Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEDIAAN SEMI SOLID

SALEP

Disusun Oleh :
Nama : Susi
Nim : 209726
Kelas : 1C

AKADEMI FARMASI YARSI PONTIANAK


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyanyang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah,dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah teknologi sediaan semisolid. Makalah ini telah saya
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata
saya berharap semoga makalah tekonologi sediaan semi solid ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Selakau, juni 2021

Penyusun
Susi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................................... 3
BAB 1.................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN.............................................................................................. 5
A. Latar Belakang........................................................................................... 5
B. Tujuan........................................................................................................ 5
BAB II................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 6
A. Dasar Teori.................................................................................................
6
B. Karakteristik Salep.....................................................................................
6
C. Sifat – Sifat Salep.......................................................................................
7
D. Kelebihan Salep......................................................................................... 7
E. Kekurangan Salep...................................................................................... 7
BAB III................................................................................................................ 8
METODOLOGI PENELITIAN....................................................................... 8
A. Alat.............................................................................................................
8
B. Bahan......................................................................................................... 8
C. Formulasi................................................................................................... 8
D. Perhitungan Bahan..................................................................................... 9
E. Penimbangan Bahan...................................................................................
9
F. Cara Kerja.................................................................................................. 9
G. Evaluasi Sediaan...................................................................................... 10
BAB IV.............................................................................................................. 12
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................ 12
A. Hasil......................................................................................................... 12
B. Pembahasan............................................................................................. 12
BAB V............................................................................................................... 14
PENUTUP......................................................................................................... 14
Kesimpulan.................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Salep merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang digunakan pada
kulit, yang sakit atau terluka dimaksudkan untuk pemakaian topikal. Salep
digunakan untuk mengobati penyakit kulit yang akut atau kronis. Sehingga
diharapkan adanya penetrasi kedalam lapisan kulit agar dapat memberikan efek
yang diinginkan. Salep dapat diartikan sebagai sediaan setengah padat ditujukan
untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Bahan obatnya larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep tidak boleh berbau
tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung
obat keras atau narkotik adalah 10 %.
Sediaan salep harus memiliki kualitas yang baik yaitu stabil, tidak
terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar, dan semua zat yang dalam salep
harus halus. Oleh karena itu pada saat pembuatan salep terkadang mengalami
banyak masalah, salep yang harus digerus dengan homogen, agar semua zat
aktifnya dapat masuk ke pori – pori kulit dan di serap oleh kulit.
Pelepasan obat dari basisnya merupakan faktor penting dalam keberhasilan
terapi dengan menggunakan sediaan salep. Pelepasan obat dari sediaan salep
sangat dipengaruhi oleh sifat kimia fisika obat sepeti kelarutan, ukuran partikel
dan kekuatan ikatan antara zar aktif dengan pembawanya serta untuk basis yang
berbeda faktor – faktor diatas mempunyai nilai yang berbeda. Pemilihan
formulasi sangat menentukan tercapainya tujuan pengobatan oleh sebab itu
dalam membuat suatu sediaan yang sangat perlu diperhatikan adalah pemilihan
formulasi.

B. Tujuan
Adapun tujuan utama dari pembahasan makalah ini ialah untuk mengetahui
formulasi sediaan salep
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III
Oinment ( Unguentum ) adalah sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir.
Menurut Pharmaceutics Edited By M.E. Aulton
Oinment are greasy, semisolid preparations, often anhydrous and
containing dissolved or dispersed medicaments.
Menurut Pharmaceutical Pratice by D.M.Collet
Oinment are greasy preparations, the base is usually anhydrous and
immiscible with skin secretions.

B. Karakteristik Salep
1. Stabil, selama masih dipakai dalam masa pengobatan. Maka salep
harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan
kelembaban yang ada dalam kamar.
2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk
menjadi lunak dan homogen, sebab salep digunakan untuk kulit
uuang teriritasi, inflamasi dan ekskoriasi.
3. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling
mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit.
4. Dasar salep yang cocok adalah dasar salep yang komptikel secara
fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya.
5. Terdistribusi secara merata, obat harus terdistribusi merata melalui
dasar salep padat atau cair pada pengobatan. ( ilmu resep teori, hal
42 )

C. Sifat – Sifat Salep


Suatu dasar salep yang ideal mempunyai sifat – sifat sebagai beikut :
1. Tidak menghambat proses penyembuhan luka / penyakit pada kulit
tersebut.
2. Di dalam sediaan secara fisik cukup halus dan kental.
3. Tidak merangsang kulit
4. Reaksi netral, pH kulit yaitu sekitar 6-7
5. Stabil dalam penyimpanan
6. Tercampur baik dengan bahan berkhasiat
7. Mudah melepaskan bahan berkhasiat pada bagian yang diobati
8. Mudah dicuci dengan air
9. Komponen – komponen dasar salep sedikit mungkin macamnya
10.Mudah diformulasikan / diracik.

D. Kelebihan Salep
1. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit.
2. Sebagai bahan pelumas pada kulit.
3. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan
kulit dengan larutan berair dengan rangsang kulit.
4. Sebagai obat luar

E. Kekurangan Salep
Berdasarkan Basis
1. Kekurangan basis hidrokarbon
Sifatnya yang berminyak dapat meningalkan noda pada pakain serta
sulit tercuci, tidak sulit di bersihkan dari permukaan kulit.
2. Kekurangan basis absorbsi
Kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung bahan – bahan antibiotik
dan bahan – bahan kurang stabil dengan adanya air mempunyai sifat
hidrofil atau dapat mengikat air.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat
1. Homogenizer
2. Cawan Penguap
3. pH Meter
4. Gelas Ukur
5. Cincin Teflon
6. Timbangan Analitik
7. Jangka sorong
8. Beaker Glass
9. Vicometer Brookfield Tipe RV

B. Bahan
1. Asam Benzoat
2. Asam Salisilat
3. Lanolin
4. Vaseline Album

C. Formulasi
R/ Ungt Whitefield 15
SUE

Pro : Mina ( 19 tahun )

Resep Standar
Asam Benzoat 5
Asam Salisilat 5
Lanolin 4,5
Vaseline Album 45

- Lanolin See pH V
R/ Adeps Lanae 75%
Air 25%
D. Perhitungan Bahan
 Asam Benzoat
15/100 x 5 gram = 750 mg ( 0,75 gram )
 Asam Salisilat
15/100 x 5 gram = 750 mg ( 0,75 gram )
 Lanolin
15/100 x 45 gram = 6750 mg ( 6,75 gram )
 Vaselin Album
15/100 x 45 gram = 6750 mg ( 6,75 gram )

Perhitungan Lanolin
Adeps Lanae
75/100 x 6750 mg = 5060 mg ( 5,06 gram )
Air
25/100 x 6750 mg = 1690 mg ( 1,69 gram )

E. Penimbangan Bahan

 Asam Benzoat 750 mg ( 0,75 gram )


 Asam Salisilat 750 mg ( 0,75 gram )
 Lanolin 6750 mg ( 6,75 gram )
 Vaseline Album 6750 mg ( 6, 75 gram )

F. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Setarakan timbangan
3. Timbang Bahan
Asam Benzoat 750 mg ( 0,75 gram )
Asam Salisilat 750 mg ( 0,75 gram )
Lanolin 6750 mg ( 6,75 gram )
Vaseline Album 6750 mg ( 6, 75 gram )
4. Buat lanolin terlebih dahulu, campur lanolin dengan air
5. Kemudian masukkan asam salisilat dan asam benzoat
kedalam lumpang kemudian tetesi dengan etanol 95% gerus
hingga homogen
6. Masukkan vaseline album sedikit demi sedikit gerus hingga
homogen
7. Kemudian ditambahkan lanolin lalu diaduk hingga homogen
8. Masukkan kedalam pot salep
9. Beri etiket biru

G. Evaluasi Sediaan
1. Organoleptis ( Bau, Warna, dan Tekstur)
Diamati dengan cara panca indra, apakah sediaan tersebut
sudah sesuai dengan ketentuan sediaan yang benar, yaitu
bau, warna,tidak ada partikel yang tidak larut
2. Homogenitas
Uji homogenitas sediaan sirup dilakukan untuk melihat
perpaduan bahan – bahan ( basis dan zat aktif ) sehingga
menjadi bentuk salep yang homogen jika terdapat perbedaan
sifat pada basis dan zat aktif akan terjadi proses
penggumpalan sehingga mengakibatkan bentuk sediaan yang
memiliki partikel lebih besar dari sediaan.
3. Uji Pengukuran pH
Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH
meter.Pengukuran pH dalam penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui sifat dari salep dalam mengiritasi kulit.
Kulit normal berkisar antara pH 4,5 – 6,5. Nilai pH yang
melampaui 7 dikhawatirkan dapat menyebabkan iritasi kulit.
Pengukuran nilai pH menggunakan alat bantu stik pH atau
dengan menggunakan kertas pH universal yang dicelupkan
ke dalam 0,5 gram salep yang telah diencerkan dengan 5 ml
aquadest. Nilai pH salep yang baik adalah 4,5 – 6,5 atau
sesuai dengan pH kulit manusia.
4. Uji Daya Sebar
Pegujian daya sebar tiap sediaan dengan variasi tipe basis
dilakukan untuk melihat kemampuan sediaan menyebar pada
kulit, dimana suatu basis salep sebaiknya memiliki daya
sebar yang baik untuk menjamin pemberian obat yang
memuaskan. Perbedaan daya sebar sangat berpengaruh
terhadap kecepatan difusi zat aktif dalam melewati membran
semakin luas membran tempat sediaan menyebar maka
koefisien difusi semakin besar yang mengakibatkan difusi
obat pun semakin meningkat, sehingga semakin besar daya
sebar suatu sediaan maka semakin baik.
5. Uji Konsentrasi
Uji konsentrasi merupakan suatu cara untuk menentukan
sifat berulang, seperti sifat lunak dari setiap jenis salep
melalui sebuah angka ukur untuk memperoleh konsistensi
dapat digunakan alat penetrometer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Didalam peracikan obat kali ini dihasilkan obat dalam bentuk sediaan
unguentum (salep)/ semisolid. Salep bewarna putih kekuningan karena
didalamnya mengandung adeps lanae dan vaseline album. Salep tidak
berbau tengik dan homogen. Salep dimasukkan kedalam pot dan diberi
etiket warna biru.

B. Pembahasan

Pemerian
 Acidum Salicylicum (Asam Salisilat)
 Pemeriaan : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir
tidak berbau; rasa agak manis dan tajam
 Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P;
mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutan amonium
asetat P, dinatrium hidrogenfosfat P; kalium sitrat P dan natrium sitrat P
Khasiat      : Antifungi, Keratolitikum (Depkes, 1979).

 Acidum Benzoicum (Asam Benzoat)


Pemeriaan : Hablur halus dan ringan; tidak berwarna; tidak berbau
Kelarutan  : Larut dalam kurang lebih 350 bagian air, dalam kurang lebih 3
bagian etanol (95%) P; dalam 8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P
Khasiat     : Antiseptikum extern dan antijamur (Depkes, 1979).

 Adeps Lanae (Lemak Bulu Domba)


Pemeriaan : Zat serupa lemak, liat, lekat; kuning muda atau kuning pucat, agak
tembus cahaya; bau lemah dan khas
Kelarutan  : Praktis tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P;
mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P
  Khasiat   : Zat Tambahan (Depkes, 1979).

 Vaselin Album (Vaselin Putih)


 Pemeriaan : Massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap setelah zat
dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk
Kelarutan  : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P; larutan kadang-
kadang beropalesensi lemah
Khasiat     : Zat Tambahan (Depkes, 1979).
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
1.
2. Pada peracikan obat kali ini dihasilkan salep berwarna putih kekuningan,
tidak berbau yang dapat digunakan untuk pemakaian luar pada kulit
dengan cara dioleskan pada bagian yang luka.
3. Dalam pencampuran dan peracikan antara acidum benzoicum dan acidum
salicylicum perlu ditetesi sp fortior terlebih dahulu agar mudah larut dan
mudah homogen
4. Pada pembuatan salep, hasil akhir salep harus homogen dan dapat
ditentukan dengan cara dioleskan pada kaca/bahan transparan lainnya
yang cocok, dan harus menunjukkan susunan yang homogen
DAFTAR PUSTAKA

Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Anief. 2012. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Ansel, H.C. 21989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : Universitas
Indonesia Press.
Depkes. 1979. Farmakope Indonesia Ed III. Jakarta : Depkes RI
Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai