Anda di halaman 1dari 60

HIV / AIDS

(Informasi dasar dan Test HIV)


DIKLAT INTERNAL - RS PROVITA
2023
HIV = AIDS ?
H I V
H - HUMAN (MANUSIA)

I - Immunodeficiency
(penurunan kekebalan)

V - Virus
AIDS

A - Acquired (Didapat)
Ditularkan dari orang ke orang.

I - Immune Sistem Kekebalan Tubuh

D - Deficiency Penurunan/kekurangan

S - Syndrome Kumpulan tanda & Gejala Penyakit


APAKAH HIV AIDS?
HIV AIDS
H : Human (Manusia) A : Acquired (Didapat / ditularkan
I : Immunodeficiency (turunnya dari orang lain)
sistem kekebalan tubuh, sehingga I : Immune (Kekebalan tubuh)
tubuh gagal melawan infeksi) D : Deficiency (Penurunan /
V : Virus Kekurangan)
S : Syndrome (Kumpulan Gejala &
Tanda)
Virus yang hanya terdapat di dalam
tubuh manusia dan menyebabkan Kumpulan gejala dan tanda fisik
turunnya kekebalan tubuh  tubuh (infeksi oportunistik) karena
gagal melawan infeksi penurunan kekebalan tubuh, akibat
tertular virus HIV dari orang lain
HIV
• Menyerang sistim kekebalan tubuh (sel darah putih / limfosit) sehingga
kekebalan tubuh menurun
• Memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri dalam tubuh manusia
HIV terdapat di…

darah

cairan sperma
cairan vagina
air susu ibu
CARA PENULARAN
1. DARAH YANG TERCEMAR
BERBAGI JARUM / ALAT SUNTIK
TRANSFUSI DARAH / ORGAN
2. HUBUNGAN SEKS BERISIKO
ANAL
VAGINAL
ORAL
3. ODHA HAMIL KE BAYI
KEHAMILAN
PERSALINAN
MENYUSUI
BERISIKO – TIDAK BERISIKO ???
• 1. membersihkan muntahan orang dengan HIV menggunakan sarung
tangan
• 2. menggunakan Napza suntik termasuk minum alcohol sebelum
melakukan hubungan senggama tanpa kondom
• 3. makan makanan buatan orang yang terinfeksi HIV
• 4. menggunakan alat makan yang juga digunakan oleh orang yang
terinfeksi HIV
• 5. Senggama dengan orang terinfeksi HIV menggunakan kondom
• 6. Gigitan nyamuk
Prinsip penularan:
harus memenuhi
ESSE • Keluar dari tubuh
Exit manusia yang terinfeksi

Survive • HIV dalam kondisi hidup

• Jumlahnya (konsentrasi)
Sufficient cukup
• HIV masuk ke tubuh
Enter manusia
BERISIKO – TIDAK BERISIKO ???
1. membersihkan muntahan orang dengan HIV menggunakan sarung tangan
2. menggunakan Napza suntik termasuk minum alcohol sebelum melakukan hubungan
senggama tanpa kondom
3. makan makanan buatan orang yang terinfeksi HIV
4. menggunakan alat makan yang juga digunakan oleh orang yang terinfeksi HIV
5. Senggama dengan orang terinfeksi HIV menggunakan kondom
6. Gigitan nyamuk
7. Hubungan seks penetrative kemudian segera ditarik sebelum ejakulasi (coitus interruptus)
8. Berenang bersama dengan orang yang terinfeksi HIV di kolam renang
9. Ciuman dalam yang bersemangat dengan orang yang terinfeksi HIV
10. Melakukan donor darah
11. Penerima transfusi darah dari darah yang mengandung virus HIV
12. Ibu HIV menyusui bayi
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:
Tertular
VIRUS

Periode
HIV +
-Orang Tampak Sehat AIDS
Jendela
-Tidak Ada Keluhan/Gejala
-Aktivitas Masih Normal AIDS
Tes
Orang masih ersih, belum
Virus sudahtertular penyakit
berada dalam / virus
darah, bisa belum ada dlm
menularkan darahnya
kepada orang
b lain H I V (+) DAN S E T E R U S N Y A P O S I T I P . .
HIV (-) . 5 - 10 TAHUN
3 – 12 minggu

3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA


SEHAT 2019
Masa Jendela (Window Period)

Masa diantara terjdinya infeksi dan


terdeteksinya antibodi HIV 1/2 dengan
pemeriksaan serologi

Antara 3-12 minggu

Bila diperiksa pada masa tersebut, anti HIV nya


negatif karena antibodi belum terbentuk,
namun sudah dapat menularkan pada orang
lain
Yang Tidak Menularkan…

Penggunaan
Ciuman
Pelukan WC bersama

Tinggal
Sentuhan Alat makan Gigitan serumah
Nyamuk
PENCEGAHAN HIV
DENGAN CARA
Tidak melakukan hubungan
Tidak menggunakan
seksual berisiko seperti ganti-
narkoba
ganti pasangan

Menerapkan
Mengikuti program
kewaspadaan standar
pencegahan penularan
(bagi petugas
HIV dari ibu ke anak
kesehatan)

Wajib
Skrining darah donor dan Skrining
Ibu Hamil
HIV  WPS Penasun
organ tubuh
 Pasien
SPM IMS  WBP
 Pasien TBC  LSL
 Waria
Bagaimana Kita Mengetahui Kalau Seseorang
Terinfeksi HIV ?
• Bila belum muncul gejala, tidak dapat terlihat terinfeksi atau tidak,
sementara dalam darah sudah terdapat virus dan dapat menularkan pada
orang lain
• Dapat diketahui statusnya dengan pemeriksaan antibodi HIV dalam darah
• Periksakan segera bila perilaku berisiko

Cara untuk mendeteksi HIV


adalah
melalui pemeriksaan
darah
Strategi penemuan dini sesuai Perjalanan Klinis HIV
WHO 2006

WHO 1
Sukarela + SPM Kewenangan Indikasi Medis

WHO 2
 Informasi luas
 Semua
fasyankes
mampu deteksi  Semua WHO 3
 Semua lesi kulit,  Semua
fasyankes mampu kuku lesi
diagnosisADULTS  Defisit BB mukosa, WHO 4
 Poci terpetakan <10% mulut, usus
 Bumil terlayani  Riwayat  Defisit BB
 Herpes 5 th yll >10%
Maklumat  Riwayat Riwayat
th yl TB  Semua sakit berat, anomali degenerasi dan
pelayanan perilaku risiko
 Dukungan
SKRINING HIV
dan
DIAGNOSIS HIV

• Ditemukannya antibodi atau antigen HIV


dlm darah
• Jenis pemeriksaan antibodi HIV:
– Rapid Test
– ELISA
– Western Blot
– dll
• Melalui pemeriksaan antigen HIV :
– P24
– PCR (VL & EID)
– dll
Obat ARV (Anti Retro Viral)
• Obat yang dapat menekan jumlah virus dalam darah
• Diminum secara teratur, tepat waktu dan seumur hidup
• Disediakan pemerintah GRATIS, di RS dan Puskesmas seluruh Indonesia

• Menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi dan


mempertahankannya tetap undetect
• Mencegah progresi penyakit, mencegah infeksi oportunistik
• Memperbaiki kualitas hidup, mengurangi transmisi kepada yg lain
APAKAH IMS?

