Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN INTERNAL

UKM
PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WONOSARI
Jl. Raya Bumirejo No.85 No tlp 0341- 370114
Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang

VISI DAN MISI PUSKESMAS WONOSARI


VISI PUSKESMAS WONOSARI
“Mewujudkan Kabupaten Malang Yang Bersatu yang Bersatu, Berdaulat, Mandiri, Sejahtera Dan
Berkepribadian Dengan Semangat Gotong Royong Berdasarkan Pancasila Dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia Yang Bhineka Tunggal lka”

MISI PUSKESMAS WONOSARI


“ Mewujutkan Kesejahteraan Rakyat, Membangun Sumber Daya Manusia
Unggul”
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Pedoman Internal, Program Olahraga
di Puskesmas. Pedoman ini merupakan pedoman pelaksanaan berbagai kegiatan Program Olahraga bagi
masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas . Tentunya amat penting keberadaan pedoman ini agar
pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat akan lebih efesien, efektif, proporsional,
rasional ,komprehensif dengan harapan agar lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Dalam kesempatan ini tidak lupa saya sampaikan terimakasih kepada teman-teman yang telah
membantu penyusunan pedoman ini. Tentunya dalam penyusunan pedoman ini masih ditemukan banyak
kekurangan, untuk itu adanya kritik dan masukan yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan agar dalam penyusunan Pedoman diwaktu mendatang dapat lebih sempurna lagi.

Wonosari, 01 Januari 2022


PJ Program Kesehatan Olahraga

Ria Candra. P,A.Md.Kep


DAFTAR ISI

Visi dan Misi Puskesmas Wonosari


Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II Standar Ketenagaan
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III Standar Fasilitas
A. Denah Ruangan
B. Standar fasilitas
BAB IV Tatalaksana Pelayanan
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V Logistik
BAB VI Keselamatan sasaran Kegiatan /Program
BAB VII Keselamatan Kerja
BAB VIII Pengendalian Mutu
BAB IX Penutup
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan mempunyai peran penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara
menyeluruh, berjenjang, dan terpadu.
Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktifitas fisik dan olahraga.
Dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat tahun 2010, program
kesehatan olahraga

merupakan salah satu program dari pokok program prilaku hidup sehat dan pemberdayaan
masyarakat. Kesehatan olahraga telah ditetapkan sebagai
salah satu indicator keberhasilan perilaku hidup bersih sehat (PHBS).
Namun, dengan majunya dunia tekhnologi memudahkan semua kegiatan sehingga
menyebabkan kita kurang gerak (Hypokinetic), seperti penggunaan remote control, computer
lift dan tangga berjalan, tanpa diimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan
penyakit akibat kurang gerak.
Gaya hidup duduk terus - menerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak
ditambah dengan adanya factor risiko, berupa merokok, pola makan yang tidak sehat,dapat
menyebabkan penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, pembulu darah, penyakit
tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan berlebih, osteoporosis, kanker
usus, depresi, dan kecemasan.
Studi WHO pada factor – factor risiko menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus
menerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih
dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak / aktifitas fisik. Pada
kebanyakan Negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup
beraktifitas fisik. Untuk memelihara fisik mereka. Menurut penelitian yang
bekerjasama dengan WHO tahun 1999, menyatakan bahwa penyakit tidak menular atau
degenerative merupakan penyebab 60% kematian dan 43% beban penyakit global.
Tahun 2020 diperkirakan penyakit tidak menular menjadi penyebab 73% kematian dan
60% beban penyakit global. Demikian juga Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT),
Proposi penyakit kardiovaskuler meningkat dari tahun ke tahun sebagai akibat kematian; 5,9%
tahun1975, 9,1% tahun 1986, 16% dan pada tahun 1995 19%. Diberbagai Negara maju dan
berkembang, lebih dari 25 tahun terakhir penyakit tidak menular tersebut menjadi penyebab
kematian nomor satu.
Hasil penelitian Dede Kusmana tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang yang
mempunyai gaya hidup tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik,
ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke dari pada
yang bergaya hidup sebaliknya.
Selanjutnya menurut Manoefris Kasim, tahun 2002 menambahkan

