Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pasal : 80 disebutkan : 1.)


Program kesehatan Olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran
jasmani masyarakat., 2) Peningkatan derajat kesehatan kebugaran jasmani masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan program dasar dalam peningkatan prestasi
belajar, kerja dan olahraga., 3). Program kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui aktivitas fisik, latihan fisik dan atau olahraga. Pasal :81 disebutkan :
1.) Program kesehatan olahraga lebih mengutamakan pendekatan preventif dan promotif,
tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif. 2) Penyelenggaraan program
kesehatan olahraga diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat.
Program kesehatan olahraga adalah program kesehatan yang memanfaatkan aktivitas
fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau olah
raga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat
meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya. Dengan majunya
dunia tekhnologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan kita kurang
bergerak (hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga
berjalan, tanpa diimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat
kurang gerak.
Gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak
ditambah dengan adanya faktor risiko, berupa merokok, pola makan yang tidak sehat dapat
menyebabkan penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit
tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus,
depresi dan kecemasan.
Studi WHO pada faktor-faktor risiko menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus-
menerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih
dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik.
Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak
cukup beraktifitas fisik untuk memelihara fisik mereka. Menurut penelitian yang bekerja
sama dengan WHO tahun 1999, menyatakan bahwa penyakit tidak menular atau
degeneratif merupakan penyebab 60% kematian dan 43% beban penyakit global.

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


1
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
Data SKRT tahun 2001 menunjukkan 61% penduduk Indonesia tidak aktif dalam
melakukan aktifitas fisik di mana persentase perempuan yang tidak aktif (73%) lebih tinggi
daripada laki-laki (63%), baik di setiap kelompok umur maupun perkotaan.
Hasil survei Departemen Kesehatan tahun 2002 pada Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Kantor Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah Provinsi di Sumatera Selatan, DKI
Jakarta, Jawa Barat dan Bali, pada komponen daya tahan jantung paru (Cardio Respiratory
EndurancelCRE) menunjukkan 73% dengan tingkat kebugaran jasmani kurang dan kurang
sekali. Selain itu pada Susenas 2003, dilaporkan bahwa 74% penduduk usia 10tahun ke
atas kurang gerak dalam perjalanan, 81% kurang gerak dalam waktu senggang dan 14%
kurang gerak dalam pekerjaan.
Tahun 2020 diperkirakan penyakit tidak menular menjadi penyebab 73% kematian dan
60% beban penyakit global. Demikian juga hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT), proporsi penyakit kardiovaskuler meningkat dari tahun ke tahun sebagai akibat
kematian; 5,9% tahun 1975, 9,1% tahun 1986, 16% dan pada tahun 1995 19%. Diberbagai
negara maju dan berkembang, lebih dari 25 tahun terakhir penyakit tidak menular tersebut
menjadi penyebab kematian nomor satu.
Hasil penelitian Dede Kusmana tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang yang
mempunyai gaya hidup : tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja
fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke
dari pada yang bergaya hidup sebaliknya.
Selanjutnya menurut Manoefris Kasim, tahun 2002, menambahkan bahwa faktor
kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga terkena penyakit kardiovaskular, serta
penyakit diabetes mempunya risiko terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih
tinggi dibanding yang tidak menderita diabetes.
Agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit tersebut. WHO dalam memperingati
Hari Kesehatan Sedunia ke 54, 7 April 2002 menetapkan tema “Fit For Health” yang
berkembang menjadi “Move For Health” diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi
“Bergerak Agar Sehat dan Bugar”. Oleh karena itu kegiatan aktifitas fisik/latihan fisik dan
atau olahraga perlu menjadi gerakan masyarakat.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dapat dilakukan dengan cara:
Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak merokok, Tidak
mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan, dan
Menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan
berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2)
Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin.
GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang
mengedepankan program promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan program

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


2
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan
paradigma sehat. Mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan
pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi
profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat; serta Pemerintah baik di
tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana pendukung,
memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, praktik hidup sehat merupakan salah satu wujud
Revolusi Mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar
mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Secara khusus,
GERMAS diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk
hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan mengurangi beban biaya
kesehatan.
Dalam mencapai visi puskesmas Kepung : “Mewujudkan Masyarakat Sehat dan
Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Kepung” dan menyukseskan program pemerintah
yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), maka perlu diselenggarakan kegiatan
program pengembangan Program Kesehatan Olahraga di Puskesmas Kepung yang telah
diwujudkan dengan penetapan Surat Keputusan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Kepung No. 440/ /418.48.3.86/2016 tentang penetapan penanggung jawab UKM.
Penyelenggaraan Program Kesehatan Olahraga di Puskesmas Kepung meliputi
kegiatan 1.) Promotif : pendataan kelompok olahraga, pertemuan sosialisasi tentang
kesehatan Olahraga, penyuluhan kelompok dan pelatihan teknis kesehatan olahraga bagi
guru Olahraga di wilayah kerja Puskesmas Kepung dan program inovasi “Car Free Day”
Senam Jumat Pagi yang merupakan media untuk melakukan promosi kesehatan dan
meningkatkan kemandirian masyarakat untuk menjaga kesehatannya dengan cara
berolahraga bersama, 2.) Preventif : Pembinaan kelompok olahraga atau klub olahraga,
pengukuran kebugaran jasmani bagi karyawan Puskesmas, Calon Jamaah Haji (CJH) dan
pelajar kelas 4 sampai 9., 3.) Kuratif : Tim medis kegiatan Olahraga (P3K), pembentukan
Kelompok Olahraga berdasarkan kelompok khusus ; bumil dan lansia.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Menyelenggarakan program kesehatan olahraga di Puskesmas Kepung untuk
mencapai visi Puskesmas Kepung : Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Mandiri di
Wilayah Kerja Puskesmas Kepung.

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


3
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan puskesmas dalam
menyelenggarakan program kesehatan olahraga.
b. Meningkatkan kemitraan melalui kerjasama lintas program, lintas sektor, dan
masyarakat atau kelompok sasaran.
c. Meningkatkan jangkauan, cakupan, dan mutu pelayanan kesehatan olahraga di
Puskesmas.
d. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam program kesehatan olahraga.

C. SASARAN PEDOMAN
1. Penanggung Jawab UKM.
2. Pengelola program kesehatan Olahraga.
3. Pengelola Program Promkes.
4. Pengelola Program KIA-KB.
5. Pengelola Program Gizi.
6. Meningkatnya kemampuan manajemen penyelenggaraan dan pengembangan
program Kesehatan Olahraga.
7. Meningkatnya cakupan dan mutu pelayanan kesehatan Olahraga Masyarakat.
8. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan kesehatan
olahraga.
9. Meningkatnya budaya masyarakat untuk melakukan latihan fisik atau olahraga
secara baik, benar, terukur dan teratur.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


1. Pendekatan Promotif
a. Pendataan kelompok olahraga.
b. Pertemuan sosialisasi tentang kesehatan Olahraga.
c. Penyuluhan kelompok.
d. Pelatihan teknis kesehatan olahraga bagi guru Olahraga di wilayah kerja
Puskesmas Kepung.
e. Program inovasi “Car Free Day” Senam Jumat Pagi yang merupakan media
untuk melakukan promosi kesehatan dan meningkatkan kemandirian
masyarakat untuk menjaga kesehatannya dengan cara berolahraga bersama.
2. Pendekatan Preventif
a. Pembinaan kelompok olahraga atau klub olahraga
b. Pengukuran kebugaran jasmani bagi : karyawan Puskesmas, Calon Jamaah Haji
(CJH) dan pelajar kelas 4 sampai 9

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


4
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
3. Pendekatan Kuratif
a. Tim medis kegiatan Olahraga (P3K).
b. Pembentukan Kelompok Olahraga berdasarkan kelompok khusus ; bumil dan
lansia.

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Sehat
Adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produtif secara sosial dan ekonomi.
2. Kebugaran Jasmani
Adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari
tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.
3. Aktifitas Fisik
Adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi
(pembakaran lemak).
4. Olahraga
Adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani.
5. Kesehatan Olahraga
Adalah program kesehatan yang memanfaatkan olahraga atau latihan fisik untuk
meningkatkan derajat kesehatan.
6. Puskesmas
Adalah unit adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
7. Latihan fisik
Adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur dan
terencana dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Contoh:
stretching, latihan kekuatan otot, latihan keseimbangan, jalan cepat, jogging, sit-
up/push-up, senam aerobik, bersepeda , dll
8. Tenaga Kesehatan Olahraga
Adalah petugas yang menyelenggarakan atau melakukan kegiatan sesuai dengan
keahlian dan kewenangannya di bidang kesehatan olahraga.
9. Pusat Kebugaran Jasmani

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


5
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
Adalah tempat untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani
melalui kegiatan latihan fisik dan olahraga secara baik, benar, terukur dan
teratur.
10. Kelompok Olahraga
Adalah kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan olahraga untuk
kesehatan, prestasi dan rekreasi tanpa harus menggunakan tempat yang tetap
baik di dalam maupun di luar ruangan

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


6
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Kualifikasi
Nama Nama Jabatan Keterangan
Formal
Pengelola Program
ProgramKkesehatan
Olahraga

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pola pengaturan ketenagaan Program Kesehatan Olahraga dilakukan oleh pengelola
program Program Kesehatan Olahraga Puskesmas Sanankulon.

Gambar II.B. Struktur Organisasi Program Kesehatan Olahraga Puskesmas Sanankulon

Kepala Puskesmas
Puskesmas

Penanggung
Jawab UKM

Pengelola Program Kesehatan Olahraga

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


7
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
C. JADWAL KEGIATAN

BULAN
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Senam Jumat Pagi (Car
Free Day)
2 Pembinaan Kesehatan
Olahraga pada Kelompok
Prolanis
3 Pendataan Kelompok
Olahraga
4 Sosialisasi lintas program
dan lintas sektor tentang
Kesehatan Olahraga
5 Pembinaan Klub Olahraga
6 Test Kebugaran Rockport
Bagi Karyawan Puskesmas
7 Test Kebugaran Rockpot
Bagi Calon Jamaah Haji
(CJH)
8 Test Kebugaran Rockpot
Bagi Siswa (Pelajar)
9 Sosialisasi Kesehatan
Olahraga Bagi Kelompok
Sasaran
10 Sosialisasi Kesehatan
Olahraga Bagi Guru
Olahraga
11 Evaluasi Hasil Kegiatan
Program

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


8
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Ruangan untuk program kesehatan Olahraga masih belum ada, sementara masih jadi
satu dengan Ruangan Klinik Sanitasi dan Promkes

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


9
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
B. STANDAR FASILITAS
Perlengkapan test kebugaran
1. Petugas
a. Menentukan metode pengukuran kebugaran jasmani sesuai kebutuhan dan
sumber daya yang dimiliki.
b. Mempersiapkan peralatan tes, sarana dan prasarana, termasuk kit P3K.
c. Mengetahui, menjelaskan, dan memberikan contoh tentang cara pengukuran
yang benar bagi peserta tes.
d. Memandu peserta melakukan pemanasan-peregangan (sebelum tes) dan
pendinginan-peregangan (setelah tes).
e. Menjaga suasana agar peserta tes merasa nyaman.
2. Lingkungan
a. Pengukuran di lapangan sebaiknya adilakukan pada pagi hari pukul 6.00-10.00'
Bila terpaksa dilakukin sore hari setelah pukul 15 00-18.00, saat sinar matahari
sudah tidak terlalu panas untuk menghindari berbagai kondisi fatal bagi tubuh
seperti kejang panas/head cramps, jejar panas/heat exhaustion dan sengatan
panas/heat stroke.
3. Peralatan
a. Alat dan Bahan :
1) Formulir PAR Q & YOU
2) Formulir Test Kebugaran
3) KMB (Kartu Menuju Bugar)
4) Lintasan yang nyaman untuk jalan / lari dan hindari lintasan yang licin, becek,
ada rumput berduri, berbatu tajam, dan lintasan harus datar, tidak boleh jalan
naik atau turun.
5) Cone / pembatas (tentukan garis start/finish).
6) Stopwatch (bisa pakai stopwatch di Handphone).
7) Nomor Dada
8) Formulir Lintasan/nomer lintasan
9) Alat Tulis
10) Peluit

b. Pra Test :

Pendaftaran dengan mengisi form data :


1) Nama
2) Umur

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


10
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
3) Jenis kelamin
4) Tinggi Badan
5) Berat badan
6) Tekanan darah
7) Denyut nadi istirahat
8) Hasil IMT dan Lingkar Pinggang

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


11
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN DAN METODE


1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
a. Pengembangan Kemitraan
Adalah kegiatan yang melibatkan instansi/institusi pemerintah, dan masyarakat,
dalam memecahkan permasalahan dan mengembangkan Program Kesehatan
Olahraga sesuai bidangnya.
b. Advokasi Kesehatan Olahraga
Adalah program memberikan pemahaman kepada penentu atau pembuat
kebijakan yang diharapkan dapat mendukung penyelenggaraan program
kesehatan olahraga.
c. Survei Kesehatan Olahraga
Mengguanakan media SMD, MMD dan survei terbuka atau usulan langsung
dengan teknik wawancara.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat


a. Penggalian Sumber Daya Masyarakat
Adalah kegiatan penggerakkan masyarakat agar berperan serta dalam
mengembangkan potensi yang ada untuk menyelenggarakan program Kesehatan
Olahraga.
b. Pembentukan Kelompok Olahraga
Adalah kegiatan masyarakat yang telah memahami manfaat kesehatan olahraga,
sehingga menjadi kebutuhan masyarakat untuk melakukan olahraga dalam
kelompok olahraga.
c. Gerakan budaya berolahraga
Adalah kegiatan yang dilakukan masyarakat seperti olahraga rutin, lomba pada
hari-hari tertentu, dan lain-lain.
d. Gerakan kesehatan Olahraga di sekolah
Adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah agar siswa paham dan mau
menerapkan kebiasaan berolahraga untuk meningkatkan derajat kesehaatan dan
kebugaran jasmaninya.

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


12
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Pratama
a. Skrining Kesehatan
1) Masyarakat umum, dilakukan dokter umum dan atau perawat terlatih.
2) Masyarakat khusus seperti : ibu hamil, lanjut usia dan calon jemaah haji.
b. Pengukuran tingkat kebugaran Jasmani
1) Pemeriksaan bagi individu dengan kriteria sehat (bila seluruh pertanyaan pada
lembaraTen Par-Q & You Test dijawab tidak). Dilakukan di bawah
pengawasan Dokter.
2) Pengukuran tingkat kebugaran jasmani melipputi komponen :
a) Daya jantung paru, dengan metode Tes lari/jalan 1,6 km
b) Komposisi tubuh, dengan metode Indeks Massa Tubuh/IMT
3) Pengukuran tingkat kebugaran jasmani dilakukan untuk menentukan kondisi
kebugaran jasmani, dan hasilnya dijadikan pedoman dalam menentukan dosis
latihan.
c. Pemberian dosis latihan
1) Tujuan latihan fisik/olahraga harus jelas, contohnya: latihan untuk
menurunkan/menaikkan berat badan, meningkatkan kekuatan dan daya tahan
otot.
2) Frekuensi latihan fisik/Olahraga
Latihan minimal dilakukan 3-5 kali per minggu, diselingi hari untuk istirahat.
3) Itensitas latihan fisik/olahraga
Pemberian beban latihan ditentukan berdasarkan hasil pengukuran tingkat
kebugaran jasmani yang telah dilakukan.
4) Lama atau durasi latihan fisik Olahraga
Lamanya latihan fisik/olahraga disesuaikan dengan kondisi tubuh dan tujuan
yang ingin dicapai.
a) Pemanasan 10-15 menit
b) Latihan Inti 20-60 menit
c) Pendinginan 5-10 menit
5) Jenis latihan fisik /olahraga
a) Untuk menurunkan berat badan dengan olahraga aerobik.
b) Untuk mengurangi timbulnya serangan penyakit Asma dengan berenang
atau senam asma.
6) Perlengkapan dan peralatan latihan fisik/olahraga
a) Baju Olahraga, sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah menyerap
keringat.

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


13
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
b) Sepatu Olahraga harus sesuai dengan ukuran kaki dan jenis olahraga yang
dilakukan.
c) Alat pelindung terhadap panas matahari (topi, kacamata dll)
7) Pengaturan gizi dalam latihan fisik/olahraga, jumlah kalori, komposisi menu
dan cara pengolahan harus disesuaikan dengan kebutuhan.
d. Evaluasi Latihan
Dilakukan untuk menilai perkembangan tingkat kebugaran jasmani setelah
menjalani program latihan minimal 12 minggu (3 bulan). Evaluasi ini perlu
dilaksanakanuntuk menentukan langkah berikutnya yang berkaitan dengan
peningkatan tingkat kebugaran jasmani dan pemeliharaan kesehatan seutuhnya.
e. Pencegahan dan penanggulangan cedera olahraga
Prinsip yang perlu diketahui /dilakukan dalam penganggulangan cedera olahraga
yaitu :
1) Meminimalkan perluasan cedera
2) Menurunkan derajat nyeri dan inflamasi.
3) Mempercepat proses penyembuahan kerusakan jaringan.
4) Memelihara dan memulihkan kelenturan, kekuatan dan daya tahan kebugaran
jasmani selama proses penyembuhan.
5) Mempercepat fungsi tubuh saat pemulihan untuk kembali berolahraga.
6) Memeriksa dan mengoreksi faktor-faktor predisposisi yang dapat
mengakibatkan cedera berulang.
f. Rujukan Kesehatan Olahraga
Dilaksanakan sesuai sistem rujukan yang ada di Puskesmas
g. Bimbingan tenis dan pengawasan terhadap program kesehatan olahraga pada
kelompok-kelompok Olahraga di masyarakat dilakukan sesuai dengan
standar/pedoman yang ada.
h. Penyuluhan
1) Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku individu,
keluarga, masyarakat dalam pelaksanaan program kesehatan olahraga agar :
a) Mengerti/paham tentang kesehatan olahraga
b) Mau dan mampu melaksanakan olahraga untuk kesehatan
c) Berperan serta dalam mengembangkan program kesehatan olahraga.
2) Penyuluhan dapat dilakukan di :
a) Dalam Puskesmas melalui, penyuluhan individu dan kelompok
b) Luar Puskesmas melalui, kelompok olahraga

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


14
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
B. LANGKAH KEGIATAN
1. Perencanaan
a. Identifikasi Masalah
1) Berdasarkan ada tidaknya masalah, kebutuhan dan minat masyarakat
melakukan olahraga untuk kesehatan.
2) Bersama masyarakat melalui Survei Mawas Diri (SMD) baik dengan cara
kuesioner, angket terbuka dan usulan/saran langsung dari sasaran.
3) Dengan memperhatikan perkembangan 10 penyakit terbesar di Puskesmas.
b. Menyusun Usulan kegiatan
Langkah puskesmas menyusun usulan kegiatan kesehatan olahraga denga
menetapkan :
1) Kegiatan
2) Tujuan
3) Sasaran
4) Besar/volume kegiatan
5) Waktu
6) Lokasi
7) Perkiraan kebutuhan Biaya
c. Mengajukan usulan kegiatan
Usulan kegiatan yang telah sisusun diajukan ke dinas kesehatan Kabupaten/Kota
d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
1) Tingkat kecamatan
Advokasi ke kecamatan dan menetapkan prioritas kegiatan, sasaran dan waktu
pelaksanaan
2) Tingakt Desa
Advokasi ke desa dan menetapkan inventarisasi sumberdaya :
a) Kelompok olahraga
b) Pelatihan instruktur
c) Sarana olahraga
d) Peralatan
e) pembiayaan

2. Pelaksanaan Dan Pengendalian

a. Pengorganisasian
b. Penyelenggaraan
c. Pemantauan
d. Penilaian

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


15
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
3. Pengawasan dan Pertanggungjawaban.

a. Pengawasan
Terdiri dari pengawasan internal dan eksternal
b. Pertanggung jawaban
Pada akhir tahun anggaran, penanggung jawab uaya kesehatan olahraga di
Puskesmas membuat laporan mencakup pelaksanaan kegiatan dan penggunaan
berbagai sumber daya yang disampaikan kepada kepala Puskesmas.

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


16
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB V

LOGISTIK

Untuk mendukung terselenggaranya program kesehatan olahraga di Puskesmas Kepung


diperlukan sumber daya sebagai berikut :

1. Tenaga
Untuk ketenagaan perlu memperhatikan :
a. Jenis ketenagaan
Minimal lulusan D3 Kesehatan
b. Kompetensi Tenaga
1) Dalam penyelenggaraan program kesehatan olahraga petugas Puskesmas
berfungsi sebagai provider, fasilitator dan motivator, serta bermitra dengan
kelompok olahraga di masyarakat.
2) Mengikuti pelatihan/workshop kesehatan olahraga.
2. Tempat
Program kesehatan olahraga dapat dilaksanakan di dalam atau di luar gedung puskesmas
dalam wilayah kerja Puskesmas Kepung.
3. Peralatan
a. Peralatan tes kebugaran yang mudah di dapat dan tepat guna sesuai dengan kondisi
Puskesmas Kepung.
b. Peralatan penyuluhan seperti sound audio system, lcd proyektor dan laptop.
4. Pembiayaan
a. Sumber biaya dapat berasal dari : APBD
b. BOK (Promotif dan Preventif)
c. Sumber lain (Masyarakat, Swasta)

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


17
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN PROGRAM

Masyarakat sebagai sasaran pengguna layanan diharapkan akan mendapatkan


pelayanan yang memuaskan dan terhindar dari berbagai resiko akibat program Program
Kesehatan Olahraga. Berikut ini resiko yang bisa terjadi dan cara pencegahan serta cara
penanggulangannya untuk keselamatan pelanggan saat melaksanakan kegiatan kesehatan
Olahraga :

No Jenis Faktor Resiko Cara Cara


Cedera Pencegahan Penanggulangan
Olahraga
1 Cedera otot Disebabkan oleh : 1. Lakukan 1. Istirahatkan dulu
pergelangan 1. Peregangan pemanasan kaki dan jangan
kaki (cedera berlebihan atau yang cukup dipakai berjalan
angkle) robekan pada urat sebelum atau berdiri.
(pita jaringan yang melaksanakan 2. Kompres dengan
menghubungkan kegiatan es untuk
satu tulang dengan olahraga. mengurangi
tulang lainnya), 2. Perhatikan pembengkakan dan
tendon (jaringan tempat mengurangi rasa
yang melaksankan sakit.
menghubungkan Olahraga, 3. Angkat
otot dengan pilih tempat pergelangan kaki
tulang), atau otot. yang aman sampai sejajar
2. Pergelangan kaki 3. Perhatikan dengan jantung,
sering mengalami prinsip lakukanlah sambil
cedera karena melaksanakan duduk dan
inilah tempat tiga olahraga bersandar.
tulang bertemu. BAIK,
Biasanya ketika BENAR,
sedang berlari atau TERUKUR
berjalan pada dan
permukaan yang TERATUR
tidak rata,
pergelangan kaki
lebih rawan terkilir.
2 Cedera Umumnya cedera 1. Lakukan 1. Kompres betis dan
tulang tulang kering terjadi : pemanasan tulang kering
kering (shin yang cukup dengan es dan
splints) 1. Saat berlari atau sebelum biarkan selama
melompat. melaksanakan beberapa menit.
2. Penyebab yang kegiatan 2. Minum obat
paling sering olahraga. pereda nyeri dan
ditemui adalah 2. Perhatikan peradangan seperti
ketika tempat ibuprofen atau
meningkatkan melaksankan aspirin.
intensitas aktivitas Olahraga, 3. Apabila sampai 3
fisik secara tiba- pilih tempat hari cedera belum

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


18
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
tiba. Misalnya yang aman membaik,
mempercepat laju 3. Perhatikan sebaiknya
jogging. prinsip periksakan dengan
3. Berolahraga melaksanakan tenaga kesehatan.  
dengan sepatu yang olahraga
tidak nyaman dan BAIK,
berlari sambil BENAR,
menanjak atau TERUKUR
menurun jalanan dan
aspal yang keras. TERATUR
4. Gunakan
Sepatu yang
Nyaman bagi
kaki.
3 Nyeri 1. Mengangkat beban, 1. Lakukan 1. Istirahat dan
pinggang bersepeda, atau pemanasan memberikan
(cedera bermain golf, tenis, yang cukup kompres es.
punggung dan bisbol. sebelum 2. Hindari dulu
bawah) 2. Nyeri ini bisa melaksanakan gerakan-gerakan
disebabkan oleh kegiatan seperti
banyak hal seperti olahraga. membungkuk atau
saraf terjepit, 2. Perhatikan mengangkat beban
tendon atau otot prinsip yang berat.
sobek, dan melaksanakan 3. Jika rasa nyeri
herniated disk. olahraga sudah mulai reda,
BAIK, lakukan
BENAR, peregangan
TERUKUR ringan.
dan
TERATUR
3. Jangan
berlebihan
olahraga,
gunakan
waktu
istirahat yang
cukup.
4 Cedera bahu 1. Cedera apabila 1. Lakukan 1. Hentikan
olahraga seperti pemanasan pergerakan pada
berenang, push up, yang cukup lengan dan bahu
bulutangkis, atau sebelum bila terjadi cidera.
bisbol. melaksanakan 2. Untuk meredakan
2. Pergerakan sendi kegiatan nyeri, kompres
bahu yang olahraga. bagian bahu yang
berulang-ulang 2. Perhatikan terasa sakit
secara intens akan prinsip dengan es dan
menyebabkan otot- melaksanakan diamkan selama
otot bahu olahraga 15 sampai 20
kelelahan dan BAIK, menit.
membengkak atau BENAR, 3. Kalau rasa sakit
sobek. TERUKUR sudah berkurang
dan dalam waktu
TERATUR beberapa hari,
3. Jangan kompres dengan
berlebihan kain panas atau

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


19
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
olahraga, oleskan salep
gunakan panas untuk
waktu melemaskan otot-
istirahat yang otot yang kaku
cukup. dan nyeri.
5 Kram otot 1. Langsung 1. Lakukan 1. Saat kram
berolahraga secara pemanasan menyerang,
intens tanpa yang cukup usahakan untuk
melakukan sebelum tetap tenang dan
pemanasan dan melaksanakan jangan panik.
peregangan otot kegiatan 2. Lakukan
yang tuntas. olahraga. peregangan ringan
2. Kram otot bisa 2. Perhatikan pada bagian yang
terjadi di bagian prinsip kram dan pijat
tubuh mana pun, melaksanakan dengan lembut
tetapi biasanya saat olahraga sambil terus
berolahraga kram BAIK, digerak-gerakkan.
akan muncul pada BENAR, 3. Setelah kram
kaki. Kram otot TERUKUR hilang, jangan
bisa mengancam dan langsung
nyawa jika terjadi TERATUR melanjutkan
saat berenang olahraga. Biarkan
karena Anda otot-otot
berisiko beristirahat dulu
tenggelam. 10-15 menit.

6 Cedera lutut 1. Olahraga lari, 1. Lakukan 1. Istirahat total


sepak bola, basket, pemanasan 2. Posisikan lutut
voli, dan olahraga yang cukup agar selalu
cabang atletik yang sebelum terangkat,
banyak bertumpu melaksanakan misalnya dengan
pada lutut. kegiatan mengganjal pakai
2. Cedera lutut bisa olahraga. bantal tinggi saat
terjadi karena 2. Perhatikan Anda berbaring.
kecelakaan seperti prinsip 3. Untuk membantu
jatuh dan terbentur melaksanakan mengurangi rasa
atau karena olahraga sakit, kompres
gerakan yang tidak BAIK, dengan es.
lazim dan terlalu BENAR, 4. Jika cedera Anda
lama melakukan TERUKUR tidak membaik
gerakan dengan dan setelah perawatan
lutut sebagai TERATUR berhari-hari,
tumpuan. 3. Jangan konsultasikan
berlebihan pada tenaga
olahraga, medis.  
gunakan
waktu
istirahat yang
cukup.
7 Cedera siku 1. Olahraga seperti 1. Lakukan 1. Untuk mengurangi
bulutangkis, tenis, pemanasan rasa sakit,
golf, voli, atau yang cukup kompres siku dan
angkat beban. sebelum bagian yang sakit
2. Peradangan otot melaksanakan dengan es selama
yang terus- kegiatan 20 sampai 30

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


20
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
menerus olahraga. menit setiap empat
digunakan untuk 2. Perhatikan jam sampai nyeri
bergerak dan prinsip mereda.
menahan beban. melaksanakan 2. Minum obat
olahraga pereda nyeri dan
BAIK, peradangan untuk
BENAR, mempercepat
TERUKUR penyembuhan.
dan
TERATUR
3. Jangan
berlebihan
olahraga,
gunakan
waktu
istirahat yang
cukup.
8 Cedera 1. Olahraga seperti 1. Lakukan 1. Umumnya cedera
Achilles sepak bola, basket, pemanasan tendon Achilles
tendon (otot voli, dan lari. yang cukup akan pulih dengan
tumit hingga 2. Disebabkan oleh sebelum sendirinya setelah
betis) robeknya tendon. melaksanakan setelah
kegiatan mengistirahatkan
olahraga. kaki.
2. Perhatikan 2. Untuk meredakan
prinsip nyeri kompres
melaksanakan dengan es dan
olahraga mengangkat tumit
BAIK, lebih tinggi.  
BENAR,
TERUKUR
dan
TERATUR
3. Jangan
berlebihan
olahraga,
gunakan
waktu
istirahat yang
cukup.
9 Cedera Cedera terjadi karena 1. Lakukan Cukup kompres
hamstring kurang pemanasan, pemanasan dengan es dan
(Hamstring otot yang kelelahan, yang cukup istirahatkan selama
adalah dan gerakan yang sebelum beberapa saat. (10-20
empat otot tiba-tiba. melaksanakan menit)
yang kegiatan
berjajar olahraga.
sepanjang 2. Perhatikan
paha prinsip
belakang) melaksanakan
olahraga
BAIK,
BENAR,
TERUKUR
dan

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


21
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
TERATUR
3. Jangan
berlebihan
olahraga,
gunakan
waktu
istirahat yang
cukup.
10 Gegar otak Gegar otak biasanya Perhatikan 1. Segera hubungi
(Karena terjadi karena prinsip tenaga medis.
benturan benturan (trauma) melaksanakan 2. Jangan
pada kepala) pada kepala yang olahraga BAIK, memanipulasi
melukai pembuluh BENAR, (menggerakkan
darah dan saraf otak. TERUKUR dan bagian kepala)
TERATUR

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


22
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Penanggung jawab program kesehatan olahraga sebelum melaksanakan kegiatan


olahraga harus mengenal terlebih dahulu tentang cedera olahraga yang bisa terjadi pada
saat melaksanakan kegiatan olahraga dan memimpin kegiatan olahraga (instruktur)
sehingga faktor keselamatan petugas adalah prioritas nomer 1 untuk keselamatan kerja saat
melaksanakan program program kesehatan olahraga.

Berikut ini klasifikasi cedera Olahraga :

A. Klasifikasi Umum Cedera Olahraga


1. Cedera Tk. I – Cedera Ringan
Keluhan minimal, tidak mengganggu performance atlit. Cederanya sangat
ringan, misalnya lecet, memar “sprain” yang ringan.
2. Cedera Tk. II – Cedera Sedang
Pada tingkat ini, kerusakan jaringan lebih nyata, berpengaruh pada
performance atlit, dimana terdapat nyeri, bengkak, merah/panas, gangguan
fungsi (tanda-tanda inflamasi), misalnya lebam otot, “strain” otot–tendon,
robeknya ligamen (sprain grade 2).
3. Cedera Tk. III – Cedera Berat
Pada tingkat ini, atlit memerlukan penanganan yang intensif, istirahat total dan
mungkin perlu tindakan bedah. Terdapat robekan lengkap atau hampir lengkap
dari otot, ligamen (sprain grade 3 dan grade 4/sprain fracture) atau fraktur
tulang.

B. STRAIN DAN SPRAIN


Pengertian : kondisi yang sering ditemukan pada cedera olahraga. Strain
menyangkut cedera otot atau tendon dan sprain menyangkut cedera ligamen
Strain dapat dibagi atas 3 tingkatan :
1. Tingkat I : Ringan
Tidak ada robekan, hanya terdapat kondisi inflamasi ringan. Meskipunt idak
ada penurunan kekuatan otot, pada kondisi tertentu cukup mengganggu atlit,
misalnya strain dari otot hamstring (otot paha belakang) akan mempengaruhi
atlit pelari jarak pendek/sprinter, atau pada baseball pitcher, yang cukup

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


23
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
terganggu dengan strain otot-otot lengan atas mekipun hanya ringan, karena
dapat menurunkan endurance (daya tahan) nya.
2. Tingkat II : Sedang
Sudah terdapat kerusakan pada otot/tendon, sehingga mengurangi kekuatan.
3. Tingkat III : Berat
Ruptur lebih hebat sampai komplit. Tindakan bedah (repair) diperlukan
disamping fisioterapi dan rehabilitasi.

Sprain umumnya dibagi 4 tingkatan :


1. Tingkat I : Ringan
Hanya terjadi robekan pada beberapa serat ligamen, terdapat hematom kecil di
dalam ligamen, tidak ada gangguan fungsi.
2. Tingkat II : Sedang
Robekan lebih luas, tetapi minimal 50% masih baik. Sudah terjadi gangguan
fungsi. Tindakan proteksi harus dilakukan untuk memungkinkan terjadinya
kesembuhan. Imobilisasi diperlukan 6-10 minggu. Untuk benar-benar aman
mungkin diperlukan waktu 4 bulan. Sering terjadi atlit memaksakan diri
sebelum selesainya waktu untuk pemulihan ini, akibatnya akan timbul cedera
baru.
3. Tingkat III : Berat
Terjadi robek total atau lepasnya ligamen dari tempat lekatnya. Fungsi
terganggu total. Sangat penting untuk segera menempatkan kedua ujung
robekan berdekatan.
4. Tingkat IV : Sprain fraktur
Ligamen terobek pada tempat lektaknya pada tulang dengan diikuti lepasnya
sebagian tulangnya.
Setelah mengetahui tentang cedera olahraga petugas harus bisa mengidentifikasi
faktor penyebab cedera olahraga dan mengetahui cara mengurangi resiko dan penanganan
cedera Olahraga agar keselamatan kerja saat melaksanakan kegiatan bagi petugas terjamin.
Berikut ini faktor-faktor yang perlu diperhatikan bagi pemegang/petugas program
Program Kesehatan Olahraga :

A. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PADA CEDERA OLAHRAGA


1. Pemula (atlit/pelaku olahraga) yang belum berpengalaman).
2. Peralatan yang jelek atau kurang sempurna.
3. Kondisi lapangan dan udara yang jelek.
4. Lelah (fatigue) dan atau tidak “fit”

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


24
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
5. Permainan kasar (foul play) dan wasit, pelatih/instruktur dan manajer yang
tidak/kurang kompeten.
6. Cedera olahraga sebelumnya yang tidak ditangani dengan baik.
7. Kurangnya pemanasan dan pendinginan.
8. Teknik yang salah
9. Faktor intrinsik yang tidak terdeteksi, misalnya kaki yang cenderung pronasi, tapak
ceper (flatfoot), tungkai yang berbeda panjang.

B. CEDERA OLAH RAGA AKIBAT OVERUSE


1. Faktor ekstrinsik :
a. Kesalahan latihan
1) Waktu berlebihan atau waktu istirahat terlalu pendek
2) Jarak yang berlebihan (overdistance)
3) Repetisi/intensitas yang berlebihan
4) Lapangan menanjak/berbukit
5) Teknik yang salah dan kelelahan
b. Permukaan tempat latihan
1) Keras
2) Lembut/halus
3) Miring
c. Sepatu dan peralatan yang tidak “pas”
d. Kondisi lingkungan, misalnya terlalu panas
2. Faktor intrinsik :
a. Malalignment (bentuk yang tidak normal)
1) Pronasi berlebihan dari kaki
2) Kolum femoris yang anteversi
3) Kelainan ortopedik lain
b. Leg length discrepancy (panjang tungkai berbeda)
c. Imbalans dari otot
d. Kelemahan otot
e. Fleksibilitas : kaku atau terlalu lentur

C. PENCEGAHAN CEDERA OLAHRAGA


Penanganan yang terbaik untuk cedera olahraga adalah pencegahan. Program-program
pencegahan cedera olahraga antara lain:
1. Fasilitas dan sarana pelindung. Umumnya spesifik untuk masing-masing cabang
olahraga.

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


25
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
2. Kebugaran fisik dan psikologis.
3. Perilaku olahraga, aturan permainan dan disiplin, wasit yang berkwalitas
4. Latihan yang benar: teknik, beban, waktu, jadwal.
5. Latihan peregangan (stretching) Harus menjadi satu paket di dalam program
olahraga.
6. Latihan pemanasan sebelum olahraga, diikuti pendinginan setelah selesai.
7. Cedera olahraga yang sebelumnya harus telah ditangani dan pulih.

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


26
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Puskesmas Kepung melaksanakan Program Program Kesehatan Olahraga dengan indikator


Mutu dari Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) sebagai berikut :

1. Persentase kelompok/klub olahraga yang dibina adalah 30% dari jumlah kelompok
olahraga yang terdata.
2. Pesentase Calon Jamaah Haji yang dilakukan Pengukuran Kebugaran Jasmani 60%
dari total CJH.
.

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


27
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
BAB IX

PENUTUP

Pedoman Internal Program Kesehatan Olahraga Puskesmas Kepung merupakan


sarana penunjang yang sangat dibutuhkan oleh petugas di dalam gedung maupun di luar
gedung agar dapat melaksanakan kegiatan kesehatan Olahraga dengan baik, benar, terukur
dan teratur, sehingga dapat dijadikan acuan untuk pelaksanaan program Program
Kesehatan Olahraga.

Diharapkan petugas mampu merencanakan melaksanakan dan mengevalusi program


kesehatan olahraga di Puskesmas Kepung secara terpadu bersama dengan lintas program
dan lintas sektor terkait serta peran serta aktif masyarakat.

Untuk melengkapi pengetahuan yang diperlukan, diharapkan petugas kesehatan dapat


membaca atau mempelajari buku-buku lain mengenai kesehatan olahraga .

Semoga buku pedoman internal Program Kesehatan Olahraga Puskesmas Kepung


dapat bermanfaat bagi semua pihak, sehingga program kesehatan Olahraga ini dapat
memberikan manfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di
wilayah kecamatan Kepung.

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


28
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
LAMPIRAN 1. TABEL KEGIATAN PROGRAM PROGRAM KESEHATAN
OLAHRAGA PUSKESMAS KEPUNG

NO Jenis Kegiatan Metode


1 Senam Jumat Pagi (Car Free Day) SOP senam Aerobic
2 Pembinaan kesehatan Olahraga pada 1. SOP Senam Aerobic
Kelompok Prolanis 2. Penyuluhan
3 Pendataan Kelompok Olahraga Pengumpulan data
dengan teknik
wawancara dan
pengisian form data
4 Sosialisasi lintas program dan lintas sektor Penyuluhan dan
tentang Kesehatan Olahraga sosialisasi menggunakan
media penyuluhan (LCD
Proyektor)
5 Pembinaan Klub Olahraga 1. SOP Senam Aerobic
2. Penyuluhan dan
ceramah
6 Test Kebugaran Rockport Bagi Karyawan 3. SOP Tes Kebugaran
Puskesmas Rockport
4. Mengisi Aplikasi
Tes Kebugaran
7 Test Kebugaran Rockpot Bagi Calon Jamaah 1. SOP Tes Kebugaran
Haji (CJH) Rockport
2. Mengisi Aplikasi
Tes Kebugaran
8 Test Kebugaran Rockpot Bagi Siswa 1. SOP Tes Kebugaran
(Pelajar) Rockport
2. Mengisi Aplikasi
Tes Kebugaran
9 Sosialisasi Kesehatan Olahraga Bagi Penyuluhan dan
Kelompok Sasaran ceramah
10 Sosialisasi Kesehatan Olahraga Bagi Guru Penyuluhan dan
Olahraga sosialisasi menggunakan
media penyuluhan (LCD
Proyektor)
11 Evaluasi Hasil Kegiatan Program Pengumpulan data dan
analisis hasil capaian

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


29
UPTD PUSKESMAS KEPUNG
DAFTAR PUSTAKA

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
Pedoman Program Kesehatan Olahraga Di Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan
Komunitas, 2006, Jakarta.
http://www.depkes.go.id/article/view/16111500002/germas-wujudkan-indonesia-
sehat.html diakses hari Kamis 7 september 2016 pukul 06.16
https://hellosehat.com/hidup-sehat/10-jenis-cedera-olahraga/ diakses hari Kamis 7
september 2016 pukul 06.16
http://www.secangkirterapi.com/2017/05/strain-dan-sprain-pada-cidera-olahraga.html
diakses hari Kamis 7 september 2016 pukul 06.16

PEDOMAN KESEHATAN OLAHRAGA


30
UPTD PUSKESMAS KEPUNG

Anda mungkin juga menyukai