Anda di halaman 1dari 54

HIV + penicilliosis

marneffeia
HIV + Candidiasis
HIV + Herpes Simpleks
HIV + Sifilis
HIV + tumor
HIV + Kaposi’s Sarcoma
Mengapa Odha masih tampak sehat…….
Karena perjalanan penyakit HIV dalam tubuh seseorang tergolong unik, memiliki masa
inkubasi yang sangat panjang

STADIUM 1 STADIUM 2 STADIUM 3 STADIUM 4

Window HIV+ dengan


AIDS
period gejala
HIV +
penyakit CD4 < 200
1 – 3, bahkan Asimptomatik
6 bulan 5 – 10 tahun > 1 bulan 1 – 2 th.
PRINSIP PENULARAN HIV

 Dikenal dengan ESSE :


 EXIT: keluar.
 SUFFICIENT: cukup
 SURVIVE: virusnya hidup
 ENTER: masuk.

 HIV keluar dari tubuh dalam jumlah cukup dan


dalam keadaan hidup masuk ke dalam tubuh lain.
CEGAH HIV DENGAN

D
B C
A A: Abstinence
B: Be Faithfull
E C: Condom
D: No Drugs
E: Education
Kenyataan & Mitos
mengenai HIV & AIDS

Mazami Enterprise © 2009

Hal
ama
Modul 1, n 19
Kenyataan
HIV adalah penyakit infeksi menular yang dapat mengenai
semua orang (umur, ras, etnis, profesi, wilayah) dan
penularannya berlangsung sepanjang masa.

Banyak dokter rumah sakit belum mampu mendiagnosis AIDS


pada pasiennya.

Sebagian besar orang (termasuk petugas kesehatan) masih


belum memahami tentang HIV & AIDS, sehingga timbul
stigma & diskriminasi terhadap Odha.

Hal
ama
Modul 1, n 20
Mitos
HIV dan AIDS adalah penyakit orang homoseksual
Sebagian besar melalui heteroseksual dan penasun

HIV dan AIDS adalah penyakit orang Barat/ turis


Semua orang dapat terinfeksi

HIV dan AIDS menular hanya melalui hubungan seksual


Dapat melalui darah/ kontak dengan darah yang terinfeksi, hubungan
seksual (oral, anal, genital) tanpa kondom dengan orang terinfeksi, dan dari
ibu dengan HIV ke bayi (kehamilan, persalinan, laktasi)

HIV dan AIDS dapat menular lewat kontak seksual biasa


Kontak seksual oral dan anal juga dapat menularkan HIV

HIV dan AIDS merupakan penyakit kutukan Tuhan


Penyakit menular melalui darah, hubungan seksual, dan dari ibu ke bayi
Hal
ama
Modul 1, n 21
Kecenderungan Epidemi HIV Ke Depan di
Indonesia
(Perkiraan jumlah ODHA: 333.200 (tahun 2009), 813.720 (tahun 2014))
waspadai penularan melalui transmisi seksual
Pasangan
Intim

WPS

LSL

Penasun

Pelanggan

22
Berita...
 Menurut Menkes, sekitar 6-8 juta laki-laki di seluruh
Indonesia dengan sengaja membeli seks dan
menolak menggunakan kondom (Fajar Online, 23 Okt 2012)

 "Berdasarkan penghitungan statistik epidemologi


menunjukkan sekitar 500 ibu hamil di Bali diperkirakan positif
HIV/AIDS setiap tahun. Pola penularan dari suami yang suka
berganti-ganti pasangan seksual, kemudian menularkan
kepada istrinya di rumah dan penularan akan berlanjut pada
anak yang dikandung." kata Ketua Pokja Perencanaan,
Monitoring, dan Evaluasi KPA Bali, Prof I Dewa Nyoman
Wirawan (Indonesia Satu Online, 3 Sept 2012)
Gambaran Estimasi ODHA di Indonesia
Menurut Propinsi – Tahun 2012

Estimasi Jumlah ODHA 591.823

24
Jumlah layanan dan cakupan test HIV
Cakupan test HIV sudah meningkat, namun banyak populasi kunci
belum terjangkau dan cakupan ini masih sangat rendah pada ibu
hamil dan para pekerja

• Dengan tren yang ada di akhir 2015 akan ditemukan 34,650 kasus HIV baru dan
2,476 kasus AIDS baru
25
Jumlah orang yang terinfeksi HIV tidak berubah banyak selama tahun-tahun
terakhir. Kemajuan di dunia kedokteran membuat penyebaran penyakit
terkontrol. Namun penderita AIDS tetap mengalami diskriminasi dari
masyarakat.
 Di Indonesia HIV AIDS pertama kali
ditemukan di provinsi Bali tahun 1987
 Kemudian menyebar ke 386 kota/kabupaten
Ada peningkatan kasus HIV AIDS dari tahun 1987 sampai 2014
Jumlah kasus Aids menunjukkan kecenderungan meningkat secara lambat sejak
tahun 2012, bahkan kasus AIDS mulai turun
Pola penularan HIV berdasarkan kelompok umur dalam 5 tahun terakhir tidak benyak berubah
Infeksi banyak terjadi pada kelompok usia produktif 25-49 tahun
Kemudian diikuti kelompok usia 20-24 tahun
Lebih banyak terjadi pada kelompok laki-laki dibanding perempuan
Berdasarkan faktor resiko, infeksi HIV dominan terjadi pada heteroseksual, diikuti
kelompok lain-lain, penasun dan LSL
Jumlah (kumulatif) Kasus Infeksi HIV sejak 1987 hingga 2014 terbanyak adalah
Provinsi Jakarta, Jawa Timur dan Papua
Kasus Aids yang dilaporkan sejak 1987-2014 terbanyak pada kelompok usia
20-29 tahun diikuti kelompok umur 30-39 tahun dan 40-49 tahun
Kasus AIDS di Indonesia berdasarkan jenis kelamin sejak 1987 sampai 2014 lebih banyak
terjadi pada kelompok laki-laki atau hampir 2 kali lipat dibandingkan kelompok
perempuan
Menurut Jenis pekerjaan, penderita AIDS di Indonesia paling banyak berasal dari
kelompok Ibu Rumah Tangga diikuti wiraswasta dan karyawan
Berdasarkan kelompok resiko, kasus AIDS di Indonesia paling banyak terjadi pada
kelompok heteroseksual diikuti penasun dan homoseksual
Kasus AIDS yang dilaporkan terbanyak pada provinsi papua, Jawa Timur dan DKI Jakarta
Angka Kejadian kasus AIDS (ACS) adalah jumlah kasus AIDS per 100.000 penduduk
disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.
ACS di Indonesia tertinggi di Papua, papua barat dan Bali
CFR adalah jumlah kematian (dalam persen) dibandingkan dengan jumlah kasus
dalam suatu penyakit tertentu.
CFR AIDS di Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan penurunan uang signifikan
kemudian naik kembali sampai tahun 2004 selanjutnya sampai september 20014
menunjukkan kecenderungan menurun
Hal ini membuktikan bahwa upaya pengobatan yang dilakukan telah berhasil guna
menurunkan angka kematian akibat AIDS
LFU : Last Follow Up
Rujuk Keluar : pindah ke faskes lain
Original 1st line : menggunakan Regimen Lini Pertama
Substitusi : salah satu ARV diganti ARV lain tapi masih pada kelompok lini original
Switch : 1 atau 2 jenis ARV diganti dengan ARV lini kedua
Bagaimana HIV menjadi Aids?
Tahapan infeksi HIV

 Tahap Serokonversi : infeksi awal, belum ada


antibodi
 Tahap Asimtomatik : belum ada gejala yang
dirasakan
 Tahap Simtomatik : Mulai merasakan gejala :
Infeksi Oportunistik
 Tahap AIDS
Sasaran Populasi Kunci
(PERMENKES RI 21 TAHUN
2013)
 1. Pengguna napza suntik (Penasun/IDU’s)
 2. Pekerja Seks :
 Pria Pekerja Seks
 Wanita Pekerja Seks Langsung
 Wanita Pekerja Seks Tidak langsung
 3. Pelanggan Seks WPS / Pasangan Seks WPS
 4. Gay, Waria, dan laki-laki seks dengan sesama laki-
laki
(LSL).
 5. Warga Binaan Permasyarakatan Lapas/Rutan.
1 Pekerja seks = 5 pelanggan/hari
60% pelanggan adalah pria beristri
10% perempuan hamil
150 laki laki 90 IRT 10 Bayi
Populasi Rawan Tertular HIV
(Hasil Estimasi tahun 2004)
GELOMBANG EPIDEMI HIV DI INDONESIA

Gelombang 3

Gelombang 2

Gelombang 1
Tujuan Pengendalian HIV-AIDS dan
IMS
GETTING THREE ZEROES

 Menurunkan jumlah kasus baru HIV


 Menurunkan angka kematian
 Menurunkan stigma dan diskriminasi

Meningkatkan kualitas hidup ODHA


(Pasal 3 Permenkes No 21/2013)
KUALITAS HIDUP ODHA
 Punya Kepercayaan Diri
 Punya Pengetahuan
tentang HIV/AIDS
 Memiliki akses dan
menggunakan layanan
dukungan, pengobatan dan
perawatan
 Tidak menularkan virus
kepada orang lain
 Melakukan Kegiatan Positif
STIGMA ODHA
 Sikap negatif yang diberikan pada ODHA(“Cap Buruk”)

 Mendorong keterpinggiran ODHA dan mereka yang rentan


terhadap infeksi HIV. Mengingat HIV dan AIDS sering
dikaitkan dengan seks, penggunaan narkoba dan kematian,
banyak orang yang tidak peduli, tidak menerima dan takut
terhadap penyakit ini.

 Menyebabkan beberapa ODHA dan orang yang rentan


terhadap HIV dan AIDS menjadi kurang dihargai dan
merasa malu. Sedangkan kelompok lainnya merasa
superior.
DISKRIMINASI ODHA
 Diskriminasi terjadi ketika pandangan-pandangan
negatif mendorong orang atau lembaga untuk
memperlakukan seseorang secara tidak adil yang
didasarkan pada prasangka mereka akan status HIV
seseorang.

 Contoh diskriminasi: para staf rumah sakit atau


penjara menolak memberikan pelayanan kesehatan
pada ODHA; atasan yang memberhentikan
pegawainya berdasarkan status atau prasangka
status HIV mereka; atau keluarga atau masyarakat
yang menolak mereka yang hidup atau dipercaya
hidup dengan HIV dan AIDS.
PERAN ODHA DALAM PENCEGAHAN
 Memberikan motivasi pada teman-teman dan
pasangannya untuk melakukan tes

 Saling memberikan dukungan antara sesama ODHA untuk


menjalankan hidup sehat

 Melakukan diseminasi informasi dan advokasi untuk


menghapus diskrimasi dan stigmatisasi terhadap ODHA

 Memperluas jaringan layanan dalam rangka memudahkan


dukungan layanan terkait dengan kebutuhan ODHA

 Pemutusan mata rantai penularan terhadap pasangan


melalui pencegahan dan perilaku aman
TUGAS PETUGAS LAPANGAN
 Menyebarkan informasi tentang
pengetahuan dasar HIV dan
AIDS

 Promosi pencegahan

 Promosi layanan-layanan yang


terkait dengan HIV dan AIDS

 Merujuk KD melakukan KTS

 Tindak lanjut hasil rujukan KTS


Sumber :

 http://www.dw.com/id/aids-memerangi-peny
akit-dan-stigma/a-18886327
 http://www.depkes.go.id/resources/downloa
d/pusdatin/infodatin/Infodatin%20AIDS.pdf

Anda mungkin juga menyukai