bahwa factor kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga terkena penyakit kardiovaskuler,
serta penyakit diabetes mempunyai resiko terkena penyakit
jantung coroner empat kali lebih tinggi disbanding yang tidak menderita diabetes.
Agar masyarakat terhindar dari penyakit – penyakit tersebut. WHO dalam
memperingati Hari Kesehatan Se-dunia ke-54, 7 April 2002 menetapkan tema “Fit For Health”
yang berkembang menjadi “Move For Health” Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi
:Bergerak Agar Sehat dan Bugar”. Oleh karena itu kegiatan aktifitas fisik/latihan fisik dan atau
olahraga perlu menjadi gerakan masyarakat.
Aktifitas fisik dan olahraga dapat memberikan dampak positif bila dilakukan secara
baik, benar, terukur dan teratur. Sebaliknya bila dilakukan tidak sesuai dengan kaidah tersebut
dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau cidera yang mungkin akan berakibat fatal.
Upaya kesehatan olahraga dapat dilaksanakan diberbagai institusi pelayanan
kesehatan seperti Puskesmas, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM), rumah sakit,
dan institusi kesehatan lain baik pemerintah maupun swasta. Untuk tercapainya visi
pembangunan kesehatan.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat serta merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Upaya kesehatan puskesmas dikelompokkan menjadi upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembang. Upaya kesehatan wajib harus diselenggarakan
oleh setiap puskesmas, dan upaya kesehatan pengembang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan puskesmas. Harapan kedepannya kegiatan program
kesehatan olahraga diwilayah kerja puskesmas Wonosari dapat berjalan secara
optimal sehingga kegiatan program kesehatan olahraga dapat memenuhi
target serta pelaporannya bisa dipertanggung jawabkan.

B. TUJUAN
Tersedianya acuan dalam melaksanakan program Kesehatan Olahraga di
Puskesmas Wonosari dan jejaringnya.

C. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah semua petugas kesehatan (dokter, bidan,
perawat) yang terkait dengan pelaksanaan program Kesehatan Olahraga di
Puskesmas Wonosari.

D. RUANG LINGKUP
Kesehatan Olahraga meliputi pelayanan kesehatan pada kegiatan olahraga dan
pemanfaatan olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran
jasmani yang diselenggarakan secara terpadu dan menyeluruh melalui
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
1. Pendekatan Promotif diharapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan
daya tahan tubuh terhadap penyakit.
2. Pendekatan Preventif diharapkan dapat mencegah timbulnya penyakit atau
penyulit akibat kurang gerak serta memperlambat proses penuaan.
3. Pendekatan kuratif diharapkan dapat memberikan alternative untuk upaya
penyembuhan penyakit (Exercise is Medicine).
4. Pendekatan rehabilitative diharapkan dapat memulihkan gangguan fungsi
tubuh akibat penyakit kecacatan.
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Pembinaan pada kelompok / club olahraga yang dibina yaitu jumlah kelompok
lahraga disekolah, club antara lain jantung sehat, senam asma, senam usila,
senam ibu hamil, senam diabetes, senam osteoporosis, kebugaran jamaah
haji, dan kelompok olahraga/latihan fisik lainnya yang dibina selama periode
januari sampai dengan desember.
2. Pengukuran kebugaran jasmani calon jamaah haji yaitu Calon jamaah haji
yang sudah pasti berangkat pada tahun berjalan dari sumber data KEMENAG.
Pengukuran kebuagaran jasmani CJH sesuai dengan pedoman yang ada
selama periode januari sampai dengan desember
3. Pengukuran kebugaran jasmani pada anak sekolah yaitu Anak SD kelas 4 – 6 ,
yang berada diwilayah puskesmas. Pengukuran kebuagaran jasmani pada
anak sekolah sesuai dengan pedoman yang ada selama periode januari
sampai dengan desember.

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pengelola Program Kesehatan Olahraga adalah petugas yang telah mendapat
pelatihan program Kesehatan Olahraga. Petugas pelaksana adalah petugas
pelaksana yang telah memenuhi standar kualifikasi sebagai tenaga pelaksana
dan telah mendapat pelatihan sesuai dengan tugasnya.

No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan

1. Pembina Sarjana Semua


Jurusan

Penanggung jawab Program


2. Dokter,Perawat, Bidan
Kesehatan Olahraga
Pengelola Program Kesehatan Mengikuti sosialisasi
3. DIII Keperawatan /
Olahraga penatalaksanaan
Kebidanan
Kesehatan Olahraga

Melaksanakan
4. Petugas Pelaksana Bidan
pelayanan
Perawat kesehatan dalam
program Kesehatan
Olahraga dengan
baik
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Pengaturan dan penjadwalan kegiatan pelayanan Program Kesehatan


Olahraga dikoordinir penanggung jawab program dan dilaksanakan oleh
petugas kesehatan puskesmas yang berada di wilayah kerja (Desa/Kelurahan).

C. JADWAL KEGIATAN
Upaya Program Kesehatan Olahraga dilaksanakan menyesuaikan Rencana
Usulan Kegiatan setiap tahunnya, yang dianggarkan melalui Dana BOK.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN (PETA)

B. STANDAR FASILITAS
1. FASILITAS FISIK
a. Stopwatch
b. Tensi meter

c. Timbangan berat badan

d. Pengukur tinggi badan

e. Metlin

f. Bendera Lintasan

g. Peluit
h. Oksimeter

i. Nomor dada
BAB IV
LANGKAH - LANGKAH KEGIATAN

A. LANGKAH – LANGKAH PEMBINAAN KELOMPOK OLAHRAGA.


1. Petugas menyiapkan alat dan bahan (Daftar Hadir, Notulen, Materi,
Leaflet)
2. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan kepada peserta
3. Petugas melakukan pembinaan dengan cara diskusi atau demonstrasi
4. Petugas memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
5. Petugas memberikan umpan balik kepada peserta yang bertanya
6. Petugas mengevaluasi dengan cara memberikan pertanyaan setelah
dilakukan pembinaan

B. LANGKAH – LANGKAH PENGUKURAN KEBUGARAN DENGAN METODE


ROCKPORT

1. Petugas menyiapkan alat dan bahan


2. Petugas menjelaskan dan memberikan informed concent serta mengisi
formulir PAR-Q & YOU test
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik (Tinggi badan, Berat badan, dan
Tekanan darah)
4. Petugas memandu pemanasan dan peregangan seluruh tubuh terutama
otot-otot tungkai dan diakhiri dengan pemanasan berupa berjalan
secara perlahan dengan waktu 5 – 10 menit
5. Petugas menghidupkan alat pencatat waktu (stopwatch).
6. Petugas memberikan aba-aba untuk memulai lari.
7. Petugas menghitung denyut nadi peserta yang sudah mencapai garis
finish.
8. Petugas mencatat waktu tempuh (menit & detik) dan masukkan dalam
table.
9. Petugas memberikan konseling dari hasil tes kebugaran
BAB V
LOGISTIK

Adapun perlengkapan dari program kesehatan olahraga, yaitu :


1. ATK
2. Formulir Inform Concent
3. Formulir PAR-Q & YOU Test
4. Formulir Lintasan
5. Formulir Rekapitulasi hasil test kebugaran
6. KMB (Kartu Menuju Bugar)
7. Tabel TMT
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Keselamatan Pasien (Patient Safety) Adalah suatu sistem dimana


puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh Kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Tujuan penerapan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya
keselamatan pasien, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasien
dan masyarakat, menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas,
terlaksananya program- program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan kejadian tidak diharapkan.


Pelayanan program Kesehatan Olahraga dipuskesmas Wonosari
memperhatikan keselamatan pasien dengan cara :
a. Identifikasi Potensi
- Kemungkinan kesalahan identifikasi pasien
- Kemungkinan kesalahan pencatatan
- Kemungkinan kesalahan pelaporan
b. Pencegahan terjadinya kesalahan
- Pelaksanaan prosedur identifikasi dan kesesuaian dengan identitas pasien
- Petugas dalam melakukan pelayanan harus sesuai dengan SOP
- Monitoring secara berkala oleh Tim Mutu Puskesmas Wonosari
c. Pelaporan
- Setiap adanya kesalahan pelayanan program Kesehatan Olahraga dilaporkan
kepada Tim Mutu Puskesmas Wonosari
- Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan program
Kesehatan Olahraga dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas Wonosari
d. Penanganan/tindak lanjut
- Hasil identifikasi, temuan audit internal, pelaporan dan keluhan atau pengaduan
dibahas dan ditindaklanjuti oleh Tim Mutu dalam Rapat Tinjauan Manajemen
- Hasil rapat dilakukan umpan balik kepada penanggung jawab Program
Kesehatan Olahraga.
- Dimana untuk menghindari kemungkinan yang bisa terjadi kepada pasien
Misalnya : Peserta cidera pada saat lari dilapangan,karna tidak pemanasan..
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat
melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat akibat cidera pada saat kegiatan.
- Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi mengalami cidera dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
“Patient Safety”.

B. Tindakan Yang Beresiko


- Kurangnya pemanasan (Strecinge) sebelum melakukan kegiatan olahraga.

- Gerakan yang kurang tepat dalam melakukan pemanasan.


- Keadaan Tempat / Lokasi kagiatan olahraga yang licin

C. Prinsip Keselamatan Kerja


- Melakukan pemanasan (Strecinge) dengan benar sebelum melakukan kegiatan
olahraga
- Penyesuaian Tempat Kegiatan olahraga yang memadai.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu program Kesehatan Olahraga Puskesmas Wonosari adalah


1. Pembinaan pada kelompok / club olahraga yang dibina
Target 30 %
2. Pengukuran kebugaran jasmani pada calon jamaah haji
Target 60%
3. Pengukuran kebugaran jasmani pada anak sekolah (SD Kelas 4,5,6)
Target 25%
Pengendalian mutu akan dipantau oleh Tim Mutu Puskesmas Wonosari melalui
monitoring dan evaluasi pelaksanaan, pencapaian pengendalian mutu dibahas
dalam pertemuan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
Wonosari.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan Program


Kesehatan Olahraga di UPT Puskesmas Wonosari agar bisa menjadi lebih baik
dan hasil pelaporanya dari tahun ke tahun bisa memenuhi target dan hasilnya
dapat di pertanggung jawabkan.
KAK, SOP, DAN PERMASALAH PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA
PUSKESMAS WONOSARI
TAHUN 2022

KAK PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA


SOP PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA
• Pembinaan pada kelompok / club • SOP Pembinaan Kelompok
olahraga
• Pengukuran Kebugaran jasmani • SOP Pemeriksaan Kebugaran
pada calon jamaah haji Jasmani Metode Rockport
• Pengukuran kebugaran jasmani • SOP Pemeriksaan Kebugaran
pada anak sekolah (SD Kelas 4,5,6) Jasmani Metode Rockport

PERMASALAHAN PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA

Pemeriksaan Kebugaran jasmani pada anak sekolah ditahun 2016 capaian


20,3% dari target 20%
Pemeriksaan Kebugaran jasmani pada calon jamaah haji ditahun 2016 capaian
56% dari target 50%

Pembinaan pada kelompok olahraga ditahun 2016 capaian 40% dari target

25%
PEDOMAN EKSTERNAL KESEHATAN OLAHRAGA PUSKESMAS WONOSARI
TAHUN 2022

Buku Pedoman Upaya Kesehatan Olahraga Di Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina
Kesehatan Keomunitas. 2006

Buku Pedoman Pembinaan Kebugaran jasmani jama’ah Haji Bagi Petugas Kesehatan di
Puskesmas, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Bina
Kesehatan Kerja dan Olahraga. 2012

Buku Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani Peserta Didik Melalui Upaya

Kesehatan Sekolah. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Bina


Kesehatan Kerja dan Olahraga. Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
2013

Anda mungkin juga menyukai