( ELIMINASI PENULARAN
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B)
DARI IBU KE ANAK
PERATURAN TENTANG P2 HEPATITIS
• Permenkes No. 53 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Hepatitis Virus
• Permenkes No. 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak
• Permenkes No. 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
hamil, masa hamil, persalinan dan sesudah melahirkan.
• Permenkes No.12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi (HB0 <24
jam)
• Permenkes No.66 Tahun 2016 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit
• Permenkes No.91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
• Permenkes No. 83 Tahun 2014 tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah
Rumah Sakit, dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah
• Peraturan Pemerintah RI No.7 Tahun 2011 tentang Pelayanan Darah
• Perturan pemerintah RI No.2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
Latar Belakang
OTONOMI DAERAH Tujuan Nasional
Hak, wewenang, kewajiban daerah Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia
otonom untuk mengatur dan Memajukan kesejahteraan umum
mengurus sendiri urusan Mencerdaskan kehidupan bangsa
pemerintahanan dan kepentingan Ikut melaksanakan ketertiban dunia
masyarakat setempat dalam sistem
NKRI
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
Mempercepat peningkatan : spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
- kesejahteraan rakyat,
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
- pemberdayaan masyarakat,
- pelayanan publik dan
- daya saing
Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Keluarga, dan
Orang Tua wajib mengusahakan agar Anak yang lahir
UU 23 th 2014 ttg terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan
Pemerintahan Daerah hidup dan/atau menimbulkan kecacatan
LATAR BELAKANG
Penyakit HIV, Sifilis dan Hepatitis B adalah penyakit yang dapat menular
1
seksual yang dapat berakibat kecacatan serta pembiayaan tinggi.
Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Indonesia cukup
2 tinggi yaitu 0,33%, 1,7% dan 2,5%, oleh karena itu jumlah kasus HIV, Sifilis
dan Hepatitis B pada anak cenderung meningkat.
Test HIV pada Bumil dan pemberian ARV pada Bumil dg HIV sejak trimester
pertama kehamilan akan menurunkan jumlah bayi lahir dengan HIV.
3
Jika bumil yang terinfeksi sifilis tidak diobati dengan adekuat maka 67% kehamilan
akan berakhir dengan abortus, lahir mati atau sifilis kongenital pada neonatus.
4
Infeksi Hepatitis B pada bayi meningkatkan risiko kematian pada
dewasa muda ( Sirosis dan kanker hati)
Eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak akan menurunkan angka
5 kematian dan kecacatan, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dan menekan
pembiayaan pelayanan kesehatan.
23 November 2017
PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan
HEPATITIS B
Penularan HIV Penularan Sifilis Penularan hepatitis B
45% 67- 90% 95%
Pendekatan PIS-PK
pelayanan
kesehatan
neonatal
esensial
Ibu hamil
konseling
• Tindak lanjut • Pengobatan (ART) • Pengobatan (BPG) • Pengawasan/
• Kondom • Kondom Rujuk utk TTL
• trace pasamgan • trace pasamgan • trace pasamgan
• IO lain • Comorbid lain
Penanganan bagi ibu 100% ibu hamil diobati ARV, 100% ibu hamil diobati 100% kasus hepatitis B
hamil dengan hasil berupa Kombinasi Dosis dengan Benzatin Penicilin pada ibu hamil dalam
positif Tetap (KDT) (Tenofovir G 2,4 juta IU IM sebagai pengawasan, dirujuk
300mg + Lamivudin 300mg program dosis tunggal ke rumah sakit yang
+ Efavirens 600mg) setiap pada fase dini, diulang 2 mampu tatalaksana
hari sekali (tiap 24jam) kali dgn selang waktu 1 hepatitis B
seumur hidup minggu atau dirujuk
Deteksi
Tes HIV Tes Sifilis Tes Hep B
dini
R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Sifilis Rapid Hep B
Hasil + +
Segera Benzatin Benzil
+
Pengawasan kasus
Segera ARV
IBU KDT 1 tab/24jam
seumur hidup
Penicilin / Benzatin
Penisilin G 2,4 juta IU
boka-boki
hepatitis dirujuk,
lainnya puskesmas
23 November 2017
• Akses terbuka 2018-2019
– Akses bumil ANC terpadu lengkap (10T) basis NIK / KTP JKN
– Deteksi dini tes laboratorium (T8) : selain HCG dan golongan darah;
Hb, GD, sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria (untuk daerah endemis),
protein urin, dan BTAcuriga TBC.
• Pra eliminasi 2020-2021 (min 1 kab/kota salah satu eliminasi per prov)
– tahap sebelumnya tetap dilakukan
– mulai penilaian eliminasi ibuanak seluruh provinsi dan
kabupaten/kota.
– dukungan tertulis penyiapan eliminasi HIV, Sifilis dan Hepatitis B
– tiap FKTP & FKRTL berkemampuan optimal tertulis tercatat dan
laporan akurat sebagai bukti kinerja
– surveilans berbasis layanan di FKTP dan FKTL terlaporkan.
23 November 2017
• Eliminasi 2022 (min 1 provinsi salah satu kab/kota ‘triple’ eliminasi)
– tahap sebelumnya tetap dilakukan; ANC lengkap >95%
– 100% P/K/K eliminasi HIV, Sifilis dan Hepatitis B (tertulis)
– 100% FKTP & FKRTL SOP tertulis
– Eliminasi : surveilans berbasis layanan.
– Pengelola program P/K/K kompilasi dan analisa data dan TL epid ,
– Pengambil keputusan : terdapat bukti tertulis pemenuhan hak bayi untuk
sehat sejak masih dalam kandungan secara sistematis; morbiditas dan
mortalitas tertangani 100% dalam sistem, dengan risiko penularan
minimal. sertifikasi eliminasi
23 November 2017
Indikator
‘triple’ Eliminasi
Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B
dari Ibu ke Anak
Indikator Umum
No Uraian 10T HIV Siflis Hepatitis B
1 Cakupan ibu hamil
100% 100% 100% 100%
dilakukan ANC terpadu
2 Ibu hamil terinfeksi maks 0,30% 1,70% 2,50%
3 Ibu hamil terinfeksi
100% 100% 100%
mendapatkan pelayanan
4 Bayi dari ibu hamil terinfeksi
100% 100% 100%
mendapatkan penanganan
5 Bayi terinfeksi per 100.000
<0,05% <0,05% <0,05%
kelahiran hidup per tahun
23 November 2017
Tantangan :
1. Pelayanan antenatal >95% rata-rata Indonesia
2. Kualitas dan kelengkapan pemeriksaan/deteksi
dini/skrining
3. Pencatatan berhenti di fasyankes belum sampai
dinkeskab/kota data individualnya
4. Penanganan hasil deteksi dini (AKI masih tinggi)
5. Data Kualitas Bayi Baru Lahir (AKB / AKBa / AKA tinggi)
6. Epidemi Penyakit Menular Langsung
23 November 2017
KESIMPULAN
23 November 2017