Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
PEDOMAN PELAYANAN
PELAKSANAAN KESEHATAN OLAHRAGA
PUSKESMAS DINOYO
DINAS KESEHATAN KOTA MALANG
TAHUN 2019
PEDOMAN PELAYANAN
PELAKSANAAN KESEHATAN OLAHRAGA
PUSKESMAS DINOYO
DINAS KESEHATAN KOTA MALANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan Pedoman pelayanan pelaksanaan kesehatan
olahraga. Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dan
kemudahan dalam pelaksanaan program kesehatan olahraga di Puskesmas Dinoyo.
Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan
apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Pedoman
kesehatan olahraga.Semoga dengan digunakannya buku ini dapat mempermudah semua
pihak terkait dalam melaksanakan pelayanan…di Puskesmas Dinoyo.
Malang,
Kepala Puskesmas Dinoyo
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya kesehatan olahraga adalah salah satu upaya kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat dan kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik dan atau olahraga. Program
kesehatan olahraga merupakan salah satu program dari pokok program perilaku hidup sehat dan
pemberdayaan masyarakat. Kesehatan olahraga telah ditetapkan sebagai salah satu indikator
keberhasilan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Aktivitas fisik dan atau olahraga dapat
memberikan dampak positif bila dilakukan secara baik, benar, terukur dan teratur. Sebaliknya
bila tidak sesuai dengan kaidah tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau cedera
yang mungkin akan berakibat fatal.
Saat ini di Indonesia sebagian besar masyarakat di perkotaan maupun pedesaan sudah
melakukan kegiatan aktivitas fisik dan atau olahraga, baik olahraga kelompok atau perorangan.
Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang memanfaatkan sarana olahraga terutama
pada hari libur. Selain itu terlihat minat masyarakat dalam dalam memanfaatkan berbagai
peralatan sederhana maupun moderen untuk menunjang kegiatan olahraga bbaik di pusat
kebugaran jasmani ( fitness center ) maupun di rumah tangga, namun proses dan hasilnya belum
sesuai dengan yang diharapkan.
Di sisi lain peningkatan penyakit tidak menular sangat erat kaitannya dengan perilaku gaya
hidup, seperti pola makan tidak seimbang, kurang melakukan aktivitas fisik dan merokok yang
merupakan salah satu dampak negatif dari perkembangan IPTEK di berbagai bidang.
Hasil penelitian Dede Kusman tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang yang mempunyai
gaya hidup seperti tidak merokok, berolahraga secara teratur dan melakukan kerja fisik, ternyata
berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke dari pada yang
bergaya hidup sebaliknya. Data SKRT tahun 2001 menunjukakan61% penduduk Indonesia tidak
aktif dalam melakukan aktivitas fisik dimana presentase perempuan yang tidak aktif (73%) lebih
tinggi dari pada laki-laki (63%), baik disetiap kelompok umur ataupun di perkotaan.
Dari data diatas, Upaya kesehatan olahraga mempunyai peran penting dalam mencegah dan
menanggulangi keadaan tersebut. Upaya kesehatan olahraga dapat dilaksanakan di berbagai
institusi pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat
(BKOM), Rumah Sakit dan Institusi Kesehatan lain baik pemerintah maupun swasta. Pada tahun
1995 telah diterbitkan petunjuk pelaksanaan upaya kesehatan olahraga untuk digunakan sebagai
bahan rujukan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan olahraga di puskesmas. Terjadinya
perubahan sistem ketatanegaraan di Indonesia mengakibatkan perubahan kebijakan – kebijakan
termasuk di Departemen Kesehatan, yaitu reformasi di bidang kesehatan. Sejalan dengan itu
disusun kebijakan dasar puskesmas, dimana visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
oleh puskesmas adalah “dengan semangat revolusi mental mewujudkan pelayanan Puskesmas
kahu yang unggul, dalam mencapai kemandirian masyarakat untuk hidup sehat”.
Upaya kesehatan wajib harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas dan upaya kesehatan
pengembanga ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
serta disesuaikan ddengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan olahraga merupakan salah
satu upaya kesehatan pengembangan. Atas dasar tersebut diatas, maka buku petunjuk
pelaksanaan kesehatan Olahraga di puskesmas perlu disesuaikan.
B. Tujuan Pedoman
E. Landasan Hukum
C. Jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan kesehatan olahraga dilakukan sesuai dengan rencana bulanan yang sudah
di buat dalam rencana tahunan.
BAB III
STANDART FASILITAS
A. Standart fasilitas
1. Ruangan pelayanan kesehatan olahraga masih bergabung dengan ruang pertemuan dan
belum mempunyai ruangan sendiri
2. Kondisi ruangan yang bersih dan nyaman serta dilengkapi dengan sarana penerangan dan
ventilasi yang baik
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup kegiatan
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan dan pengendalian
3. Pengawasan dan pertanggungjawaban.
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan sarana dan prasarana dalam pelayanan kegiatan kesehatan olahraga, sumber
dananya berasal dari Dinas Kesehatan , melalui dana BOK maupun tanpa pembiayaan yang
disesuaikan dengan kebutuhan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan kegiatan kesehatan olahraga harus di monitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut :
Pedoman ini sebagai acuan bagi pegawai puskesmas diantaranya dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya dalam melakukan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kegiatan
kesehatan olahraga.
Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan bagi pelaksana dalam
melaksanakan kegiatan olahraga bagi pengelola program dalam membina, mengawasi dan
mengevaluasi kegiatan kesehatan olahraga di sasaran kesehatan.
Mengetahui
Kepala Puskesmas Dinoyo Koordinator Program