35 anak
Pendamping 6 orang
10) Beteng Desa Tridadi, jumlah TABO 50 anak, Pendamping 15
orang
11) Sleman Permai II, Tridadi, jumlah TABO 25 anak, pendamping 7
orang
12) Dusun Drono, Desa Tridadi jumlah TABO 20 anak, pendamping 5
orang
13) Dusun Pangukan, Desa Tridadi jumlah TABO 10 anak,
pendamping 4 orang
g. Tahun 2015
42
12) Ngemplak Caban, Desa Tridadi, jumlah TABO 30 anak,
pendamping 6 orang
13) Beran Lor, Desa Tridadi Jumlah TABO 30 anak, pendamping 15
orang
14) Dusun Beran Kidul, Desa Tridadi, jumlah TABO 35 anak,
Pendamping 10 orang
15) Dusun . Bangunrejo, Desa Tridadi, jumlah TABO 25 anak,
pendamping 6 orang
16) Kebon Agung, Desa Tridadi, jumlah TABO 25 anak, pendamping
6 orang
h. Tahun 2016
43
2. Pemilahan Sampah
a. Pengertian Sampah
Definisi lain dari sampah adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh
dari sampah tersebut bisa dalam bentuk padat, cair, ataupun gas.
1) Juli Soemirat
dikehendaki.
2) Azwar
kedalamnya.
44
3) Bahar
4) Basriyanta
45
b. Jenis-Jenis Sampah
Sampah bisa dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sumber,
sifat, dan juga berdasarkan bentuknya. Pembagian jenis-jenis sampah
ini bertujuan untuk memberikan pengolahan yang tepat pada masing-
masing jenis sampah. Jenis-jenis sampah antara lain :
1) Jenis Sampah Berdasarkan Sumbernya
a) Sampah yang berasal dari manusia
b) Sampah dari alam
c) Sampah konsumsi
d) Sampah nuklir/ Limbah radioaktif
e) Sampah industri
f) Sampah pertambangan
46
b) Sampah Cair; Sampah cair merupakan bahan cair yang
tidak dibutuhkan dan dibuang ke tempah sampah. Misalnya,
sampah cair dari toilet, sampai cair dari dapur dan tempat
cucian.
c. Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Manusia
Pada umumnya sampah memberikan dampak buruk bagi
masyarakat. Menurut Gelbert dkk (1996), ada tiga dampak sampah
terhadap manusia dan lingkungannya:
1) Dampak Sampah Terhadap Kesehatan
Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak
buruk bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Sampah tersebut
akan berpotensi menimbulkan bahaya bagi kesehatan, seperti:
Penyakit diare, tifus, kolera, Penyakit jamur, dan Penyakit
cacingan.
2) Dampak Sampah Terhadap Lingkungan
Selain berdampak buruk terhadap kesehatan manusia,
penanganan sampah yang tidak baik juga mengakibatkan
dampak buruk bagi lingkungan. Seringkali sampah yang
menumpuk di saluran air mengakibatkan aliran air menjadi tidak
lancar dan berpotensi mengakibatkan banjir. Selain itu, sampah
cair yang berada di sekitar saluran air akan menimbulkan bau
tak sedap.
3) Dampak Sampah Terhadap Sosial dan Ekonomi
Penanganan sampah yang tidak baik juga berdampak pada
keadaan sosial dan ekonomi. Beberapa diantaranya adalah:
a) Meningkatnya biaya kesehatan karena timbulnya penyakit
b) Kondisi lingkungan tidak bersih akibat penanganan sampah
yang tidak baik. Hal ini pada akhirnya akan berdampak
pada kehidupan sosial masyarakat secara keseluruhan.
47
d. Cara Pengelolaan Sampah
Mengacu pada pengertian sampah dan jenis-jenisnya, diperlukan
penanganan dan pengelolaan sampah dengan cara yang baik.
Merujuk informasi dari Departemen Pekerjaan Umum kota
Semarang (2008), penanganan sampah dapat dilakukan dengan
pengelolaan sampah 3R. Berikut penjelasan pengelolaan sampah 3R
tersebut:
1) Reuse (Menggunakan Kembali)
Ini adalah metode penanganan sampah dengan cara
menggunakan kembali sampah tersebut secara langsung, baik
untuk fungsi yang sama atau fungsi lain.
2) Reduce (Mengurangi)
Ini adalah metode pengelolaan sampah dengan cara mengurangi
segalah hal yang dapat menyebabkan timbulnya sampah.
3) Recycle (Daur Ulang)
Ini merupakan metode pengelolaan sampah dengan cara
mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang baru dan dapat
digunakan.
48
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
keluarga.
Puskesmas.
hasil pendataan.
49
b. Menganalisa keadaan masyarakat yang belum menggunakan sarana
STBM.
50
disembarang tempat, melakukan pengolahan sampah dan
Sleman.
3. Pemeriksaan Kesehatan
pemeriksaan kesehatan.
diserahkan ke Puskesmas.
51
b. Menyiapkan alat alat yang akan digunakan dalam melaksanakan
5. TABO
1. Kegiatan PIS-PK
a. Form PISPK
c. Sticker PISPK
d. Alat tulis
e. Tas/map
52
2. Kegiatan Pemicuan STBM
a. Wireless
b. Microphone
d. Daftar hadir
e. Kamera
f. Denah Dusun
g. Kertas kosong
i. Alat tulis
j. Kapur gamping
k. Serbuk gergaji
a. Posyandu
1) Timbangan bayi
2) Timbangan biasa
6) Vitamin A
53
7) KMS balita
b. Posbindu
1) Timbangan dewasa
3) Tensimeter
c. Alat tulis
d. Tensimeter
f. Lancet
g. Masker
h. Handscoon
i. Alkohol
j. Kapas
5. Kegiatan TABO
a. Jumantik
54
Alat dan bahan :
1) Sticker
2) Senter
4) Alat tulis
2) Tempat sampah
3) stopwatch
TERLAMPIR (Lampiran I)
55
BAB IV
maksimal/minimal 34°C/22°C.
terdiri dari 5 desa dan 83 dusun, 477 RT, 203 RW dan terinci menjadi : Desa
56
2. Jarak dengan Pusat Pemerintahan
2) Kecamatan : 3 Km
3) Kabupaten : 3 Km
4) Propinsi : 15 Km
3. Keadaan Cuaca
57
B. Hasil Kegiatan
Dusun : Nambongan
Desa/kalurahan : Caturharjo
Jumlah KK : 339
Pelaksanaan kegiatan:
Melakukan
Menyiapkan
pendataan
form dan
dan Perekapan
kelengkapan
pemeriksaan data hasil Validasi data
berkas berupa
PISPK dari PISPK
Fotokopi KK
rumah ke
serta BPJS
rumah
2. STBM
peserta dan yang hadir sejumlah 39 orang. Berikut data profil dusun
Nambongan :
1. Lokasi : Nambongan
2. Luas Wilayah : 21 Ha
3. Jumlah RT : 6
58
4. Jumlah RW : 2
6. Jumlah KK : 334
3. Pemeriksaan Kesehatan
b. Dusun : Nambongan
c. Desa/Kelurahan : Caturharjo
Pelaksanaan Kegiatan
Pemeriksaan
Pemeriksaan Kadar Gula
tekanan darah darah, Asam
serta Urat, dan
Pendaftaran Registrasi Kholesterol
pencatatan serta
hasil pencatatan
pemeriksaan hasil
pemeriksaan
59
4. Posyandu dan Posbindu
1) Posyandu
Dusun : Nambongan
Desa/kalurahan : Caturharjo
Pelaksanaan kegiatan:
Pengukuran
TB, BB, dan
lingkar kepala
serta Pemberian Pengambilan
Pendaftaran
pencatatan vitamin A PMT
hasil
pengisian
KMS
b. Posbindu
Pelaksanaan kegiatan:
60
Pengukuran
tinggi badan, Pemeriksaan
Pencatatan
berat badan, kesehatan
Pendaftaran hasil
lingkar perut oleh
pengukuran
dan tekanan Puskesmas
darah
Penyerahan
Hadiah
Penutupan Lomba
Pemilahan
Sampah
61
C. Pembahasan
berikut;
ditelantarkan
(JKN)
62
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
bersangkutan.
1. 01 88 KK 70 Bangunan Terselesaikan
2. 02 48 KK 39 Bangunan Terselesaikan
3. 03 47 KK 39 Bangunan Terselesaikan
4. 04 46 KK 39 Bangunan Terselesaikan
5. 05 40 KK 34 Bangunan Terselesaikan
6. 06 75 KK 60 Bangunan Terselesaikan
tanggal 1 Februari 2019, seperti formulir PISPK, BPJS, dan kartu keluarga
63
kemudian dilakukan perekapan kelengkapan data PISPK, dan kelengkapan
a. Persiapan
1) Menentukan Topik
64
Supriyanto selaku kepala dusun Nambonggan. Kegiatan
4) Membuat undangan
undangan.
b. Pelaksanaan
1) Persiapan
halaman.
65
2) Penerimaan tamu
untuk diisi nama Kepala Keluarga serta kertas warna warni untuk
dalam ruangan.
3) Pembukaan
4) Ice Breaking
5) Pemicuan
66
Umami, Mufida Kurniawati dan di bantu oleh Bapak Kindarna
67
dimana apresiasi tersebut dapat meningkatkan semangat untuk
tempat.
7) Penutup
68
3. Posyandu dan Posbindu
a. Posyandu
sebanyak 60 balita.
pada kader.
69
b. Posbindu
4. Pemeriksaan Kesehatan
Bapak dukuh Nambongan. Kegiatan ini diikuti oleh 109 peserta dengan
usia 25-80 tahun. Pemeriksaan yang dilakukan pada kegiatan ini adalah
Kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol. Peserta dapat memilih
70
teman-teman perawat dab analis kesehatan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.
gula darah tinggi dengan angka diatas 200 mg/dL. Pemeriksaan asam urat
didapatkan hasil pada wanita terdapat 14 warga yang asam uratnya sudah
melebihi batas normal, yaitu 6,5 mg/dL. Sedangkan pada pria terdapat 2
warga yang asam uratnya sudah melebihi batas normal, yaitu 7mg/dL.
melebihi batas normal yaitu memberi saran makanan apa yang harus
Kegiatan dimulai pada pukul 14.00 WIB, dimulai dengan mengisi daftar
71
5. Tanggap Bocah (TABO)
dukuh Nambongan dan dibantu oleh ibu-ibu kader. Kegiatan ini diikuti
Berdasarkan kegiatan Jumantik pada TABO kali ini dari 87 rumah yang
pada pot bunga di depan rumah. Angka Bebas Jentik pada pemantauan
: 1 X 100%
87
pada pot bunga adalah dengan cara membuang air yang terdapat pada pot
bunga sehingga jentik hanyut terbawa air dan untuk selanjutnya warga
dihimbau agar pot bunga jangan sampai terisi dengan air karena dapat
ini, yaitu dengan memberikan cara tentang cuci tangan yang baik dan
72
benar. Kegiatan cuci tangan 6 langkah dilakukan dengan bantuan lagu
pemilahan sampah ini adalah yang paling cepat dan yang paling benar
73
D. Kendala yang dihadapi
rumah.
bersih dan sehat sehingga komitmen yang dilakukan masih dalam jangka
kurang.
makanan yang panas, hanya beberapa warga saja yang antusias karena
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan sehat.
3. Pemeriksaan Kesehatan
batas normal.
1) Wanita : 14 warga
2) Pria : 2 warga
75
4. Posyandu dan Posbindu
a. Posyandu
b. Posbindu
lingkar perut, dan tekanan darah. Selanjutnya jika ada yang mau
76
B. Saran
maupun dari kebiasaan pola hidup yang kurang sehat dan lain
STBM tersebut agar dapat tercipta perubahan perilaku hidup bersih dan
sehat.
3. Pemeriksaan Kesehatan
seimbang
teratur.
77
4. Posyandu dan Posbindu
b. Saat PMT diharapkan para orang tua balita membawa tempat makan
5. TABO
78
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi, dkk. 2012. Perbedaan Kadar Kreatinin Serum Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 yang Terkontrol dengan yang Tidak Terkontrol di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Bandar Lampung. Jurnal Mahasiswa Kedokteran
Universitas Lampung
Purwatresna, Eka. 2012. Aktifitas Antidiabetes Ekstrak Air dan Ethanol Daun
Sirsak Secara In Vitro melalui inhibisi Enzim α-Glukosidase. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Sulistria, Y.M. 2013. Tingkat self care pada Pasien Rawat Jalan Diabetes
Mellitus di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol.2 No.2.
Utami, Prapti. 2013. Umbi Ajaib tumpas Penyakit Kanker, Diabetes, Hipertensi.
Stroke, Kolesterol, dan Jantung. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kemenkes RI. (2013). Kurikulum dan Modul Pelatihan STBM bagi Dosen
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan di Indonesia.
Jakarta: Direktorat Jenderal PP dan PL.
http://www.authorstream.com/Presentation/intanwida-1378079-posbindu-lansia/
diakes pada 24 Februari 2019
https://edoc.site/skripsi-posbindu-ptm-pdf-free.html diakes pada 24 Februari 2019
http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-sehat-
dengan-pendekatan-keluarga.html diakses pada tanggal 25 Februari 2019
Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Jakarta EGC.
79
LAMPIRAN
80