Disusun oleh:
Indah Febriana
NIM: 201904052
PRODI D3 FARMASI
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan RahmatNyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah
dengan tepat waktu.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat
kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.Dengan ini saya mempersembahkan
makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah
ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Judul.........................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
3.1 Kesimpulan....................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................11
Daftar Pustaka..........................................................................................................12
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Preformulasi dan permasalahannya ?
5. Bagaimana cara pembuatannya ?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian salep.
2. Dapat mengetahui Khasiat, Monografi dan fungsi zat yang terdapat dalam salep.
3. Dapat mengetahui alasan isi zat aktif yang bisa dibentuk sediaan suspensi.
4. Dapat mengetahui preformulasi dan permasalahan dalam resep
5. Cara pembuatan resep suspensi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan
larutan berair dan rangsang kulit ( Anief, 2005).
4. Persyaratan salep menurut FI ed III
a. Pemerian tidak boleh berbau tengik.
b. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau
narkotik, kadar bahan obat adalah 10 %.
c. Dasar salep yang cocok.
d. Homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain
yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.
e. Penandaan,pada etiket harus tertera “obat luar” (Syamsuni, 2005).
5. Kualitas dasar salep meliputi:
a. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar.
b. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak
dan homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,inflamasi dan
ekskloriasi.
c. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai
dan dihilangkan dari kulit.
d. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimia
dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau
menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah
yang diobati.
e. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat
atau cair pada pengobatan (Anief, 2005).
6. Pembagian Salep
Salep dapat digolongkan berdasarkan konsistensi, sifat farmakologi, bahan
dasarnya dan formularium nasional antara lain:
a. Menurut konsistensi, salep di bagi :
Unguenta : Salep yang memiliki konsistensi seperti mentega, tidak mencair
pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan.
Krim ( cream ): Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit,
suatu tipe yang dapat dicuci dengan air.
4
Pasta : Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat ( serbuk) berupa
suatu salep tebal karena merupakan penutup/pelindung bagian kulit yang
diolesi.
Cerata Salep berlemak yang mengandung persentase lilin ( wax) yang tinggi
sehingga konsistensinya lebih keras ( ceratum labiale ).
Gelones / spumae/ jelly : Salep yang lebih halus, umumnya cair , dan sedikit
mengandung atau tidak mengandung mukosa ; sebagai pelicin atau basis,
biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari minyak dan lemak
dengan titik lebur rendah. Contoh : starch jelly ( amilum 10% dengan air
mendidih).
b. Menurut sifat farmakologi / terapetik dan penetrasinya:
Salep epidermik ( epidermic ointment, salep penutup)
Salep ini berguna untuk melindungi kulit, menghasilkan efek lokal dan untuk
meredakan rangsangan / anestesi lokal ; tidak diabsorbsi ; kadang-kadang
ditambahkan antiseptik atau astringent. Dasar salep yang baik untuk jenis
salep ini adalah senyawa hidrokarbon.
Salep endodermik
Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit, tetapi
tidak melalui kulit ; terabsorbsi sebagian dan digunakan untuk melunakkan
kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang terbaik adalah minyak lemak.
Salep diadermik
Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit untuk
mencapai efek yang diinginkan. Misalnya, salep yang mengandung senyawa
merkuri iodida atau belladona.
c. Menurut dasar salepnya:
Dasar salep hidrofobik.
Salep yang tidak suka air atau salep yang dasar salepnya berlemak (greassy
bases): tidak dapat dicuci dengan air. Misalnya, campuran lemak-lemak ,
minyak lemak, malam.
Dasar salep hidrofilik.
Salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya mempunyai dasar salep
tipe o/w.
5
2.2 Formulasi Resep Salep
(FORNAS hal 136-137 ) Rancangan Formulasi
Tiap 10 g mengandung :
Gentamycini Sulfas setara dengan
Gentamycinum 10.000 UI
Methylis Parabenum 500 μg
Buthylis Parabenum 100 μg
Paraffinum Liquidum 1g
Vaselinum Album hingga 10 g
6
parrafinum liquidum
parafin cair
a. pemerian : cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak
berwarna; hampir tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa.
b. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut
dalam kloroform P dan dalam eter P.
c. Khasiat : laksativum (FI III : 474)
Vaselinum Album ( FI IV hal 822)
a. Nama lain : vaselin album. Vaselin putih
b. Pemerian : putih atau kekuningan pucat, massa berminyak trasparan dalam
lapisan tipis, setelah di dingikan pada suhu 0o .
c. Kelarutan : tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin atau panas
dan dalam etanol mutlak dingin; mudah larut dalam benzena,dalam karbon
disulfida,dalam kloroform,larut dalam heksana, dan dalam sebagian besar
minyak lemak dan minyak atsiri.
d. Khasiat : basis salep
7
c. Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari
panas yang berlebihan. (FI IV : 406)
d. Khasiat : antibiotikum (FI III : 267)
Bahan Tambahan
Methylis parabenum
Metilparaben
Nipagin M
a. Pemerian : hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih; tidak
berbau atau berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar.
b. Kelarutan : sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
c. Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. (FI IV : 551)
d. Khasiat : zat tambahan; zat pengawet (FI III: 378)
Buthylis parabenum
Butilparaben
a. Pemerian : hablur halus tidak berwarna atau serbuk putih.
b. Kelarutan : sangat sukar larut dalam air dan dalam gliserin; mudah larut
dalam aseton, dalam etanol, dalam eter dan dalam propilen glikol.
c. Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik. (FI IV : 158)
d. Khasiat : zat pengawet
parrafinum liquidum
parafin cair
a. pemerian : cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak
berwarna; hampir tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa.
b. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut
dalam kloroform P dan dalam eter P.
c. Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari
cahaya.
d. Khasiat : laksativum (FI III : 474)
Vaselinum Album ( FI IV hal 822)
a. Nama lain : vaselin album. Vaselin putih
8
b. Pemerian : putih atau kekuningan pucat, massa berminyak trasparan dalam
lapisan tipis, setelah di dingikan pada suhu 0o .
c. Kelarutan : tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin atau panas
dan dalam etanol mutlak dingin; mudah larut dalam benzena,dalam karbon
disulfida,dalam kloroform,larut dalam heksana, dan dalam sebagian besar
minyak lemak dan minyak atsiri.
d. Khasiat : basis salep
2.6 Permasalahan
a. Zat aktif ditujukan untuk penggunaan topikal
b. Vaselinum album merupakan basis krim yang mudah teroksidasi
c. Agar massa salep dapat mengembang dengan baik dan stabil.
Penyelesaian masalah
9
2.7 Prosedur Pembuatan
Disiapkan mortir panas ditimbang vaselin album dan di masukkan dalam mortir dan
digerus sampai rata.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Salep adalah bentuk sedian setengan padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan dasar salep adalah salep hidrokarbon, dimana dasar salep yang
digunakan adalah vaselin album. Zat aktif yang di gunakan adalah Gentamycin Sulfat
karena cocok digunakan sebagai sediaan topical untuk mengobati penyakit kulit akibat
infeksi oleh bakteri yang peka terhadap antibiotic ini. Gentamycin sulfat termasuk
antibiotic golongan aminoglikosida yang digunakan untuk mengobati infeksi-infeksi
yang disebabkan terutama oleh bakteri gram negative ( pseudomas ) dan gram positif
( staphylococcus ), infeksikulit, infeksi jaringan lunak.
3.2 Saran
11
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/document/290483140/Formulasi-Sediaan-Semisolid-Salep-
Gentamisin
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37593/1/ANNISA
%20NURUL%20AZZAHRA-FKIK.pdf
http://jendelailmumuu.blogspot.com/2018/01/laporan-semi-solid-salep-
gentamisin.html
12