Anda di halaman 1dari 56

LAYANAN PDP

IMS- HIV KOMPREHENSIF


DI
UPTD PUSKESMAS MAOSPATI
EPIDEMI HIV DI INDONESIA
543.100 ODHA TAHUN 2020
2

SITUASI EPIDEMI
Epidemi HIV Papua dan Papua Barat Estimasi Jumlah Populasi Estimasi jumlah ODHA
Terkonsentrasi, Epidemi meluas (1,8%) Kunci (PS, LSL, waria, 2020 = 543.100
prevalensi HIV dewasa / penasun, pelanggan) =
pop umum ; 0,26% 5.546.953
2 2
Direktorat P2PML, DITJEN P2P - Kemenkes 5 Juli 2021
Permenkes No. 21 /2013
tentang Penanggulangan HIV AIDS

TUJUAN PENGENDALIAN HIV AIDS


3 ZERO 2030
Zero Zero Zero
AIDS Related Discrimination
New HIV Infection
Death
HIV std 1,2,stabil obati di
Poci negatif Tes tiap 3 bulan Nakes & pasangan tes HIV
FKTP
SPM HIV pada 8 kelompok Hak Profilaksis Pasca Pajanan
HIV std 3-4 obati-IO di FKRTL
SE 1564/2018 ttg Penatalaksanaan ODHA untuk Eliminasi 2030

S T O P
Suluh
Skrining
95 95 95
% % %
SINERGISITAS SEMUA SEKTOR
Layanan HIV-IMS Komprehensive Berkesinambungan

INFEKSI • Infeksi menular seksual adalah perkembangan penyakit pada tubuh


MENULAR manusia yang menyebabkan gangguan kesehatan yang dapat
SEKSUAL menyebar melalui kontak seksual
• Penularan melalui plasenta dari ibu ke janin
(IMS) • Penularan melalui tranfusi darah

• Infeksi HIV (human immunodeficiency virus) pada tubuh


manusia
HIV-AIDS • AIDS (Acquired immuno deficiency syndrome)
kumpulan gejala yang muncul akibat kelemahan sistem
kekebalan tubuh yang didapat akibat dari infeksi HIV

Pengertian IMS dan HIV-AIDS 4


CARA PENULARAN IMS DAN HIV

• Berhubungan seks yang tidak


aman dengan penderita IMS
(tanpa menggunakan kondom)
• Mempunyai pasangan seks lebih
dari satu
• Melakukan hubungan seks
secara anal, karena hubungan
ini mudah menimbulkan luka.

Omrani et al; Prophylaxis of HIV infection; 2005; British Medical Journal


PRINSIP PENULARAN HIV - ESSE

• Exit – Keluar dari tubuh manusia


• HIV hanya menginfeksi manusia  tidak dapat hidup dan menular melalui gigitan nyamuk

• Survive – bertahan di luar tubuh manusia


• Perubahan suhu diluar suhu tubuh akan mempercepat kerusakan HIV. HIV tidak dapat bertahan di dalam kolam renang, toilet,
peralatan makan

• Sufficient – Jumlah virus yang cukup untuk menginfeksi


• Hanya cairan tubuh seperti darah, semen, cairan vagina, air susu yang cukup mengandung konsentrasi virus untuk penularan.
Cairan lain seperti saliva, keringat tidak cukup untuk menularkan.

• Enter – masuk ke dalam tubuh


• Perpindahan virus yang umum melalui :
• kontak darah pada abrasi kulit saat kontak seksual melalui anal dan saat menggunakan jarum suntik bergantian
• Pertukaran cairan vagina dan semen saat kontak seksual melalui vagina
• Paparan air susu ibu saat ibu HIV+ menyusui

Teachers’ Guide: Reference Material on HIV, AIDS & STI for High School Students,
MENGAPA AIR LIUR BERISIKO RENDAH MENULARKAN HIV
DIBANDINGKAN AIR SUSU IBU, CAIRAN SEMINAL DAN
CAIRAN VAGINA?

Air liur/saliva bersifat hipotonik,


menyebabkan kerusakan dari sel
darah putih yang mengandung HIV
 viral load terdeteksi namun tidak
infeksius

Air susu ibu, cairan seminal dan


vagina bersifat lebih isotonik
SIAPAKAH YANG BERISIKO MENULARKAN
DAN TERTULAR?
• Darah  Kontak seksual tanpa kondom, penggunaan jarum suntik bergantian/tertusuk
jarum yang terpapar HIV, ibu ke bayi saat kehamilan dan persalinan, tranfusi darah
• Semen  kontak seksual tanpa kondom
• Cairan vagina  kontak seksual tanpa kondom, ibu ke bayi saat persalinan
• Air susu ibu  ibu ke bayi saat ibu HIV+ menyusui
2 Macam pendekatan tes : Sukarela /
Inisiasi oleh petugas

Prinsip 5C : informed consent,


confidentiality, counselling, correct test
result, connection to care
HIV  MASA • Masa dimana virus masuk dalam tubuh

JENDELA sampai dengan terbentuknya antibodi

(WINDOW • Antara 4-12 minggu

PERIOD) • Bila diperiksa pada masa tersebut, anti HIV


nya negatif karena antibodi belum
terbentuk, namun sudah dapat menularkan
pada orang lain

Layanan HIV-IMS Komprehensive Berkesinambungan 10


ISU TERKAIT PELAKSANAAN TES HIV

• Konfidensialitas : kecuali:
• Seorang petugas kesehatan/konselor • a) Klien membahayakan diri sendiri atau
tidak diperkenankan menyampaikan orang lain;
hasil kepada siapapun di luar • b) Tidak mampu bertanggung jawab atas
kepentingan kesehatan klien tanpa
keputusan/tindakannya; dan
seijin klien,
• c) Atas permintaan
pengadilan/hukum/undang-undang.

PMK No. 74 ttg Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV


KONFIDENSIALITAS TIDAK BERSIFAT
MUTLAK
Berbagi hasil tes HIV pasien jika memang dibutuhkan, seperti kepada:
a. tenaga kesehatan yang akan melayani atau mereka yang berkompeten dan berhubungan
secara langsung menangani kesehatan klien/pasien, misalnya jika pasien membutuhkan
dokter penyakit paru, dokter kebidanan, bidan yang akan memberikan layanan kesehatan
kepadanya, rujukan pada tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan pasien;
b. Pengawas Minum Obat atau kelompok dukungan sebaya;
c. keluarga terdekat dalam hal yang bersangkutan tidak cakap;
d. pasangan seksual
Layanan HIV-IMS Komprehensive Berkesinambungan

13 APAKAH HIV-AIDS DAPAT DISEMBUHKAN..?

Belum…Tapi ada ARV yang dapat


menekan jumlah virus dalam darah 
memperbaiki kuallitas hidup ODHIV
OBAT ARV
14
(ANTI RETRO VIRAL)

• Obat yang dapat menekan jumlah virus


dalam darah
• Diberikan kepada ODHIV apabila sudah
memenuhi syarat minum obat (pemeriksaan
klinis dan laboratorium)
• Diminum secara teratur, tepat waktu dan
seumur hidup
• Disediakan pemerintah GRATIS, di RS dan
Puskesmas Rujukan ARV seluruh Indonesia

Layanan HIV-IMS Komprehensive Berkesinambungan


PRINSIP TES HIV
Consent (Persetujuan Pasien)

Confidentiality (Konfidensialitas)

Counseling (Konseling)

Correct Test Result (Hasil Tes yang Sahih)

Connect to care, prevention and treatment services (Dihubungkan dengan Layanan


Pengobatan Dukungan dan Perawatan serta Pencegahan)
PENGERTIAN 5 C
CONSENT CONFIDENTIALITY COUNSELING
• Memberikan informasi singkat • Status HIV akan dibuka kepada • Tidak perlu melakukan evaluasi
alasan di tes HIV sesama nakes untuk kepentingan detail risk assessment dan
• Diberikan secara verbal dan tidak perawatan dan pengobatan “konseling”
perlu tanda tangan – perlu diikuti • Pembukaan status HIV kepada • Pasca tes HIV ditekankan pada
oleh donor yang lain pasangan dengan atau tanpa menjelaskan arti tes dan rencana
• Pada usia anak < 18 thn : Perlu persetujuan dari penderita kerja pengobatan
adanya wali jika orang tua atau • Perlu evaluasi kemungkinan • Dilakukan oleh nakes – tidak
keluarga jauh. terjadinya kekerasan fisik – cara? tergantung konselor

CORRECT RESULT CONNECT TO CARE


• Perlunya PMI dan PME • Memastikan bahwa semua hasil
tes positif wajib mendapatkan
akses pengobatan ARV
Kelompok pasien yang di tes HIV
Pasien di sarana RANAP & RAJAL
1. LSL, Waria, WPS/PPS, Penasun dan
pelanggan
2. Ibu Hamil
3. Pasien TB
4. Pasien IMS atau dg keluhan IMS
5. Pasien Hepatitis
Menerima verbal consent
6. Pasien dengan gejala penurunan
kekebalan tubuh (Gejala IO)
7. Pasangan ODHA
8. Semua orang yg datang ke layanan di Menerima tes Menolak tes
daerah dengan epidemi meluas
ke Laboratorium TTD surat penolakan, beri informasi manfaat tes

Hasil tes +/-/inkonklusif dikembalikan ke Nakes pengirim

Jelaskan makna tes secara garis besar, apa langkah yang akan dilakukan di
klinik terpadu untuk akses layanan ARV beserta semua paket perawatan
ALUR TATALAKSANA HIV DI PDP
18

1 • Diagnosis HIV

• Diagnosis IO-Koinfeksi
2
3 • Tatalaksana IO-Koinfeksi

4 • Tatalaksana HIV (ARV)


• Monitoring Efek samping dan Interaksi
5 obat

6 • Monitoring respons terapi


ALUR LAYANAN HIV
DIAGNOSIS HIV
TRIASE
Triase – bentuk pencarian kasus yg dilakukan oleh unit layanan kesehatan

Skrining dengan 1 rapid tes di


fasyankes/komunitas

A0 Reaktif A0 Non Rekatif ; Nyatakan


sebagai negatif

Rujuk Ke Fasyankes untuk


kepastian diagnosis
Paket untuk pasien ODHIV (PDP)

d. Skrining TBC
a. Penetapan b. Skrining dan
dan Pemberian
stadium klinis pengobatan IO c. Skrining IMS
Terapi Pengobatan
Treat ART TBC
TBC (TPT)

e. Pencegahan dan h. Notifikasi


g. Konseling
Pengobatan f. Skrining kondisi pasanganPasien,
kepatuhan minum
dengan kesehatan jiwa petugas, ganda,
obat
Kotrimoksasol kontraktual

j. Informed
k. Informasi
i. Hepatitis C consent
perencanaan
(jika tersedia) penelusuran
kehamilan
pasien
STRATEGI TES DIAGNOSIS HIV UNTUK USIA ≥ 18 BULAN

Lakukan Pemeriksaan R1
• R1:Reagen 1 (Pemeriksaan 1);
R1 (+) Reaktif R1 (-) Non Reaktif R2: Reagen 2 (Pemeriksaan 2);
(LAPORKAN HIV • R3: Reagen 3 (Pemeriksaan 3)
Lakukan Pemeriksaan NEGATIF) • Reagen HIV Rapid atau EIA
R2 • Reagensia yang digunakan
• Nilai prediksi positif 99 %
R1 + R2 + R1 + R2 - • Sensitivitas 99%
• Spesifisitas 98%.
Lakukan R3 Ulangi R1 • Reagen 1 harus memiliki
sensitivitas tertinggi, diikuti
R1+, R2+, R3- R1+, R2+, R3+ R1 – oleh Reagen kedua dan
R1 +
(LAPORKAN HIV (LAPORKAN ketiga dengan spesifisitas
INKONKLUSIF, (LAPORKAN HIV (LAPORKAN tertinggi.
pemeriksaan ulang 14
HIV INKONKLUSIF, HIV NEGATIF)
hari) POSITIF) pemeriksaan ulang 14
hari)
DIAGNOSIS
• Harus menggunakan 3 pemeriksaan rapid tes
• Dinyatakan positif jika
• 3 hasil rapid tes atau elisa menunjukkan hasil reaktif
• HIV RNA atau DNA menunjukkan hasil terdeteksi
• Inkonklusif ( indeterminate) adalah 2 hasil reaktif dan 1 non reaktif
LAPO
R
TES H AN
IV
TEST and
TREAT
•ODHA baru terdiagnosis
langsung diberikan ARV di
hari yang sama atau
selambat- lambatnya dalam
satu minggu, kecuali ada
kontra indikasi klinis

REAGEN
(1,2,3) dan
EID
27
28
29
PENGULANGAN TES
• Tergantung dari epidemi suatu negara/daerah
• Tidak perlu dilakukan pada hasil negatif, KECUALI
• Populasi kunci
• Pasangan ODHA serodiskordan
• Orang dengan keluhan/gejala IMS
• Orang dengan tanda/gejala AIDS
• Ibu hamil di Papua dan Papua Barat
• Tindak lanjut hasil negative
Permintaan tes ulang pada beberapa keadaan:
Ibu hamil trimester ke-3 di Papua dan Papua Barat Ibu hamil trimester ke-3 yang
pasangannya HIV positif
Pajanan HIV dalam 3 bulan terakhir
Bila tidak termasuk kelompok di atas, dianjurkan berperilaku hidup sehat, dan beri saran pencegahan IMS dan HIV
• Inkonklusif
• Jika menunjukkan hasil inkonklusif lagi nyatakan negatif
• Tes pada populasi kunci setidaknya 1 kali setahun
INFORMASI PASCA TES
• Salah satu mata rantai dari tes HIV
• Dilakukan oleh dokter/bidan/perawat yang meminta tes HIV
• Berisi informasi tentang
• Makna hasil tes yang didapat
• Rencana pengobatan dan rujukan untuk hasil tes positif
• Notifikasi pasangan
• Informasi pencegahan untuk hasil tes negatif
ALUR TATALAKSANA HIV DI PDP
32

PRA ARV

PEMBERIAN ARV

POST ARV
33 PRA ARV

• Penentuan stadium klinis HIV dan tata laksana infeksi oportunistik


• Profilaksis Kotrimoksazol dan Terapi Pencegahan TBC
• Pengobatan IMS dan penapisan lainnya
• Skrining Kondisi Kesehatan Jiwa
• Komunikasi, informasi, dan edukasi kepatuhan minum obat
• Notifikasi Pasangan dan Anak (Rujukan Pasien, Rujukan Petugas,
Rujukan Kontrak, Rujukan Ganda)
• Informed Consent Penelusuran Pasien
• Tes kehamilan dan Perencanaan Kehamilan
34

• Diagnosis HIV benar • VASKULAR


• Sudah memahami dan menerima status HIV • Penyakit jantung koroner

• Infeksi oportunistik dan koinfeksi sudah • INFEKSI


• TBC, Hepatitis, IMS.
didiagnosis dan diobati • TRAUMA
• Tidak ada alergi dan efek samping obat IO dan • Fisura ani
koinfeksi • AUTOIMUN
• Lupus
• Ada tidaknya insufisiensi organ
• METABOLIK
• Ada tidaknya peyakit penyerta (VITAMIN K) • Diabetes, dislipidemia
• Pendamping/pengawas minum obat • IDIOPATIK
• Bersedia patuh minum obat • NEOPLASMA
• Pekerjaan dan aktivitas pasien • Sarkoma kaposi, limfoma, Karsinoma sel skuamosa
• KONGENITAL
• Jaminan pembayaran
35
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Pemeriksaan lab TIDAK boleh dijadikan alasan untuk menunda pengobatan
• Jika pasien dilakukan pemeriksaan lab, pengobatan diberikan dahulu sambil menunggu hasil lab terkecuali
terbukti secara klinis mempunyai kontraindikasi memulai ARV
• Pemeriksaan sesuai dengan obat yang diberikan
• Pemeriksaan awal (baseline) yang diperlukan jika menggunakan TLE adalah
• CD4 – indikasi untuk memberikan kotrimoksasol
• Skrining Kriptokokus pada pasien dengan stadium 4
• Fungsi hati dan ginjal terutama pada pasien stadium lanjut
36

Semua Pasien HIV Wajib Mendapatkan Akses ARV – segera


diberikan kecuali ada alasan medis dan non medis kuat
untuk penundaan pemberian ARV
TEST & TREAT & NP
HIV
HIV (-) (+)
HIV
(+)

ART
This Photo by Unknown Author is
licensed under CC BY-SA This Photo by Unknown Author is
licensed under CC BY-NC

HIV (+/-)

PrEP 1..ART Profilaksis


ART
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC
2. EID
3. Cotri Proflk
4. Pervag: Vs SC
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-ND

5. ASI Vs PASI (AFASS)

NOTIFIKASI
• Form NP
• Ikhtisar keperawatan- follow up- NOTIFIKASI PASANGAN
(IO-IMS)- LBPHA-SIHA 2.0 (9)

Kebanyakan Infeksi Baru Ditularkan oleh Orang yang


Tidak Tahu Statusnya

~25% Berkontribusi
Tidak terhadap…
menyadari
infeksi ~54%
Infeksi
baru

~42%
Menyadari
infeksi
~46%
infeksi
baru

Source: G. Marks et al. AIDS 2006

From ES Daar, MD, at Los Angeles, Ca: April 22, 2013, IAS-USA.
METODE NOTIFIKASI PASANGAN

Metode Pelaksana Keuntungan Kerugian


Rujukan Pasien Pasien indeks Pasien dan pasangan mempunyai Tantangan di dalam hubungan dengan
kesadaran terhadap risiko yang ada pasangan
Rujukan Petugas Tenaga kesehatan atau petugas Rahasia terjamin, kualitas edukasi, Membutuhkan staf yang sudah
kesehatan masyarakat komunikasi dan rujukan yang lebih mendapat pengayaan, beberapa
baik, kemungkinan bisa menjaring kelompok mungkin tidak menyukai
lebih dari satu pasangan pendekatan yang dilakukan oleh nakes

Rujukan Kontrak Diawali oleh pasien indeks untuk Kemungkinan besar petugas yang Penundaan notifikasi mempunyai
jangka waktu 1 bulan, jika gagal akan akan memberitahu pasangan pasien risiko kehilangan kesempatan
dilakukan oleh petugas
Rujukan Ganda Pasien yang memberitahu dengan Pasein mendapatkan dukungan, Membutuhkan keberanian pasien
didampingi oleh petugas informasi yang diterima oleh partner untuk mengungkapkan status HIV
pasien lebih jelas dan detail, mereka
mengurangi kemungkinan terjadinya
kekerasan
PENGOBATAN PENCEGAHAN KOTRIMOKSAZOL

41 Kriteria Inisiasi Kriteria Pemberhentiana


Stadium klinis 3 atau 4 dan atau Jumlah CD4 > 200 sel/mm3 2 kali berturut-turut
dengan interval 6 bulan atau
Jumlah CD4 < 200 sel/mm3 dan berapapun stadium Selama 2 tahun pada tempat yang tidak ada CD3
klinis

TB aktif, berapapun tanpa melihat CD4 Sampai pengobatan TB selesai jika jumlah CD4 >
200 sel/mm3
Seluruh bayi yang lahir dari ibu dg HIV sejak 6 Sampai terbukti tidak terinfeksi HIV
minggu

a
kotrimoksasol diberhentikan juga bila ODHA dengan sindrom Stevens-Johnson, penyakit hati berat, anemia atau
pansitopenia berat, atau HIV negatif. Kontraindikasi kotrimoksasol: alergi sulfa, penyakit liver berat, penyakit ginjal
berat, dan defisiensi G6PD.
b
pada semua ODHA tanpa melihat CD4 atau stadium klinis pada daerah dengan prevalensi HIV tinggi.

Dosis dewasa: 1 x 960 mg/hari


42 PENAPISAN TBC PADA ODHIV

1) Berdasarkan gejala dan tanda : batuk, demam hilang timbul lebih dari 1 bulan,
keringat malam tanpa aktivitas, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas,
dan pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih dari 2 cm. Hal ini
dilakukan segera setelah seseorang terdiagnosis HIV dan setiap kunjungan berikutnya
2) Pemeriksaan foto toraks (chest X-ray)
TERAPI PENCEGAHAN TBC
43
TPT diberikan pada :
- Semua ODHIV tanpa tanda TBC
aktif (ibu hamil, anak)
- Orang dengan HIV yang telah
menyelesaikan pengobatan TBC (TPT
sekunder).
- Untuk anak berusia <12 bulan
selain tidak ditemukan tanda TBC
aktif harus ditemukan riwayat
kontak dengan pasien TBC aktif.
ALUR SKRINING DAN
PEMBERIAN TPT PADA
44
ODHIV
PEMBERIAN ARV
45

Pengobatan ARV diberikan pada semua ODHIV tanpa melihat stadium klinis dan nilai CD4.
1. Pada ODHIV yang datang tanpa gejala infeksi oportunistik, ARV diberikan pada hari yang
sama dengan atau selambat-lambatnya pada hari ketujuh setelah tegaknya diagnosis
2. Pada ODHIV yang sudah siap untuk memulai ARV, dapat ditawarkan
untuk memulai ARV pada hari yang sama, terutama pada ibu hamil.
3. Pada pasien koinfeksi HIV dengan TBC, pengobatan TBC dimulai terlebih
dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengobatan ARV sesegera mungkin
dalam 2 minggu pertama pengobatan TBC tanpa memandang nilai CD4.
Kecuali pada TBC meningitis, pengobatan ARV harus ditunda minimal
setelah 4 minggu (dan dimulai dalam 8 minggu) setelah pengobatan TBC.
4. Dalam keadaan infeksi HIV disertai infeksi toksoplasmosis, pengobatan
ARV diberikan setelah 2 minggu sejak pemberian pengobatan
toksoplasmosis. Sedangkan infeksi HIV yang disertai infeksi kriptokokus,
pengobatan ARV diberikan setelah 4-6 minggu sejak pemberian terapi
46 TUJUAN TERAPI ARV

• Menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi dan mempertahankannya
• Memperbaiki kualitas hidup
• Mencegah infeksi oportunistik
• Mencegah progresi penyakit
• Mengurangi transmisi kepada yg lain
47 PRINSIP
• Gunakan 3 zat aktif •Highly
• Kombinasi 2 NRTI + 1 NNRTI atau
• Kombinasi 2 NRTI+ 1 INSTI •Active
•Anti
• Saat ini bukti-bukti menunjukkan kombinasi 1
INSTI +1 NRTI (dual terapi) tidak lebih
•Retroviral
inferior dibanding dengan 2 NRTI+1 NNRTI •Therapy
(triple terapi)
48 KONSEP ARV: 4 S
Start
- Memulai terapi ARV pada OHDA yang baru dan belum pernah
menerima sebelumnya
- Restart: memulai kembali setelah berhenti sementara
Substitute
- Mengganti salah satu/ sebagian komponen ART dengan obat dari lini
pertama
Switch
- Mengganti semua rejimen ART (beralih ke lini kedua)
Stop
- Menghentikan pengobatan ARV
49 PILIHAN REGIMEN ANTIRETROVIRAL LINI PERTAMA UNTUK
DEWASA DAN REMAJA YANG AKAN MEMULAI TERAPI
ARV DI INDONESIA
50
NRTI NNRTI PI

• Zidovudin • Efavirenz • Lopinavir


(AZT) • Nevirapine • Ritonavir
• Lamivudin • Rilpivirine
(3TC)
• Tenofovir
(TDF)
• Emtricitabin
(FTC)
• Abacavir
(ABC)
51 POST ARV
- Standar emas untuk memantau keberhasilan
pengobatan ARV adalah pemeriksaan jumlah virus atau
viral load RNA HIV (VL) pada bln ke-6, ke-12 dan
selanjutnya minimal setiap 1 tahun

- Berhasil bila : VL tidak terdeteksi virus mengikuti


standar nilai cut off setiap mesin
52
PADUAN ARV BAGI ODHA DALAM ARV YANG
53
KEMUDIAN MUNCUL TB AKTIF

Paduan ARV pada


Pilihan Terapi ARV
Saat TB Muncul
2 NRTI + EFV Teruskan dengan 2 NRTI + EFV
2 NRTI + DTG Naikkan dosis DTG menjadi 2x50mg
2 NRTI + PI/r Menggunakan LPV/r dengan dosis ganda (800 mg/200 mg dua
kali sehari). Perlu evaluasi fungsi hati ketat jika menggunakan
Rifampisin dan dosis ganda LPV/r.
54 REGIMEN ARV UNTUK PROFILAKSIS PASCA
PAJANAN
55 REGIMEN ARV UNTUK PREP (PRE
EXPOSURE PROPHYLAXIS)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai