Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seluruh program dan kegiatan pada umumnya dilaksanakan untuk

mencapai tujuan atau target tertentu, demikian juga dengan program

kesehatan mayarakat, untuk mencapai target yang telah ditentukan tersebut

maka manajemen organisasi akan melakukan berbagai langkah

perencanaan (planning) sesuai dengan analisa situasi yang sudah

dilaksanakan sebelumnya.
Berbagai upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan terus dilakukan

oleh Kementerian Kesehatan dalam usaha untuk mewujudkan derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya. Kesehatan Kerja dan Olahraga sangat

berperan dalam pencapaian target MDGs. Dengan adanya Upaya

Kesehatan Kerja dan Olahraga dapat menciptakan pekerja Masyarakat, dan

anak - anak sehat, bugar dan produktif, sehingga dapat meningkatkan

ekonomi keluarga. Hal ini dapat berdampak terhadap pengurangan

kemiskinan dan meningkatkan umur harapan hidup serta berdaya ungkit

terhadap penurunan IMR dan MMR.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, psikomotor, sikap, dan perilaku anggota

klub untuk kegiatan aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga sehingga

menjadi budaya hidup sehari-hari serta meningkatkan kemandirian


berperilaku hidup bersih dan sehat dalam melakukan olahraga yang baik,

benar, terukur dan teratur.


Tujuan Khusus
a. Membina / memberikan penyuluhan kepada Masyarakat terkait

pentingnya kesehatan dan olahraga


b. Memberikan materi kesehatan kepada siswa dan anak anak

khususnya di sekolah.

C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran langsung :
Sebagai sasaran langsung dari upaya kesehatan kerja di Puskesmas adalah

masyarakat Umum dan anak – anak


a. Sekolah
b. Desa
c. Taman bermain

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


1. Epidemiologi
2. Biostatistik
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
5. Administrasi Kesehatan Masyarakat
6. Gizi Masyarakat
7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
8. Kesehatan Reproduksi masyarakat
9. Sistem Informasi Kesehatan
E. BATAS OPERASIONAL
Salah satu penyebab rendahnya kualitas, data kesehatan di Indonesia

adalah sering terjadinya perbedaan pemahaman tentang Definisi

Operasional (DO) Indikator Program Kesehatan diantara para stakeholder

yaitu petugas kesehatan, proggamer, dan petugas pencatatan dan pelaporan

data rutin. Perbedaan pemahaman tentang DO bisa terjadi di setiap jenjang

administrasi mulai dilevel desa, kecamatan, kabupaten/ kota, provinsi,


sampai level nasional, dan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari

posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas, dinas kesehatan kabupaten/

kota, dinas kesehatan provinsi, hingaa dipusat. Beberapa Definisi

Operasional berikut ini kiranya ini dapat membantu para stakeholder

menyamakan pengertian terhadap DO indikator program kesehatan.

Dengan demikian diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan kualitas

data kesehatan Indonesia.


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dikutip oleh Adisasmito

(2007), SDM kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya

perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta terpadu dan saling

mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi – tingginya. Sementara itu, SDM kesehatan menurut PP No.

32/1996 yang juga dikutip oleh Adisasmito (2007) adalah semua orang

yang bekerja secara aktif dibidang kesehatan, baik yang memiliki

pendidikan formal kesehatan, maupun tidak yang untuk jenis teretntu

memerlukan kewenangan dalam melaksanakan upaya kesehatan.


Tenaga Kesehatan menurut SKN yang dikutip oleh Adisasmito (2007)

adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional dibidang

kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan, maupun tidak

yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan. Sedangkan

menurut PP No. 32/1996 yang juga dikutip oleh Adisasmito (2007), tenaga

kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui

pendidikan formal dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.


B. DITRIBUSI KETENAGAAN

2 orang petugas

C. JADWAL KEGIATAN
Dilaksanakan sesuai dengan kegiatan

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

B. STANDAR FASILITAS

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN


A. LINGKUP KEGIATAN
1. Desa
2. Sekolah
3. Taman bermain

B. METODE

Ketika perencanaan sudah dilaksanakan maka akan dihasilkan capaian –

capaian tertentu dari masing – masing program. Maka kegiatan selanjutnya

adalah mengukur sejauh mana capaian dari masing – masing program

dibandingkan dengan perencanaan yang sudah ditetapkan diawal kegiatan.

Dari keinginan untuk mengukur pencapaian hasil kerja inilah maka evaluasi

dilaksanakan, baik terhadap program itu sendiri maupun terhadap langkah –

langkah dalam pelaksanaan program.

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Di Puskesmas dan sekolah memberikan penyuluhan dan informasi

terkait pentingnya kesehatan dan olahraga


2. Pada saat anak – anak berkumpul untuk mendapat materi/ panduan

para anak melaksanakan olahraga bersama petugas


3. Dijadwalkan sekolah, desa dll.
BAB V

LOGISTIK
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

1. Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan

2. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;

3. Memberi pertolongan pada kecelakaan;

4. Memberi alat-alat perlindungan diri sendiri

5. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik

maupun psychis, peracunan, infeksi, dan penularan;

6. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

7. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

8. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban;


BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Secara umum program kesehatan memiliki empat tujuan

yaitu : Pertama, melindungi masyarakat sehingga dapat memaksimalkan semua

kemampuannya dalam kehidupan sehari – hari . Kedua, melindungi masyarakat

sekitar misalnya dari bahaya pencemaran lingkungan, polusi air dan udara, suara
bising dll. Ketiga, mengamankan barang, bahan dan peralatan kebutuhan sehari -

hari, sehingga barang – barang tersebut berada ditempat yang

aman (secure) serta lebih tahan lama. Keempat, mencegah dan mengurangi

kecelakaan pada kegiatan sehari – hari.

BAB VII

PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan kesehatan merupakan tingkat kesempurnaan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan

yang ditetapkan, sehingga menimbulkan kepuasan bagi setiap pasien. Pelayanan

yang bermutu sangat diperlukan karena merupakan hak setiap pelanggan, dan

dapat memberi peluang untuk memenangkan persaingan dengan pemberi layanan


kesehatan lainnya. Kualitas pelayanan dan nilai berdampak langsung terhadap

pelanggan. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang

dirasakan.

BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini merupakan pedoman pelaksanaan UKK bagi Puskesmas dalam

rangka mengembangkan serta membina peran serta masyarakat pekerja dalam

upaya kesehatan kerja.


Upaya pengembangan peran serta pekerja pada tingkat desa, dijabarkan dalam

urutan berbagai kegiatan yang saling berkaitan dan berkesinambungan sehingga

masyarakat pekerja mampu memecahkan masalah kesehatan / sendiri. Dengan

pengembangan perans serta pekerja pada akhirnya menuju pada kemampuan

mandiri agar tingkat ketergantungan kepada petugas kesehatan makin kecil.

Buku pedoman ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak,

namun dalam pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

Anda mungkin juga menyukai