Anda di halaman 1dari 49

MATERI INTI-4

Triple Eliminasi
(HIV, Sifilis dan Hepatitis B)
KEBIJAKAN
1. Eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak dilaksanakan di seluruh
kabupaten/kota Indonesia dengan pendekatan standar pelayanan minimal bidang kesehatan
2. Pelayanan Antenatal di setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus terpadu ‘triple’ Eliminasi
3. Penerapan Standar Prosedur Operasional Pelayanan Antenatal Terpadu untuk Eliminasi
sebagai MAKLUMAT PELAYANAN
4. Daerah menetapkan penugasan, pelimpahan wewenang dan task shifting
5. Ketersediaan sumber daya, sistem informasi dan logistik dalam sistem kesehatan
6. Layanan Komprehensif Berkesinambungan berkualitas bagi perempuan, bayi baru lahir,
anak dan keluarganya
7. Peran serta masyarakat, tidak terbatas pada swasta, LSM, warga peduli dan kelompok
dukungan
STRATEGI
1. meningkatkan akses dan kualitas layanan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi / anak
sesuai standar program;
2. meningkatkan peran fasilitas pelayanan kesehatan dalam sistem kesehatan, deteksi dan
penatalaksanaan yang diperlukan untuk Eliminasi Penularan;
3. meningkatkan penyediaan sumber daya di bidang kesehatan;
4. meningkatkan jaringan kerja, jejaring kerja, dan kemitraan serta kerja sama lintas program
dan lintas sektor;
5. meningkatkan manajemen program yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan
berhasilguna.
6. meningkatkan peran serta masyarakat
ROADMAP
2018 - • Akses Terbuka
ELIMINASI PENULARAN
2019 HIV, SIFILIS & HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK
Di INDONESIA
2020- • Pra Eliminasi
2021

2022 • Eliminasi

2023- • Pemeliharaan
2025
Target
a. Menurunkan hingga meniadakan infeksi baru HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke
anaknya
b. Menurunkan hingga meniadakan masalah kesehatan terkait HIV, Sifilis dan Hepatitis B;
c. Mendorong perilaku hidup bersih dan sehat bebas risiko kesehatan
d. Meningkatkan kualitas pengetahuan, kebiasaan dan praktik petugas pelaksana,
institusi, dan manajemen pelayanan kesehatan berorientasi pada standar prosedur
e. Menghilangkan dampak sosial ekonomi pada individu, keluarga dan masyarakat.
Integrasi dalam Layanan KIA
Tentuk sTatus Tes Kehamilan,
an DJJ Imunisasi Tablet Gol. Darah
ANAMNESIS TFU Fe
Hemoglobin
GlukoProteinurin
status Sifilis,
gizi Test HIV,
Hep B,
Malaria (pada

Tensi Tata daerah endemis),,


Sputum BTA (bila
laksana ada indikasi

TB & ANC Temu


wicara
BB TERINTEGRASI konseling

TINDAK LANJUT
Integrasi dalam Layanan KIA

komunikasi, informasi, edukasi kepada ibu dan keluarga


Perawatan BBL
skrining Bayi Baru Lahir
pelayanan kesehatan
ASI Eksklusif Skrining umum neonatal esensial
Emergensi Skrining hipotiroid 0-6 jam
Yankes BBL kongenital
6 jam – 28 hari
Skrining BBL
Indikator dan Target Ibu hamil dalam
‘triple’ Eliminasi Penularan
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
Ibu hamil diperiksa, Cakupan 2018 : 60% dari ibu hamil K1
dites, dideteksi dini Cakupan 2019 : 70% dari ibu hamil K1
ANC 10T lengkap Cakupan 2020 : 80% dari ibu hamil K1
Cakupan 2021 : 90% dari ibu hamil K1
berkualitas Cakupan 2022 : 100% dari ibu hamil K1

Penanganan bagi ibu 100% ibu hamil diobati ARV, 100% ibu hamil diobati 100% kasus hepatitis B
hamil dengan hasil berupa Kombinasi Dosis dengan Benzatin Penicilin G pada ibu hamil dalam
positif Tetap (KDT) (Tenofovir 300mg 2,4 juta IU IM sebagai pengawasan, dirujuk ke
+ Lamivudin 300mg + program dosis tunggal pada puskesmas atau rumah
Efavirens 600mg) setiap hari fase dini, diulang 2 kali dgn sakit yang mampu
sekali (tiap 24jam) seumur selang waktu 1 minggu tatalaksana profilaksis
hidup atau dirujuk hepatitis B

