Anda di halaman 1dari 52

Informasi Dasar IMS,

HIV dan AIDS


APAKAH IMS ITU?
IMS merupakan singkatan dari:
I = Infeksi
M = Menular
S = Seksual
adalah infeksi yang salah satu penularannya
melalui hubungan seksual beresiko.
• Hubungan seksual tidak terbatas pada genito-
genital, tetapi ano genital dan oro genital
• Mengakibatkan penyakit : alat kelamin dan
atau tubuh secara keseluruhan.

2
APA ITU ISR…?

ISR / Infeksi Saluran Reproduksi


ditularkan dengan / tanpa hubungan
seksual
Pada populasi
berisiko
sebagian besar
ditempati oleh
populasi usia
remaja
PERILAKU RISIKO TINGGI
PERILAKU RISIKO TINGGI
Penggunaan Alat suntik Bersama
Perilaku apa saja yang dapat
mempermudah penularan IMS?
• Berhubungan seks yang tidak aman dengan penderita
IMS (tanpa menggunakan pelindung / kondom)
• Ganti-ganti pasangan seks
• Bekerja di hiburan seks
• Melakukan hubungan seks secara anal, karena
hubungan ini mudah menimbulkan luka.
Apakah IMS hanya ditularkan
melalui hubungan seksual?
• Tidak,
• beberapa IMS juga dapat ditularkan dari
ibu yang menderita ditularkan ke janin
atau bayinya serta lewat kontak darah

Penyebab IMS dapat ditemukan pada :


Cairan cerebrospinal
Darah
Cairan seksual

05/23/23 13
Organisme penyebab IMS
Bakteri : Neisseria gonorrhoeae,
Chlamydia trachomatis,
Treponema pallidum, Gardnella
vaginalis, Haemophilus ducreyi
Virus : Herpes simplex, Human
papilloma, Hepatitis, HIV
Jamur : Candida albicans
Protozoa : Trichomonas vaginalis
Bagaimana hubungan penularan
HIV dan IMS ?
• IMS merupakan pintu masuk penularan HIV
• Penderita IMS lebih rentan terhadap HIV
• Penderita IMS serta HIV akan lebih mudah
menularkan ke orang lain
• Pengidap HIV menjadi rentan terhadap
berbagai penyakit termasuk IMS
• Pengidap HIV yang juga IMS akan lebih cepat
menjadi AIDS
GEJALA I.M.S

1. Cairan/nanah dari penis / kencing nanah

2. Cairan/nanah dari vagina / keputihan

3. Luka/koreng pada vagina atau penis

4. Nyeri perut bawah/radang panggul

5. Nyeri dan pembengkakan skrotum

6. Pembengkakan kelenjar lipat paha (Bubo)

7. Nanah pada mata bayi

8. Kutil/jengger ayam pada vagina dan penis


INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
APAKAH HIV ITU?
• HIV adalah nama virus yang
merupakan singkatan dari:
H = Human
I = Immunodeficiency
V = Virus
yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia

11052015 19
APAKAH AIDS ITU?
Pada saat sistem kekebalan tubuh telah begitu
parah rusaknya oleh HIV, sehingga berbagai
penyakit telah menyerang tubuh tanpa ada
sistem kekebalan yang melawannya, ini
berarti orang yang terinfeksi HIV tersebut,
sekarang telah masuk ke kondisi AIDS.

AIDS singkatan dari Acquired Immuno


Deficiency Syndrome = kumpulan gejala yang
diakibatkan hilang atau berkurangnya
kekebalan tubuh
11052015 20
Bagaimana hubungan penularan IMS
dengan HIV?
• IMS merupakan ko-faktor penularan HIV
• Penderita IMS lebih rentan terhadap HIV
• Penderita IMS serta HIV akan lebih mudah
menularkan ke orang lain
• Pengidap HIV menjadi rentan terhadap
berbagai penyakit termasuk IMS
• Pengidap HIV yang juga IMS akan lebih cepat
menjadi AIDS
Perilaku berisiko terjadinya penularan
Perilaku berisiko diantaranya: penjaja seks
wanita ataupun pria yang melakukannya tidak
sehat, narkoba dengan pola hidup tidak sehat
dan faktor yang mendukung pola hidup tidak
sehat.
Beberapa perilaku yang
mempermudah penularan IMS :
• Berhubungan seks yang tidak aman dengan
penderita IMS (tanpa menggunakan
pelindung / kondom)
• Memiliki pasangan seksual lebih dari satu
• Melakukan hubungan seks secara anal, karena
hubungan ini lebih mudah menimbulkan luka/
lecet karena pada anus tidak ada pelumasnya
BAGAIMANA CARA PENULARAN HIV?