🞥 IMS singkatan dari Infeksi Menular Seksual, yaitu


kelompok infeksi yang menular melalui hubungan
seksual
🞥 Mengakibatkan penyakit pada alat kelamin dan
atau
tubuh secara keseluruhan.
🞥 Beberapa IMS dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi
kepada janin atau bayinya serta melalui kontak darah
atau alat tembus kulit
ETIOLOGI IMS
Organisme penyebab (+34):
1. Bakteri: Neisseria gonorrhoeae (GO), Treponema pallidum (sifilis), Chlamydia
trachomatis, Gardanella vaginalis, Haemophilus ducreyi, Donavania
granulomatis, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealycum.
2. Virus: Herpes simplex, Hepatitis B-C, HIV, HPV, CMV
3. Protozoa: Trichomonas vaginalis,
4. Jamur: Candida albicans
5. Ektoparasit: Phtirus pubis, Sarcoptes scabei
Perilaku berisiko yang dapat
mempermudah penularan IMS?
Melakukan hubungan seks berisiko, tanpa menggunakan
pelindung/kondom:
• dengan penderita IMS
• dengan pasangan seksual lebih dari satu
• secara anal (karena hubungan ini mudah
menimbulkan luka)
Apa sajakah gejala dari IMS?
• Keluar cairan tidak normal dan atau sakit pada atau dari
vagina (keputihan)
• Keluar cairan tidak normal dan atau sakit dari penis
• Luka pada dan sekitar alat kelamin
• Nyeri perut bagian bawah pada perempuan
• Pembengkakan testis / skrotum
• Tumbuhan vegetasi
• Radang mata pada bayi baru lahir
Berbagai bentuk PIMS
(9 sindrom)
1. Duh/cairan Vagina  GO,Trikomoniasis, Candidosis Vaginalis,
Vaginosis Bakteri
2. Duh/cairan Uretra  GO, Chlamydia
3. Luka pada alat kelamin (Ulkus genital)  Sifilis, Ulkus Mole (Chancroid), dg
vesikel:Herpes Genitalis
4. Nyeri perut bag bawah pada wanita  manifestasi dari penyakit-penyakit IMS
5. Pembengkakan skrotum/buah pelir
6. Benjolan di lipat paha (Bubo inguinal)  Limfogranuloma Venereum,Chancroid
7. Radang mata bayi baru lahir  Sifilis kongenital pada bayi-anak
(Konjungtivitis neonatorum)
8. Tumbuhan pd alat kelamin (Vegetasi  Kondiloma Akuminata
genital)
9. Proktitis daerah anus LABORATORIUM SEDERHANA
INFEKSI
MENULAR SEKSUAL

Tujuan :
1. Pelayanan Komprehensif IMS
2. Diagnosis IMS dengan Pendekatan Syndrom (+
”menurunkan angka Lab Sederhana )
kesakitan dan kematian 3. Skrining Rutin IMS pada populasi berisiko
akibat Infeksi Menular tinggi
/ Deteksi Dini IMS
Seksual dan Infeksi
4. Penatalaksanaan IMS pada pasangan
Saluran Reproduksi 5. IMS Terintegrasi dengan layanan KIA/KB /
yang bisa dicegah dan Skrining Sifilis pada ibu hamil
diobati” 6. Mobile IMS (mendekatkan akses layanan IMS
pada populasi berisiko tinggii)
7. Penawaran Pemeriksaan / Tes HIV pada
setiap
pasien IMS
8. Penyediaan Obat IMS
9. Distribusi Kondom
Three-interlinked global health sector
strategies for HIV, hepatitis and STI
2016-2021 SDG 3.3

With ambitious goals for ending AIDS, STI and viral hepatitis as public
health
threats by 2030 endorsed during World Health Assembly 2016

http://www.who.int/reprodu3cjkti-vPeEMheBEaKlAtLhA/NghNUsS-AsNtr
Strategi Global Sektor Kesehatan:
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tiga area prioritas:

1. Sifilis – eliminasi sifilis kongenital

2. Gonore – menghadapi risiko gonore


resisten obat (“untreatable”)

3. Human papillomavirus (HPV) –


vaksinasi untuk mencegah kanker
serviks
ANALISIS SITUASI DAN KEBIJAKAN
HIV AIDS DAN PIMS
DI INDONESIA
EPIDEMI HIV DI INDONESIA
543.100 ODHA TAHUN 2020

SITUASI EPIDEMI
▪ Epidemi HIV Terkonsentrasi, prevalensi HIV dewasa >15 tahun; 0,26%
▪ Papua dan Papua Barat Epidemi meluas tingkat rendah (1,8%)
▪ Estimasi Jumlah Populasi Kunci (PS, LSL, waria, penasun, pelanggan) = 5.546.953
▪ Estimasi jumlah ODHA 2020 = 543.100

Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI


GETTING 3 ZERO
2030

Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI


2030 Getting to Zero : 3-0

2027 Target 90-90-90


2022 Triple elimination program in
infant : HIV, Hepatitis B & Syphilis

2020 - 90% key pop know HIV status, 100% babies of


PLHIV pregnant women are screened

2018 Fast Track : 90-90-90


2016 Guidelines for
screening HIV, Syphilis,
pregnant woman
2012 coC & Sufa

ROADMAP
PENGANDALIAN
HIV AIDS

Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI


TUJUAN DAN TARGET
TAHUN 2024

Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI


KASKADE HIV DAN ART DI INDONESIA
S.D DESEMBER 2020

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
PERKEMBANGAN HIV DAN AIDS DI INDONESIA
S.D DESEMBER 2020

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
KASUS HIV DAN AIDS DI INDONESIA
PADA JANUARI-DESEMBER 2020

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
TES HIV, KASUS HIV, DAN MULAI PENGOBATAN ART
DI INDONESIA PADA JANUARI-DESEMBER 2020

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
KASUS HIV DAN AIDS MENURUT KELOMPOK UMUR
DI INDONESIA PADA JANUARI-DESEMBER 2020

KASUS HIV KASUS AIDS

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
KASUS HIV DAN AIDS MENURUT KELOMPOK
RISIKO DI INDONESIA PADA JANUARI -
DESEMBER 2020
KASUS HIV KASUS AIDS

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
KASUS HIV DAN AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
DI INDONESIA PADA JANUARI - DESEMBER 2020

KASUS HIV KASUS AIDS

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
KASUS AIDS MENURUT PEKERJAAN
DI INDONESIA PADA JANUARI – DESEMBER 2020

KASUS AIDS

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
KASUS PIMS DI INDONESIA
PADA JANUARI-DESEMBER 2020

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
LAYANAN TES HIV
DI INDONESIA

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
LAYANAN PENGOBATAN HIV (PDP)
DI INDONESIA

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
LAYANAN IMS DI INDONESIA

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN SPM

1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan
UU NO. 23 Tahun 2014 PP NO.2 Tahun 2018 Pemukiman
Pemerintah Daerah SPM 5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan
Perlindungan Masyarakat
6. Sosial

44
STANDAR PELAYANAN MINIMUN
(Permenkes 4 Tahun 2019)

SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN /KOTA

PELAYANAN KESEHATAN

1. IBU HAMIL 7. USIA LANJUT 11. ORANG TERDUGA


2. IBU BERSALIN 8. PENDERITA HIPERTENSI TUBERKULOSIS
3. BAYI BARU LAHIR 9. PENDERITA DIABETES 12. ORANG DENGAN
4. BALITA MELITUS RISIKO TERINFEKSI VIRUS
5. USIA PENDIDIKAN DASAR 10. ORANG DENGAN YANG MELEMAHKAN DAYA
6. USIA PRODUKTIF GANGGUAN JIWA BERAT TAHAN TUBUH MANUSIA

MEMBERIKAN EDUKASI PERILAKU BERISIKO DAN SKRINING KEPADA : 45

IBU HAMIL, PASIEN TBC, PASIEN IMS, PENJAJA SEKS, LSL, TG/WARIA, PENASUN DAN WBP
STANDAR DETEKSI DINI
HIV dan SIFILIS
IBU HAMIL
PELAYANAN SESUAI STANDAR Standar Pelayanan HIV :
1. Deteksi Dini, (R1) 3. Diagnosis (R1, R2, R3) Stadium Klinis,
Kunjungan Antenatal 2. Pencatatan Pelaporan 4. Konseling ARV,
NIK & Domisili 5. Pemberian ARV,
PELAYANAN ANC
• Anamnesa
darah 6. Pemantauan kepatuhan,
7. Pemantauan klinis
• Pemeriksaan 10T: 8. Pemantauan Laboratoris (VL)
• T1. Tinggi & berat badan RDT HIV A0 Reaktif 9. Viral Load Tidak Terdeteksi,
• T2. Tekanan darah
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la) Non-Reaktif Ulang tes HIV Bumil PMK 15/15
• T4. TFU dan Pasangan
• T5. Tentukan DJJ Janin minimal 3 bln A1 Reaktif
• T6. sTatus Imunisasi (TT)
TES HIV, SIFILIS & HEP B BERSAMA DENGAN PEMERIKSAAN
• T7. Tablet Fe (90 tablet) LABORATORIUM RUTIN LAINNYA
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, A2 Reaktif
GDS, Sifilis, HIV, Positif
Hepatitis B, HIV – Sifilis – Hepatitis B
Malaria, Proteinuri, sputum 6 bln A3
Pengobatan (ART)
BTA) Kondom
Pengobatan (BPG)
Kondom
Pengawasan
Kondom
diteruskan
• T9. Tata laksana kasus trace pasamgan trace pasamgan trace pasamgan
• T10. Temu wicara dan IO lain Comorbid lain Comorbid lain VL Pengobatan
UNDETECT Positif
konseling ARV (gratis)
 Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan
 Eduka si & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan, PATUH ARV PMK 87/14
Positif rate pada pemeliharaan kesehatan, immunisasi, kepatuhan ART
pasangan : 20 – 70%  Konseling pasangan, keluarga TIDAK
 Life Skill Education, disclosure MENULAR
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR 52 TAHUN 2017
ELIMINASI PENULARAN
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
(TRIPLE ELIMINASI)
DARI IBU K E ANAK

3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019


PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan HEPATITIS B

Penularan HIV Penularan Sifilis Penularan hepatitis B


45% 67- 90% 95%

Risiko Risiko abortus, lahir mati Risiko : 95% Bayi


45% bayi HIV atau sifilis kongenital Hepatitis B

Dari ibu ke anak yang dikandung, dilahirkan atau disusui


30/04/2021 3jk 51
TATALAKSANA IBU HAMIL
DETEKSI DINI (PEMERIKSAAN LAB)  PENANGANAN DINI
HIV – SIFILIS – HBV

Deteksi
Tes HIV Tes Sifilis Tes Hep B
dini

+ + +
R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Sifilis Rapid Hep B
Hasil
Segera ARV Segera Benzatin Benzil Pengawasan kasus
IBU KDT 1 tab/24jam
seumur
Penicilin / Benzatin
Penisilin G 2,4 juta IU
boka-boki
hepatitis dirujuk,
lainnya puskesmas
hidup

ARV profilaksis Obati 50.000IU/kgBB IM, Vit K

BBL AFASS : ASI Eksklusif or


PASI Eksklusif – unmixed)
PCR EID usia 6 mgg
sblm pulang.
tanda2 : lesi kulit,
Snuffles, Trias
HB0 < 24jam
HBIg< 24jam
+ Cotrim profilaksis Hutchinson,
30/04/2021 3jk 52
TATALAKSANA BAYI DARI IBU HAMIL
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
PEMERIKSAAN LAB (DETEKSI DINI)
pada BAYI
ARV profilaksis Obati 50.000IU/kgBB IM, Vit K

BBL AFASS : ASI Eksklusif or


PASI Eksklusif – unmixed)
PCR EID usia 6 mgg
sblm pulang.
tanda2 : lesi kulit,
Snuffles, Trias
HB0 < 24jam
HBIg< 24jam
+ Cotrim profilaksis Hutchinson,

PASI Eks : EID usia 6


Deteksi mgg+ konfrimasi
ASI EID Eks : usia 6 mgg,
Titer RPR bayi & Ibu
3, 6 & 9 bulan,
HBsAg bayi
Bayi ulangi 6 mgg pasca ASI
Eks + konfirmasi
Titer bayi : titer Ibu Usia 9 -12 bulan

ELIMIN
ASI NEGATIF NEGATIF NEGATIF

GAGAL ART PP iv Kontrol SpPD


KGEH
ELIMINASI
100% input perempuan hamil 100% output bayi bebas infeksi

IBU HAMIL
Input Process Output Outcome Impact
HIV 100 % PW 0,3% 100% ART VL undetek
Sifilis 100 % PW 1,7% 100% BPG Cured
HBV 100 % PW 2,5% 100% Mon Monitored

Input Process Output


Bayi dari HIV 0,3% PW 100% ARV prof, EID, Cotrim <50/100.000
Ibu Terinfeksi
Sifilis 1,7 % PW 100% 50.000IU/kgBB IM <50/100.000
Deteksi klinis
HBV 2,5 % PW 100% HB0 + HBIg <50/100.000
KASKADE PPIA HIV DAN SIFILIS
DI INDONESIA PADA JANUARI-DESEMBER 2020

Sumber:
Laporan TW IV 2020

HIV AIDS & PIMS INDONESIA Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Ditjen P2PML
DASAR KEBIJAKAN KOLABORASI
• “Two diseases, one patient”
• Hak pasien memperoleh pelayanan
yang komprehensif dan bermutu
• Kolaborasi fungsional bukan
struktural (integrasi program)
• Memanfaatkan strategi dan
sistem
pelayanan yang ada (TB dan HIV-
AIDS)
 Memberikan manfaat pada kedua
program
3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019
TB PADA ODHA
Bentuk TB yg paling sering dijumpai pada ODHA
• TB PARU BTA NEGATIF
• TB EKSTRA PARU

DIAGNOSIS SULIT
SERING DIAGNOSIS TERLAMBAT

MENINGKATKAN ANGKA KEMATIAN


Sekitar 40-50% kematian ODHA karena TB
Kebijakan TB-HIV (dalam Permenkes 21)

Penawaran Tes HIV pada seluruh pasien


TB tanpa memandang faktor risiko HIV
(Pasal 22, 23, 24: Pemeriksaan Diagnosis
HIV)

Pemberian ARV pada pasien ko-infeksi


TB-HIV tanpa melihat nilai CD4 (Pasal
34
: Pengobatan dan Perawatan)

3jk- PEMBEKALAN NUSANTARA SEHAT 2019


TANTANGAN, HAMBATAN DAN
UPAYA TEROBOSAN
TANTANGAN - Tidak semua layanan mampu tes dan pengobatan HIV dan PIMS (one stop service)
DAN - Terdapat Layanan yang tidak lagi melaporkan kasus HIV dan PIMS
HAMBATAN - Belum semua Ibu Hamil ODHA mendapat tatalaksana sesuai pedoman
- Tingginya angka ODHA yang tahu status namun belum akses ARV
- Layanan PDP belum ada di semua kabupaten/ kota
- Tingginya angka LFU
- Belum semua kabupaten/ kota memiliki LSM Penjangkau dan Pendampingan ODHA untuk penelusuran ODHA LFU

UPAYA TEROBOSAN
Dorong Petugas Pendampingan
yang terlatih dan Memberikan ODHA dan
Penguatan SDMK Penguatan Analisis dan pernah melaporkan
kasus untuk feedback dengan Penelusuran ODHA
LFU dengan kerja
dalam perluasan koordinasi validasi data
memberikan tembusan pimpinan sama LSM ataupun
layanan tes dan dan berjenjang untuk
layanan HIV dan daerah (sebagai Puskesmas wilayah
Pengobatan HIV kolaborasi menetapan
PIMS kepada laporan) dalam pasien ODHA
dan PIMS dalam LKB langkah strategis masyarakat berada
Sumber Data: Laporan TW IV 2020
pencapaian SPM

Subdirektorat HIV AIDS & PIMS – Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai