Anda di halaman 1dari 71

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN HIV-AIDS

Oleh : Ns Endang Sri P Ningsih,M.Kep.SpMB


Divisi Keperawatan Medikal bedah Jurusan Keperawatan Poltekkes Banjarmasin
HIV=Human Immunodeficiency Virus

virus yang menyerang sel darah putih manusia dan


menyebabkan menurunnya kekebalan/ daya tahan tubuh,
sehingga mudah terserang infeksi/penyakit.
Apa itu HIV?
Virus yang
Human merusak
kekebalan
Immunodeficiency manusia
Virus
Seperti semua virus, HIV harus masuk sel
lain untuk replikasi

HIV adalah retrovirus dan bahan


genetiknya, RNA, harus diterjemahkan
menjadi DNA saat replikasi
HIV & sistem kekebalan tubuh
 HIV memakai sel CD4 untuk
replikasi

 Sel CD4 adalah sel darah putih


yang membawa reseptor CD4
pada permukaannya
Sel CD4 diserang HIV

 Reseptor CD4 dipakai oleh HIV


untuk mengikat pada sel (seperti
kunci dan anak kunci)
Pabrik HIV

 Waktu mengikatkan diri


pada sel CD4, HIV
membuat sel tersebut
menjadi ‘pabrik’ HIV
 Miliaran virus dibuat, dan
akhirnya sel CD4-nya
dibunuh ada 10 milyar SEL CD4
sehari.
 Virus baru terus
menularkan sel CD4 yang
lain, dan replikasi lagi
Peperangan yang gagal…
 Jumlah CD4 yang normal
adalah di antara 600 – 1500
 Setiap hari, sel CD4 yang
baru dibuat. Namun, dengan
infeksi HIV, setiap hari HIV
memakai sel CD4 untuk
replikasi
 Lambat laun, sel CD4
menemukan kegagalan dalam
perjuangannya…
Target Seluler Infeksi HIV
Target Utama :
 CD4+ Limfosit T.
 Monosit dan macrophag.
Virus pindahkan RNA kedalam sel manusia
:
 Integrasi kedalam materi genetik.
 Replikasi.
Menghasilkan antibodi
PRINSIP PENULARAN HIV

Dikenal dengan ESSE :


 EXIT: keluar.
 SUFFICIENT: cukup

 SURVIVE: virusnya hidup

 ENTER: masuk.

HIV keluar dari tubuh dalam jumlah cukup


dan dalam keadaan hidup masuk ke dalam
tubuh lain.
Diagnosis HIV

Infeksi HIV didiagnosis dengan cara


mendeteksi antibodi melawan infeksi pada
darah pasien HIV.
Ada 3 tipe tes antibodi HIV :
ELISA;
Western Blot;
Rapid HIV tests.
Skema Tes Cepat Serial HIV
Tes pertama/uji saring
Hasil Tes Negatif
:Sensitivitas tinggi
 Maka hasilnya negatif
 Konseling pasca-tes memasukkan isu
masa jendela dan ulang tes 12
Hasil Positif minggu/3 bulan lagi

Tes kedua/konfirmasi : Spesivitas


Hasil tes Positif
tinggi, gunakan metodologi yg
 Maka hasilnya positif
berbeda dari tes pertama

Hasil Negatif
Hasil tes Positif
 Maka hasilnya positif
Tes ketiga/konfirmasi utk hasil
tes diskordan :
atau sampel dikirim ke Hasil tes Negatif
laboratorium rujukan  Maka hasilnya Negatif
? result
Positive
ELISA PLATE

Controls
Negative
Mengapa Odha masih tampak sehat…….
Karena perjalanan penyakit HIV dalam tubuh seseorang
tergolong unik, memiliki masa inkubasi yang sangat panjang

STADIUM 1 STADIUM 2 STADIUM 3 STADIUM 4

Window HIV+ dengan


AIDS
period gejala
HIV +
penyakit CD4 < 200
1 – 3, bahkan Asimptomatik
6 bulan 5 – 10 tahun > 1 bulan 1 – 2 th.
Penyakit HIV Stadium 1
Biasanya tanpa gejala (dapat limfadenopati generalisata
yang persisten—PGL)
Mampu melawan infeksi dengan baik
Pelan-pelan, jumlah CD4 semakin rendah
Kehidupan sehari-hari tampak normal

Penanganan
 Pola hidup yang positif dan sehat (olahraga 20 menit setiap
hari, makan teratur)
 Pemeriksaan dokter berkala, skrining IMS, tes Pap,
vaksinasi, seks lebih aman
Penyakit HIV Stadium 2
Infeksi ringan lebih sering daripada biasa: ruam, infeksi kulit,
seriawan, demam, herpes zoster, infeksi saluran pernapasan atas
yang kambuhan
Umumnya kehilangan berat badan di bawah 10 persen
Dapat meneruskan kehidupan sehari-hari seperti biasa

Penanganan
 Sama seperti Stadium I (pola hidup yang positif dan sehat,
pemeriksaan, skrining, seks lebih aman, vaksinasi)
 Pengobatan dini untuk infeksi
 Pertimbangkan profilaksis (kotrimoksazol)
Penyakit HIV Stadium 3
Infeksi oportunistik (IO) yang lebih parah, mis. pneumonia,
meningitis, kandidiasis mulut
Diare kronis, demam terus-menerus, TB paru
Kehilangan berat badan lebih dari 10 persen
Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari
Penanganan
 Sama seperti Stadium I (pola hidup yang positif dan sehat,
pemeriksaan, skrining, seks lebih aman, vaksinasi)
 Terapi antiretroviral (ART)
 Pengobatan dini untuk infeksi
 Profilaksis (kotrimoksazol)
Penyakit HIV Stadium 4
IO yang lebih parah, mis. PCP, diare parah, limfoma, TB luar
paru, tokso, CMV, meningitis kriptokokkus, sarkoma Kaposi,
ensefalopati HIV, kandidiasis saluran makan
Kehilangan berat badan parah/wasting
Sering sakit parah, terbaring pada tempat tidur

Penanganan
 Mengobati IO
 ART
 Perawatan rumah sakit atau di rumah
 Profilaksis (kotrimoksazol)
Apakah AIDS?

A - Acquired Ditularkan dari orang ke orang.

Merusak sistem kekebalan


manusia. Kekebalan adalah
I - Immune bagian tubuh untuk
mempertahankan diri dengan
melawan infeksi seperti bakteri
atau virus.sistem kekebalan
Membuat
D - Deficiency
merugi.

Orang dengan AIDS mengalami


berbagai infeksi opportunistik
S - Syndrome dan penyakit lainnya.
Penularan HIV

Hubungan Seksual .
Darah ,produk darah, jaringan dan organ
 Transfusi, transplantasi.
 Penggunaan ulang jarum
suntik,semprit, alat medik dan
instrumen tusuk lainnya medikal!

Ibu-ke-anak
HIV dapat ditularkan melalui…

Hubungan seksual
yang tidak aman
HIV dapat ditularkan melalui darah

Penggunaan
jarum bersama

Holmes
pada IDU
Transfusi darah
tanpa skrining
BBC News online

Alat/jarum suntik digunakan berulang


atau bersama (tato, tindik, pisau
cukur)
HIV dapat ditularkan dari ibu ke bayinya…

…selama kehamilan, persalinan,dan melewati ASI


Kewaspadaan Universal

Jarum
suntik/alat
kesehatan yang
tidak steril
HIV terdapat di
Darah
Cairan mani
Cairan vagina
Air susu ibu
Perilaku Risiko Tinggi
Penularan HIV
Perilaku Seksual :
 Tak konsisten menggunakan kondom.
 Banyak pasangan seksual.
 Sering jajan seks.
Perilaku penggunaan napza :
 Tukar-menukar peralatan suntik (IDU).
 Pembersihan jarum tak semestinya
Penilaian Resiko ESSE
(Exit, Survive,Sufficient, Enter )
Aktivitas tak menularkan
HIV :
Sentuhan tubuh (makan bersama, bersalaman,
berpelukan, cium pipi, batuk, bersin,
menggunakan telpon umum, mengunjungi RS)
Feses, urin, air liur, keringat, airmata .
Donor darah
Penggunan toilet umum
Gigitan serangga (nyamuk)
Kolam renang
HIV tidak menular melalui…

berpelukan

berciuman
HIV tidak menular melalui…

bersalaman Batuk/udara

Gigitan nyamuk/serangga
HIV tidak menular melalui
penggunaan bersama …
Pencegahan HIV
Sasaran intervensi:
 Program kondom 100% pada PSK dan
pelanggannya.
 Program pencegahan dampak buruk
(Harm reduction) pada IDU.
Tatalaksana STI (sexsual Transmission
Infection)
Pencegahan penularan ibu-anak (PMTCT=
prevention of Mother-to-child transmission).
Pastikan semua donor darah aman.
Konseling sukarela dan tes (Voluntary
counselling and testing=VCT).
Pencegahan penularan dari ibu
ke bayi
Selama kehamilan Sesudah melahirkan
Saat persalinan

Operasi caesar
Antiretrovirus Persalinan aman Susu formula
antiretrovirus Antiretrovirus utk bayi
Efektivitas Penularan
Risiko Penularan
• Hubungan seksual tak aman 1/100-
1/1000
• Tusukan jarum /perlukaan 3/1000
• Percikan cairan tubuh pada mukosa
9/10.000
• Transfusi darah 900/1000
Prinsip Pengobatan •••••

Anti
retrovirus

Pengobatan
infeksi oportunistik

Pengobatan dasar
KETERBATASAN ARV

1. TIDAK MENYEMBUHKAN
2. OBAT DIMINUM SEUMUR HIDUPEFEKTIF
SEBAGIAN BESAR TETAPI TDK SEMUA ORG
3. DIBUTUHKAN KEPATUHAN SANGAT TINGGI
4. LAYANAN BERMUTU DAN TERJANGKAU
DIBUTUHKAN DAN PERKU KONSELING
5. EFEK SAMPING DPT MENGURANGI KUALITAS
HIDUP
6. INFEKSI OPPORTUNISTIK DPT TETAP TERJADI
7. BIAYA MASIH MAHAL
SITUASI KASUS HIV/AIDS

INDONESIA : Pertama kali ditemukan 1987.


Menurut data Kemenkes, sejak tahun 2005 sampai September
2015, terdapat kasus HIV sebanyak 184.929 yang didapat dari
laporan layanan konseling dan tes HIV. Jumlah kasus HIV tertinggi
yaitu di DKI Jakarta (38.464 kasus), diikuti Jawa Timur
(24.104kasus), Papua (20.147 kasus), Jawa Barat (17.075 kasus)
dan Jawa Tengah (12.267 kasus).HIV telah menyebar diseluruh
Propinsi
Sampai September 2015, kasus AIDS tersebar di 381 (77 persen)
dari 498 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia.
Cara Penularan terbanyak di : IDU dan Heteroseksual
KECENDRUNGAN HIV/AIDS

 TANPA UPAYA PENCEGAHAN HIV AKAN


TERUS MENINGKAT
 DENGAN UPAYA APAPUN KASUS AIDS
AKAN SEMAKIN MENINGKAT

 KASUS AIDS MUNCUL KEPERMUKAAN


KARENA PELAYANAN & AKSES
MENINGKAT
Asuhan Keperawatan
Menggunakan pendekatan proses
keperawatan
 Pengkajian
 Analisa/diagnosa Keperawatan
 Intervensi
 Implementasi
 Evaluasi
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
HIV/AIDS
Pengkajian
Pasien datang meminta pertolongan
kesehatan untuk pertama kalinya biasanya
bukan karena terdeteksi HIV
Melainkan karena menderita penyakit yang
umumnya dialami oleh pasien lainnya,
terutama penyakit-penyakit Infeksi
Umumnya karena Infeksi Oportunistik
Infeksi oportunistik
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh
organisme yang tidak menimbulkan
penyakit pada orang yang memiliki sistem
kekebalan tubuh normal
Contoh: TB, Pneumonia, Infeksi Jamur
Berulang, Diare kronik, demam tanpa sebab
yang jelas, meningitis, kanker, dll
Penderita HIV-AIDS
Prilaku seks tidak aman /bergantian
pasangan
Pemakai obat-obatan iv (Narkoba)
Menerima Tranfusi darah yg terinfeksi
Pasangan dari orang yg terinfeksi
Anak yang lahir dari ibu yg terinfeksi
PENGKAJIAN

Manifestasi klinis
Tergantung pada organ/jaringan tubuh yang
terkena dan infeksi oportunistik atau kanker
spesifik

Pengkajian sama dengan


asuhan keperawatan pasien lainnya
Manifestasi Dermatologik :
 Lesi-lesi kulit :
 Nyeri
 Gatal-gatal
 Rasa terbakar
 Infeksi sekunder dan sepsis
 Perubahan citra diri
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Apabila pasien mengetahui DX Penyakitnya
 Stress kehilangan, cemas,depresi, takut,
menarik diri
 Gangguan body image
 Mengingkari diagnosa ( denial )
 Tidak kooperatif
 Gangguan seksual
Data Demografi

Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis


kelamin, ras, status perkawinan, alamat,
pekerjaan, status imigrasi, perilaku
beresiko

Nama anggota keluarga atau orang yang


dapat dihubungi
Riwayat sosial:

 Orientasi sexual: pria, wanita, MSM (gay),


 Aktifitas sexual tak aman: berganti-ganti
pasangan, tanpa pengaman
 IDU (needle tract)

 Riwayat pekerjaan

 Riwayat traveling

 Homeless, gangguan mental

 Bantuan dari badan/lembaga sosial AIDS


Riwayat kesehatan terdahulu
Riwayat Penyakit Terdahulu
 Cara terinfeksi HIV, TBC, Hepatitis A, B, C,
sering mengalami infeksi virus dan jamur,
hemofilia, riwayat transfusi (sebelum th 85),
transplantasi, STD,
Review semua sistem yang mungkin
terganggu oleh HIV
Pola Kesehatan
Persepsi tentang kesehatan, penanganan
kesehatan: persepsi terhadap penyakit,
penggunaan alkohol dan obat-obatan

Nutrisi/metabolisme: kehilangan BB, anorexia,


mual, muntah, lesi pada mulut, ulser pada rongga
mulut, sulit menelan, kram abdomen
Eliminasi: diare persisten (IO), nyeri saat
bak
Aktifitas dan olah raga: kelelahan
kronik,kelemahan otot, kesulitan berjalan,
batuk, sesak nafas, kemampuan
melakukan ADL (tingkat1-3)
Tidur dan istirahat: insomnia
Gangguan kognitif dan persepsi: sakit
kepala, nyeri dada, kehilangan memori,
demensia, parestesis
Kebutuhan klinis pasien:
 Obat-obatan: alergi, riwayat pengobatan sekarang,
cara memperoleh ARV.
 Nutrisi: membutuhkan oral/enteral/parenteral
 Terapi rehabilitasi: fisioterapi, terapi wicara
 Perawatan khusus: apakah membutuhkan perawatan
khusus karena mengalami mis. Dekubitus,
inkontensia, oksigen atau suction
 Alat bantu: walker, cructh,kursi roda, handled
shower, seat bath, urinal dll
 Suplai barang-barang habis pakai: pampers, diapers,
kasa, infus, kateter dan tube feeding
 Follow up medis: dokter/laboratorium
Pemeriksaan fisik
Respirasi
 Sesak nafas (dispnu, takipnu)
 Batuk produktif dan batukk non produktif
dengan SaO2 < 80% (PCP)
 Retraksi interkostalis
Gastrointestinal:
 lesi pada mulut  Kapossi sarkoma
 Candida mulut  plag putih yang melapisi rongga
mulut dan lidah  kandidiasis
 Lesi putih pada lidah (hairy leukoplakia)
 Ginggivitis
 Muntah
 Diare
 Inkontinen alvi
 Hepatosplenomegali

Muskuloskeletal:
 Muscle wasting
Neurologis:
 ataxia, tremor, sakit kepala (toxoplasmosis), kurang
kordinasi (ADC), kehilangan sensori, apasia,
kehilangan konsentrasi (ADC), kehilangan memori
(ADC=AIDS Dementia Complex), apatis, depresi,
penurunan kesadaran, kejang (Toxoplasmosis),
paralysis, koma

• Reproduksi: adanya lesi atau keluaran dari genital


(herpes simpleks)
Kebutuhan Spritual:
 Agama
 Partisipasi pasien dalam kegiatan keagamaan

 Pentingnya agama bagi pasien

Kondisi keuangan:
 Kemampuan pasien melanjutkan
pekerjaannya
 Pengeluaran dan pemasukan setiap bulan

 Asuransi kesehatan yang dimiliki


Data sosial:
 Kepemilikan rumah/panti/asrama/kost
 Fasilitas di rumah: listrik, air bersih

Pengkajian masyarakat:
 Keamanan memadai
 Fasilitas kesehatan terdekat: rumah sakit,
klinik, puskesmas, apotek
 Transportasi; menggunakan kendaraan sendiri
atau umum. Apakah memungkinkan bagi
pasien menggunakan kendaraan umum
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan ELISA  menunjukan adanya antibodi
terhadap HIV HIV + atau HIV –

Interpretasi hasil:
- HIV +, berarti orang tersebut memiliki antibodi
terhadap HIV. Orang ini disebut seorang dengan HIV+.
Orang tersebut terinfeksi HIV.

- HIV -, berarti:
- Periode jendela/’window period’ (3-6 bulan setelah terinfeksi).
Seseorang yang mengalami pemanjangan proses infeksi yang
mengganggu sistem imun.
- Orang tersebut tidak terinfeksi HIV.
Jika hasil ELISA +  harus dikonfirmasi
dengan pemeriksaan Western Blot.
Hasil pemeriksaan ELISA:
 Positif palsu
 Negatif palsu
ELISA sebaiknya dilakukan pada mereka:
 Beresiko tinggi (IDU, WTS dan pelanggannya, PTS dan
pelanggannya, MSM)
 Riwayat transfusi sebelum th 85
 Tidak sembuh dari gejala batuk-batuk, demam, atau diare
 Mengalami penurunan BB tanpa sebab yang jelas
 Orang yang khawatir telah terpapar HIV.
Persyaratan tes HIV
Sukarela
Informed concern
Dilakukan konseling sebelum dan sesudah
tes.
Hasil tes dirahasiakan
Western Blot menunjukan adanya komponen protein tertentu
dari antibodi, spt. Gp120, gp41, dan p24

Complete Blood Count (CBC)/test darah lengkap (Hb, SDP,


Trombosit, Hematokrit, MCV, )

Jumlah CD4+ (Normal CD4 600-1.200 sel/mm3)


 (hanya menggambarkan jumlah dan tidak menggambarkan fungsinya)

Viral Load
Hepatitis B, C
Herpes Simpleks
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d
immunodefisiensi,malnutrisi, pertahanan
primer tak efektif (kulit rusak,
traumatik)
2. Resiko terhadap kerusakan pertukaran
gas b/d melemahnya otot pernafasan,
penurunan energi, sekresi alveolar
3. Resiko defisit volume cairan b/d diarhe,
disphagia, muntah, minum kurang
4. Nutrisi kurang b/d intake peroral kurang, mual/
muntah, kurang kemampuan
menelan/mengunyah, gangguan intestinal
5. Kurang pengetahuan mengenai penyakit dan
kebutuhan pengobatan b/d kesalahan
interpestasi, keterbatasan kognitif
6. Perubahan proses pikir b/d hipoksemia, infeksi
SSP
7. Ansietas, ketakutan b/d ancaman kematian,
perubahan konsep diri, perubahan peran, status
sosioekonomi
PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mencegah/memperkecil infeksi
2. Mempertahankan homeostasis
3. Mengusahakan kenyamanan
4. Memberikan penyesuaian psikososial
5. Memberikan informasi mengenai proses
penyakit/prognosis dan kebutuhan
perawatan
TUJUAN PEMULANGAN
1. Infeksi dapat dicegah
2. Komplikasi dapat dihindari/dikurangi
3. Rasa sakit/tidak nyaman dikurangi
4. Pasien dapat realistis dalam menghadapi
situasi
5. Diagnosis, prognosis dan pengobatan
dapat dipahami
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN AIDS
DX Tujuan/ Intervensi Rasional
#1 kriteria
Pasien akan 1. Tekankan tehnik mencuci 1. Mengurangi resiko
terbebas dari tangan yg benar oleh semua kontaminasi silang
infeksi pemberi perawatan 2. Mengurangi patogen
nosokomial 2. Berikan lingkungan yg bersih 3. Mengurangi infeksi
3. Batasi pengunjung nosokomial
4. Pantau tanda-tanda infeksi 4. Identifikasi awal infeksi
5. Bantu pasien & keluarga 5. Meningkatkan kerjasama
belajar tentang pencegahan mencegah infeksi silang
infeksi 6. Mencegah perpindahan
6. Perhatikan tehnik septik & anti kuman infeksi
septik dalam merawat pasien 7. Menilai perubahan &
7. Kaji sistem immunolgik; menentukan terapi
pantau studi laboratorium 8. Menghambat proses
8. Kolaborasi : beri antibiotik, anti infeksi
jamur,antimikroba
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN AIDS
DX Tujuan/ Intervensi Rasional
#2 kriteria
Mempertahank 1. Pantau tanda-tanda 1. Menunjukkan kesulitan
an oksigenasi perlemahan respiratori; pernapasan dan
yg mencukupi takipnea, sianosis, keletihan membutuhkan intervensi
2. Auskultasi bunyi nafas, segera
tandai daerah paru yg 2. Memperkirakan
mengalami penurunan perkembangan komplikasi
ventilasi infeksi
3. Atur posisi yg nyaman; 3. Meningkatkan fungsi
fowler pernafasan optimal
4. Berikan oksigen tambahan 4. Memperbaiki krisis
5. Lakukan fisioterapi dada pernapasan
6. Kolaborasi 5. Meningkatkan bersihan jalan
pemeriksaan;AGD, Ro napas
Thorax, Saturasi O2 6. Menunjukkan status
7. Kolaborasi bronkodolator, pernapasan
ekspektoran, atau depresan 7. Meningkatkan/pertahankan
batuk jalan nafas
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN AIDS
DX Tujuan/ Intervensi Rasional
#3 kriteria
Mempertahank 1. Kaji faktor resiko ;demam, 1. Identifikasi penyebab
an diare, disphagia 2. Indikator kehilangan,status
keseimbangan 2. Kaji BB, intake & output keseimbangan cairan
cairan dan 3. Kaji perubahan tanda-tanda 3. Indikator volume cairan
elektrolit vital; hipotensi, takikardia, sirkulasi
demam 4. Mempertahankan
4. Tingkatkan intake peroral keseimbangan cairan
5. Kolaborasi pemberian 5. Mendukung volume sirkulasi
cairan perparenteral/NGT jika intake oral tak adekuat
6. Pantau lab; Hb/Ht, 6. Mengevaluasi kebutuhan
elektrolit, BUN/Creat cairan,elektrolit & fungsi
7. Berikan medikasi sesuai ginjal
order; antipiretik, antidiare,
anti emetik
RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN AIDS
DX Tujuan/ Intervensi Rasional
#4 kriteria
Mempertahank 1. Kaji kemampuan mengunyah, 1. Disfagia dapat menurunkan
an berat badan menelan keinginan untuk makan
& tidak ada 2. Auskultasi bising usus 2. Mempengaruhi pilihan
tanda 3. Timbang berat badan diet/cara makan
malnutrisi 3. Indikator kebutuhan nutrisi
4. Berikan perawatan mulut
5. Berikan makanan yang 4. Meningkatkan nafsu
disukai,Rencanakan diet makan
bersama pasien/orang 5. Meningkatkan masukan
terdekatnya nutrisi peroral
6. Kaji efek obat yg 6. Meningkatkan masukan
menimbulkan hilang nafsu makanan
makan & batasi makanan yg 7. Memberikan diit tepat
menimbulkan mual sesuai kebutuhan
7. Kolaborasi : ahli gizi

Anda mungkin juga menyukai