Ibu bersalin di 100% bersalin di fasyankes 100% bersalin di fasyankes 100% bersalin di
fasyankes oleh nakes oleh nakes fasyankes oleh nakes
Indikator dan Target Bayi dari Ibu
terinfeksi dalam Eliminasi Penularan
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
Penanganan anak dari 100% mendapat pelayanan 100% mendapat pelayanan 100% mendapat
ibu positif standar standar pengobatan pelayanan standar
profilaksis ARV dalam 24 jam, Benzatin Penicilin G 50.000 imunisasi HB0 <24 jam
pemeriksaan EID (virologis IU/kgBB IM dosis tunggal, dan
kualitatif dgn DBS) saat mulai pemeriksaan titer RPR usia HBIg <24 jam;
6 minggu, dilanjutkan dengan 3 bulan dibandingkan titer pemeriksaan serologis
kotrimoksazol profilaksis ibunya, atau pemeriksaan HBsAg dan atau
atau pemeriksaan serologis lain atau pemantauan klinis virologis Hepatitis B
pada usia 18 bulan sampai 2 tahun saat bayi usia 9-12
bulan.
Anak negatif 100% hasil DBS EID negatif, 100% titer RPR negatif atau 100% pemeriksaan
(keberhasilan program anak sehat tanpa ARV sama dengan titer ibu anak serologis HBsAg
3E) sehat, tanpa cacat atau negatif.
kematian
Sasaran yang diharapkan
 Setiap ibu hamil dan bayi yang dikandungnya terpenuhi hak kesehatannya,
terlindungi dan tidak seorangpun terlewatkan untuk menghentikan penularan
dari ibu ke anak
 Mengimplementasikan program eliminasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan,
pencatatan-pelaporan, diseminasi informasi, advokasi, pemantauan, evaluasi,
pembinaan dan pengawasan.
 Menjadi tim teaching pelatihan di jenjang di provinsi masing-masing bersama tim
berikutnya.
 Memperkuat berbagai subsistem kesehatan nasional dan daerah yang
terintegrasi
SKRINING IBU HAMIL

• Tes HIV  KTHIV  Rapid Tes

• Hepatitis B Rapid Tes HBsAg

• Sifilis  Rapid Tes (TP Rapid)


Tatalaksana Hasil Skrining
Positif
HEPATITIS B
HBsAg Reaktif
IBU
• HBsAg 6 bulan kemudian
• Diberikan terapi Tenofovir/Telbivudin untuk ibu dengan
HBeAg (+) dan atau HBV DNA >2x106/mL
• Mulai diberikan pada minggu 28-36 (trimester 3) hingga 3
bulan pasca melahirkan.
Bayi Lahir dari Ibu dengan HbsAg +

• Diberikan Imunoglobulin Hepatitis B bersama vaksin Hepatitis B0 pada


paha yang berbeda, sebelum usia 24 jam
• Setelah menyelesaikan jadwal imunisasi hepatitis B1, 2 dan 3 
diperiksa HbsAg dan titer Anti HBs
• Titer anti HBs <10 IU/mL imunisasi ulang 3 dosis, interval 2 bln
• Bila diberikan imunisasi aktif dan pasif: perlindungan 95 %
• Bila hanya imunisasi aktif (vaksinasi) saja: perlindungan hanya 75 %
• Bayi dapat diberikan ASI (jika Ibu terinfeksi HIV, lihat PPIA HIV)
Prevalensi Hepatitis B di Indonesia:
7.1% di Populasi Umum dan 4.2% pada anak < 5 tahun

◦ HBsAg (+) in general population: 7.1%


 Around 18 million people with hepatitis B
◦ HBsAg (+) in under-5-year children : 4.2%
◦ HBsAg (+) in men : 8.9%
◦ HBsAg (+) in women : 6.4%

(Source: Basic Health Research, 2013)

• Data source: Basic Health Research in Indonesia, 2013


Program Hepatitis B : Pencegahan Infeksi Vertikal dari Ibu ke Anak
Dimulai 2022 di
beberapa provinsi PROGRAM DI INDONESIA

Pemberian Tenofovir pada Ibu hamil reaktif HBsAg dirujuk


bumil dengan VL tinggi untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut
HBIg HBIg diberikan kepada bayi lahir dari ibu reaktif HBsAg

Pemeriksaan pada ibu Semua ibu hamil harus melakukan ANC terpadu dan Deteksi Dini Hep B
hamil, pelayanan antenatal,
(DDHB) serta bayinya dilakukan pemantauan
dan pemantauan bayi

Pemberian HB0 untuk mengurangi Pemberian HB0 <24 jam (birth-dose) diberikan
transmisi dari ibu ke bayi wajib kepada semua bayi baru lahir

Pemberian Imunisasi Hepatitis B (3 Imunisasi wajib hepatitis B (3 dosis)


dosis) untuk mengurangi insiden diberikan kepada semua bayi (bersama DPT + Polio)
Alur Tatalaksana Pemberian Antivirus pada Ibu Hamil Hepatitis B di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Tes HBsAg pada Ibu hamil di Layanan ANC

HBsAg Positif HBsAg Negatif

Tes Viral Load HBV DNA atau HBeAg, serta pemeriksaan klinis dan ALT (SGPT)*
PUSKESMAS/ FKTP

HBV DNA<200.000 IU/ml ATAU HBeAg negatif HBV DNA≥200.000 IU/ml ATAU HBeAg positif

Tidak dibutuhkan tenofovir. Pemberian tenofovir mulai minggu ke 28 kehamilan sampai saat
Pasien tetap dimonitor sebagai kasus hepatitis B selama kehamilan. melahirkan, dilanjutkan 1 bulan post partum**
Pasca persalinan, dilanjutkan penatalaksanaan hepatitis B**

*Jika terdapat kenaikan ALT atau kelainan klinis ke


arah penyakit liver, rujuk ibu hamil ke FKRTL
Bayi lahir dari ibu positif HBsAg ** Rujuk ke FKRTL 1 bulan pasca melahirkan untuk
tatalaksana hepatitis B

Pemberian Hb0 & HBIg < 24 jam pada bayi


- Dukungan Program : Obat Tenofovir, Cartridge
DNA VHB atau HBeAg selama kehamilan
- Tes Viral Load DNA VHB dilaksanakan di
Pemeriksaan HBsAg dan anti HBs pada bayi 9-12 bulan**
Puskesmas yang memiliki mesin TCM

19
Alur Tatalaksana Pemberian Antivirus pada Ibu Hamil Hepatitis B di Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL)

Tes HBsAg pada Ibu hamil di Layanan ANC

HBsAg Positif HBsAg Negatif

Tes Viral Load HBV DNA atau HBeAg, serta pemeriksaan klinis dan ALT (SGPT)*
RUMAH SAKIT / FKRTL

HBV DNA<200.000 IU/ml ATAU HBeAg negatif, tanpa HBV DNA≥200.000 IU/ml ATAU HBeAg positif dengan/tanpa
sirosis sirosis

Tidak dibutuhkan tenofovir. Pemberian tenofovir mulai minggu ke 28 kehamilan sampai saat melahirkan,
Pasien tetap dimonitor sebagai kasus hepatitis B selama kehamilan. dilanjutkan 1 bulan post partum.
Pasca persalinan, dilanjutkan penatalaksanaan hepatitis B** Dilanjutkan penatalaksanaan hepatitis B**

*Sesuai PNPK atau PPK di RS masing-masing


Bayi lahir dari ibu positif HBsAg ** Monitor Ibu dan tatalaksana sebagai kasus
hepatitis B (oleh SpPD/KGEH)
Pemberian Hb0 & HBIg < 24 jam pada bayi

Pemberian Tenofovir untuk Bumil di RS dibiayai


Pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs pada bayi 9-12 bulan melalui Skema BPJS
Skema Rujukan Pemberian Antivirus pada Ibu Hamil dengan Hepatitis B

RUMAH SAKIT

Ibu hamil Hepatitis B dengan Peningkatan


ALT atau klinis penyakit liver

PUSKESMAS HANYA MAMPU PUSKESMAS MAMPU


DETEKSI DINI, DIAGNOSTIK DAN PEMBERIAN
DETEKSI DINI ANTIVIRUS
Alur Rujukan dan Pemberian Antivirus Pada Ibu Hamil Hepatitis B Di FKRTL

FKRTL
Tim Tenofovir

Poli Penyakit Dalam/KGEH


Poli Obsgyn
Dipantau bersama oleh Penyakit
Dalam dan Obsgyn

FKTP
TATALAKSANA HEPATITIS B
PADA BAYI BARU LAHIR
Status HBs Ag Ibu BBLR < 2000 Gram BBLR ≥ 2000 Gram
HBsAg Positif Berikan HBIg dan HB0 < 24 Jam Berikan HBIg dan HB0 < 24 Jam
Vaksinasi HB0 tidak dihitung, lanjutkan Sesuai jadwal imunisasi
dengan :
1. Vaksin Monovalen : 3x vaksinasi serial
pada usia kronologis 1,2-3 dan 6 bulan
2. Vaksin DTPw : 3x vaksinasi serial pada
usia kronologis 2,3,4 bulan
3. Vaksin DTPa : 3x vaksinasi serial pada
usia kronologis 2,3,6 bulan
Periksa HBs Ag dan anti HBs pada usia 9-12 Periksa HBs Ag dan anti HBs pada usia 9-12
bulan, Bila : bulan, Bila :
1. Bila HBsAg negatif dan anti HBs ≥10 1. Bila HBsAg negatif dan anti HBs ≥10
mIU/mL, anak terlindungi mIU/mL, anak terlindungi
2. Bila HBsAg negatif dan anti HBs <10 2. Bila HBsAg negatif dan anti HBs <10
mIU/mL harus diberikan vaksinasi ulang mIU/mL harus diberikan vaksinasi ulang

23
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
TATALAKSANA HEPATITIS B
PADA BAYI BARU LAHIR
Status HBs Ag Ibu BBLR < 2000 Gram BBLR ≥ 2000 Gram

HBsAg Negatif Tunda pemberian HB0 sampai usia 1 HB0 < 24 Jam
bulan atau BB 2000 gram
Lanjutkan dengan : Sesuai jadwal imunisasi
1. Vaksin Monovalen : pada usia 2 dan
7 bulin
2. Vaksin DTPw : 3x vaksinasi serial
pada usia kronologis 2,3,4 bulan
3. Vaksin DTPa : 3x vaksinasi serial
pada usia kronologis 2,3,6 bulan
Periksa HBs Ag dan anti HBs tidak Periksa HBs Ag dan anti HBs tidak
diperlukan diperlukan

24
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
TATALAKSANA HEPATITIS B
PADA BAYI BARU LAHIR
Status HBs Ag Ibu BBLR < 2000 Gram BBLR ≥ 2000 Gram
HBsAg Tidak Diketahui Periksa status HBsAg Ibu segera setelah HBIg dan HB0 < 24 Jam
persalinan
Vaksinasi HB0 < 24 Jam
Berikan bayi HBIg < 24 jam Bila status ibu Berikan bayi HBIg < 24 jam Bila status ibu
HBsAg positif atau belum diketahui juga HBsAg positif atau belum diketahui juga
statusnya. statusnya
Lanjutkan vaksinasi sesuai rekomendasi Lanjutkan vaksinasi sesuai jadwal

25
HEPATITIS & PISP Kementerian Kesehatan Republik Indonesia – Direktorat P2PML
ASI DAN HEPATITIS B
• Didapatkan jumlah kecil virus dalam ASI
• Banyak penelitian ttg ASI dihubungkan dengan kejadian hepatitis B
 penelitian :
tidak terbukti meningkatkan resiko penularan hepatitis
tidak ada perbedaan bermakna bayi diberi ASI / tidak
sehingga ASI bisa tetap diberikan ekslusif 6 bulan
• Penelitian di taiwan, 147 bayi baru lahir dg ibu HBsAg +
dibagi 2 ( ASI dan susu formula )  tidak terdapat perbedaan kejadian
hepatitis pada kedua kelompok
• Penting diperhatikan :
- pencegahan terjadinya luka pada putting
-bimbingan menyusui ( posisi menyusui yg baik  mencegah luka ) ( buku Indonesia Menyusui )
SIFILIS
VDRL & TPHA Reaktif
IBU
• Cek RPR Titer.
• Titer ½ - ¼ : laten
• Titer > 1/8 : dini
• Laten Suntik Penicilin Benzatin 1x2.4 juta unit IM, 3 minggu
berturut-turut dengan interval maksimal 14 hari
• Dini  Suntik Penicilin Benzatin 1x2.4 juta unit IM, dosis tunggal.
• Monitoring bulan pertama, ke-tiga, enam, 12 dan 24 bulan
Sifilis Kongenital
• Definisi WHO:
• Lahir mati, lahir hidup atau janin mati pada usia kehamilan lebih dari 20
minggu atau lebih dari 500 g, dari seorang ibu seropositif sifilis tanpa
pengobatan yang adekuat.
• Lahir mati, lahir hidup, atau anak usia kurang dari 2 tahun dengan bukti
terinfeksi sifilis secara klinis atau mikrobiologik
• Sifilis kongenital dengan bukti secara mikrobiologis:
• Mikroskop lapangan gelap: pada preparat tali pusat, plasenta, cairan hidung atau lesi
kulit  tampak T.pallidum
• IgM spesifik T.pallidum (TPHA) reaktif
• Titer serologi non treponema (RPR) reaktif 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan titer ibu.

WHO guidelines for the treatment of Treponema pallidum (syphilis). 2016


Diagnosis Sifilis Kongenital
• Bayi lahir dari ibu sifilis, titer serologi min 4x lebih tinggi dari titer ibu
atau tetap positif 4 bulan
• Dalam 2 th pertama timbul gejala klinis dan serologis positif
(pembengkakan sendi, pilek, bula pada kulit, hepatosplenomegali,
ikterik, anemia, perubahan radiologis tulang panjang)
• Bayi lahir mati dari ibu sifilis tidak diobati adekuat
Tata Laksana Bayi dengan Sifilis Kongenital

Bayi Dengan Klinis Terbukti/Kemungkinan Anjuran Terapi Anjuran Evaluasi


Besar Sifilis Kongenital

• Pemeriksaan fisik sesuai Sifilis Kongenital • Aqueous crystalline penisilin G 100.000- • Analisis cairan serebrospinal: VDRL,
• Titer serologi nontreponema kuantitatif 150.000 unit/kg/hari, injeksi IV 50.000 protein dan hitung sel
lebih tinggi sampai 4x lipat titer Ibu unit/kg/dosis IV setiap 12 jam dalam 7 • DPL, hitung jenis
• Tes lain sesuai indikasi klinis: rontgent
• Hasil positif pada pemeriksaan hari pertama dilanjutkan dengan setiap tulang panjang, rontgent toraks, tes
mikroskopis lapangan gelap dari cairan 8 jam selama total 10 hari; atau fungsi hati, USG kepala, pemeriksaan
tubuh • Prokain penisiin G 50.000 unit/kg/dosis, oftalmologi, respons pendengaran
injeksi IM sekali suntik per hari selama
10 hari
Catatan: bila ada ada pengobatan yang tidak
diberikan lebih dari satu hari, maka
pengobatan diulang dari awal
Bayi Dengan Klinis Normal dan Titer Anjuran Terapi Anjuran Evaluasi
Serologi Nontreponema Kuantitatif Sama
atau Tidak Melebihi 4x Titer Ibu
• Ibu belum diobati, pengobatan tidak • Aqueous crystalline penisilin G 100.000-150.000 Analisis cairan serebrospinal: VDRL,
adekuat, tidak ada catatan pernah unit/kg/hari, injeksi IV 50.000 unit/kg/dosis IV protein dan hitung sel
diobati setiap 12 jam dalam 7 hari pertama dilanjutkan DPL, hitung jenis
Rontgent tulang panjang
• Ibu diobati dengan eritromisin atau obat dengan setiap 8 jam selama total 10 hari; atau
bukan penisilin lain • Prokain penisiin G 50.000 unit/kg/dosis, injeksi
• Ibu diobati kurang dari 4 minggu IM sekali suntik per hari selama 10 hari, atau
sebelum partus • Benzatin penisilin G 50.000 unit/kg/dosis IM
sekali suntik

• Ibu sudah diobati saat hamil, • Benzatin penisilin G 50.000 unit/kg/dosis IM Tidak ada
pengobatan adekuat sesuai stadium, sekali suntik
diobati lebih dari 4 miggu sebelum • Pendapat lain: tidak mengobati bayi, tetapi
partus pengamatan ketat serologi bayi bila si Ibu titer
• Tidak ada bukti ibu mengalami relaps serologi nontreponema menurun 4x lipat
atau reinfeksi sesudah terapi adekuat untuk sifilis dini atau
tetap stabil atau rendah pad sifilis lanjut

• Ibu pengobatan adekuat sebelum hamil • Tidak perlu tetapi Tidak ada
• Ibu titer serologi nontreponema tetap • Dapat diberikan terapi Benzatin penisilin G
rendah dan stabil, sebelum dan selama 50.000 unit/kg/dosis IM sekali suntik, terutama
kehamilan atau saat partus (VDRL <1:2; bila follow up meragukan
RPR <1:4)
HIV
Tata Laksana Bayi Lahir dari Ibu Terinfeksi
HIV

Penanganan bayi
Pilihan nutrisi ARV profilaksis
saat persalinan

Diagnosis dini
Profilaksis
bayi (Early infant Imunisasi
kotrimoksazol
diagnosis/EID)
Penanganan bayi saat persalinan
• Universal precaution
• Gunakan sarung tangan saat terpapar dengan darah atau cairan tubuh
• Jepit dan potong tali pusat dengan hati-hati untuk mengurangi
kontaminasi percikan darah
• Keringkan dan bersihkan kulit bayi dengan kain hangat untuk
mengurangi kontaminasi darah atau cairan tubuh ibu sebelum pindah
ke ruang perawatan
• Hindari penggunaaan gastric tube yang tidak perlu untuk mencegah
trauma mukosa
• Berikan vitamin K dan vaksinasi rutin
Pilihan Nutrisi

ASI
Susu formula

Keuntungan vs Kerugian
Faktor Risiko Penularan HIV melalui ASI
• Jumlah virus dalam darah (> 1000 kopi)

Ibu dan ASI


• Jumlah CD4
• Masalah payudara

• Integritas usus
Bayi • Pilihan nutrisi
Konsekuensi Pemberian ASI dari Ibu Terinfeksi
HIV
Kesehatan Ibu dan Anak

Penelitian MASHI (Afrika):


Resistensi ARV
Transmisi HIV • Mortalitas di usia 7 bulan:
anak dengan sufor > anak
dengan ASI • Bayi yang terpajan
Angka transmisi HIV • Mortalitas di usia 18 bulan: dengan ARV saat masa
melalui ASI masih tidak ada perbedaan
PPIA mempunyai risiko
sekitar 5-10% RSCM:
• Tidak ada perbedaan resistensi ARV (30-
walaupun ibu dan bermakna antara morbiditas 80%), terutama
bayi mendapatkan dan mortalitas bayi lahir dari
terhadap nevirapin.
profilaksis ARV. ibu terinfeksi HIV yang
mendapatkan formula dengan
bayi normal.
Chikhungu , et al (meta-analysis)
JAMA. 2006;296:794-805
Zeh C, et al. PLoS Med. 2011; 8: e1000430.
Nelson JA, et al. AIDS. 2015;29:2131-8.
Fogel JM, et al. Pediatr Infect Dis J. 2013; 32: 10.
Prinsip AFASS dalam Pemberian Susu
Formula

Acceptable Feasible Affordable


Bila syarat AFASS tidak terpenuhi, maka bayi dapat
diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Safe Sustainable

Pentingnya konseling!!
AFASS
• Ibu & keluarga tidak mengalami hambatan dalam
Acceptable memberikan PASI. Hambatan: budaya, sosial, ketakutan
akan stigma atau diskriminasi

• Ibu & keluarga memiliki waktu, pengetahuan dan

Feasible keterampilan serta sumber daya yang cukup untuk


menyiapkan PASI dan memberikannya pada bayi sampai 12
kali dalam 24 jam

• Ibu & keluarga, didukung masyarakat jika perlu, dapat membayar

Affordable biaya pembelian, penyiapan & penggunaan PASI. Termasuk susu


formula, bahan bakar, air bersih, sabun, tanpa mengganggu
kesehatan & nutrisi seluruh keluarga
AFASS
Sustainable
• Ibu dan keluarga memiliki akses yang tidak terputus terhadap
suplai seluruh komponen yang diperlukan utk PASI yang aman
selama diperlukan bayi, sedikitnya sampai usia 1 tahun atau lebih

• Ibu dan keluarga mampu secara benar & higienis menyimpan &
menyiapkan peralatan yg bersih:
• Memiliki akses terhadap penyediaan air bersih
• Menyiapkan PASI dengan gizi cukup dan bebas mikroba

Safe • Mampu mencuci tangan dan peralatan dengan sabun dan secara
teratur mensterilkan peralatan dgn merebus
• Dapat merebus air untuk menyiapkan PASI
• Dapat menyimpan formula yang belum dipakai dalam wadah yang
bersih dan tertutup dan terlindungi dari tikus, serangga dan
binatang lain
Profilaksis ARV untuk bayi

Profilaksis ARV untuk bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV:


• Bayi dengan susu formula: zidovudin selama 6 minggu
• Bayi dengan ASI: zidovudin DAN nevirapin selama 6 minggu (dan
ibu harus mendapatkan terapi ARV)
Level of evidence 1a, recommendation A
Dosis Profilaksis ARV
  Dosis Lama
pemberian
Usia gestasi ≥35 minggu: 4 mg/kg/kali, 2 kali sehari, dapat dimulai pada
usia 6-12 jam.
Zidovudin Usia gestasi ≥30 sampai <35 minggu: 2 mg/kg/kali, setiap 12 jam, lalu 3 Lahir sampai
  mg/kg/dosis setiap 12 jam pada usia 15 hari usia 6 minggu
Usia gestasi <30 minggu: 2 mg/kg/kali, setiap 12 jam, lalu 3 mg/kg/kali
setiap 12 jam setelah usia 4 minggu
Nevirapin Berat lahir 1500–2000 gram: 8 mg/dosis
(untuk bayi Berat lahir 2000-2499 gram: 10 mg/dosis Lahir sampai
dengan ASI) Berat lahir > 2500 gram: 15 mg/dosis usia 6 minggu
 

Waktu paling lambat pemberian ARV profilaksis adalah usia


72 jam.
Profilaksis Kotrimoksasol

• Diberikan pada semua bayi terekspos HIV (bayi lahir dari ibu HIV)
dari usia 6 minggu (termasuk atau tidak dalam program PMTCT)
• Diberikan sampai infeksi HIV sudah disingkirkan DAN ibu sudah
tidak memberikan lagi ASI
• Mencegah pneumonia Pneumocystis Jirovecii dan juga efektif
mencegah toxoplasmosis dan beberapa infeksi bakteri seperti
Salmonella, Haemophilus, Staphylococcus

JOINT WHO/UNAIDS/UNICEF STATEMENT ON USE OF COTRIMOXAZOLE AS


PROPHYLAXIS IN HIV EXPOSED AND HIV INFECTED CHILDREN
Profilaksis Kotrimoksasol

• Dosis: 4-6 mg TMP/kg BB, 1x/hari, setiap hari


• Sediaan: Sirup 40 mg (TMP) tiap 5 mL, tablet 80 mg (TMP)
dan 160 mg (TMP)
• Efek samping: reaksi berat seperti Sindrom Stevens Johnson,
atau toksisitas hematologi berat  jarang pada bayi
Early Infant Diagnosis (EID)
• Diagnosis dini penting untuk memberikan inisiasi terapi ARV
dini
• Inisiasi terapi ARV dini memberi prognosis klinis lebih baik
• Kendala:
–Teknik pemeriksaan
–Biaya
–Pemberian ASI  diperiksa setelah 6 minggu penghentian
ASI
Waktu Pemeriksaan

18 bulan:
6 minggu: 4-6 bulan:
Antibodi
PCR HIV PCR HIV
HIV

HIV task force, Indonesia Pediatric Society


Imunisasi
• Bayi yang terpapar HIV harus mendapat imunisasi sesuai
dengan jadwal Kemkes RI atau IDAI untuk melindungi dari
berbagai penyakit
• Prinsip umum: tidak memberi vaksin hidup bila sudah
terdapat gejala infeksi HIV
• Perhatian khusus untuk BCG yang dapat diberikan apabila
infeksi HIV sudah dapat disingkirkan.
2016
3E – MTCT / PPIA

ANC HIV Sifilis Hep B


Deteksi
dini Tes HIV Tes Sifilis Tes Hep B

+ + +
R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Rapid Hep B
Hasil
ARV Benzatin Penisilin
ANC KDT 1 tab/24jam
seumur hidup
G 2,4 juta IU
boka-boki
Pengawasan
ketat

ARV profilaksis Trias Hutchinson, Pengawasan ikterik


BBL Cotrim profilaksis
PCR EID usia 6-8 mgg
Snuffle,
Penicillin Aqueous IV
HB0 < 24 jam
HBIg < 24 jam
05/23/2023 3jk
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai