Anda di halaman 1dari 24

Manajemen Pelayanan Kesehatan Tingkat 1

Analisis Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah


Menengah Pertama Negeri 2 Windusari Tahun 2018

Disusun Oleh :

Integrasi C Kelompok 3 :

Mita Hapsari 2019-16-083 Resi Parmasari 2019-16-102

Nadilla Aulia S 2019-16-089 Rica Maharani 2019-16-103

Nazwa Akhvina 2019-16-098 Shella Dewitri 2019-16-111

Rafita Milca Bianca 2019-16-100 Tiara Nawangwulan 2019-16-116

Rara Varisya 2019-16-101

Pembimbing :

drg. Yufitri Mayasari, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

JAKARTA

2021
PENDAHULUAN

Sehat merupakan keadaan sejahtera tanpa gangguan di mana semuanya

bekerja sesuai dengan fungsinya. Kondisi sehat dapat memungkinkan seorang


1
individu untuk hidup dengan produktif. Salah satu upaya strategis untuk

meningkatkan kesehatan yaitu dengan upaya pendidikan dan kesehatan melalui


2
institusi pendidikan. Kesehatan para peserta didik merupakan salah satu faktor

terciptanya kualitas pendidikan yang maju di suatu negara. Dalam Undang-Undang

Nomor 36 tahun 2009 Pasal 79 tentang kesehatan ditegaskan bahwa kesehatan

sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik

sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan
3
optimal sehingga diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Laporan Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS) Nasional tahun 2007

menujukkan perilaku hidup bersih dan sehat yang masih kurang pada anak usia

sekolah. Masalah kebersihan diri paling tinggi dialami oleh murid sekolah dasar yaitu

86% murid yang bermasalah pada gigi, 53% tidak biasa potong kuku, 42% murid

yang tidak biasa menggosok gigi, dan 8% murid yang tidak mencuci tangan sebelum

makan, selain itu didapatkan prevalensi masalah seperti cacingan sebesar 60 – 80 %,


4
dan karies gigi sebesar 74,4%. Berdasarkan hasil pengamatan tahun 2008 juga

ditemukan kasus diare sebanyak 38,11%. Kementerian kesehatan juga menyatakan

bahwa terjadi peningkatan jumlah perokok pada remaja usia 15-19 tahun yaitu 12,7%
5
pada 2001 menjadi 23,1% pada 2016.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam lingkungan pendidikan di
1
sekolah dalam bentuk kesehatan adalah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

UKS merupakan suatu program kesehatan yang dilaksanakan di sekolah, mulai dari

Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP)
6
sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). UKS merupakan bagian dari

substansi manajemen layanan khusus yang bergerak dalam bidang kesehatan sekolah.

Manajemen layanan khusus di sekolah dibuat untuk memperlancar pelaksanaan

pengajaran serta memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah guna tercapainya


1
tujuan pendidikan di sekolah. UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas

sektoral untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan membentuk perilaku


2
hidup bersih dan sehat peserta didik. UKS memiliki tiga program utama yang

dikenal dengan Trias Usaha kesehatan sekolah (UKS) yang pertama yaitu pendidikan

kesehatan yang meliputi pengetahuan dan pemahaman mengenai cara memelihara

dan meningkatkan kesehatan, yang kedua pelayanan kesehatan, yang meliputi

pengobatan ringan dan yang ketiga yaitu lingkungan sekolah sehat yang meliputi

pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan seperti pelaksanaan 7K

(kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerindangan,


7
kekeluargaan).

Usaha kesehatan sekolah sebagai program yang berfungsi sebagai saluran

utama kesehatan peserta didik menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif
8
yang didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas. Keberhasilan
pelaksanaannya memerlukan kerjasama yang baik dari banyak pihak seperti peserta

didik, guru, kepala sekolah, orang tua, komite sekolah, masyarakat, pihak puskesmas

atau petugas kesehatan setempat, oleh karena itu, pembinaan dan pengembangan

UKS sebagai upaya pendidikan dan kesehatan harus dilaksanakan secara terpadu,
2,5
terencana dan terarah untuk mecapai keberhasilan program yang maksimal.

Berdasarkan hasil penelitian pada penerapan fungsi manajemen usaha

kesehatan sekolah di SMPN 2 Windusari menujukkan bahwa pengelolaan UKS di

SMPN 2 Windusari belum berjalan dengan baik. Pengelolaan program UKS yang

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi program pokok

UKS belum dilakukan sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKS di sekolah

menengah. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk menganalisis

pelaksanaan program UKS di SMPN 2 Windusari dan memberikan alternatif

pemecahan masalah yang tepat untuk perbaikan program UKS di SMPN 2 Windusari

agar dapat berjalan dengan lebih efektif.

TINJAUAN PUSTAKA

USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan segala usaha yang dilakukan

untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat dan bersih

pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif)

dan terpadu (integratif) melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di

sekolah serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
kesehatan di lingkungan sekolah. Program UKS bertujuan untuk menanamkan sikap

dan perilaku sehat dengan dirinya sendiri dan mampu menolong orang lain sehingga
9,10
dapat tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.

Usaha Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kesehatan

anak usia sekolah pada setiap jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai

SMU/SMK/MA. Melalui pelaksanaan program UKS diharapkan akan terbentuk pola

pendidikan peserta didik yang terbiasa dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan

selalu memperhatikan kebersihan lingkungan sekolah dan mendorong generasi muda

untuk bebas dari penyakit, mengembangkan karakter bangsa yang positif, dan sifat
9,10
kepemimpinan yang kuat.

Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi sasaran primer yang

terdiri dari peserta didik, sasaran sekunder terdiri dari guru, tutor belajar, komite

sekolah/orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP UKS

disetiap jenjang, dan sasaran tersier terdiri dari lembaga pendidikan mulai dari tingkat

prasekolah sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan
11
luar sekolah dan perguruan agama beserta lingkungannya.

Ruang lingkup UKS merupakan ruang lingkup yang tercermin dalam tiga

program pokok usaha kesehatan sekolah (Trias UKS), yaitu (1) Pelaksaan Pendidikan

Kesehatan, dilakukan dengan cara a. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan

tentang prinsip-prinsip hidup sehat. b. Memiliki keterampilan dalam melaksanakan

hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan, dan
c. Menanamkan perilaku/kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal pengaruh buruk dari

luar (narkoba, arus informasi dan gaya hidup yang tidak sehat). (2) Penyelenggaraan

Pelayanan Kesehatan di sekolah adalah upaya peningkatan kesehatan (promotif),

pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang

dilakukan terhadap peserta didik dan lingkungannya. (3) Pembinaan Lingkungan

Kehidupan Sekolah Sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan

sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang

optimal baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang meliputi : a.

Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan,

kerindangan, kekeluargaan). b. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan.

c. Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, peserta didik, pegawai


11,12
sekolah, komite sekolah dan masyarakat sekitar).

Dalam mendukung pelaksanaan tiga program UKS di sekolah / satuan

pendidikan luar sekolah diperlukan program pendukung yang meliputi: ketenagaan,

pendanaan, sarana dan prasarana, penelitian dan pengembangan,

manajemen/organisasi, komitmen koordinasi yang baik serta kerjasama dari semua


12
pihak, baik lembaga pemerintah maupun swasta.

Program Usaha Kesehatan Sekolah

Menurut Notoatmodjo dalam Hidayat dan Argantos (2020) menyatakan

bahwa Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas

program dan lintas sektor meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku
hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah umum.

Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai langkah untuk


2
meningkatkan mutu kesehatan peserta didik yang optimal.

Program Usaha Kesehatan Sekolah dapat meningkatkan derajat kesehatan

serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di

sekolah meliputi: pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan

lingkungan sehat sebagai langkah untuk meningkatkan mutu kesehatan peserta didik

yang optimal.2 Menurut Gurning (2017), kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

disekolah dalam pelaksanaan UKS adalah (1) Penyuluhan Kesehatan, (2) Imunisasi,

(3) Dokter kecil, (4) P3K dan P3P, (5) Penjaringan kesehatan, (6) Pemeriksaan

berkala, (7) Pengawasan kantin sekolah, (8) Dana sehat, (9) Memantau kesegaran
9
Jasmani, (10) UKGS.

Program utama dari UKS sendiri yaitu TRIAS UKS, yaitu menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan seperti pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan

lingkungan sekolah. Pendidikan kesehatan bertujuan meningkatkan pengetahuan,

perilaku, sikap, dan keterampilan hidup bersih serta pola hidup sehat. Program UKS

di sekolah dalam pendidikan kesehatan dilaksanakan oleh guru yang telah

mendapatkan pelatihan sebelumnya. Materi yang disampaikan diantaranya adalah

kebiasaan mencuci tangan, bahaya merokok, perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS),

Konsumsi minuman dan makanan sehat, , pemberantasan sarang nyamuk, kesehatan


13
lingkungan, sanitasi, bahaya narkoba, kesehatan reproduksi dan bahaya HIV/AIDS.
Pelayanan kesehatan di sekolah diperlukan untuk meningkatkan derajat
2
kesehatan semua warga yang berada di sekolah tersebut. Kegiatan-kegiatan yang

perlu dilakukan adalah (a) Peningkatan kesehatan (promotif), seperti kegiatan

penyuluhan kesehatan, pelatihan Kader Kesehatan Remaja (KKR) dan Palang Merah

Remaja (PMR), (b) Pencegahan (preventif), seperti imunisasi, kegiatan pemutusan

mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap

dini sebelum timbul penyakit, (c) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan

rehabilitatif), seperti pengobatan ringan, pertolongan pertama pada kecelakaan dan

pertolongan pertama pada pertama pada penyakit, pemulihan pasca sakit, dan rujukan
2,11,14
ke puskesmas atau rumah sakit.

Pembinaan Lingkungan sekolah sehat adalah suatu kondisi lingkungan

sekolah yang dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta

membentuk perilaku hidup sehat dan terhindar dari pengaruh negatif (Kasman dalam
2
Hidayat dan Argantos, 2020). Untuk menciptakan lingkungan sekolah sehat

dilakukan pelaksanaan 7K (Kebersihan, Keindahan, Kenyamanan, Ketertiban,

Keamanan, Kerindangan, dan Kekeluargaan), seperti pengawasan terhadap sumber

air bersih, sampah, air limbah, tempat pembuangan tinja dan kebersihan lingkungan
11
sekolah.

Dalam pelaksanaan Trias UKS, perlu dipersiapkan dengan baik tentang

perencanaan, ketenagaan, pendanaan, sarana prasarana, penelitian, pengembangan


dan manajemen, komitmen, koordinasi yang baik serta kerjasama dari semua pihak,
11
baik lembaga pemerintah maupun swasta.

Dalam mewujudkan sekolah sehat dilakukan perencanaan manajemen sekolah

diperlukan penyusunan program, penetapan visi dan misi UKS, koordinator sekolah

sehat dan pelaksanaan program. Tahap awal dimulai dari penyusunan program

sekolah sehat mulai dari pengadaan sarana prasarana, terutama ruangan UKS yang

lengkap, sekolah menyiapkan semuanya mengacu pada visi misi UKS dan standar

sekolah sehat yang ditentukan oleh pemerintah. Sekolah juga perlu bekerja sama

dengan beberapa pihak instansi luar sekolah seperti puskesmas, dinas kesehatan,
15
rumah sakit dan lain-lain.

Beberapa langkah perencanaan program sekolah, yaitu (1) Menetapkan

sasaran dan tujuan program sekolah sehat, (2) Menetapkan pedoman pada visi misi

UKS, (3) Menyeleksi para SDM yang berkompeten di program sekolah sehat, (4)

Membuat struktur organisasi UKS, (5) Membuat program kerja tahunan UKS, (6)

Membuat perencanaan anggaran pengembangan UKS, (7) Melengkapi pengadaan

fasilitas UKS sesuai standar dan ketentuan dari pemerintah, (8) Merumuskan aturan

dan tata tertib khusus dalam program sekolah sehat, (9) Menyiapkan program-

program UKS untuk persiapan mengikuti lomba antar sekolah, kecamatan dan
15
kabupaten bahkan tingkat provinsi dan tingkat nasional.
Dalam penetapan visi dan misi UKS tidak dilakukan oleh pihak sekolah,

namun semuanya sudah ditetapkan dari pemerintah. Dalam hal ini para personil yang

terlibat di struktur organisasi menyiapkan dan membuat program kerja tahunan UKS.

Program yang dibuat khusus mengacu pada program unggulan UKS, yaitu TRIAS

UKS. Masing-masing program ini memiliki beberapa program pilihan yang akan

dilaksanakan selama 1 tahun. Semua kegiatan dijabarkan secara jelas jenis


15
kegiatannya mulai dari waktu pelaksanaan dan juga tim pelaksananya.

Dalam tim pelaksana, koordinator sekolah sehat terdiri dari 1 orang yang

diberikan keleluasaan dalam menyusun program kerja UKS sampai dengan

pelaksanaan program-program tersebut. Dalam pelaksanaan program sekolah sehat

ini koordinator dibantu oleh pembina UKS, bendahara UKS dan anggota lainnya.

Semua program yang dibuat dan disusun, masing-masing memiliki tim penanggung
15
jawab.

Pelaksanaan utama dalam program sekolah sehat ini diantaranya

melaksanakan kegiatan program UKS seperti fokus pada unsur sumber daya manusia

(SDM), yaitu warga sekolah dengan menerapkan pembiasaan pola hidup bersih dan

sehat (PHBS). Pelaksanaan program yang kedua yaitu fokus pada fisik UKS, dalam

kegiatan ini sekolah mengutamakan pada pengadaan dan pemenuhan sarpras untuk

UKS dan lingkungan sekitar dalam mengembangkan UKS. Selain itu juga UKS

membuat program-program baru untuk diterapkan di siswa, dengan berbasis kepada


15
lingkungan, sosial dan kemanusiaan.
Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan pada manajemen sekolah

dalam pengembangan program sekolah sehat, maka disusun pengorganisasian

(organizing). Struktur organisasi dan pembagian tugas pada program sekolah sehat

disusun ke dalam bagan struktur. Masing-masing jabatan memiliki tugas dan

wewenang yang berbeda, baik secara administratif maupun capaian kinerja. Struktur

organisasi paling tinggi yaitu ketua, yang diduduki oleh kepala sekolah, diikuti

stuktur dibawahnya yaitu koordinator sekolah sehat, yang membawahi juga pembina
15
UKS dan bendahara serta para anggota.

Struktur Tim Pelaksana UKS Sekolah: 12

Pembina : 1) Lurah/Kepala Desa; 2) Ketua Yayasan

Ketua : Kepala Sekolah

Sekretaris I : Guru Pembina UKS

Sekretaris II : Ketua Komite Sekolah

Anggota : a) Unsur Komite Sekolah/Orang Tua; b) Unsur Petugas UKS dan

Puskesmas; c) Unsur Peserta Didik; d) Unsur OSIS, Kader UKS, PKK

Desa dan semua guru; e) Unsur yang di anggap perlu sesuai

kebutuhan.

Masing-masing personil bertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya. Untuk tugas terdiri dari (a) menyusun rencana kegiatan, melaksanakan

kegiatan, melaksanakan penilaian, monitoring, evaluasi dan pelaporan, (b)

Melaksanakan program Trias UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan


Kesehatan, dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat, (c) Menjalin kerjasama

dengan orang tua (Komite Sekolah, masyarakat, LSM, pemerhati pendidikan dan

kesehatan) dan instansi terkait dalam pelaksanaan UKS, (d) Menyiapkan sekolah

menjadi sekolah bersih sehat, aman, dan nyaman, (e) Melaksanakan ketata usahaan

dan database kegiatan, (f) Menyampaikan laporan pelaksanaan kepada TP UKS


12
Kecamatan, (g) Melaksanakan ketata usahaan Tim Pelaksana UKS. Fungsi dari tim

pelaksana Sebagai penanggung jawab dan pelaksana program di sekolah berdasarkan

prioritas kebutuhan dan menyiapkan sekolah menjadi sekolah yang melaksanakan

program UKS dengan persyaratan Mempunyai Tim Pelaksana UKS, mempunyai guru

pembina UKS bersertifikat, mempunyai ruang UKS tersendiri, mempunyai kader


12
UKS minimal 10% dari jumlah siswa, dan mengimplementasikan Trias UKS.

Usaha kesehatan sekolah (UKS) dilakukan untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan prestasi belajar peserta didik, melalui peningkatan kemampuan hidup

sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat

belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya

manusia yang berkualitas. Secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk

kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang di

dalamnya mencakup (1) Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk

melaksanakan prinsip hidup sehat, berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan

kesehatan di sekolah, di rumah dan di lingkungan masyarakat, (2) Sehat, baik dalam

arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan, (3) Memiliki pengetahuan berkaitan
dengan penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang

berkaitan dengan masalah sosial lainnya , (4) Peningkatan, pencegahan, pengobatan

dan pemulihan secara terpadu terhadap peserta didik dan warga sekolah dibawah

koordinasi guru pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas
2,3
setempat.

PEMBAHASAN

Identifikasi Masalah

Terdapat beberapa masalah penyelanggaraan kegiatan UKS di SMP Negeri 2

Windusari. Pertama, pengelolaan UKS di SMP Negeri 2 Windusari belum berjalan

dengan baik dibandingkan dengan sekolah menengah pertama lainnya di kecamatan

Widusari. Kedua, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program UKS belum sesuai

dengan pedoman pelaksanaan UKS. Ketiga, pengelolaan organisasi UKS belum

terlaksana dengan baik karena belum adanya pembagian tugas yang jelas. Keempat,

minimnya dana menjadi penghambat pelaksaan program UKS. Kelima, masalah yang
5
berkaitan dengan sanitasi, pembuangan limbah dan sampah di sekolah.

Analisa Masalah

Analisa Berdasarkan Lingkungan Sekolah

Lokasi sekolah berada di daerah dataran tinggi yang bergelombang sehingga

dapat menyulitkan akses tenaga kesehatan untuk menuju sekolah. Sekolah berada di

kawasan pedesaan dengan lingkungan sosial yang berbeda dibandingkan dengan


sekolah menengah pertama lainnya di kecamatan Windusari. Karakteristik penduduk

sekitar cenderung tertutup dengan paradigma tentang sekolah yang kurang penting

sehingga menyebabkan minimnya anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang

SMA dan Perguruan Tinggi, tingkat pendidikan yang rendah berdampak pada
5
kurangnya pengetahuan dalam menjaga kebersihan.

Analisa Berdasarkan Manajemen Program UKS

Perencanaan program jangka panjang belum pernah dilakukan, kegiatan

perencanaan yang telah dilakukan selama ini hanya berupa rencana kerja rutin

tahunan dimana kegiatannya hanya terdiri dari kegiatan jumat bersih, sosialisasi dan

pemantauan kesehatan 2 kali dalam setahun serta pelayanan UKS bagi siswa yang
5
merasa kurang sehat.

Pengelolaan organisasi UKS belum terlaksana dengan baik karena belum ada

pembagian tugas yang jelas dan minimnya SDM pengelola UKS sehingga kinerja

petugas atau penanggung jawab belum efektif. Selama ini UKS hanya dikoordinir

oleh guru mata pelajaran yang diberi tugas tambahan sebagai koordinator UKS
5
sehingga program yang dilaksanakan masih sederhana.

Pelaksanaan program tahunnya hanya mengikuti program tahunan seperti

tahun sebelumnya, bukan berdasarkan temuan masalah yang ditemukan setelah

adanya evaluasi setiap tahun. Selain itu juga, minimnya dana untuk pelaksanaan UKS

menjadi penghambat pelaksanaan program UKS di sekolah.5

Analisa Berdasarkan Sarana dan Prasarana UKS


Perencanaan anggaran kegiatan UKS diperoleh melalui BOS (Bantuan

Operasional Sekolah) sebesar Rp 500.000,- per tahun. Anggaran tersebut digunakan

untuk biaya operasional UKS seperti untuk membeli obat-obatan, pemeliharaan

inventaris UKS (sprei, gorden, sarung bantal, tandu, tensi darah dan selimut) juga

digunakan sebagai transport siswa apabila siswa sakit harus dirujuk ke puskesmas
5
atau rumah sakit.

Fasilitas dan sarana prasarana di sekolah yang kurang memadai, serta

perlengkapan dan peralatan yang kurang layak pakai. Fasilitas UKS seperti alat ukur

tinggi badan, dan alat timbangan berat badan sudah lama tidak dikalibrasi karena

minimnya anggaran, hal ini berakibat pada tidak tepatnya hasil pengukuran pada saat

kegiatan pemantauan pertumbuhan dilaksanakan. Berbagai masalah yang berkaitan

dengan sanitasi dan pembuangan limbah dan sampah masih menjadi masalah utama

di sekolah. Fasilitas sanitasi sekolah yang meliputi air bersih, toilet, (kamar mandi,

WC, dan urinoir), sarana pembuangan air limbah, dan sarana pembuangan sampah

masih belum sesuai dengan standar.5

Prioritas Masalah

Prioritas masalah yang terjadi di SMP 2 Negeri Windusari dapat

menggunakan diagram fishbone atau yang lebih dikenal Ishikawa. Diagram fishbone

merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi dan secara

grafik menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan

suatu permasalahan. Permasalahan mendasar diletakkan pada bagian kanan dari


diagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab

permasalahan digambarkan pada sirip dan durinya.

1. Mother Nature/Environment (Lingkungan)

a. Fasilitas sanitasi lingkungan belum sesuai standar

2. Methods (Metode)

a. Kurang Inovasi

b. Program sederhana

3. Manpower (Sumber Daya Manusia)

a. SDM kurang

b. Kurangnya pembinaan dari tenaga puskesmas

c. Pembagian tugas penanggungjawab UKS belum jelas

4. Machines and Equipment (Mesin dan Peralatan)

a. Pemeliharaan fasilitas kurang

5. Money (Keuangan)

a. Anggaran untuk biaya operasional UKS minim


Gambar 1. Analisis Fishbone 16

Pada diagram menunjukan bahwa masalah utama adalah manajemen UKS

yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti Mother Nature/Environment

(Lingkungan) fasilitas sanitasi lingkungan belum sesuai standar, Methods (Metode)

kurangnya inovasi dan program yang sederhana, Manpower (Sumber Daya Manusia)

yaitu SDM kurang, kurangnya pembinaan dari tenaga puskesmas dan pembagian

tugas penanggungjawab UKS belum jelas, Machines and equipment (mesin dan

peralatan) yaitu pemeliharaan fasilitas kurang dan Money (Keuangan) berupa

anggaran untuk biaya operasional UKS yang minim.

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kehidupan sekolah

yang sehat untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan pelayanan kesehatan

serta UKS secara keseluruhan. Pada lingkungan sekolah diperlukan edukasi berkaitan

dengan pentingnya menjaga kebersihan diri dan menanamkan dasar-dasar kebiasaan

hidup sehat serta mendorong peserta didik untuk ikut serta secara aktif dalam setiap

usaha kesejahteraan diri sendiri dan lingkungan. Pembuatan perencanaan program

UKS jangka panjang, dengan melakukan analisis situasi yang bertujuan untuk

mengevaluasi masalah yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan

program. Perbaikan pengorganisasian UKS dari pembentukan tim pelaksana program,

pembagian tugas dan kerjasama sesuai kemampuan tim, dan pendelegasian

wewenang. Pihak sekolah perlu mengajukan proposal rincian anggaran program UKS
ke Dinas Kesehatan setempat agar pelaksanaan program dapat tercapai dengan

optimal. Untuk pencapaian keberhasilan program UKS, maka diperlukan manajemen

yang baik.

Alternatif Pemecahan Masalah

Menurut Asneti dkk (2019) dalam penyelenggaraan UKS salah satu program

pokok pada Usaha Kesehatan Sekolah adalah pembinaan lingkungan sekolah sehat,

yaitu perbaikan sarana air bersih, dengan pembuatan biopori serta sumur resapan
17
yang cukup. Selain itu, menurut Rahmawati dkk (2015) pembinaan lingkungan

sekolah yang sehat juga dapat dilakukan dengan menyediakan air bersih di setiap
1
depan masing-masing ruang di sekolah. Selain itu menurut Hidayat (2020), dapat

dilakukan pengawasan terhadap sumber air bersih, air limbah dan kebersihan

lingkungan sekolah dengan menyediakan tempat sampah di semua ruangan serta


2
halaman kelas dan tempat-tempat yang strategis.

Permasalahan keuangan pada SMPN 02 Windusari dapat diatasi dengan

memperoleh tambahan dana dari orang tua peserta didik dan dana dari pemerintah

berupa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk pembiayaan kegiatan

pembelajaran dan peralatan UKS dan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
18
untuk pelatihan para tenaga pelaksana UKS. Selain itu, menurut Susana (2018)

sekolah juga dapat mengembangkan usaha kemitraan, seperti koperasi sekolah untuk
3
mendukung pendanaan.
Masalah sumber daya pada SMPN 02 Windusari dapat diatasi dengan

melakukan pembinaan dan pelatihan oleh petugas puskesmas setiap pertengahan dan

akhir tahun kepada semua unsur yang berkontribusi dalam penyelenggaraan usaha

kesehatan sekolah seperti Kepala Sekolah, pembina UKS, guru, dan KKR (Kader
17
Kesehatan Remaja). Menurut Mulyasa dalam Lautloly (2014) kepala sekolah harus

melakukan perannya sebagai pemimpin dengan menjalankan fungsinya sebagai

edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator.

Selanjutnya peran guru peran dalam menumbuh kembangkan perilaku sehat pada

siswa di sekolah adalah sebagai pembimbing siswa, sebagai pengelola kelas, pengatur

lingkungan sekolah, sebagai motivator dan evaluator. Peran guru pelaksana UKS

sebagai pengawas dalam kegiatan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan

kebersihan lingkungan sekolah dan menjadi teladan yang baik untuk warga sekolah

dalam perilaku hidup bersih dan sehat. Peran KKR di sekolah yakni membantu

pelaksanaan kegiatan imunisasi, menjaga ruangan UKS setiap hari sesuai dengan

jadwal piket, kegiatan rutin membantu peserta didik yang sakit, pemeriksaan

kesehatan rutin terdiri dari pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan,

memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan/penyakit, membantu petugas

kesehatan puskesmas setiap pemeriksaan kesehatan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun

sekali, dan memberikan contoh kepada peserta didik lainnya untuk hidup sehat di

sekolah. Anggota KKR dipilih berdasarkan kemampuan siswa dan jumlah siswa yang
1,19
dipilih sebagai KKR minimal 10% dari jumlah siswa yang ada.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan di UKS secara komprehensif dilakukan

melalui kegiatan promotif, yaitu dengan menyelenggarakan penyuluhan, pembinaan

dan pelatihan pada anak pencinta lingkungan, menjalin kerja sama dengan pihak

terkait, pembinaan secara berkala serta pemberian materi tentang kesehatan,

menempelkan slogan serta poster kesehatan, pengadaan buku-buku kesehatan serta

menempatkan perpustakaan mini kesehatan di ruang UKS, menyebarkan brosur

kesehatan kepada peserta didik, seperti poster bahaya merokok. Selanjutnya kegiatan

preventif dengan pelayanan atau pemeriksaan secara berkala 6 bulan sekali, Upaya

Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) melalui rujukan pembina UKS, pengukuran dan

pencatatan secara periodik tentang berat badan dan ketajaman mata, pengawasan

jajanan sehat dan pengolahan bahan pangan pada kantin dan koperasi sekolah dan

pelaksanaan tes kebugaran tubuh. Kemudian pelaksanaan pelayanan kuratif dan

rehabilitatif (penyembuhan dan pemulihan) dengan memberikan pelayanan bagi


17
warga sekolah yang sakit dan pengadaan rujukan ke puskesmas.

Program pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui kegiatan pembelajaran

biologi serta pelaksanaan mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga setiap

seminggu sekali. Pada kegiatan ekstrakurikuler dilakukan kegiatan kerja bakti


18
bersama setiap hari jumat dan pengadaan piket kelas setiap harinya. Pada penelitian

yang dilakukan Priyambada (2017) menyatakan bahwa pelaksanaan program UKS di

SMA 5 Surabaya dibagi ke dalam agenda mingguan, bulanan, dan tahunan. Kegiatan

yang dilaksanakan meliputi jumat bersih dan sehat, donor darah, pelatihan PMR,
siaga kesehatan, pemantauan kesehatan dan kesehatan makanan. Sekolah juga

sebaiknya mengadakan seminar dan sosialiasi kesehatan sebagai salah satu bentuk
20
pendidikan kesehatan di sekolah.

Evaluasi terhadap manajemen UKS dilakukan dalam bentuk laporan tertulis

dengan membuat laporan dalam format tengah dan tahunan. Format tengah tahun

dilaporkan kegiatan yang telah dilakukan dalam kegiatan 6 bulan, sedangkan format

tahunan merupakan kegiatan yang dilaporkan kegiatan yang telah dilakukan dalam

satu tahun atau 12 bulan. Kegiatan UKS perlu di supervisi oleh tim kesehatan

kabupaten dan pengawasan oleh tim kesehatan kecamatan dengan mengamati

kegiatan pelaksanaan UKS yang telah dilaksanakan oleh tim pelaksana UKS sekolah.

Kegiatan pengawasan ini juga berfungsi sebagai evaluasi UKS sekolah dan menilai

kegiatan UKS sudah berjalan baik atau belum agar terjalin kegiatan yang efektif dan
1
efisien.

Dalam mengatasi masalah pemeliharaan fasilitas UKS SMPN 02 Windusari

dapat dilakukan pemeliharaan sarana dan prasarana dengan melakukan pemeliharaan


21
secara berkala dan mengganti alat-alat yang sudah tidak layak pakai. Sarana UKS

disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007

yaitu tempat tidur, meja, kursi, lemari, catatan kesehatan siswa, perlengkapan P3K,

tandu, selimut, tensimeter, termometer badan, timbangan badan, pengukuran tinggi


22
badan, tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding.
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian pelaksanaan fungsi manajemen UKS di SMP Negeri 2

Windusari sudah berjalan namun pelaksanaannya belum optimal. Perencanaan dan

pengorganisasian yang terbentuk belum sesuai SOP serta kualitas kinerja yang

dilakukan belum pernah diukur ataupun di supervisi secara langsung.

Perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap pelaksanaan manajemen di UKS

SMP Negeri 2 Windusari agar tercapai program UKS yang efektif dan efisien.

Selain itu perlu dilakukan peninjauan mengenai anggaran, program UKS, evaluasi

dan pemantauan oleh lembaga kesehatan setempat secara berkala.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahmawati EI, Soetopo H, Maisyaroh. Manajemen usaha kesehatan sekolah. Manajemen


Pendidikan. 2015;24(6):571-577.

2. Hidayat K, Argantos. Peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Sebagai Proses Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat Peserta Didik. Jurnal Patriot. 2020;2(2):627-639.

3. Susana A. Manajemen kesehatan peserta didik sekolah dasar. Jurnal Administrasi


pendidikan. 2018;25(1):65-79.

4. Sabri N, Nurdin Y. Hubungan Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah Terhadap


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa SDN Seberang Padang Utara. Ners Jurnal
Keperawatan. 2012;8(2):196-201.

5. Fatmawati, Sutrisno, Firdhausy HS. Penerapan Fungsi Manajemen Pada Program Usaha
Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama. HIGEIA. 2019;3(2):179-189.

6. Tangkudung AE. Hubungan Antara Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Dengan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa SD GMIM 53 Mapanget Barat. Jurnal Kesmas.
2018;7(5):1-9.

7. Apriani L, Gazali N. Pelaksanaan Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Sekolah Dasar.
Jurnal Keolahragaan. 2018;6(1):1-9.
8. Candrawati E, Widiani E. Pelaksanaan Program UKS Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang. Jurnal CARE.
2015;3(1):15-23.

9. Gurning FP, Daulay AJ. Pembinaan Puskesmas Terhadap Pelaksanaan Program Usaha
Kesehatan Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Matinggi Kota Padangsidimpuan.
Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan. 2017;3(1):65-71.

10. Rahmawaty E. Evaluasi Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas. Jurnal Kesehatan. 2019;13(1):28-35.

11. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar; 2012.

12. Susanto, Catio M, Hutapea J, Djuharnoko P. Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan


UKS/M. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan; 2019.

13. Lestari DP, Puspitawati T, Anwar C. Evaluasi Pelaksanaan Tiga Program Pokok Usaha
Kesehatan Sekolah (Trias UKS) di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Sleman, Yogyakarta tahun
2016. Health Sciences Journal. 2019;10(1):34-42.

14. Ervina, Tahlil T, Mulyadi. Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Di
Puskesmas. Jurnal Ilmu Keperawatan. 2018;6(2):11-21.

15. Herlina, Retnowati R, Laihad GH. Manajemen Sekolah dalam Mewujudkan Sekolah Sehat di
SMP Islam Cendekia Cianjur (SICC) Boarding School. Jurnal Manajemen Pendidikan. Jurnal
Manajemen Pendidikan. 2020;8(1):13-19.

16. Jayusman. Analisis “Diagram Tulang Ikan” Untuk Peningkatan Keberhasilan Perbanyakan
Vegetatif Makro Surian Putih (Toona Sureni Merr). In: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN
BIOLOGI DAN SAINTEK III. ; 2018:539-543.

17. Asneti, Restianey F, Dewi K. Melalui Manajemen Usaha Kesehatan Sekolah, SMP Negeri 36
Palembang Mendapat Predikat Sekolah Sehat Tingkat Kota. In: Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Porgram Pascasarjana Universitas PGRI Palembang. online; 2019:56-69.

18. Lestari A, Sari J. Analisis Pelaksanaan Program UKS Ma-Al-Qodiri VIII Kelir Melalui
Pendekatan Sistem. JPH Recode. 2020;4(1):14-27.

19. Lautloly I. Hubungan Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Organisasi, dan Kinerja
Guru dengan Produktivitas SMA di Kabupaten Buru Selatan. Published online 2014.

20. Priyambada O. Pelaksanaan Layanan Usaha Kesehatan Sekolah di SMA Negeri 5 Surabaya.
Inspirasi Manajemen Pendidikan. 2017;5(1):1-9.
21. Kurniawati P, Sayuti S. Manajemen Sarana dan Prasarana di SMK N 1 Kasihan Bantul. Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan. 2013;1(1):98-108.

22. Menkes RI. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(Sd/Mi), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (Smp/Mts), Dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah A.; 2017:1-67.

Anda mungkin juga menyukai