Anda di halaman 1dari 4

Gambaran Hasil Pemeriksaan HIV Pada Penghuni Lokalisasi di Kabupaten Batang

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menyerang atau
menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Jumlah
kasus HIV di Infonesia semakin meningkat berada pada urutan ke-68. Pada tahun 2015
terdapat 36,7 juta orang penderita HIV, 2,1 juta orang terinfeksi dan 1 juta orang meninggal
dunia karena HIV. Meskipun upaya preventif telah dilakukan. Di Indonesia diperkirakan
akan terus bertambah kemungkinan tertular HIV. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi
di Indonesia dengan data kasus HIV yang cukup banyak secara komukatif menempati urutan
ke-6 dalam penyebaran HIV. Di Kabupaten Batang menduduki peringkat atas diantara
Kabupaten atau Kota yang berada di Provinsi di Jawa Tengah terkena HIV.
Patofisiologi HIV yaitu dengan cara virus HIV masuk ke dalam tubuh manusia
melalui berbagai cara yaitu secara yaitu vertikal, horizontal dan transeksual. HIV dapat
mencapai sirkulasi sistemik secara langsung dengan benda tajam yang mampu menembus
dinding pembuluh darah secara tidak langsung melalui kulit dan mukosa (kontak seksual).
Sejak paparan pertama HIV dapat di deteksi dalam darah partikel virus bergabung dengan
DNA pasien dan seumur hidup akan terinfeksi HIV yang tidak akan memperlihatkan tanda
atau gejala yang tertentu. Setelah 3-6 minggu setelah terinfeksi gejala yang akan terjadi
seperti demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar betah bening. Gejala betah bennig
merupakan gejala yang sebagian besar replikasi HIV terjadi di kelenjar betah bening, diare,
sedangkan masa tanpa gejala berlangsung selama 8-10 tahun tetapi ada yang cepat sekitar 2
tahun dan ada pula yang lambat seiring dengan makin memburuknya kekebalan tubuh.
Stadium perkembangan HIV:
Stadium pertama: Dimulai dengan masuknya virus kedalam tubuh diikuti dengan
perubahan serelogis antibodi , perbuhan antibodi memerlukan waktu 1-6 bulan dan pada
tahap ini pasien tidak menunjukkan gejala sama sekali, belum merasakan keluh dan dapat
melakukan aktivitas.
Stadium kedua: di dalam tubuh terdapat virus HIV menunjukkan adanya gejala kecil
yang berlangsung selama 5- 10 tahun dan pasien tetap dapat melakukan aktivitas dengan
normal, cairan tubuh dapat menular pada orang lain dan beberapa gejala mulai tampak seperti
BB dari 10%, kelainan kulit dan mulut yang ringan seperti infeksi jamur pada kaki.
Stadium ketiga: pembesaran kelenjaran limfa yang menetap dan merata selama satu
bulan, gejala yang di alami tidak di ketahui sebabnya selama 1 bulan hilang timbul secara
terus menerus. Pada tahap ini pasien biasanya terbaring di tempat tidur selama 12 jam
perhari.
Stadium keempat: keadaan yang di sertai infeksi serta di dengn munculnya kanker,
badan menjadi kurus, BB semakin turun 10% dan diare kronik lebih dari 1 bulan penyebab
tidak diketahui seperti timbul panas yang tidak di ketahui penyebabnya selama 1 bulan dan
pada tahap ini pasien mulai mengalami gangguan aktivitas sehari hari.
Cara penularan HIV di ketahui dengan melalui hubunga seksual, virus HIV terbukti
hanybmenyerang sel Limfosit T.
Cara penularan yang dapat diketahui seperti:
1. Transmisi sekaual: Melalui hubungan seksual secara heteroseksual dan homoseksual
merupakan penularan tang sering terjadi.
 Transmisi virus HIV pada homoseksual merupakan perilaku seksual dengan resiko
tingkat tinggi bagi penularan HIV.
 Transmisi virus HIV heteroseksual: dapat terjadi dari laki laki ke perempuan dan
sebaliknya (hubungan seks tanpa pelindung) dan lebih sering terjadi dari laki laki ke
perempuan.
2. Transmisi non seksual.
 Transmisi parental: Terjadi akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya
yang tidak steril secara bersamaan, resiko ini kurang dari 1% dengan penggunaan
jarum suntik yang terkontaminasi kontak seperti kulit yang lecet.
 Transmisi transplasenta: penularan dari ibu yang mengidap HIV positif kepada janin
yang di kandungnya, dapat terjadi pada saat hamil, melahirkan dan menyusui.
 Transmisi melalui darah atau produk darah.
 Transmisi organ dan jaringan tubuh yang terinfeksi HIV yaitu terjadi pada saat
transplatasi pencangkokan organ tubuh pada tubuh orang yng sehat maka virus akan
menyebar ke seluruh tubuh.

Pemeriksaan Lab pasien terkena HIV sebagai berikut:


Dari 165 sampel didapatkan sebanyak 30 sampel penderita positif HIV dan 135 sampel
penderita yang negatif HIV. Dengan presentasi yang didaptakan, sebanyak 18% positif HIV
dan 82% negatif HIV. Berdasarkan hasil pemeriksaan menurut jenis kelamin, didapatkan
laki-laki lebih banyak dari pada perempuan, dengan hasil laki-laki positif HIV sebanyak 21
orang, dan perempuan sebanyak 9 orang positif HIV. Hasil ini sesuai dengan penelitian Gobl
(2017) bahwa penderita HIV/AIDS tertinggi ditemukan pada penderita jenis kelamin laki-
laki. Hal ini disebabkan karena perilaku dan pergaulan laki-laki cenderung terlihat lebih
rentan tertular HIV/AIDS dibandingan perempuan. Laki-laki lebih banyak melakukan
aktivitas diluar rumah dan bertemu dengan banyak orang, serta berinteraksi dengan berbagai
lingkungan sehingan tidak menutup kemungkinan berperilaku resiko tinggi HIV/AIDS
terlebih lagi jika tidak memiliki pengetahuan yang cukup kuat. Hasil pemeriksaan
berdasarkan umur didapatkan pada usia 25-29 sebanyak 9 orang, usia 30-39 sebanyak 11
orang dan pada usia 40-49 itu sebanyak 10 orang. Tingkat usia produktif penderita HIV
terbanyak di RSUD Pariaman adalah kelompok 30-39 tahun yaitu sebanyak 11 orang
(36,6%). Tingginya prevalensi HIV/AIDS pada umur produktif ini disebabkan karena orang
pada kelompok umur tersebut merupakan kelompok usia produktif dan aktif melakukan
berbagai macam aktifitas, selain itu kekebalan tubuh pada kelompok usia ini juga sudah
mulai melemah.
Pengobatan HIV sampai saat ini belum ada obat untuk mengobati dan vaksin untuk
mencegah HIV yang dapat dilakukan adalah dengan upaya pencegahan oleh semua pihak
untuk tidak terlibat dalam lingkaran transmisi yang memungkinkan dapat terserang HIV.
1. Upaya Pencegahan HIV Jangka Pendek
Memberikan informasi atau KIE kepada kelompok resiko tinggi bagaimana pola penyebaran
virus HIV agar mengetahui langkah-langkah pencegahannya. seperti:
 Hindari hubungan seksual dengan kelompok rediko tinggi tertular HIV.
 Tidak melakukan hubungan anogenital.
 Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan
 kelompok resiko tinggi tertular dan pengidap HIV.
 Hindari transfusi darah yang mengandung HIV.
 Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik) bekas pakai orang yang
mengidap HIV tanpa disterilkan dengan baik.
 Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang yang mengidap virus
HIV.
 Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadi donor darah.
Apabila terpaksa karena menolak, menjadi donor menyalahi kode etik, maka darah
yang dicurigai harus di buang
 Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan himbauan agar ibu
yang terinfeksi HIV tidak hamil.
2. Pecegahan jangka panjang
Melakukan cara dengan merubah sikap dan perilaku masyarakat dengan kegiatan yang
meningkatkan norma-norma agama maupun sosial sehingga masyarakat dapat berperilaku
seksual yang bertanggung jawab.

Zumrotin Nafilah (20020200049)


B1 Farmasi 2020
Dosen Pengampu: Dr. dr. Arif Rahman Nurdianto, M.Imun
Alamat: Jl, Sukun 12 No 11 Perumnas Kamal Bangkalan Madura
farmasizumrotinnafilah@gmail.com @zmrtnfilah_
Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi S1 Farmasi
UNIVERSITAS ANWAR MEDIKA SIDOARJO
DAFTAR PUSTAKA

Kesehatan Masyarakat, F. (2004). PENGENALAN DAN PENCEGAHAN AIDS.


Ketut, I., Priastana, A., Sugiarto, H., & Homepage, J. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang HIV/AIDS dengan Sikap Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja (Correlation between
Knowledge of HIV/AIDS and Prevention Attitude against HIV/AIDS in Adolescents)
Indonesian Journal of Health Research. In Indonesian Journal of Health Research (Vol. 1,
Issue 1). https://orcid.org/0000-0003-4227-3456
Ninuk Dian, Mn. K. (n.d.). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERINFEKSI HIV.
Pengobatan, K., Antiretroviral, T., & Karyadi, T. H. (2017). Keberhasilan Pengobatan
Antiretroviral (ARV). In Jurnal Penyakit Dalam Indonesia | (Vol. 4, Issue 1).
Plagiarism Checker X Originality Report. (n.d.).
Sistiarani, C., Hariyadi, B., Munasib, M., & Sari, S. M. (2018). Peran Keluarga dalam Pencegahan
HIV/ AIDS di Kecamatan Purwokerto Selatan. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 11(2),
96–107. https://doi.org/10.24156/jikk.2018.11.2.96
Yuliyanasari, N. (n.d.). GLOBAL BURDEN DESEASE-HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS-
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (HIV-AIDS).
 

Anda mungkin juga menyukai