SEDIAAN SALEP
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
SIDOARJO
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul Sediaan Salep ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Dosen Ibu Yani
Ambari S.,Farm.M.,Farm.Apt pada bidang studi Preskripsi II. Selain itu makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Sediaan Salep bagi para pembaca maupun penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Yani Ambari S.,Farm M.,Farm.,Apt, Selaku
Dosen bidang studi Preskripsi II yang telah memebrikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuan nya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari, Makalah ini yang
kami tulis masih jauh drai kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan tugas ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover ...........................................................................................................................i
PENDAHULUAN
Akan tetapi salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak
terpengaruh oleh suhu dan kelembapan kamar, dan semua zat yang didalam salep harus
halus. oleh karena itu pada saat pembuatan salep terkadang mengalami banyak masalah
salep harus digerus sampai homogen, agar semua zat aktifnya dapat masuk ke pori-pori
kulit dan di serap oleh kulit. Pembuatan sediaan salep atau setengah pada ini sangat
penting untuk di ketahui untuk dapat di terapkan pada pelayanan kefarmasian khusus nya
apotek , puskesmas dan rumah sakit.
Sediaan salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak terpengaruh
oleh suhu dan kelembaban kamar, dan semua zat yang dalam salep harus halus. oleh
karena itu pada saat pembuatan salep terkadang mangalami banyak masalah, saleb yang
harus digerus dengan homogen, agar semua zat aktifnya dapat masuk ke pori-pori kulit
dan diserab oleh kulit.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Salep adalah sediaan setengah padat yang di oleskan dan digunakan sebagai
obat luar Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan pada kulit
yang sakit atau terluka dan untuk pemakaian topikal. Bahan obat harus larut terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok (Depkes. 1979). Salep tidak boleh berbau
tengik kecuali dinyatakan kadar dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik
10% (Moh. Arief 1997). Pelepasan obat dari basisnya merupakan faktor penting dalam
keberhasilan terapi dengan menggunakan sediaan salep. Pelepasan obat dari sediaan
salep sangat dipengaruhi oleh sifat kimia fisika seperti kelarutan, ukuran partikel dan
kekuatan ikatan antara zat aktif dengan pembawanya serta untuk basis yang berbeda
faktor.
Bentuk sediaan salep sudah dikenal sejak lama dan sudah digunakan sebagai
salah satu bahan penyembuh. pada masa hipokrates dan galenos, sediaan salep sudah
lebih berkembang yaitu menggunakan komponen minyak atau lemak hewan (lemak sapi
dan domba) serta lemak sumsum tulang sebagai basis/pembawa yang sekaligus sebagai
basis. Perkembangan salep mengalami perkembangan yang luar biasa pada saat di
temukan vaselin. Perkembangan mutakhir dan sediaan salep adalah bahwa salep telah
diformulasikan dengan mempertimbangkan kondisi kulit, penyakit dan faktor - faktor
fisika kimianya. yang mengarah pada antar aksi antara medium/ pembawa, bahan obat
dan kulit yang akhirnya mengarah pada Drug delivery sistem Berfungsi sebagai obat.
Pada abad pertengahan perkembangan salep terus mengalami kemajuan dengan
ditentukan dan digunakan nya gom tumbuhan, dan madu.
2.3 Sediaan Salep berdasarkan konsistensi
2. Cream : salep yang banyak mengadung air, mudah diserap kulit, dan dapat dicuci
dengan air.
3. Pasta : Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat ( serbuk ).
➢ Basis hidrokarbon
➢ Basis absorpsi (basis serap)
➢ Basis yang dapat dicuci dengana air
➢ Basis larut dalam air
A. Basis hidrokarbon:
1. Sifat inert
2. Umumnya merupakan senyawa turunan minyak bumi (Petrolatum) yang memiliki
bentuk fisik semisolid dan dapat juga dimodifikasi dengan wax atau senyawa turunan
minyak bumi yang cair (Liquid Petrolatum)
3. Basis ini digolongkan sebagai basis berminyak bersama dengan basis salep yang
terbuat dari minyak nabati atau hewani
4. Sifat minyak yang dominan pada basis hidrokarbon menyebabkan basis ini sulit
tercuci oleh air dan tidak terabsorbsi oleh kulit.
5. Sifat minyak yang hampir anhidrat juga menguntungkan karena memberikan
kestabilan optimum pada beberapa zat aktif seperti antibiotik.
6. Basis ini juga hanya menyerap atau mengabsorbsi sedikit air dari formulasi serta
menhambat hilngnya kandungan air dari sel-sel kulit dengan membentuk lapisan film
yang waterproff.Basis-ini juga=mampu=meningkatkan hidrasi pada kulit. Sifat-sifat
tersebut sangat menguntungkan karena mampu mempertahankan kelembaban kulit
sehingga basis ini juga memiliki sifat moisturizer dan emollient.
7. Selain mempertahankan kadar air, basis ini juga mampu meninekatkan hidrast pada
kulit
Pemilihan basis salep disesuaikan dengan sifat zat aktif dan tujuan penggunaan.
Sifat:
a) basis hidrokarbon bersifal kompatibel dengan banyak zat akif karena inert
d) kandungan airnya yang sangat sedikit dapat mencegah hidrolisis zat aktif
seperti
beberapaantibiotik
e) kemampuan menyerap air yang rendah menyebabkan basis ini dapat digunakan
pada eksudat (Juka terbuka).meskipun demikian, basis ini tetap meningkatkan
hidrasi kulit sehingga meningkatkan absorbsi zat aktif secara perkutan.
f) Oleh karena itu, basis hidrpkarbon merupakan basis dari salep dasar dan jika
tidak disebutkan apa-apa maka basis hidrokarbon yang digunakan sebagai salep
dasar adalah Vaselin putih.
Basis Salep ini mempunyai sifat hidrofil dapat mengikat air, basis ini juga dapat
berupa bahan anhidrat atau basis hidrat yang memiliki kemampuan menyerap
kelebihan air Membentuk emulsi w/o
❖ Sumber basis
• Pada umumnya bahan-bahan tersebut merupakan campuran dari sterol-sterol
binatang atau zat yang bercampur dengan senyawa hidrokarbon dan zat yang
memiliki gugus polar atau seperti sulfat, sulfonat,karboksil,hidroksil atau suatu
ikatan ester.
• Contoh : lanolin,ester lanolin,campuran steroid, triterpene alkohol.
❖ Tipe basis serap
• Tipe 1 dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air
dalam minyak. Contohnya : parafain hidrofilik dan lanolin anhidrat
• Tipe 2 emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan
air tambahan. Contoh : lanolin
❖ Kelebihan dan kekurangan basis serap
• Keuntungan : walaupun masih mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang
menyenangkan, tetapi mempunyai sifat yang lebih mudah tercuci dengan air
dibandingkan dasar salep berminyak.
• Kerugian : dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung
bahan-bajan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang stabil dengan
adanya air.
2.5 Preservatif
- Tidak toksik
Basis merupakan basis terbesar dalam suatu sediaan padat. Salah satu faktor
yang harus diperhatikan dalam formulasi sediaan semi padat adalah pemilihan / seleksi
basis yang cocok. Basis merupakan sangat menentukan kecepatan pelepasan/aksi dari
obat, yang nantinya akan mempengaruhi khasiat atau keberhasilan terapi sehingga
sedian sangat penting. Sediaan tersebut tidak ada zat aktif / obat yang terkandung
seperti pada sediaan kosmetik. Sedangkan pada kasus dimana sediaan tersebut
mengandung zat aktif maka sebelumnya obat tersebut berefek, maka hal pertama yang
harus terjadi adalah obat harus bisa terlepas dari sediaan obat terlarut, kemudian
berdifusi dan terlepas dari pembawa atau basisnya. Tidak peduli obatnya harus bekerja
dimana (dipermukaan kulit,lapisan,stratum,lapisan epidermis,uniy pilosebasea dll)
Obat harus terlepas dari pembawa.
- Ketersediaan hayati
2. Peraturan kedua
Bahan yang dapat di larutkan dalam air dilarutkan dengan air adalkan air yang di
gunakan dapat di serap seluruhnya oleh basis salep jumlah air yang dipakai kurangi
dari basis
Bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dengan lemak dan air, harus di
serbuk di ayak terlebih dahulu dengan pengayakan 840
Salep yang di gunakan dengan cara mencairkan campuran di gerus sampai dingin dan
homogen
1. Metode Pelelehan
Zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk
fasa homogen
2. Metode Triturasi
Zat yang tudak larut di campur dengan sedikit basis yang di pakai atau dengan salah
satu zat pembantu kemudian di lanjut dengan penambahan sisa basis
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Saran dan kritik dari dosen pengampu Sangat di perlukan dalam pengembangan
dan memperbaiki makalah yang akan di buat kedepannya serta meningkatkan kualitas
pengetahuan kelompok kami.
Daftar Pustaka
https://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/02/unguenta-salep.html
http://catatankecilkuliahfarmasi.blogspot.com/2012/11/formulasidalampembuatansedia
an.html