25 Oktober 2018
HIV - AIDS
HIV
H : Human (Manusia) A : Acquired (Didapat /
I : Immunodeficiency Ditularkan oleh orang lain)
(turunnya sistem I : Immune (Kekebalan tubuh)
kekebalan tubuh, D : Deficiency (Penurunan /
sehingga tubuh gagal Kekurangan)
melawan infeksi) S : Syndrome (Kumpulan
V : Virus Gejala)
Virus yang hanya Kumpulan gejala (infeksi
terdapat di dalam tubuh opotunistik) yang
manusia dan menyebab disebabkan oleh
kan turunnya kekebalan penurunan kekebalan
tubuh tubuh gagal tubuh, akibat tertular virus
melawan infeksi HIV dari orang lain
15
HIV
• menyerang sistim kekebalan tubuh (sel darah
putih / limfosit) sehingga kekebalan tubuh
menurun
• memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri
dalam tubuh manusia
darah
cairan sperma
cairan vagina
19
Penularan HIV (2/2)
20
HIV TIDAK Ditularkan…
21
HIV Dapat Dicegah…
• Berperilaku seks yang aman
• Program pencegahan
penularan HIV dari ibu ke anak
• Kewaspadaan Standar
(pada tenaga kesehatan
22
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:
Tertular
VIRUS
Periode HIV +
Jendela
-ORANG TAMPAK SEHAT
-TIDAK ADA GEJALA AIDS
AIDS
-AKTIVITAS MASIH NORMAL
Tes masih
Orang HIV (-) Virus
bersih, Hsudah
belum berada
I V tertular
(+) dalam
DAN S Edarah,
T E /Rbisa
penyakit U Smenularkan
virus belum
N P kepada
Y A adaO dlm
SIT orang
I P .lain
darahnya ..
3 – 10 minggu 1 - 2 TAHUN
5 - 10 TAHUN
Yayasan Pelayanan
Anak dan Keluarga
TB – HIV -ARV
TB HIV
OAT ARV
Tujuan terapi antiretroviral
AIDS
Menghambat terjadinya AIDS
a Pengobatan TB harus dimulai lebih dahulu, kemudian obat ARV diberikan dalam 2-8 minggu sejak mulai obat TB,
tanpa menghentikan terapi TB. Pada ODHA dengan CD4 kurang dari 50 sel/mm3, ARV harus dimulai dalam 2
minggu setelah mulai pengobatan TB. Untuk ODHA dengan meningitis kriptokokus, ARV dimulai setelah 5 minggu
pengobatan kriptokokus.
b Dengan memperhatikan kepatuhan
TB - HIV
Infeksi oportunistik terbanyak
Penyebab kematian terbesar
Pengobatan relatif kompleks karena banyak obat dan
interaksi obat
Perlu skrining TB pada setiap pasien HIV
Penawaran Tes HIV
pada seluruh pasien TB
tanpa memandang faktor
risiko HIV (Pasal 22, 23,
24: Pemeriksaan
Diagnosis HIV)
Pemberian ARV pada
pasien ko-infeksi TB-HIV
tanpa melihat nilai CD4
(Pasal 34 : Pengobatan
dan Perawatan)
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Masalah terapi:
• Adherence / jumlah pil banyak
• Efek toksisitas yang tumpang tindih
– mual, muntah, ruam kulit, hepatitis, anemi
• Interaksi obat
– Rifampisin merupakan enzyme inducer yang kuat
• ‘Paradoxical worsening’ TB
– Reaksi Immune reconstitution
– Lebih sering jika ART dimulai lebih dini pada terapi
TB
– Jika mungkin tunda ART sampai fase intensif
selesai
KESIMPULAN
• Program penanggulangan Tuberkulosis mempunyai tantangan yang
cukup besar sehubungan angka prevalensi HIV yang semakin
meningkat dan berperan dalam kontribusi meningkatan infeksi TB.
• Kolaborasi TB-HIV sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan
dalam penanggulangan TB-HIV.
• Diagnosis dini TB pada pasien HIV dan diagnosis dini HIV pada
pasien TB perlu ditingkatkan untuk mempercepat pemberian terapi
dan meningkatkan keberhasilan pengobatan.
• Pada pasien TB HIV , pemberian OAT harus disegerakan
• Antiretroviral diberikan segera mungkin setelah toleransi OAT baik
(2-8 minggu, tanpa melihat nilai CD4)