TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang pengkajian fisik bayi baru lahir, penampilan dan
perilaku bayi baru lahir serta membuat rencana asuhan bayi 2-6 hari.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah pengkajian fisik bayi baru
lahir, penampilan dan perilaku bayi baru lahir serta membuat rencana asuhan bayi
2-6 hari dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat, atau
dokter untuk menilai status kesehatan bayi dan untuk mengenal/ menemukan
kelainan yang perlu mendapat tindakan segera. Waktu pemeriksaan fisik pada
bayi dapat dilakukan sesudah sesaat bayi baru lahir, saat kondisi atau suhu tubuh
bayi sudah stabil, dan setelah dilakukan pembersihan jalan napas/resusitasi,
pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat, 24 jam setelah bayi lahir, dan akan
pulang dari rumah sakit.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir adalah pemeriksaan awal yang dilakukan
pada bayi setelah berada di dunia luar dengan tujuan untuk mengetahui apakah
bayi dalam keadaan normal dan adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta
ada atau tidaknya refleks primitif. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah kondisi
stabil, biasanya 6 jam setelah lahir.
1
Pemahaman dasar ,engenai cara melakukan pengkajian pada bayi baru
lahir adalah dengan menggunakan pemeriksaan terhadap bayi dan menilai
penampilan serta perilaku bayi, dengan demikian, kita tidak dapat menentukan
keadaan bayi jika tida dilakukan pemeriksaan untuk merencanakan asuhan yang
akan diberikan kepada bayi. Oleh karena bayi belum dapat berkomunikasi seperti
orang dewasa, kita menilai dari penampilan dan perilakunya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta
kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran.
Pemeriksaan fisik BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat
kelainan pada bayi. Pengkajian fisik pada bayi dilakukan dengan dua tahap. Tahap
pertama adalah pengkajian setelah bayi lahir. Tujuan pengkajian ini adalah
mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan
luar uterus, yaitu dengan melakukan penilaian APGAR. Penilaian ini meliputi
appearance (warna kulit), pulse (denyut jantung), grimace ( refleks atau respon
terhadap rangsang), activity ( tonus otot), dan respiratory effort ( usaha bernapas).
Tahap kedua adalah pengkajian keadaan fisik bayi baru lahir. Pengkajian ini
dilakukan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau tidak mengalami
penyimpangan. (Lyndon Syaputra, 2014)
Prosedur pemeriksaan fisik bayi baru lahir antara lain adalah sebagai
berikut.
3
a. Menginformasikan prosedur dan meminta persetujuan orang tua
b. Mencuci tangan dan mengeringkannya, jika perlu, gunakan sarung tangan.
c. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi
d. Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki).
e. Mengidentifikasi warna kulit dan aktivitas bayi
f. Mencatat miksi dan mekonium bayi
g. Mengukur lingkar kepala (KL), lingkar dad (LD), lingkar perut (LP),
lingkar lengan atas (LILA) dan panjang badan (PB); serta menimbang
berat badan bayi (BB).
h. Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orang tua.
i. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
1. Riwayat, meliputi:
a. Persalinan ( lamanya?spontan?)
b. Neonatal(mekonium? Trauma saat lahir?)
2. Keadaan umum:
a. Secara keseluruhan (perbandingan tubuh bayi secara proporsional/tidak)
b. Bagian kepala, badan dan ekstremitas (pemeriksaan ada/tidaknya kelainan)
c. Tonus otot dan tingkat aktivitas (gerakan bayi aktif/tidak)
d. Warna kulit dan bibir (kemerahan/kebiruan)
e. Tangis bayi (melengkung, merintih, normal)
3. Tanda-tanda vital
a. Periksa frekuensi napas dihitung selama satu menit penuh dengan
mengamati naik/turun perut bayi. Bayi dalam keadaan tenag, laju napas
normalnya 40-60 kali permenit.
b. Periksa frekuensi jantung dengan menggunakan stetoskop dan dihitung
selama satu menit. Laju jantung normal 120-160 denyut per menit.
c. Suhu tubuh bayi baru lahir normalnya 36,5-37,2 Cdiukur menggunakan
termometer.
4. Berat badan dan pengukuran panjang badan
4
a. Berat badan. Berat badan bayi baru lahir yang normal, yaitu berkisar
antara 2500-4000 gram. Diukur dengan keadaan tidak terbungkus, tetapi
dalam melakukan pemeriksaan berat badan bayi baru lahir tetap harus
dibungkus dan hasilnya dikurangkan dari berat bungkus bayi. Contoh:
5
melakukan penyinaran pada pupil bayi. Normlanya, jika disinari pupil akan
mengecil.
8. Hidung dan mulut. Yang pertama kita lihat apakah bayi dapat bernapas
dengan mudah melalui hidung atau ada hambatan, kemudian lakukan
pemeriksaan pada bibir dan langit-langit, refleks isap, dinilai dengan
mengamati pada saat bayi menyusu atau dengan cara menekan sedikit pipi
bayi untuk membuka mulut bayi kemudian masukkan jari tangan Anda untuk
merasakan isapan bayi. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti
labiopalatoskizis.
9. Leher. Periksa lehernya apakah pembengkakan dan benjolan. Pastikan untuk
melihat tiroid (gumpalan didepan tenggorok bengkak). Hal ini merupakan
masalah pada bayi baru lahir.
10. Dada. Pada daerah yang dipeiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi
napas, bunyi napas, bunyi jantung (dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan stetoskop)
11. Bahu, lengan dan tangan. Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi
apakah aktif atau tidak kemudian menghitung jumlah jari bayi.
12. Perut. Pada perut yang perlu dilakukan pemeriksaan, yaitu bentuk perut bayi,
lingkar perut, penonjolan sekitar tali pusat, kenudian saat bayi menangis,
perdarahan pada tali pusat, dinding perut lembek (pada saat bayi tidak
menangis) dan benjolan yang terdapat pada perut bayi.
13. Alat kelamin. Hal yang perlu diperhatikan:
a. Bayi laki-laki, normalnya ada dua testis dalam skrotum. Kemudian pada
ujung penis terdapat lubang.
b. Bayi perempuan, normalnya labia mayora menutupi labia minora, pada
vagina terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan mempunyai
klitoris.
14. Pinggul, tungkai dan kaki. Untuk memeriksa pinggul, pegang tungkai kaki
bayi. Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi luar, dengarkan atau rasakan
adakah bunyi Klik ketika anda menggerakkan kakinya. Jika mendengan
bunyi klik segera laporkan ke dokter anak untuk dilakukan pemeriksaan
6
lanjutan. Selanjutnya, lakukan gerakan dengan lembut setiap kaki naik dan
turun, kembali dengarkan dan rasakan suara klik ketika anda
menggerakkannya. Pada pemeriksaan pinggul dan kaki yang perlu diperiksa
adalah gerakan, bentuk simetris, dan panjang kedua kaki harus sama, serta
jumlah jari
15. Punggung dan anus. Pada bagian ini yang diperiksa adalah pembengkkan
ataupu ada cekungan pada punggung bayi dengan cara membalikkan badan
bayi dan melihat punggungnya, kemudian jari anda menuruni punggung bayi
untuk merasakan benjolan pada tulang punggungnya. Pada anus diperiksa
lubangnya apakah telah mengeluarkan mekonium/cairan.
16. Kulit. Pada kulit yang perlu diperhatikan verniks (cairan keputih-putihan,
keabu-abuan, kekuning-kuningan, berminyak, dan berlendir yang berfungsi
melindungi kulit bayi agar tidak tenggelam oleh air ketuban selama ia berada
di dalam rahim), warna, pembengkakan atau bercak hitam, dan tanda lahir.
parameter o 1 2
A: appearence pucat Badan merah Seluruh tubuh
(warna kulit) muda, kemerah-
ekstremitas biru merahan
P: pulse (denyut jantung) Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
G: grimace (reaksi Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
terhadap rangsangan) mimik
A: avtivity (tonus otot) lumpuh Sedikit fleksi Gerakan aktif
pada ekstremitas
R: respiration ( usaha Tidak ada Lemah/ tidak Tangisan yang
bernapas) teratur baik
7
2.2 Penampilan Dan Perilaku Bayi Baru Lahir
1. Kulit bayi.
Perhatikan dengan baik kulit bayi beberapa bayi memiliki beberapa bintik
dikulit mereka. Contohnya, bayi mungkin memiliki bintik besar dan gelap di
punggung bagian bawah atau pantat. Bayi lain mungkin memiliki bintik merah di
wajah. Bintik-bintik ini tidak berbahaya, namun bintik yang seperti bisul merah
kecil kemungkinan besar merupakan tanda infeksi.
Menurut Inter Mountain Care (2004), Skin color: Skin color in newborns
can vary greatlyfrom a pink and white or yellowish tone to the typical redness.
Even from one moment to the next, skin color can vary depending on the activity
level of the baby. Of course, family characteristics and racial factors will also
influence the color of your babys skin. At birth, the skin of the normal newborn is
reddish-purple in color and turns bright red when the baby cries. (During the first
few days of life, the skin gradually loses this redness.) In addition, the newborns
hands and feet may be cool and blue. By the third day, he may also appear
slightly yellow. This condition is called jaundice. It is common in newborns, and
only occasionally requires special treatment.
(Warna kulit: Warna kulit pada bayi baru lahir bisa sangat bervariasi - dari
warna pink dan warna putih atau kekuningan hingga kemerahan khas. Bahkan
saat-saat tertentu, warna kulit bisa bervariasi tergantung tingkat aktivitas bayinya.
Tentu saja karakteristik keluarga dan ras juga merupakan faktor yang
mempengaruhi warna kulit bayi. Saat lahir, kulit bayi normal yang baru lahir
berwarna merah- keunguan dan berubah menjadi merah terang saat bayi
8
menangis. (pada waktu beberapa hari kehidupan, warna kemerahan pada kulit
bayi akan hilang secara bertahap). Selain itu, tangan dan kaki bayi yang baru lahir
mungkin terasa dingin dan biru. Pada hari ketiga, ia mungkin juga tampak sedikit
kuning. Kondisi ini disebut penyakit kuning. Hal ini biasa terjadi pada bayi yang
baru lahir, dan hanya kadang-kadang membutuhkan perlakuan khusus)
Rash: Your infants tender and sensitive skin commonly reacts to his new
environment. Scattered, pinhead-sized, or somewhat larger papules (pimples)
surrounded by a mild red zone may appear in various areas of the body when
your baby is about 2 days old. These will disappear over time. The cause is
unknown, and the rash requires no treatment.
Warna kulit bayi masih kebiruan : jika tangan dan kaki bayi masih
berwarna kebiruan namun suhu tubuh bayi hangat, mungkin idak ada
masalah yang serius. Beberapa bayi bahkan masih memiliki tangan dan
kaki kebiruan satu atau dua hari setelah lahir. Bibir atau wajah bayi masih
terlihat biru satu jam setelah lahir, kemungkinan bayi mengalami masalah
dengan jantung atau paru-parunya, kemungkinan dia memerlukan oksigen.
Jika kulit bayi terlihat kekuningan kurang dari 24 jam setelah lahir bisa
jadi dia terkena penyakit kuning atau infeksi. Segera minta bantuan medis.
Kulit bayi terlihat pucat. Bayi terlihat pucat dan lemas kemungkinan bayi
mengalami anemia atau penyakit kesehatan lainnya. Segera minta bantuan
medis.
9
Kulit bayi sangat merah: bayi sangat merah mungkin tidak terjadi apa-apa.
Coba perhatikan dia selama satu minggu untuk mencari kemungkinan
penyakit kuning. Jika kulitnya mulai berubah menjadi kekuningan,
napasnya mulai cepat dan mengalami kesulitan saat menyusui segera
minta bantuan medis.
Kebanyakan bayi baru lahir akan mengalami ruam pada kulit dalam
minggu-minggu pertama. Ruam biasanya muncul di tempat kulit
bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai, dan punggung. Tetapi
juga bisa muncul di wajah. Ruam ini cenderung menghilang sendiri tanpa
pengobatan. Penggunaan lotion atau bedak, sabun wangi, air panas untuk
mandi dan celana plastik untuk bayi akan memperburuk keadaan ini,
terutama pada cuaca panas. Pengeringan dan pengelupasan kulit sering
terjadi beberapa hari, terutama di pergelangan tangan dan pergelangan
kaki.
Bayi yang sebetulnya normal akan tampak kuning pada hari kedua, yang
harus diperhatikan adalah kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam.
Bayi baru lahir memiliki beberapa benjolan keras dibawah kulitnya
(nekrosis lemak subkutaneus), dimana penekanan tulang merusak
beberapa jaringan lemak. Pada persalinan dengan pertolongan porsep,
benjolan tertentu sering ditemukan di kepala, pipi, dan leher. Benjolan bisa
pecah menembus kulit, mengeluarkan cairan kuning jernih, tetapi biasanya
akan segera sembuh.
3. Refleks
Refleks adalah suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan
tanpa disadari pada bayi normal, di bawah ini akan dijelaskan beberapa
penampilan dan perilaku bayi, baik secara spontan karena adanya rangsangan atau
bukan.
Tonik neek refleks, yaitu gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal,
bila di tengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya.
10
Rooting reflek, yaitu bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi
maka ia akan membuka mulutnya dan memringkan kepalanya ke arah
datangnya jari.
Grasping reflek, reflek yang timbul di luar kemauan? Kesadaran bayi.
Contoh : bila bayi di angkat atau di renggut secara kasar dari gendongan
kemudian seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat
tubuhnya pada orang yang mendekapnya.
Startle reflek, reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti
mengejang pada lengan dan tangan dan sering di ikuti dengan tangis.
Stapping reflek, reflek kaki secara spontan bila bayi diangkat tegak dan
kakinya satu per satu di sentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah
berjalan.
Refleks mencari puting (rooting), yaitu bayi menoleh ke arah sentuhan di
pipinya atau di dekat mulut, berusaha untuk menghisap.
Refleks menghisap (suckling), yaitu aerola puting susu tertekan gusi bayi,
lidah, dan langit-langit sehingga sinus latiferus tertekan dan mengeluarkan
ASI.
Refleks menelan (swallowing), dimana ASI di mulut bayi mendesak otot
di daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks menelan dan
mendorong ASI ke daerah lambung. (Rukiyah, dkk, 2013)
11
2.3 Rencana Asuhan Yang Diberikan Pada Bayi Usia 2-6 Hari.
Rencana asuhan pada bayi 2-6 hari setelah lahir harus di buat secara
menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau
sesuai keadaan bayi saat itu apakah dalam keadaan normal/ sehat atau mengalami
gangguan/ sakit. Pada bayi yang lahir dirumah sakit atau klinik bersalin, asuhan
pada bayi 2-6 hari ini juga di informasikan dan diajarkan kepada kedua orang tua
bayi, sehingga saat kemali ke rumah mereka sudah siap dan dapat
melaksanakannya sendiri. Secara umum asuhan yang diberikan pada bayi 2-6 hari
meliputi hal-hal sebagai beikut:
1. Minum
Salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh di konsumsi oleh
bayi baru lahir dan diberikan secara cepat/dini adalah air susu ibu (ASI), karena
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketshui mengandung zat
gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan bayi (on demand) atau
sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan bayi setiap 2-3
jam (paling sedikit 4 jam), berikan ASI dari salah satu payudara sampai payudara
benar-benar kosong, setelah kurang baru di ganti dengan payudara sebelahnya.
Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan. Selanjutnya
pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan penambahan
makanan lunak atau padat yang disebut MPASI (makanan pendamping ASI).
Banyak sekali keuntungan yang diperoleh dari ASI. Tidak saja dalam keuntungan
pertumbuhan dan perkembangan bayi, tapi juga hubungan asih sayang antara ibu
dan bayi memberikan dukungan yang sangat besar terhadap terjadinya proses
pembentukan emosi positif pada anak, dan berbagai keuntungan bagi ibu.
12
2. BAB
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu
pertama, dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan ke enam. Feses
transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) di
keluarkan sejak hari ketiga dan ke enam. Bayi baru lahir yang diberi makan lebih
awal akan lebih cepat mengeluarkan tinja dari pada mereka yang diberi makan
kemudian. Tinja dari bayi yang disusui ibunya berbeda dengan tinja yang di beri
susu botol. Tinja dari bayi yang di susui lebih lunak berwarna kuning emas dan
tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi. Adalah normal bagi bayi untuk defekasi
setelah diberi makan atau defekasi 1x setiap 3 sampai 4 hari. Walaupun demikian
konsistensi tinja tetap lunak dan tidak berbentuk. Tinja dari bayi yang minum dari
botol susu berbentuk, namun tetap lunak, berwarna kuning pucat dan memiliki
bau yang khas. Tinja ini cenderung mengiritasi kulit bayi.
Tinja ini akan berkurang pada minggu ke dua dari 5 atau 6 , defekasi pada
minggu kedua kehidupannya. Dengan tambahan makanan padat tinja bayi akan
menyerupai tinja orang dewasa. Bayi biasanya dalam 3 hari pertama BAB, tinja
masih dalam bentuk mekonium dan normalnya bayi BAB paling tidak 1X sehari.
Setiap kali bayi BAB bersihkan bokong bayi agar tidak lecet dan
mengganggu kenyamanan bayi, karena jika daerah bokong lembab dan kotor
mudah mengalami lecet sehingga nantinya bayi akan rewel. Untuk membersihkan
daerah bokong, sebaiknya memakai air bersih hangat dan sabun, kemudian segera
keringkan dengan handuk secara lembut, ibu, keluarga atau bidan menolong bayi
setelah BAB segera cuci tangan di atas air mengalir dengan sabun.
3. BAK
13
Berkemih 6-10 x dengan warna urin pucat menunjukkan masukan cairan
yang cukup atau berkemih > 8 x pertanda ASI cukup. Umunya bayi cukup bulan
mengeluarkan urine sebanyak 15-16 ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi agar tetap
bersih, hangat, dan kering, maka setelah BAK harus di ganti popoknya. (Rukiyah,
2013)
4. Istirahat
(Sebagian besar -tapi tidak semua-bayi yang baru lahir tidur nyenyak.
Beberapa bayi tidur sebanyak 18-20 jam sehari, sementara yang lain mungkin
tidur hanya 8 jam sehari. Beberapa bayi lebih aktif dan waspada, sementara yang
lainnya lebih rewel dan menuntut - atau lebih tenang dan diam).
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.
Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur 16 jam sehari. Pada umunya bayi
mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Sediakan selimut dan ruangan yang
hangat pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin (Rukiyah, 2013).
Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia
bayi. Pola ini dapat terlihat pada tabel berikut ini:
5. Kebersihan
14
Kulit dari bayi baru lahir secara struktur dasar hampir sama dengan kulit
orang dewas. Kulit bayi biasanya tipis, lembut dan sangat mudah terjadi trauma
baik akibat peregangan, tekanan atau bahan-bahan dengan pH yang berbeda.
Kulit fetus dalam uterus di tutupi oleh verniks kaseosa yang merupakan
hasil komposisi material lemak, berwarna putih/kuning serta terbentuk karena
sekresi kelenjar sebasea dan penumpukan sel mati.
Prinsip memandikan bayi adalah cepat dan hati-hati, lembut pada saat
memandikan usahakan memandikan bagian-bagian tubuh tidak langsung
sekaligus:
1. Bagian kepala: lap muka bayi dengan waslap lembut, tidak usah pakai sabun,
kemudian lap dengan handuk lalu basahi kepala bayi dengan air kemudian
pakaikan sampo kalau rambut kotor, kemudian di bilas lalu keringkan dengan
handuk.
2. Bagian tubuh: buka pembungkus bayi, pakaian dan popok, kalau bayi BAB,
bersihkan terlebih dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan cepat dan lembut
memakai waslap yang telah di beri air dan sabun mulai dari leher, dada,
perut, punggung, kaki dengan cepat, kemudian angkat tubuh bayi dan
celupkan ke bak mandi yang telah di isi dengan air hangat 37 derajat
celcius.
3. Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaikan minyak
keringkan dengan handuk, pakaikan minyak telon pada dad, perut, dan
15
punggung jangan pakaikan bedak, lalu pakaikan baju, kemudian bayi
dibungkus agar hangat dan dekapkan pada tubuh ibu.
6. Keamanan
All children are born with a natural curiosity about the environment
around them They explore this environment by putting everything into their
mouths. As they begin to crawl, walk, and climb, this curiosity increases and so
does the risk for poisoning. Many poisonings occur while a parent is using a
productsuch as a cleaning solution or paint. The child may start to play with the
cleaning bucket or paint cat. (IMC,2004)
(Semua anak-anak lahir dengan rasa ingin tahu yang alami tentang
lingkungan sekitar mereka. Mereka menjelajahi lingkungan dengan memasukkan
semuanya ke dalam mulut. Saat mereka mulai merangkak, berjalan, dan mendaki,
keingintahuan ini meningkat, dengan begitu resiko keracunan sering terjadi saat
orang tua menggunakan produk- seperti larutan pembersih atau cat. Anak
mungkin mulai bermain dengan ember pembersih atau kaleng cat)
16
lahir; Para ibu membuang kolostrum dan mulai tidak menyusui sampai hari ketiga
pascapersalinan).
The figures below show the danger signs of the newborn. CHT
Members should immediately refer the baby to the health facility if they identify
any of the following danger signs. (Angka di bawah menunjukkan tanda bahaya
bayi baru lahir. Anggota CHT harus segera merujuk bayi ke fasilitas kesehatan
jika mereka mengidentifikasi tanda bahaya berikut):
Feeding less or not feeding at all
Not able to suck at the breast when the mother tries to put the baby to the
breast several times over a few
The baby was feeding well after bith but has stopped feeding well now.
Convulsion
Ledakan
17
Temperature is below 35.5 Celsius
Local Infection
Infeksi Lokal
The baby only moves when stimulated, or doesnt move at all with
stimulation
Bayi hanya bergerak saat dirangsang, atau tidak bergerak sama sekali
dengan rangsangan
18
"bernafas cepat": Tingkat pernapasan adalah 60 per menit atau lebih.
"bernafas dalam ": dinding dada bagian bawah masuk Saat anak bernafas
dalam dan dada bagian atas dan perut bergerak keluar.
Yellow Skin
The baby shows yellow skin on face within 24 hours after delivery
The baby develops yellow palms and soles (more than 24 hours old).
Kulit Kuning
Jika menemukan kondisi ini harus segera dilakukan pertolongan dan orang
tua harus mengetahuinya seperti:
19
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta
kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran.
Pemeriksaan fisik BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat
kelainan pada bayi. Pengkajian fisik pada bayi dilakukan dengan dua tahap. Tahap
pertama adalah pengkajian setelah bayi lahir. Tujuan pengkajian ini adalah
mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan
luar uterus, yaitu dengan melakukan penilaian APGAR. Penilaian ini meliputi
appearance (warna kulit), pulse (denyut jantung), grimace ( refleks atau respon
terhadap rangsang), activity ( tonus otot), dan respiratory effort ( usaha bernapas).
Tahap kedua adalah pengkajian keadaan fisik bayi baru lahir. Pengkajian ini
dilakukan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau tidak mngalami
penyimpangan.
Rencana asuhan pada bayi 2-6 hari setelah lahir harus di buat secara
menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau
sesuai keadaan bayi saat itu apakah dalam keadaan normal/ sehat atau mengalami
gangguan/ sakit. Pada bayi yang lahir dirumah sakit atau klinik bersalin, asuhan
pada bayi 2-6 hari ini juga di informasikan dan diajarkan kepada kedua orang tua
bayi, sehingga saat kemali ke rumah mereka sudah siap dan dapat
melaksanakannya sendiri.
20
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan dan materi . oleh sebab itu, sebagai pembaca yang bijak penulis harap
untuk memberi saran dan kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat khususnya tenaga kesehatan agar lebih hati-hati
dalam bekerja.
21
DAFTAR PUSTAKA.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2013. Asuhan neonatus, bayi dan anak
balita. Jakarta: Trans Info Media.
Wahyuni, Sari. 2012. Asuhan neonatus, bayi dan balita penuntun belajar praktik
klinik. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC.
http://www.conursing.uobaghdad.edu.iq/uploads/others/conursing/leacture/ali/the
%20newborn%20baby.pdf
http://www.babyyourbaby.org/pdfs/newborncare.pdf
https://www.jica.go.jp/project/english/philippines/004/materials/c8h0vm000048sg
96-att/materials_10_05.pdf
22