Penularan HIV terjadi jika ada kontak atau percampuran


dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, yaitu:
Cairan Kelamin, melalui hubungan seksual
Darah melalui penggunaan jarum suntik yang
telah tercemar HIV diantara pengguna narkoba,
dan benda tajam tercemar lainnya
Vertikal dari ibu pengidap HIV atau penderita
AIDS ke bayinya, selama kehamilan, persalinan
dan menyusui (ASI)

11052015
24
Prinsip Penularan HIV
• E = Exit
• (virus harus keluar dari tubuh orang yang
terinfeksi)
• S = Survive
• (virus harus bertahan hidup diluar tubuh)
• S = Sufficient
• (jumlah virus harus cukup untuk dapat
menginfeksi)
• E = Enter
• (Virus masuk ketubuh orang lain melalui aliran
darah)

25
Apakah hubungan sosial biasa dapat
menularkan HIV?
Tidak !
Karena hubungan sosial biasa tidak
memungkinkan terjadinya pertukaran cairan
tubuh yang dapat menularkan HIV.
Ingat, HIV tidak menular melalui:
Pencegahan IMS dan HIV
• Hubungan seksual
• Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual)
• Melakukan hubungan seksual dengan cara yang aman (misalnya dengan
penggunaan kondom)
• Promosi kondom
• Mengobati pasangan seksual
 
• Pertukaran darah dan cairan
• Penggunaan jarum suntik yang streil
• Penggunaan kondom
• Menghindari terkenanya darah dan cairan pasien HIV pada bagian tubuh yang ada
luka (bagi petugas kesehatan)
 
• Dari ibu kepada janin
• Dengan pemberian profilaksis ARV melalui program pencegahan dari ibu
ke anak
• Melalui program PMTCT/PPIA (Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak)
Pencegahan penularan HIV
3. Pencegahan penularan vertikal dari Ibu
ke Bayinya
 Hindarkan perempuan dari HIV-AIDS & IMS
 Hindarkan kehamilan yang tidak direncanakan pada
perempuan dgn HIV
 Cegah penularan HIV dari Ibu ke bayi/anaknya
 Peduli dan dukung (psikologis, sosial dan perawatan,
akses) Ibu HIV beserta anak dan keluarganya
Intervensi :
 Mengintegrasikan pemeriksaan HIV dalam ANC
 Konseling kehamilan, persalinan dan menyusui
 Pemberian ARV bila diketahui HIV

28
Cara mendeteksi IMS dan HIV
• Menentukan apakah orang tersebut termasuk
risiko tinggi tertular IMS dan HIV (misalnya
waria, penjaja seks, LSL).
• Selanjutnya dijajaki tentang perilaku
seksualnya. Setiap orang yang terdeteksi
harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
lanjutan untuk menentukan diagnosis
Cara untuk
mendeteksi
HIV adalah
melalui
testing HIV
Tujuan Testing HIV
Skrining
• Melakukan pemeriksaan pada semua populasi yang jadi objek sasaran
untuk melihat tingkat keberhasilan atau kegagalan pengobata

Surveilans
• Untuk mengevaluas kemajuan program maka dilakukanlah surveilens,
dengan ketentuan nama responden tidak boleh terungkap, sampel harus
cukup memenuhi sarat sebagai sampel

Diagnostik
• Prosedurnya sama dg cara mendiagnosa penyakit lain, yang penting KT
adalah konseling berkaitan dengan diagnosa penentuan penyakitnya,
dengan asas yang harus dipatuhi
Perjalanan Infeksi HIV
Stadium Klinis HIV (WHO)
Stadium 1 – Tanpa Gejala meliputi
Periode Jendela,
Dimulai sejak saat pertama terinfeksi
Tidak ada tanda khusus, hanya seperti gejala flu yang sembuh beberapa
hari/minggu dengan sendirinya
Jumlah virus meningkat sangat cepat dan sangat mudah menular
(infeksius), tetapi jika diperiksa HIV hasilnya negatif. Ini yang disebut
periode jendela (window period)
Lamanya periode jendela kl 3 bulan
Setelah periode jendela, tubuh secara alamiah membentuk antibodi anti
HIV yang akan positif jika diperiksa
Orang tsb masih merasa sehat dan terlihat sehat, sama seperti orang
sehat lainnya, tidak ada gejala.
Terdapat pembesaran kelenjar limfe (kelenjar getah bening) persisten
simetris generalisata (PGL)
Orang tersebut tanpa keluhan apapun bisa sampai 3 thn

34
Persistent generalized lymphadenopathy

Enlarged mastoid lymph gland

Enlarged
occipital
lymph gland Enlarged
submandibular
lymph gland

Enlarged
anterior
Enlarged deep
cervical
posterior
lymph glands
cervical lymph
35
glands
Stadium 2 – HIV Positif Gejala Ringan
 HIV telah berkembang
 Antibodi anti HIV telah terbentuk sehingga hasil tes darah untuk HIV dinyatakan positif
 Orang tsb masih merasa sehat
 Berat badan menurun <10% dari BB semula
 Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti dermatitis seboroik (ketombe),
papular pruritic eruption (PPE), infeksi folikulitis, jamur kuku, ulkus oral
yang rekuren, cheilitis angularis (ragaden, luka di sudut bibir)
 Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
 Infeksi saluran napas bagian atas seperti sinusitis bakterial
 Masih dapat bekerja, sama seperti orang sehat lainnya.
 Stadium 1 dan 2 ini bisa tumpang tindih
 Stadium ini berlangsung selama 5 – 10 tahun
 HIV dalam tubuh dapat menular ke orang lain

36
Dermatitis seboroika

• Gatal
• Bersisik
• Kemerahan
37 • ~ P. ovale
Papular pruritic eruption (PPE)

 Lengan, tungkai,
pinggang, bokong
 Simetris

38
Cheilitis angularis

39
Herpes zoster (shingle)

40
Infeksi jamur kuku (onikomikosis)

1. Subungual distal
2. White superfisial
3. Subungual proksimal
4. Kandida
5. Distrofik total

Disebabkan oleh T. rubrum

41
Stadium 3 – HIV Positif Gejala Berat
(AIDS)
• Sistem kekebalan tubuh telah menurun
• Tubuh sudah ditumpangi infeksi yang hilang timbul seperti jamur
mulut, oral hairy leukoplakia, lineal gingiva erythema, demam,
keringat malam hari.
• Berat badan turun lebih dari 10% BB semula
• Mulai sering izin sakit, muncul gejala meliputi
• Diare kronis yang tidak jelas penyebabnya > 1 bulan,
• Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan) >
1 bulan
• TB paru, dalam 1 tahun terakhir
• Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)
• Angiomatosis basiler
• Herpes zoster yang berkomplikasi

42
Kandidiasis Pseudomembran

43
Oral Hairy Leukoplakia
 Tampak sebagai lesi/plaque atau
seperti proyeksi rambut
bergelombang pada bagian lateral
lidah yang tidak nyeri & tidak dapat
hilang dgn menggosoknya
 Merupakan tanda supresi imun &
prognosis jelek
 Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan Eipstein-Barr (EBV)
intrasel

44
Stadium 4 – HIV Positif Gejala Sangat
Berat (AIDS)
Sistem kekebalan tubuh rusak parah, tidak berdaya terhadap serangan infeksi
4.
penyakit apapun
 Tidak bisa bangun dari tempat tidur, tubuh tinggal tulang berbalut kulit; HIV wasting syndrome
(BB turun 10% + diare kronik > 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
 Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru
 Pneumonia Pneumocystis (PCP)
 Mikobakteriosis atipik disseminata atau di paru
 Septikemi Salmonella non-tifoid
 TB ekstra paru
 Limfoma
 Sarkoma Kaposi
 Ensefalopati HIV (Gangguan dan/atau disfungsi motorik yg mengganggu aktivitas hidup sehari
hari dan berlangsung beberapa minggu/bulan yg tidak disertai penyakit lain
 Toksoplasmosis pada otak
 Kriptosporidosis, Isosporiasis, Microsporidiosis dgn diare >1 bulan
 Kriptokokosis, ekstra paru
 Cytomegalovirus (CMV) pada 1 organ selain hati, limpa, kelenjar getah bening (mis: retinitis)
 Herpes simplex virus (HSV) mukokutaneus > 1 bulan,
 Progressive multifocal leucoenphalopathy (PML)
 Mikosis disseminata (histoplasmosis, koksidioidomikosis, penisiliosis)
 Bisa disertai Toksoplasma otak, Kandidiasis kerongkongan dan tenggorokan, serta berbagai
kanker seperti Sarcoma Kapossi

45
Kriptokokosis

46
Pneumonitis dan Pneumothoraks

11052015 47
Kriptosporodiasis

11052015 48
Sarkoma Kapossi

49
Apakah seorang pengidap HIV dapat dikenali secara
kasat mata?
TIDAK, seseorag dengan HIV yang belum masuk dalam kondisi
AIDS tidak dapat dikenali hanya dengan melihat saja.
Pengidap HIV yang belum masuk dalam kondisi AIDS akan
terlihat normal sama seperti orang sehat lainnya
Pengidap HIV ini dapat menularkannya pada orang lain

Apakah pengidap HIV dan Penderita AIDS dapat


disembuhkan?
TIDAK, sampai sekarang belum ditemukan obat yang dapat
menghilangkan HIV sama sekali dari dalam tubuh manusia
Obat yang ada hanya dapat menghambat perkebangbiakan
virus (HIV) tetapi tidak dapat menghilangkan HIV sama sekali
dari dalam tubuh, obat tersebut dinamakan ARV (antiretroviral)

11052015 50
Bagaimana kita mengetahui
terinfeksi HIV atau tidak?
Dengan melakukan Tes HIV atau tes darah untuk
HIV
Tes HIV ini termasuk bagian dari pemeriksaan
laboratorium darah melalui :
• pendekatan sukarela VCT / KTS ataupun
• pendekatan medis PITC / TIPK yang terdapat di semua fasilitas
pelayanan kesehatan termasuk RS Daerah

11052015 51
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai