Disusun oleh:
FAKULTAS FARMASI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmatnya kepada kita
semua. Rasa syukur itu dapat kita wujudkan dengan cara memelihara lingkungan
dan mengasah akal budi pekerti kita untuk memanfaatkan karunia Allah SWT itu
dengan sebaik-baiknya.
Jadi,rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan cara itu, anda akan menjadi
generasi bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. Makalah ini yaitu materi
“Tekhnologi Sediaan Farmasi Solid & Liquid” tentang “SEDIAAN SUSPENSI
ORAL”.
Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. Namun,
dalam usaha yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang
bisa kami jadikan sebagai motivasi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar belakang....................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................... 2
BAB II ISI....................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan suspensi?
2. Apa saja yang harus diketahui dalam praformulasi?
3. Berapa banyak formula suspensi yang digunakan?
4. Bagaimana metode pada pembuatan sediaan suspensi kering?
5. Bagaimana kemasan yang digunakan?
6. Bagaimana standar mutu komersial suspensi kering?
1
C. Tujuan
1. Mengetahuai apa itu suspensi
2. Mengetahuia praformulasi yang digunakan dalan pembuatan suspensi kering
3. Mengetahui banyaknyabahan yang digunakan dalam formula
4. Mengetahui metode pembuatan dari suspensi kering
5. Mengetahui kemasan yang akan digunakan
6. Mengetahui mutu dari suspensi kering yang dibuat
2
BAB II
ISI
A. Pengertian suspensi
3
B. RnD
1. Praformulasi
Ornidazol
a. Nama : Ornidazol
b. Sinonim : Ornidazolum
c. Nama kimia : 1-(3-Kloro-2-hidroksipropil)-2-metil-5-nitromidazol
d. Formulasi empiris dan berat molekul : C7H10CIN3O3
e. Kategori fungsi : antibiotik
f. Penerapan dalam formulasi : Sebagai Zat Aktif
g. Deskripsi : Ornidazol adalah turunan 5-Nitroimidazol yang aktif
melawan Bakteri Protozoa anaerob yang digunakan untuk melawan
infeksi. Ornidazol sebagian langsung terikat plasma dan juga
memiliki tindakan peka radiasi .
h. Keasaman / kebasaan :-
i. Densitas / berat jenis :219,625 gram/mol
j. Konstanta disosiasi :-
k. Kelarutan :larut dalam etanol, sedikit larut dalam air
l. Stabilitas : stabil pada suhu normal dan tekanan
m. Kondisi penyimpanan :Simpan obat di temperatur ruagan, jauh dari
panas dan cahaya langsung. Jangan membekukan obat kecuali
diperlukan oleh brosur
n. Inkompatibilitas :tidak dapat dicampur dengan larutan yang
mengandung kalsium
4
g. Deskripsi : Minyak Ikan adalah minyak lemak hasil destearisasi
sebagian dari minyak hati segar Gadus morrhua Linn, dan spesies
lain dari familia Gadidae
h. Keasaman / kebasaan : bilanganasam tidal lebih dari 1,2
i. Densitas / berat jenis : antara 0,918 dan 0,927
j. Konstanta disosiasi :-
k. Kelarutan : sukar larut dalam etanol, mudah larut dalam eter, dalam
kloroform, dalam karbon disulfida, dan dalam etilasetat.
l. Stabilitas:-
m. Kondisi penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, dapat
digunakan botol atau wadah lain yang telah dikeluarkan udaranya
dengan cara hampa udara atau dialiri gas inert.
n. Inkompatibilitas :Ketidak campuran dengan bahan pengoksidasi
yang kuat
Gliserin
a. Nama : Gliserin
b. Sinonim :Gliserol
c. Nama kimia : C3H8O3
d. Formulasi empiris dan berat molekul: 92,09 gram/mol
e. Kategori fungsi : eksipien
f. Penerapan dalam formulasi : corigen saporis
g. Deskripsi :Cairan tidak berwarna hingga kuning, tidak berbau,
berasa manis, bertekstur kental; bersifat higroskopis
h. Keasamanan / kebasaan : netral
i. Densitas / berat jenis : 1,25 gram/ml
j. Konstanta disosiasi :-
k. Kelarutan :dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam
minyak menguap.
l. Stabilitas : stabil dalam tekanan dan suhu normal
m. Kondisi penyimpanan :disimpan dalam wadah kedap udara
5
n. Inkompabilitas :dapat meledak jika dicampur dengan oksidasi yang
kuat seperti potassium permaganat, pottasium klorat
Gliadin
a. Nama: Gliadin
b. Sinonim:-
c. Nama kimia:-
d. Formulasi empiris dan berat molekul: 20-100 kilodalton
e. Kategori fungsi :eksipien
f. Penerapan dalam formulasi:Glidan
g. Deskripsi:kelas protein yang ada dalam gandum dan beberapa
sereal lainnya dalam genus triticum
h. Kesamanan / kesbasaan:berubah menjadi putih kekuningan dalam
kondisi asam
i. Densitas / berat jenis:-
j. Konstanta disosiasi:-
k. Kelarutan : larut dalam alkohol 70-80 % dan taak larut dalam air,
larutan maupun alkohol murni.
l. Stabilitas:-
m. Kondisi penyimpanan :dalam wadah tertutup rapat
n. Inkompatibilitas:-
Vanilin
a. Nama : Vanillin
b. Sinonim :Vanillin
c. Nama kimia : 4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida C3H8O3
d. Formulasi empiris dan berat molekul :152,15
e. Kategori fungsi :korigen
f. Penerapan dalam formulasi
g. Deskripsi: Vanilin mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak
lebih dari 103,0% C8H8O3, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan
6
h. Keasamanan / kebasaan:Pka 7,781/PKb 6,216
i. Densitas / berat jenis :1,06 gram/cm3
j. Konstanta disosiasi :-
k. Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam
kloroform, dalam eter, dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu;
larut dalam gliserin dan dalam air panas
l. Stabilitas: -
m. Kondisi penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya
n. Inkompatibilitas: -
Lemon oil
a. Nama: oleum citri
b. Sinonim : minyak jeruk, lemon oil
c. Nama kimia:-
d. Formulasi empiris dan berat molekul
e. Kategori fungsi: obat batuk, perangsang peristaltic pada mulas
f. Penerapan dalam formulasi :Corigan odoris
g. Deskripsi:minyak atsiri yang diperoleh dengan cara pemerasan
pericarp, segar citrus lemon, L burm familia Rutaceae yang masak
atau hampir masak
h. Keamanan / kebasaan:-
i. Densitas / berat jenis :0,85
j. Konstanta disosiasi-
k. Kelarutan: larut dalam air 12 bagian etanol P (90%) larutan agak
beropalesensi, dapat bercampur dengan etanol ,utlak P
l. Stabilitas:-
m. Kondisi penyimpanan: dalam wadah tertutupmrapat, terisi penuh,
terlindung dari cahaya, ditempat sejuk.
n. Inkompatibilitas :-
7
2. FORMULASI
1 Ornidazole 0,5-1/hari
2 Glycerin 75 cc
4 Gliadin 10 g
3. Metode Pembuatan
4. Kemasan
8
C. PRODUKSI
1. Master Formula
NO Nama Jumlah Per botol (60 gram) Per Bets (1000 botol)
Bahan (gram)
Perhitungan Hasil perhitungan Hasil
(gram)
1 Ornidazol 0,5 0,5x60 0,28 O,28x1000 280
160
2 Cod liver 5,73 5,73x60 3,24 3,24x1000 3240
oil
160
3 Glycerin 93,75 93,75x60 35,15 35,15x1000 35150
160
4 Gliadin 6 6x60 3,39 3,39x1000 3390
160
5 Vanilin 0,01 0,01x60 0,005 0,005x1000 5
160
6 Lemon 0,000201 0,000201x60 0,00011 0,00011x10000 0,11
Oil
160
1 Ornidazole 280
3 Gliserin 35150
4 Gliadin 3390
9
5 Vanilin 5
6 Lemon oil 0,11
3. Alur Produksi
10
1. Gunakan aqua DM sebagai pelarut atau pembawa yang sudah
didihkan selama 15 menit untuk seluruh proses
2. Seluruh bahan(zat aktif dab eksipien0 fitimbang
3. Tampung dalam wadah bersih zat aktif (bila menggumpal ayak
dengan mesh 30)
4. Jika menggunakan pembasah, tambahkan zat pembasah dalam zat
aktif, aduk hingga homogen. Tambahkan aqua DM matang sedikit
demi sedikit sampai terbentuk masa yang cukup basah
5. Dalam wadah basah kembangkan suspending agent dan
tambahkanpengawet
6. Dalam wadah steam double jacketed larutan eksipien lain(kecuali
flavor) dalam beberapa aqua DM. Aduk sampai larut, biarkan
mendidih selama 1 menit, lewatkan melalui saringan mesh
100,tampung dalam wadah besih.
7. Tuangkan lagi ½ bagian bahan nomer 6 kedalam campuran bahan
nomer 5lalu lewatkan melalui gollioid mill
8. Masukan lagi ¼ bagian nomor 6, panaskan pada temperatur 90-95 C
selam 30 menit, sambil stirer.dinginkan sampai temperatur 40 C.
9. Campur bahan nomor 4 dan ¼ bagian yang tersisa dari nomor 6,
panaskan pada temperatur 90-95 C.
10. Larutkan flavour dalam pelarut yang sesuai,aduk selama 15 menit
11. Tuangkan bahan nimor 9 kedalam bahan nomor 8 sambil stirer
kemudian tambahkan flavour yang telah dilarutkan sebelumnya
12. Pindahkan bahan nomor 11 melalui saringan mesh 100, tampung
dalam wadah bersih
13. Sampling QC
14. Lakukan pengisiam botol atau kemasan primer, lakukan
penandaan,beri etiket, brosur dan kemasan sekunder.
5. Pengemasan
Primary Watertight Inner Receptacle
11
a. Gunakan kemasan kedap air untuk specimen cairan dengan
penutupan yang sesuai seperti screw-on, snap-on atau push-on yang
tertutup, disegel dengan perekat tambahan.
b. Jika menempatkan kemasan yang mudah mengalami kerusakan
atau rapuh dengan bentuk kemasan satuan (botol, vial, closures,
blister,dll) didalam kemasan sekunder ,maka harus dibungkus
dengan materil kemasan (bubblewrap, busa, stryfoam,dll) dengan
rapi untuk mrncegah gesekan antar produk saat pegiriman.
Kemasan primer
Kemasan sekunder
Etik
et
12
D. BAGIAN QC
1. Pembuatan Spesifikasi bahan baku dan produk jadi
Harus memenuhi bebrapa mengikuti:
a. Majemen mutu
Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan
tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
dokumen isin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan resiko yang
membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak
efektif.
b. Pemastian muru
Pemastian mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik
secara tersendiri maupun kolektif yang akan mempengaruhi mutu dari
obat yang akan dihasilkan.
c. Cara pembuatan obat yang baik
CPOB adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa obat
dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu
yang sesuai dengan tujuan penggunaan dipersyaratkan dalam izin edar
dan spesifikasi produk.
13
2. Pengujian in process control (IPC)
Evaluasi organoleptik
Alat : pH meter
dt = w3 – w1
w2 – w1
14
Keterangan : dt = bobot jenis pada suhu t
Prinsip : mengukur kecepatan bola jatuh melalui cairan dalam tabung pada
temperatur tetap
Penafsiran hasil :
15
keterangan :
η = viskositas cairan
B = konstanta bola
1. Uji fisik
- Persyaratan :
- Cara penetapan :
- Persyaratan :
- Cara penetapan :
16
(kari fischer) sampai titik akhir secara elektrometrik atau visual
untuk menetapkan kelembaban yang mungkin ada. Tambahkan
segera larutan uji, campur dan titrasi dengan pereaksi sampai
titik akhir secara elektrometrik atau visual. Hitung kadar air
dalam zat uji dalam mg dengan rumus :
SXF
- Persyaratan :
Semakin besar nilai laju alir dari suspense kering maka laju alir
akan semakin baik dan suspense kering tersebut semakin
mudah dituang.
- Cara penetapan :
- Cara penetapan :
17
e. Uji Distribusi Ukuran Pertikel (FI ed IV, 1995)
- Cara penetapan;
- Persyaratan :
- Cara penetapan;
- Persyaratan :
- Cara penetapan :
18
Setelah beberapa waktu/hari, amati volume akhir dengan
terjadinya volume sedimentasi, volume tersebut diukur (VO)
F =
- Persyaratan :
- Cara penetapan ;
- Persyaratan ;
- Cara penetapan :
19
bukit dari suspensi kering yang terbentuk dan garis tengah
antar bukit.
ɑ = arc tg h/r
Dimana :
ɑ = sudut istirahat
h = tinggi bukit
- Persyaratan ;
- Penetapan ;
- Persyaratan ;
- Cara penetapan ;
20
Larutkan 10 gram suspensi kering dalam 200 mL air, kemudian
masukkan ke dalam tabung pada viscometer, hitung waktu
yang dibutuhkan bola untuk melewati tanda pada tabung.
- Persyaratan :
- Cara penetapan :
21
kalibrasi secara hati-hati untuk menghindari pembentukan
gelembung udara pada waktu penuangan dan didiamkan
selama tidak lebih dari 30 m3nit. Jika telah bebas dari
gelembung udara, ukur volume tiap campuran.
2. Uji Kimia
- Persyaratan ;
pH antara 6-8
- Cara penetapan :
3. Uji Mikrobiologi
- Persyaratan :
- Cara penetapan :
22
Kedalam setiap tabung dari 14 tabung berukuran sama
tambahkan masing-masing 9 mL media FSDC steril. Pisahkan
12 tabung dan bagi dalam 4 kelompok yang masing-masing
terdiri dari 3 tabung. 1 kelompok sebagai control dan 3
kelompok lain sebagai : 1 kelompok (“ 100”), kelompok 2
(“10”), kelompok 3 (“1”), dan 2 tabung lainnya masing-masing
dinyatakan sebagai tabung A dan tabung B. kedalam masin-
masing tabung kelompok 1 (“100”) dan tabung A dimasukkan 1
mL larutan atau suspensi specimen dan campur. Dari tabung A
di pipet 1 mL kedalam tabung B, dan campur. Tabung A dan
tabung B masing-masing akan berisi 100 mg dan 10 mg
specimen. Kedalam masing-masing kelompok 2 (“10”)
tambahkan 1 mL dari tabung A, dan ke dalam masing-masing
tabung kelompok 3 (“1”) tambahkan 1 mL dari tabung B. buang
sisi isi dari tabung A dan tabung B. tutup baik-baik semua
tabyng dan inkubasikan, setelah inkubasi amati adanya
pertumbuhan di dalam tabung, ketiga tabung control akan tetap
jernih, dan berdasarkan ada tidaknya pertumbuhandi kelompok
1, kelompok 2, kelompok 3.
23
uji kemudian menghambat pertumbuhan bakteri. Bakteri uji baik
berbentuk vegetatif/bentuk sporanya, pada inkubasi setelah fase
log, akan membaik sampai kesuatu tingkat dimana terdapat cukup
sel-sel yang akan mengadsorpsi antibiotic sehingga mencegah
difusi selanjutnya dari antibiotik sehingga mencegah difusi
selanjutnya dari antibiotik dan terbentuk batas daerah hambatan
pertumbuhan .
b. Teknik perforasi
24
daerah hambatan yang terjadi disekelilingnya berupa daerah
bening.
c. Teknik silinder
25
DAFTAR PUSTAKA
Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori Dan Praktek Farmasi Industri.
Diterjemahkan Oleh Farida Ibrahim.Jakarta:UI-Press.
26
27