Anda di halaman 1dari 38

PELAKSANAAN SKRINING PPIA PADA

CATIN DI PROV JATIM


Pokok Bahasan

1. Pengertian, tujuan, sasaran dan mengapa


diperlukan PPIA
2. Komponen Kegiatan PPIA Komprehensif (4 Prong)
3. Integrasi program PPIA di pelayanan antenatal
terpadu, pelayanan KB dan Konseling remaja.
Pengertian PPIA
Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (PPIA) adalah upaya
yang ditujukan untuk mencegah penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak
yang dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif dengan program-program lainnya
yang berkaitan dengan pengendalian HIV-AIDS, Sifilis dan Hepatitis B.

Sasaran Program PPIA


1.Perempuan usia reproduktif (15-49 tahun), termasuk remaja dan populasi risti
2.Perempuan HIV dan pasangannya
3.Perempuan HIV, Sifilis dan Hepatitis B yang hamil dan pasangannya
4.Perempuan HIV, Sifilis dan Hepatitis B, anak dan keluarganya.
PPIA merupakan bagian dari Program Nasional
Penanggulangan HIV, Sifilis, Hep B dan KIA
Pencatatan valid, monitoring, evaluasi, 1 PPIA diintegrasikan dalam pelayanan KIA,
pembinaan dan pengawasan teknis serta KB, Kesehatan remaja disetiap jenjang
umpan balik PPIA 8 2 secara bertahap dan melibatkan peran
non-pemerintah

Perencanaan logistik secara 3 Setiap perempuan yang datang ke


berjenjang
7 pelayanan KIA, KB dan remaja
mendapatkan informasi PPIA
Setiap ibu hamil positif HIV, sifilis atau Hep.
B wajib diberikan tatalaksana sesuai standar.
6 4 Nakes wajib melakukan tes HIV, sifilis dan
Hep B pada semua ibu hamil min 1x
Daerah yang belum mempunyai nakes mampu
5 sebagai bagian dari K1
melakukan tes tetap dilakukan dengan cara merujuk,
melakukan on the job training atau pelimpahan
wewenang dengan SK Kadinkes
Tujuan PPIA
1. Mencegah Penularan HIV, Sifilis dan hepatitis B dari
Ibu ke Anak.
2. Meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas
ibu dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B.
3. Meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas
anak dari ibu dengan HIV, Sifilis dan Hepatitis B.
4. Meningkatkan kemampuan profesional pelaksana
pelayanan kesehatan dan manajemennya.
5. Menghilangkan segala bentuk stigma dan
diskriminasi berbasis penyakit.
Mengapa perlu PPIA ????
PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan
HEPATITIS B
Penularan HIV Penularan Sifilis Penularan hepatitis B
45% 67- 90% 95%

Risiko Risiko abortus, lahir mati Risiko : 95% Bayi


45% bayi HIV atau sifilis kongenital Hepatitis B

Dari ibu ke anak yang dikandung, dilahirkan atau disusui


TARGET

• Skrining • Batas Eliminasi


anamnesis penularan HIV
pada semua Sifilis atau
perempuan • Semua ibu hamil
Hepatitis B
usia subur dengan HIV
• Semua bayi lahir adalah < 50
yang datang ke dan/atau sifilis,
dari ibu dengan kasus anak per
pelayanan KB, serta ibu hamil
• Semua ibu HIV dan/atau 100.000
jika ditemukan dengan Hep B
hamil sifilis kelahiran
indikasi mendapatkan tata
dilakukan tes mendapatkan hidup
dilakukan tes laksana sesuai
HIV, sifilis dan pemeriksaan dan
rapid standar
Hep B pada terapi. Bayi lahir
kunjungan dari ibu dengan
antenatal Hep B
pertama mendapatkan HB0
sampai dan HBIg
menjelang
persalinan.
NSPK TERKAIT PPIA
LANGKAH STRATEGIS ELIMINASI PENULARAN HIV, SIFILIS
DAN HEPATITIS B DARI IBU KE ANAK

• Penemuan dan penanganan dini HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada Ibu
Hamil secara AKTIF komprehensif berkesinambungan, dilanjutkan pada
Pasangan
• Respons cepat pada bayi/anak untuk mencegah dan penanganan tuntas
risiko infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B
• Menetapkannya menjadi PROGRAM rutin, sederhana, mampu laksana
sesuai kompetensi dan kewenangan
• Menumbuhkan komitmen pencegahan dan pengendalian secara efektif
dan efisien yang terukur dalam Sistem Kesehatan Nasional dan Daerah
yang terintegrasi
• Menghapus stigma dan diskriminasi secara rasional profesional
3jk
ROADMAP
(Permenkes nomor 52 tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan HIV,
Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak)
Eliminasi : upaya pengurangan penyakit
berkesinambungan di wilayah Pemeliharaan
→kesakitan serendah mungkin : tidak Eleminasi
menjadi masalah kesehatan di wilayah
Pra Eleminasi
FINAL
2023-2025
Akses Terbuka
STEP 03
2022
STEP 02
2020-2021 Eliminasi : <50/100.000 KH
: <5/10.000 KH
STEP 01
: <0,05%
2018-2019
INFORMASI DASAR TENTANG HIV, SIFILIS DAN
HEPATITIS B

Bila ibu terinfeksi


Ibu hamil dengan Hepatitis B, dengan atau tanpa
HIV/Sifilis/Hepatitis B
Penularan HIV, Sifilis dan pengobatan antivirus tetap dapat melakukan ANC dan
dan mendapatkan
Hepatitis B dapat dapat persalinan di FKTP. Persalinan di RS rujukan hanya
penanganan sesuai
terjadi secara vertikal ditetapkan atas indikasi obstetrik atau indikasi klinis lain
standar, maka risiko
dari ibu ke anak. yang memerlukan pengawasan klinis yang tidak dapat
penularan infeksi dari ibu
dilakukan di FTKP
ke anak akan minimal

. Ibu hamil pada fase Immuno


Ibu hamil HIV dengan viraload tolerance dan fase pengidap
undetectable atau telah Pencegahan Penularan Inaktif tidak memerlukan
Ibu hamil dengan HIV dan Sifilis melakukan pengobatan ARV Hepatitis B dari Ibu ke anak pengobatan dengan antivirus
dapat melakukan ANC di FKTP sesuai standar (minimal 6 dapat dilakukan pemberian Hepatitis B, tetapi tetap
setelah mendapatkan bulan sebelum melahirkan) dan Imunisasi HB0 dan HBIg < 24 diperlukan monitoring
pengobatan. tidak ada indikasi obstetri, jam. selanjutnya maupun setelah
maka dapat bersalin di FKTP. melahirkan sebagai pengidap
Hepatitis B.
Kegiatan komprehensif yang meliputi 4 komponen/ Prong
meliputi:

1. Prong (1)Mencegah terjadinya penularan HIV, Sifilis dan


Hepatitis B pada perempuan usia reproduksi
2. Prong (2) Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada
ibu dengan HIV , Sifilis, dan Hep B
3. Prong (3) Mencegah terjadinya penularan HIV, Sifilis dan
Hepatitis B dari ibu hamil HIV ke bayi yang dikandungnya
4. Prong (4) Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu HIV, Sifilis dan Hep B beserta bayi dan
keluarganya.
Prong 1. Mencegah terjadinya penularan HIV, Sifilis dan Hep B pada perempuan
usia reproduksi

konsep “ABCDE”, yaitu:


A (Abstinence), artinya Absen seks ataupun tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum
menikah
B (Be Faithful), artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-ganti
pasangan);
C (Condom), artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan menggunakan Kondom.
D (Drug No), artinya Dilarang menggunakan narkoba.
E (Equipment), artinya pakai alat-alat yang bersih, steril, sekali pakai, tidak bergantian, diantaranya
alau cukur dan sebagainya (E dapat juga pemberian Edukasi, pemberian informasi yang benar)
Kegiatan KIE secara individu maupun kelompok kepada masyarakat tentang HIV-AIDS, Sifilis (IMS) ,
Hepatitis B dan Kesehatan reproduksi
REGULASI CATIN DI JATIM
Pasien di sarana rawat jalan dan rawat inap
Kelompok pasien yang di tes HIV
• LSL, Waria, WPS/PPS, Penasun dan Pelanggan
• Ibu hamil Informasi
• Pasien TB pra tes
• Pasien IMS atau dengan keluhan IMS
• Pasien hepatitis
• Pasien dengan gejala penurunan kekebalan tubuh
(gejala IO)
• Pasangan ODHA
• Di daera epidemi meluas , semua orang yang datang
ke layanan menerima verbal consent

Menerima Tes Menolak tes

Ke laboratorium Tanda tangan surat pernyataan, beri informasi manfaat tes

Hasil lab baik reaktif atau neg dikembalikan ke nakes pengirim

Positif Inkonklusif Negatif

Jelaskan makna hasil tes, jelaskan secara garis besar, apa langkah yang akan
dilakukan di klinik terpadu untuk akses layanan ARV beserta semua paket
perawatan
Tindak Lanjut
Prong 2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu dengan
HIV , Sifilis dan Hep B

Pencegahan dan penundaan kehamilan


• akses layanan yang menyediakan informasi dan sarana kontrasepsi yang aman dan
efektif
• Konseling yang berkualitas, penggunaan alat kontrasepsi yang aman dan efektif

Perencanaan kehamilan
Pada prinsipnya setiap perempuan harus merencanakan kehamilannya. Pada
perempuan terinfeksi HIV, Sifilis atau Hep B, perencanaan kehamilan harus lebih
matang sesuai dengan risiko bahwa perempuan dengan HIV , Sifilis atau Hep B dapat
menularkan HIV pada bayinya
Prong 3. Mencegah terjadinya penularan HIV, Sifilis dan Hep b dari ibu hamil HIV positif
ke bayi yang dikandungnya

kegiatan sebagai berikut:


1. Layanan ANC terpadu termasuk penawaran dan tes HIV, Sifilis dan Hep B;
2. Diagnosis HIV, Sifilis dan Hep B;
3. Pemberian terapi pada ibu hamil terinfeksi;
4. Persalinan yang aman;
5. Tatalaksana pemberian makanan bagi bayi dan anak;
6. Pemberian HbIg pada bayi yang lahir dari Ibu terinfeksi Hepatitis B
7. Pemberian profilaksis ARV dan kotrimoksazol pada anak/bayi yang lahir dari ibu HIV;
8. Pemeriksaan diagnostik HIV pada anak
Prong 4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu HIV
positif beserta bayi dan keluarganya

1. Bagi ibu
– Pemeriksaan kondisi kesehatan
– Pengobatan ARV dan pemantauan terapi ARV
– Pemantauan kondisi kesehatan, termasuk pemantauan CD4 dan viral load
– Pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik
– Konseling dan dukungan kontrasepsi dan pengaturan kehamilan
– Konseling dan dukungan asupan gizi
– Layanan klinik dan rumah sakit yang bersahabat
– Kunjungan ke rumah (home visit)
2. Bagi bayi:
– Pemberian kotrimoksazol dan ARV pencegahan
– Informasi dan edukasi pemberian makanan bayi.
– Diagnosis HIV pada bayi
Alur Kegiatan PPIA Komprehensif

PRONG I

PRONG II

PRONG III

PRONG IV
INTEGRASI PPIA DI PELAYANAN
ANTENATAL TERPADU, KB DAN
KONSELING REMAJA
*
STANDAR PELAYANAN ANTENATAL
SPM 100 %

1 Timbang Badan dan Ukur Tinggi Badan


2 Ukur Tekanan Darah
3 Nilai Status Gizi (ukur LiLA)
4 (ukur) Tinggi Fundus Uteri
5 Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
6 Skrining Status Imunisasi TT (dan Pemberian Imunisasi TT)

7 Pemberian Tablet Besi (90 Tablet selama kehamilan)


8 Test Lab Sederhana (Hb, Protein Urin, golongan darah) dan atau berdasarkan indikasi (HBsAg, Sifilis,
HIV, Malaria, TBC dll)

9 Tata Laksana Kasus


10 Temu Wicara (Konseling) termasuk P4K serta KB PP
24
KONSEP TRIPLE ELIMINASI PPIA
IBU
HAMIL
5,3 juta Bumil
Resiko Penularan Vertikal HIV, Sifilis
& Hepatitis B

HIV TRIPLE SKRINING BUMIL


P ANC IBI
0,33% ELIMINASI
R
Risiko Penularan Vertikal 45% (ibu
E POGI
ke anak)
V
Sifilis
A 1,6% PERMENKES 52/2017, Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, Hepatitis B
L dari ibu ke anak.
60% risiko penularan menjadi Semua ibu hamil dilakukan skreening HIV, Sifilis, Hepatitis B dan
E abortus & sifilis kongenital
STRATEGI: tindak lanjut hasil skrining.
N 1. Bumil HIV → segera ARV
S Hep. B 2. Bumil Hepatitis B→ nilai kondisi ibu hamil
7,1% • Operasional 3. Bumil Sifilis → Tatalaksana antibiotik adekuat
I
95% Bayi terinfeksi saat persalinan

Rapid Tes Diagnostik • Teknis


Bayi lahir dari ibu positif:
1. Dari ibu HIV → Profilaksis Bayi HIV
ARV dan Penisilin 2. Dari ibu Hepatitis B → HB0+HBIG<24 jam
Pemeriksaan konfirmasi 3. Dari ibu Sifilis → Profilaksis antibitik adekuat
(HBsAg, Viralload HIV)

Konfirmasi diagnosis pada bayi berisiko


*
Integrasi PPIA
di Layanan Keluarga Berencana
• Reproduksi adalah hak setiap individu
• Perempuan dengan HIV yang ingin hamil, kehamilannya harus direncanakan
secara matang terkait kemungkinan penularan HIV kepada anak yang akan
dikandungnya.
• Penggunaan kontrasepsi harus dibicarakan pada setiap perempuan dengan
HIV dan pasangannya.
• Setiap klien yang datang ke Pelayanan KB harus mendapat informasi
mengenai pencegahan IMS termasuk PPIA. Klien yang datang ke Poli KB harus
mendapatkan skrining /penapisan untuk IMS .
Skrining/Penapisan IMS
pada Klien KB
Skrining klien :
1. Anamnesis yang cermat atau melalui konseling.
2. Permeriksaan organ reproduksi + pemeriksaan laboratorium
3. Pendekatan sindrom dengan atau tanpa pemeriksaan laboratorium
sederhana .

Anamnesis
Penilaian risiko IMS dengan:
1. Tanyakan keluhan seperti ada tidaknya duh vagina/uretra, ulkus pada alat
kelamin,vegetasi pada alat kelamin pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan
dan nyeri perut bagian bawah.
Skrining/Penapisan IMS pada Klien KB
2. Tanyakan mengenai :
Pria Perempuan

Mitra sexsual >1 dalam 1 bulan terakhir Pasangan/mitra seksual menderita IMS

Berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam Pasangan/mitra seksual/pasien sendiri mempunyai mitra sexual
1 bulan terakhir lebih dari satu dalam 1 bulan terakhir

Mengalami salah satu atau lebih episode IMS Mengalami salah satu atau lebih episode IMS dalam 1 bulan
dalam 1 bulan terakhir terakhir

Perilaku pasangan/mitra seksual berisiko tinggi Perilaku pasangan /mitra seksual berisiko tinggi
Skrining/penapisan IMS pada Klien KB

1. Pada pasien yang berisiko/gejala IMS, rujuk ke Poli IMS/Poli BP


untuk mendapatkan penatalaksaan lebih lanjut.
2. Anjurkan pengunaan kondom secara konsisten untuk mencegah
penularan IMS
3. Klien KB yang di diagnosis IMS/ berperilaku beresiko atau
pasangannya berperilaku beresiko , petugas kesehatan wajib
menawarkan tes HIV. Penawaran tes HIV dapat dilakukan oleh
petugas di Poli KB, atau oleh petugas di Poli IMS atau Petugas di
poli KB dapat merujuk klien ke klinik KTS bila pasien memerlukan
konseling lebih lanjutan
C. Integrasi PPIA di Layanan Konseling Remaja
Pemberian KIE HIV dan AIDS pada Remaja

Informasi dan edukasi HIV-AIDS termasuk PPIA

Remaja

Sekolah: UKS, PIKR


Luar Sekolah/masyarakat Puskesmas PKPR
Universitas : PIK M

KIE Konseling
Konseling dan KIE
KIE : Konseling
• Penyuluhan pada Masa Pribadi :
Orientasi Sekolah Guru BK, KS,
(MOS) KKR
• Penyuluhan rutin Rujuk bila tidak dapat
ditangani
IBU HAMIL Skrining di klinik

BIDAN/ DOKTER/ KLINIK PRAKTEK SWASTA/POLINDES/POSKESDES/PUSTU/POLI, BP, IMB

HIV SIFILIS HEP B

Skrining A0 TP RAPID RAPID ANTI HEP B

A0 + Negative Positive rujuk ke Negative


(laporkan (laporkan
negative) PKM/RS untuk Therapi negative)
A0 neg ;
Nyatakan Rujuk Ke Fasyankes
(PKM/RS) untuk
sebagai negatif DIAGNOSIS (A1- A3) Specimen darah perifer jari
memakai lancet
IBU HAMIL ANC di PKM

PUSKESMAS

HIV SIFILIS HEP B

DIAGNOSIS TP RAPID RAPID ANTI HEP B


(3 reagen berbeda)

Inkonklusive: Negative Negative


Positive (laporkan Positive : Therapi (jika
ulang 2 minggu (laporkan
lagi negative) tersedia) atau rujuk ke negative)
Rumah Sakit
Rujuk Ke layanan
A 1 neg ; Nyatakan Perawatan Dukungan &
Pengobatan (PDP) Specimen darah vena
sebagai negatif
IBU HAMIL ANC di Rumah Sakit

RUMAH SAKIT

HIV SIFILIS HEP B

DIAGNOSIS TP RAPID RAPID ANTI HEP B


(3 reagen berbeda)

Inkonklusive: Negative Negative


Positive (laporkan Positive : Therapi
ulang 2 minggu (laporkan
lagi negative) Tatalaksana neonates/ negative)
bayi
• Rujuk Ke layanan Perawatan
A 1 neg ; Nyatakan Dukungan & Pengobatan (PDP)
sebagai negatif • Tatalaksana neonates/bayi Specimen darah vena
Terima kasih
TATALAKSANA IBU HAMIL
SESUAI HASIL PEMERIKSAAN LAB (DETEKSI DINI)
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B

Deteksi
Tes HIV Tes Sifilis Tes Hep B
dini
R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Sifilis Rapid HBsAg
Hasil + +
Segera Benzatin Benzil Penicilin /
+
Pengawasan kasus
Segera ARV
BUMIL KDT 1 tab/24jam seumur Benzatin Penisilin G 2,4 juta IU
boka-boki
hepatitis dirujuk, lainnya
hidup puskesmas

ARV profilaksis Obati 50.000IU/kgBB IM, sblm Vit K


Bayi Baru AFASS : ASI Eksklusif or PASI pulang. HB0 < 24jam
Lahir Eksklusif – unmixed)
PCR EID usia 6 mgg
tanda2 : lesi kulit, Snuffles, Trias
Hutchinson,
HBIg< 24jam
+ Cotrim profilaksis
37
TATALAKSANA BAYI DARI IBU HAMIL
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
PEMERIKSAAN LAB (DETEKSI DINI) pada BAYI

ARV profilaksis Obati 50.000IU/kgBB IM, sblm Vit K


Bayi Baru AFASS : ASI Eksklusif or PASI pulang. HB0 < 24jam
Lahir Eksklusif – unmixed)
PCR EID usia 6 mgg
tanda2 : lesi kulit, Snuffles, Trias
Hutchinson,
HBIg< 24jam
+ Cotrim profilaksis

PASI Eks : EID usia 6 mgg+


Deteksi konfrimasi
ASI EID Eks : usia 6 mgg, ulangi 6
Titer RPR bayi & Ibu
3, 6 & 9 bulan,
HBsAg bayi
Usia 9 -12 bulan
Bayi mgg pasca ASI Eks + konfirmasi Titer bayi : titer Ibu

ELIMINASI NEGATIF NEGATIF NEGATIF

Kontrol SpPD KGEH


GAGAL ART PP IV
38

Anda mungkin juga menyukai