Anda di halaman 1dari 31

MPI

1 •

PENCEGAHAN PENULARAN HIV,


SIFILIS DAN HEPATITIS B PADA
PEREMPUAN, BAYI DAN ANAK
(PPIA)
Tujuan Pembelajaran

A. Hasil Belajar (HB)


Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu: peserta
mampu memahami Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak
(PPIA)

B. Indikator hasil belajar (IHB)


Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta diharapkan
mampu:
a. Memahami Skrining HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada Ibu Hamil
b. Memahami Tatalaksana untuk ibu dan bayi yang positif HIV, Sifilis
dan Hepatitis B
Pokok
Bahasan
1. Skrining HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada Ibu Hamil
2. Tatalaksana untuk ibu dan bayi yang positif HIV,
Sifilis dan Hepatitis B
Mengapa perlu PPIA ????
Mengapa Perlu
PPIA RISIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI-ANAK

Selama kehamilan 5 - 10 %

Saat persalinan 10 - 20 %

Selama menyusui (rata-rata 15%) 5 - 15 %

Keseluruhan 20-45 %

Sebagian besar (90%) infeksi HIV pada bayi disebabkan penularan dari ibu, hanya
sekitar 10% yang terjadi karena proses transfusi.
Risiko Penularan Sifilis dari Ibu ke Anak

• Infeksi sifilis meningkatkan risiko penularan HIV 3-5


kali
• Ibu hamil terinfeksi sifilis tidak diobati secara adekuat,
67% kehamilan akan menjadi abortus, lahir mati atau
sifilis kongenital
Risiko Penularan Hepatitis B dari Ibu ke
Anak
• 90% bayi yang terinfeksi hepatitis B saat perinatal
akan menderita karier kronis hepatitis B
• 25% yang terinfeksi Hep B akan meninggal
dikarenakan penyakit yang ditimbulkan oleh hepatitis
B
Pengertian ,Tujuan dan Sasaran Program
PPIA
Pengertian PPIA
Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak (PPIA) adalah upaya
yang ditujukan untuk mencegah penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak
yang dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif dengan program-program lainnya
yang berkaitan dengan pengendalian HIV-AIDS, Sifilis dan Hepatitis B.

Tujuan PPIA:
1. Mencegah Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Bayi.
2. Mengurangi dampak epidemi HIV, Sifilis dan Hepatitis B terhadap Ibu dan Bayi

Sasaran Program PPIA


3. Perempuan usia reproduktif (15-49 tahun), termasuk remaja dan populasi risti
4. Perempuan HIV dan pasangannya
5. Perempuan HIV, Sifilis dan Hepatitis B yang hamil dan pasangannya
6. Perempuan HIV, Sifilis dan Hepatitis B, anak dan keluarganya.
Komponen Kegiatan PPIA
Komprehensif
Kegiatan komprehensif yang meliputi 4 Prong
komponen/
1.
meliputi:
Prong (1) Mencegah terjadinya penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis
B pada perempuan usia reproduksi
2. Prong (2) Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu
dengan HIV , Sifilis, dan Hep B
3. Prong (3) Mencegah terjadinya penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis
B dari ibu hamil HIV ke bayi yang dikandungnya
4. Prong (4) Memberikan dukungan psikologis, sosial dan perawatan
kepada ibu HIV, Sifilis dan Hep B beserta bayi dan keluarganya.
Prong 1. Mencegah terjadinya penularan HIV, Sifilis dan Hep B pada perempuan
usia reproduksi
Konsep “ABCDE”, yaitu:
A (Abstinence), artinya Absen seks ataupun tidak melakukan hubungan seks bagi
yang belum menikah
B (Be Faithful), artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak
berganti-ganti pasangan);
C (Condom), artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan
menggunakan Kondom.
D (Drug No), artinya Dilarang menggunakan narkoba.
E (Equipment), artinya pakai alat-alat yang bersih, steril, sekali pakai, tidak
bergantian, diantaranya alau cukur dan sebagainya (E dapat juga
pemberian Edukasi, pemberian informasi yang benar)

Kegiatan KIE secara individu maupun kelompok kepada masyarakat tentang HIV-
AIDS,
Sifilis (IMS) , Hepatitis B dan Kesehatan reproduksi
Prong 2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu
dengan
HIV , Sifilis dan Hep B
Pencegahan dan penundaan kehamilan
• akses layanan yang menyediakan informasi dan sarana kontrasepsi yang aman
dan efektif
• Konseling yang berkualitas, penggunaan alat kontrasepsi yang aman dan efektif

Perencanaan kehamilan
Pada prinsipnya setiap perempuan harus merencanakan kehamilannya. Pada
perempuan terinfeksi HIV, Sifilis atau Hep B, perencanaan kehamilan harus lebih
matang sesuai dengan risiko bahwa perempuan dengan HIV , Sifilis atau Hep B
dapat menularkan HIV pada bayinya
Prong 3. Mencegah terjadinya penularan HIV, Sifilis dan Hep b dari ibu
hamil HIV positif ke bayi yang dikandungnya

Kegiatan sebagai berikut:


1. Layanan ANC terpadu termasuk penawaran dan tes HIV, Sifilis dan Hep B;
2. Diagnosis HIV, Sifilis dan Hep B;
3. Pemberian terapi pada ibu hamil terinfeksi;
4. Persalinan yang aman;
5. Tatalaksana pemberian makanan bagi bayi dan anak;
6. Pemberian HbIG pada bayi yang lahir dari Ibu terinfeksi Hepatitis B
7. Pemberian profilaksis ARV dan kotrimoksazol pada anak/bayi yang lahir
dari ibu HIV;
8. Pemeriksaan diagnostik HIV pada anak
Prong 4. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu HIV positif beserta bayi dan
keluarganya
1. Bagi ibu
• Pemeriksaan kondisi kesehatan
• Pengobatan ARV dan pemantauan terapi ARV
• Pemantauan kondisi kesehatan, termasuk pemantauan CD4 dan viral load
• Pencegahan dan pengobatan infeksi oportunistik
• Konseling dan dukungan kontrasepsi dan pengaturan kehamilan
• Konseling dan dukungan asupan gizi
• Layanan klinik dan rumah sakit yang bersahabat
• Kunjungan ke rumah (home visit)
2. Bagi bayi:
• Pemberian kotrimoksazol dan ARV pencegahan
• Informasi dan edukasi pemberian makanan bayi.
• Diagnosis HIV pada bayi
Alur Kegiatan PPIA
Komprehensif Cegah Penularan HIV , Sifilis dan Hep B

Perempuan usia reproduktif

Positif Negatif

Perempuan HIV Positif Cegah kehamilan Tak Dikehendaki

Hamil Tidak hamil

Cegah Penularan HIV, Sifilis dan hep B dari Ibu ke


Perempuan Hamil HIV Positif Bayi

Bayi Positif Bayi Negatif

Dukungan Psikososial dan Keperawatan bagi ibu, bayi dan


keluarga
INTEGRASI PPIA DI PELAYANAN ANTENATAL TERPADU,
KB DAN KONSELING REMAJA
CONTINUUM OF CARE PPIA
• ART
• Kespro remaja (PKPR) • Penyiapan pengungkapan status HIV
• Konseling: Gizi HIV/AIDS,NAPZA dll


• ABAT
Terapi
ARV
(ART) • ART
• Pemantauan pertumbuhan
Pelayanan bagi anak SD
& perkembangan
• PMT
• Konseling Kespro
• KIE Kespro Catin Pelayanan bagi balita

Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja
Pelayanan KB
• Perencanaan kehamilan

Pelayanan Pelayanan bagi bayi


PUS & WUS

Lansia
Pemeriksaan Kehamilan Persalinan, nifas & neonatal

• Pemberian makanan pada bayi: ASI


eksklusif
• Imunisasi dasar lengkap
• ARV profilaksis
• Kotrimoksasol profilaksis • Kualitas
• Diagnosis HIV • Hambat Degeneratif
• Persalinan aman:
• ART
• ANC terpadu (gizi, ATM, PTM, IMS, partus normal/SC
imunisasi) • ART
• Tes HIV,Sifilis dan Hep B (TIPK) • Konseling menyusui (manajemen laktasi)
• ART • IMD
• Konseling persalinan aman, pemberian • ASI eksklusif
makanan pada bayi, KB pasca persalinan • KB pasca persalinan
INTEGRASI PPIA DALAM
LAYANAN ANTENATAL TERPADU
Pelayanan Antenatal
terpadu
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal
komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua
ibu hamil

Tujuan Antenatal terpadu adalah


ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas
 kehamilan sehat, bersalin selamat, dan bayi yang sehat
STANDAR PELAYANAN ANTENATAL

10 T SPM 100 %

1 Timbang Badan dan Ukur Tinggi Badan


2 Ukur Tekanan Darah
3 Nilai Status Gizi (ukur LiLA)
4 (ukur) Tinggi Fundus Uteri
5 Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
6 Skrining Status Imunisasi TT (dan Pemberian Imunisasi TT)
7 Pemberian Tablet Besi (90 Tablet selama kehamilan)
8 Test Lab Sederhana (Hb, Protein Urin, golongan darah) dan atau berdasarkan indikasi
(HBsAg, Sifilis, HIV, Malaria, TBC dll)
9 Tata Laksana Kasus
10 Temu Wicara (Konseling) termasuk P4K serta KB PP
INTEGRASI PPIA DI LAYANAN KONSELING
REMAJA
Pemberian KIE HIV dan AIDS pada
Remaja
Informasi dan edukasi HIV-AIDS termasuk PPIA

Remaja

Sekolah: UKS, PIKR


Universitas : PIK M Luar Sekolah/masyarakat Puskesmas PKPR

KIE Konseling Konseling dan KIE

KIE : Konseling
• Penyuluhan pada Masa Pribadi :
Orientasi Sekolah Guru BK, KS,
(MOS) KKR
• Penyuluhan rutin
Rujuk bila tidak dapat
ditangani
1. SKRINING HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
PADA IBU HAMIL
Integrasi PPIA
di Layanan Keluarga
Berencana
• Reproduksi adalah hak setiap individu

• Perempuan dengan HIV yang ingin hamil, kehamilannya harus


direncanakan secara matang terkait kemungkinan penularan HIV
kepada anak yang akan dikandungnya.

• Penggunaan kontrasepsi harus dibicarakan pada setiap perempuan


dengan HIV dan pasangannya.
• Setiap klien yang datang ke Pelayanan KB harus mendapat informasi
mengenai pencegahan IMS termasuk PPIA. Klien yang datang ke Poli
KB harus mendapatkan skrining /penapisan untuk IMS .
Skrining/Penapisan IMS pada Klien KB

Skrining klien :
1. Anamnesis yang cermat atau melalui konseling.
2. Permeriksaan organ reproduksi + pemeriksaan laboratorium
3. Pendekatan sindrom dengan atau tanpa pemeriksaan laboratorium
sederhana .

Anamnesis
Penilaian risiko IMS dengan:
1. Petugas akan menanyakan keluhan seperti ada tidaknya duh vagina/uretra, pada
ulkus
alat kelamin, vegetasi pada alat kelamin pembengkakan kelenjar getah bening
di selangkangan dan nyeri perut bagian bawah.
Skrining/Penapisan IMS pada Klien KB
2. Petugas akan menanyakan
mengenai :
Pria Perempuan

Mitra sexsual >1 dalam 1 bulan terakhir Pasangan/mitra seksual menderita IMS

Berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam Pasangan/mitra seksual/pasien sendiri mempunyai mitra sexual
1 bulan terakhir lebih dari satu dalam 1 bulan terakhir

Mengalami salah satu atau lebih episode IMS Mengalami salah satu atau lebih episode IMS dalam 1 bulan
dalam 1 bulan terakhir terakhir

Perilaku pasangan/mitra seksual berisiko tinggi Perilaku pasangan /mitra seksual berisiko tinggi
Skrining/penapisan IMS pada Klien
KB
1. Pada pasien yang berisiko/gejala IMS, rujuk ke Poli IMS/Poli BP untuk
mendapatkan penatalaksaan lebih lanjut.
2. Anjurkan pengunaan kondom secara konsisten untuk mencegah penularan IMS
3. Klien KB yang di diagnosis IMS/ berperilaku beresiko atau pasangannya
berperilaku beresiko, petugas kesehatan wajib menawarkan tes HIV. Penawaran
tes HIV dapat dilakukan oleh petugas di Poli KB, atau oleh petugas di Poli IMS
atau Petugas di poli KB dapat merujuk klien ke klinik KTS bila pasien memerlukan
konseling lebih lanjutan
2. TATALAKSANA UNTUK IBU DAN
BAYI YANG POSITIF HIV, SIFILIS DAN
HEPATITIS B
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai