PADA ANAK
Progres penyakit
berat terjadi Menyebabkan
Tidak semua obat
lebih cepat gangguan
Angka kematian HIV tersedia
karena sistem pertumbuhan
lebih tinggi untuk anak di
imun yang belum dan
Indonesia
sempurna saat perkembangan
terjadi infeksi
900
Asymptomatic
Relative level of Plasma HIV-RNA
800 Plasma HIV-RNA
700 CD4+ T cells TB
CD4+ cell Count
600
Acute HIV
500 syndrome
400 HZV
300 OHL
200
PPE OC
PCP
100 TB CM
CMV, MAC
0
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Rapid 20%
manifestasi klinis sejak usia
beberapa bulan, memburuk dengan
cepat
Intermediate 70%
manifestasi di usia 2-5 tahun,
limfadenopati generalisata,
hepatosplenomegali, infeksi bakteri
Slow 10%
manifestasi ringan pada masa
kanak-kanak, asimtomatik dan
terdeteksi secara tidak sengaja
Aspek klinis
Kepatuhan minum
obat
Kasus infeksi HIV Anak terinfeksi Pembukaan status ke
anak akibat HIV vertikal anak
transmisi vertikal berusia remaja Masalah psikososial,
masih ada mulai meningkat mental, dan perilaku
Kesehatan reproduksi
Transisi ke perawatan
dewasa
ANTIRETROVIRAL THERAPY
Kasus HIV Anak di Indonesia 2010-2021
1600
1447
1388 1349
1400 1309 1326
1200 1133
1075
1000 965
795 789 749 811
800
600
400
200
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Intrauteri Persalina
Menyusui
n n
5-20%
5-10% 10-20%
• Demam berkepanjangan
Sistemik • Limfadenitis BCG, BCG diseminata Limfadenitis BCG
• Mikrosefal
Perkembangan • Gangguan perkembangan
Manifestasi klinis
• Tuberkulosis
Paru • Pneumonia (bakteri, virus, P. jiroveci)
• Diare kronik
Gastrointestinal • Kandidiasis
Papular pruritic eruption
Amerson, Erin & Maurer, Toby. (2009). Dermatologic manifestations of HIV in Africa. IAS, USA. 18. 16-22.
Diagnosis Infeksi HIV pada Anak
Usia < 18 bulan Usia > 18 bulan
Temuan lain yang mendukung penyakit HIV berat pada anak dengan antibodi HIV
positif:
– Ibu meninggal dalam waktu dekat atau dengan penyakit HIV berat
–%CD4+ <20% (anak)
Konfirmasi diagnosis HIV secepat mungkin.
Kondisi terkait AIDS adalah beberapa kondisi pada infeksi HIV stadium 4 seperti pneumonia
P. jiroveci, meningitis kriptokokus, gizi buruk, sarkoma Kaposi, TB ekstrapulmonal.
WHO, 2010
Diagnosis HIV pada bayi yang mendapatkan
ASI
• Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai risiko tertular
sepanjang periode menyusui.
• ASI tidak perlu dihentikan hanya untuk melakukan
pemeriksaan HIV
Mengembalikan dan menjaga fungsi imunitas yang tergambar pada kadar CD4
http://aidsinfo.nih.gov/guidelines
Penilaian Awal Kasus Anak Terinfeksi HIV
Skrining
Penilaian tumbuh Penilaian kualitas Penentuan stadium tuberkulosis, kontak
kembang dan kuantitas nutrisi klinis dengan pasien TB
dewasa
WHO, 2010
Penilaian Tumbuh Kembang
• Pemeriksaan rutin berat badan, tinggi badan, dan lingkat kepala
setiap kedatangan
• Evaluasi status nutrisi dan tata laksana masalah nutrisi
• Suplementasi berdasarkan kebijakan nasional (vitamin A setiap 6
bulan, zink untuk diare)
• Evaluasi toleransi diet yang diberikan
• Evaluasi masalah perkembangan.
Infeksi Oportunistik
• Identifikasi dan tata laksana setiap infeksi oportunistik
• Pertimbangkan keuntungan dan risiko apabila memulai ARV saat ada infeksi
oportunistik akut terutama yang belum teratasi.
• Cegah infeksi oportunistik dengan kotrimoksasol
• Dosis: 4-6 mg TMP/kg, 1 kali/hari
• Skrining TB
• Ko-infeksi TB/HIV:
• Mulai OAT 2-8 minggu, baru mulai ARV (jika belum mendapat ARV)
• Hati-hati interaksi obat (nevirapin, lopinavir/ritonavir serta dolutegravir vs
rifampisin)
• Kontak (+), TB tidak aktif: terapi preventif INH: 10 mg/kg, 1 kali/hari, 6 bulan.
Profilaksis Kotrimoksasol
Usia Inisasi Penghentian
< 1 tahun Semua -
1 sampai < 5 tahun CD4 <500 sel/μL atau CD4 ≥15% atau jumlah
persentase CD4 <15% CD4 ≥500 sel/μL
> 5 tahun CD4 <200 sel/μL atau Setelah mendapat terapi
persentase CD4 <15% ARV selama 6 bulan
dengan jumlah CD4 ≥200
sel/μL atau persentase
CD4 ≥15%
Terapi Antiretroviral
*NVP in the case of NVP-naïve infants or infants with unknown ARV exposure; LPV/r for NNRTI-exposed infants
**
For age & weight groups with approved DTG dosing
Panduan WHO 2021
Populasi Rejimen Lini Pertama Rejimen Lini Pertama Situasi Khusus
Pilihan Alternatif
Dewasa dan remaja TDF + 3TC (atau FTC) TDF + 3TC + TDF+3TC (atau FTC)+EFV 600mg
+ DTG EFV400mg AZT+3TC+EFV600mg
TDF+3TC(atau FTC)+PI/r
TDF+3TC(atau FTC)+RAL
TAF+3TC(atau FTC)+DTG
ABC+3TC+DTG
Anak ABC + 3TC + DTG ABC + 3TC + LPV ABC + 3TC + EFV** (atau NVP)
TAF + 3TC(atau FTC)+ ABC + 3TC + RAL
DTG AZT + 3TC + EFV (atau NVP)
AZT + 3TC + LPV/r (atau RAL)
Neonatus AZT + 3TC + RAL AZT + 3TC + NVP AZT + 3TC + LPV/r*
Umur (ABC atau AZT) + 3TC + LPV/r* (ABC atau AZT) + 3TC + DTG**
< 3 tahun (ABC atau AZT) + 3TC + NVP (untuk bayi <2-4
minggu, setelah mencapai usia 2-4 minggu
dapat switch ke LPV/r atau DTG)
Umur 3-10 AZT + 3TC + EFV ABC + 3TC + EFV
tahun ABC + 3TC + DTG
AZT + 3TC + DTG
TDF + 3TC (atau FTC) + EFV
TDF + 3TC (atau FTC) + DTG
*LPV/r untuk bayi usia kronologis 2 minggu dan usia gestasi 42 minggu
** DTG untuk bayi usia kronologis 4 minggu dan BB 3 kg. Jika tablet 10 mg sudah tersedia
Pasien TB mendapat Rifampisin
• Pada pasien TB dan mendapatkan rifampisin:
• DTG diberikan dosis ganda yaitu menambahkan dosis tambahan dengan jarak
12 jam
• LPV/r diberikan dosis ganda dari dosis seharusnya, yang dibagi dalam dua
dosis
Imunisasi untuk Anak Terinfeksi HIV
a
Ureum/Kreatinin dan UL diperiksa setiap 6 bulan pada penggunaan TDF
b
CD4 diulang setelah 6 bulan pengobatan, jika sudah normal, tidak perlu diulang
kembali kecuali ada indikasi. Jika belum normal, maka diulang kembali 6 bulan
kemudian. Menjadi indikasi penghentian profilaksis kotrimoksasol.
c
VL: diulang 6 bulan setelah ARV dimulai, kemudian setiap 12 bulan
Aspek yang perlu diperhatikan pada pemantauan
jangka panjang anak terinfeksi HIV
Aspek klinis
Psikososial