Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEDIAAN SALEP

Dosen Pengampu :

1. Apt. Yani Ambari S.Farm., M.Farm.


2. Apt. Adinugraha Amirullah S.Si., M.Farm.Klin

Disusun Oleh :

1. Almira Rista P (20020200034)


2. Diva Aurellia N (20020200041)
3. Vatin Eka Safitri (20020200044)
4. Zumrotin Nafilah (20020200049)
5. Wulan Ramadani (20020200050)

STIKES RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA

SIDOARJO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul Sediaan Salep ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Dosen Ibu Yani
Ambari S.,Farm.M.,Farm.Apt pada bidang studi Preskripsi II. Selain itu makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Sediaan Salep bagi para pembaca maupun penulis.

Kami ucapkan terima kasih kepada ibu Yani Ambari S.,Farm M.,Farm.,Apt, Selaku
Dosen bidang studi Preskripsi II yang telah memebrikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuan nya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari, Makalah ini yang
kami tulis masih jauh drai kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan tugas ini.

Sidoarjo, 06 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover ...........................................................................................................................i

Kata pengantar .............................................................................................................ii

Daftar isi ......................................................................................................................iii

Bab I Pedahuluan .........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan .........................................................................................................2

Bab II Pemabahasan ......................................................................................................3

2.1 Definisi Salep .............................................................................................3


2.2 Sejarah Salep ..............................................................................................3
2.3 Sediaan salep berdasarkan konsistensi ........................................................4
2.4 Basis salep ...................................................................................................4
2.5 Preservatif ....................................................................................................8
2.6 Faktor pemilihan salep ................................................................................9
2.7 Kualitas basis salep .....................................................................................9
2.8 Peraturan salep ..........................................................................................10
2.9 Cara pembuatan salep ...............................................................................10

Bab III Penutup ...........................................................................................................11

Kesimpulan dan Saran .................................................................................................11

Daftar Pustaka ..............................................................................................................12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sediaan salep adalah sediaan setengah padat ditunjukkan untuk pemakaian


topikal pada kulit atau selaput lendir. (FI ed IV). Bahan obatnya larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok (FI ed III). salep tidak boleh berbau tengik
kecuali dinyatakan kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau
narkotika 10%. sediaan setengah padat ini tidak menggunakan tenaga.

Akan tetapi salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak
terpengaruh oleh suhu dan kelembapan kamar, dan semua zat yang didalam salep harus
halus. oleh karena itu pada saat pembuatan salep terkadang mengalami banyak masalah
salep harus digerus sampai homogen, agar semua zat aktifnya dapat masuk ke pori-pori
kulit dan di serap oleh kulit. Pembuatan sediaan salep atau setengah pada ini sangat
penting untuk di ketahui untuk dapat di terapkan pada pelayanan kefarmasian khusus nya
apotek , puskesmas dan rumah sakit.

Sediaan salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak terpengaruh
oleh suhu dan kelembaban kamar, dan semua zat yang dalam salep harus halus. oleh
karena itu pada saat pembuatan salep terkadang mangalami banyak masalah, saleb yang
harus digerus dengan homogen, agar semua zat aktifnya dapat masuk ke pori-pori kulit
dan diserab oleh kulit.

Pelepasan obat dari basisnya merupakan faktor penting dalam keberhasilan


terapi dengan menggunakan sediaan salep. Pelepasan obatdari sediaan salep sangat di
pengaruhi oleh sifat kimia fisika obat sepertikelarutan, ukuran partikel dan kekuatan i
katan antara zat aktif denganpembawanya serta untuk basis yang berbeda faktor-
faktor diatas mempunyai nilai yang berbeda. pemilihan formulasi sangat menentukan
tercapainya tujuan pengobatan oleh sebab itu dalam membuat sesuatu sediaan yang
sangat perlu diperhatikan adalah pemilihan formulasi

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksut dengan salep ?


2. Bagaimana cara membuat salep ?

3. Apa saja penggolongan salep ?

1.3 Tujuan

1. Untuk memberi pemahaman yang lebih mendalam tentang salep

2. Memahami penggunaan salep

3. Menambah pengetahuan golongan golongan salep.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi salep

Salep adalah sediaan setengah padat yang di oleskan dan digunakan sebagai
obat luar Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan pada kulit
yang sakit atau terluka dan untuk pemakaian topikal. Bahan obat harus larut terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok (Depkes. 1979). Salep tidak boleh berbau
tengik kecuali dinyatakan kadar dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik
10% (Moh. Arief 1997). Pelepasan obat dari basisnya merupakan faktor penting dalam
keberhasilan terapi dengan menggunakan sediaan salep. Pelepasan obat dari sediaan
salep sangat dipengaruhi oleh sifat kimia fisika seperti kelarutan, ukuran partikel dan
kekuatan ikatan antara zat aktif dengan pembawanya serta untuk basis yang berbeda
faktor.

2.2. Sejarah salep

Bentuk sediaan salep sudah dikenal sejak lama dan sudah digunakan sebagai
salah satu bahan penyembuh. pada masa hipokrates dan galenos, sediaan salep sudah
lebih berkembang yaitu menggunakan komponen minyak atau lemak hewan (lemak sapi
dan domba) serta lemak sumsum tulang sebagai basis/pembawa yang sekaligus sebagai
basis. Perkembangan salep mengalami perkembangan yang luar biasa pada saat di
temukan vaselin. Perkembangan mutakhir dan sediaan salep adalah bahwa salep telah
diformulasikan dengan mempertimbangkan kondisi kulit, penyakit dan faktor - faktor
fisika kimianya. yang mengarah pada antar aksi antara medium/ pembawa, bahan obat
dan kulit yang akhirnya mengarah pada Drug delivery sistem Berfungsi sebagai obat.
Pada abad pertengahan perkembangan salep terus mengalami kemajuan dengan
ditentukan dan digunakan nya gom tumbuhan, dan madu.
2.3 Sediaan Salep berdasarkan konsistensi

Berikut adalah beberapa sediaan semi padat berdasarkan konsistensi :

1. Unguenta : Salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair


pada suhu biasa, tapi mudah dioleskan tanpa menggunakan tenaga.

2. Cream : salep yang banyak mengadung air, mudah diserap kulit, dan dapat dicuci
dengan air.

3. Pasta : Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat ( serbuk ).

4.Cerata: Salep berlemak yang banyak mengandung lilin, sehingga konsistensinya


lebih keras.

2.4 Basis Salep

Basis salep vang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok :

➢ Basis hidrokarbon
➢ Basis absorpsi (basis serap)
➢ Basis yang dapat dicuci dengana air
➢ Basis larut dalam air

A. Basis hidrokarbon:
1. Sifat inert
2. Umumnya merupakan senyawa turunan minyak bumi (Petrolatum) yang memiliki
bentuk fisik semisolid dan dapat juga dimodifikasi dengan wax atau senyawa turunan
minyak bumi yang cair (Liquid Petrolatum)
3. Basis ini digolongkan sebagai basis berminyak bersama dengan basis salep yang
terbuat dari minyak nabati atau hewani
4. Sifat minyak yang dominan pada basis hidrokarbon menyebabkan basis ini sulit
tercuci oleh air dan tidak terabsorbsi oleh kulit.
5. Sifat minyak yang hampir anhidrat juga menguntungkan karena memberikan
kestabilan optimum pada beberapa zat aktif seperti antibiotik.
6. Basis ini juga hanya menyerap atau mengabsorbsi sedikit air dari formulasi serta
menhambat hilngnya kandungan air dari sel-sel kulit dengan membentuk lapisan film
yang waterproff.Basis-ini juga=mampu=meningkatkan hidrasi pada kulit. Sifat-sifat
tersebut sangat menguntungkan karena mampu mempertahankan kelembaban kulit
sehingga basis ini juga memiliki sifat moisturizer dan emollient.
7. Selain mempertahankan kadar air, basis ini juga mampu meninekatkan hidrast pada
kulit

❖ Kerugian basis hidrokarbon


1. Sifatnya berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta sulit
tercuci oleh air sehingga dibersihkan dari permukaan kulit.
2. Hal ini menyebabkan penerimaan pasien yang rendah terhadap basis
hidrokarbon jika dibandingkan dengan basis yang menggunakan emulsi
seperti krim dan lation.

❖ Contoh basis hdrokarbon


1. Soft Paraffin
Basis diperoleh melalui pemurnian hidrokarbon semisolid dari minyak bumi
Jenis sof paraffin yaitu :
✓ Berwarna kuning digunakan untuk zat aktif yang berwarna.
✓ Berwarna putih (melalui proses pemutihan) digunakan untuk zat aktif
yang tidak berwarna, berwarna putih, atau berwarna pucat.
✓ Proses pemutihan menyebabkan sebagian pasien sensitif terhadap soft
paraffin yang berwarna putih
2. Hard Paraffin
✓ Merupakan campuran bahan-bahan hidrokar-bon solid yang diperoleh
dari minyak bumi.
✓ tidak berwarna s/d berwarna putih.
✓ Hard paraffin biasanya digunakan untuk memadatkan basis salep
3. Liquid parrafin
✓ Merupakan campuran hidrokarbon cair dari minyak bumi. Umumnya
transparan dan tidak berbau.
✓ Mudah menglami oksidasi sehingga dalam penyimpanannya ditambahkan
antioksidan seperti Butil hidroksi toluene (BHT),
✓ Di gunakan untuk menghaluskan basis salep dan mengurangi viskositas
sediaan krim.
✓ Jika dicampur dengan 5% low density polietien, lalu dipanastan dan
dilakukan pendinginan secara cepat, akan menghasilkan massa gel yang
mampu mempertahankan konsistensinya dalam rentang suhu yang cukup
luas (-15oc hingga 600C).
✓ Stabil pada perubahan suhu, kompatibel terhadap banyak zat aktif, mudah
digunakan, mudah disebar, melekat pada kulit, tidak terasa berminyak dan
mudah dibersihkan.
4. Vaselin Putih
✓ Vaselin putih adalah campuran yang dimumnikan dari hidrokarbon
setengah padat, diperoleh dari minyak bumi dan keseluruhan atau hampir
keseluruhan dihilangkan warnanya. Dapat mengandung stabilisatoryang
sesuai
5. Vaselin Kuning
✓ Vaselin kuning adalah campuran yang dimurnikan dari hidrokarbon
setengah padat yang diperoleh dari minyak bumi. Dapat mengandung zat
penstabil yang sesuai.
6. Campuran Vaselin Dengan Malam Putih & Malam Kuning
✓ Salep kuning: terdiri dari 50 B lilin kuning dan 950 E vaselin putih untuk
tiap 1000 B.
✓ Salep putih: Tiap 1000 g mengandung 50 g liin putih dan 950 g vaselin
putih

❖ Pertimbangan pemilihan basis hidrokarbon

Pemilihan basis salep disesuaikan dengan sifat zat aktif dan tujuan penggunaan.

Sifat:

a) basis hidrokarbon bersifal kompatibel dengan banyak zat akif karena inert

b) sedikit atau tidak mengandung air,

c) serta tidak mengabsorbsi air dari lingkungannya.

d) kandungan airnya yang sangat sedikit dapat mencegah hidrolisis zat aktif
seperti

beberapaantibiotik
e) kemampuan menyerap air yang rendah menyebabkan basis ini dapat digunakan
pada eksudat (Juka terbuka).meskipun demikian, basis ini tetap meningkatkan
hidrasi kulit sehingga meningkatkan absorbsi zat aktif secara perkutan.

f) Oleh karena itu, basis hidrpkarbon merupakan basis dari salep dasar dan jika
tidak disebutkan apa-apa maka basis hidrokarbon yang digunakan sebagai salep
dasar adalah Vaselin putih.

❖ Contoh salep basis hidrokarbon

1. Acid Salicylici Unguentum (Salep Asam Salisilat)

2. Acid Salicylici Sulfuris Unguentum (Salep Asam Salisilat Belerang)

3. Hyoscini Oculentum (Salep mata Hiosina / Skopolamin)

B. Basis salep serap

Basis Salep ini mempunyai sifat hidrofil dapat mengikat air, basis ini juga dapat
berupa bahan anhidrat atau basis hidrat yang memiliki kemampuan menyerap
kelebihan air Membentuk emulsi w/o
❖ Sumber basis
• Pada umumnya bahan-bahan tersebut merupakan campuran dari sterol-sterol
binatang atau zat yang bercampur dengan senyawa hidrokarbon dan zat yang
memiliki gugus polar atau seperti sulfat, sulfonat,karboksil,hidroksil atau suatu
ikatan ester.
• Contoh : lanolin,ester lanolin,campuran steroid, triterpene alkohol.
❖ Tipe basis serap
• Tipe 1 dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air
dalam minyak. Contohnya : parafain hidrofilik dan lanolin anhidrat
• Tipe 2 emulsi air dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan
air tambahan. Contoh : lanolin
❖ Kelebihan dan kekurangan basis serap
• Keuntungan : walaupun masih mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang
menyenangkan, tetapi mempunyai sifat yang lebih mudah tercuci dengan air
dibandingkan dasar salep berminyak.
• Kerugian : dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung
bahan-bajan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang stabil dengan
adanya air.

C. Basis salep dapat dicuci air (Krim)


1. Dasar Salep Emulsi M/A (vanishing cream)
2. Emulsifying Ointment B.P
3. Hidrophilic ointment
4. Fase minyak (fase internal) terdiri dari petrolatum bersamaan dengan satu atau
lebih alkohol BM tinggi, seperti cetyl atau stearyl alcohol.

D. Basis salep larut air


Sifat basis larut air:
- Larut dalam air
- Dapat dicuci
- Tidak berminyak

2.5 Preservatif

Preservatif / pengawet ditambahkan pada sediaan semipadat untuk mencegah


kontaminasi, perusakan dan pembusukan oleh bakteri atau fungi karena banyak basis
salep yang merupakan substrat mikroorganisme. dan aplikasi

• Sifat preservatif yang ideal:

- Larut pada konsentrasi yang diperlukan

- Tidak toksik

- Tidak mengiritasi pada konsentrasi yang digunakan

- Tidak berbau dan berwarna

• Contoh pengawet yang digunakan:

Senyawa-senyawa amonium kuarterner ( cetiltrimetil amonium bromida) ,


senyawa- senyawa merkuri organik (thimerosal), formaldehid, asam sorbit/kalium
sorbat, asam benzoat/natrium benzoat, paraben (meti/propil), dan alkohol-alkohol.
2.6 Faktor Pemilihan Salep

Basis merupakan basis terbesar dalam suatu sediaan padat. Salah satu faktor
yang harus diperhatikan dalam formulasi sediaan semi padat adalah pemilihan / seleksi
basis yang cocok. Basis merupakan sangat menentukan kecepatan pelepasan/aksi dari
obat, yang nantinya akan mempengaruhi khasiat atau keberhasilan terapi sehingga
sedian sangat penting. Sediaan tersebut tidak ada zat aktif / obat yang terkandung
seperti pada sediaan kosmetik. Sedangkan pada kasus dimana sediaan tersebut
mengandung zat aktif maka sebelumnya obat tersebut berefek, maka hal pertama yang
harus terjadi adalah obat harus bisa terlepas dari sediaan obat terlarut, kemudian
berdifusi dan terlepas dari pembawa atau basisnya. Tidak peduli obatnya harus bekerja
dimana (dipermukaan kulit,lapisan,stratum,lapisan epidermis,uniy pilosebasea dll)
Obat harus terlepas dari pembawa.

Faktor yang mempengaruhi basis salep :

- Khasiat yang diinginkan

- Sifat bahan obat yang di campurkan

- Ketersediaan hayati

- Stabilitas dan ketahanan sediaan hayati

2.7 Kualitas Basis Salep

➢ Stabil: Selama penggunaan harus bebas dari inkompatibilitas, tidak di pengaruhi


oleh suhu dan kelembapan kamar
➢ Lunak: Semua zat yang ada dalam salep harus halus, lunak dan homogen
➢ Mudah di pakai: Semua sediaan salep yang di gunakan harus mudah dipakai dan
tidak di persulit
➢ Dasar salep yang cocok: Dasar salep yang di gunakan harus sesuai dan cocok
dengan komponen bahan baku lainnya agar salep yang di hasilkan efektif
➢ Dapat mendistribusi merata: Salep harus mudah menyerap secara merata cepat
di kulit
2.8 Peraturan Salep

1. Peraturan salep pertama

Zat terlarut dalam campuran lemak di larutkan kedalamnya dengan pemanasan

2. Peraturan kedua

Bahan yang dapat di larutkan dalam air dilarutkan dengan air adalkan air yang di
gunakan dapat di serap seluruhnya oleh basis salep jumlah air yang dipakai kurangi
dari basis

3. Peraturan salep ketiga

Bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dengan lemak dan air, harus di
serbuk di ayak terlebih dahulu dengan pengayakan 840

4. Peraturan salep keempat

Salep yang di gunakan dengan cara mencairkan campuran di gerus sampai dingin dan
homogen

2.9 Cara pembuatan Salep

1. Metode Pelelehan

Zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk
fasa homogen

2. Metode Triturasi

Zat yang tudak larut di campur dengan sedikit basis yang di pakai atau dengan salah
satu zat pembantu kemudian di lanjut dengan penambahan sisa basis
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Salep merupakan sediaan semisolid yang memiliki banyak fungsi. Formulasi


dan pemilihan basis salep di sesuaikan dengan sifat fisik-kimia bahan aktif. Terdapat
basis hidrokarbon, basis mudah tercuci air, basis serap, dan basis larut air yang
kesemuannya memiliki karakteristik spesifik yang Pemilihannya sesuai tujuan yang di
harapkan.

B. SARAN

Saran dan kritik dari dosen pengampu Sangat di perlukan dalam pengembangan
dan memperbaiki makalah yang akan di buat kedepannya serta meningkatkan kualitas
pengetahuan kelompok kami.
Daftar Pustaka

Farmakope indonesia Edisi IV. 1995.

Howard. C Ansel 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi . Jakarta. Universitas


Indonesia (UI-Press)

Dra.Suprapti,Tati,Apt.2009. pengantar praktikum farmasitika , Jakarta. Jurusan Farmasi


Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Jakarta II 2014.

TantriSugianto.2012. Unguenta(salep). Jakarta.

https://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/02/unguenta-salep.html

2012.Formulasi dalam pembuatan sediaan setengah padat. Jakarta.

http://catatankecilkuliahfarmasi.blogspot.com/2012/11/formulasidalampembuatansedia
an.html

Anda mungkin juga menyukai