Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN NON STERIL

SEDIAAN SIRUP

DOSEN PENGAMPU :
Gede Trima Yasa,S.Farm.,M.farm

DISUSUN OLEH :

 Freany Dominique Jacob 2103010015


 M.Hasan Bashri 2103010016
 Lia Novi Arifiani 2103010019
 Meutia SK 2103010022
 Kadek Nila Wulandari 2103010024

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIS DAN


KOMUNITAS INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
BINTANG PERSADA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan makalah “Teknologi Sediaan Non Steril Sirup’. Makalah ini kami
susun karena merupakan salah satu tugas yang diberikan pada mata kuliah
Teknologi Sediaan Non Steril. Makalah ini akan membahas preformulasi hingga
pengemasan dan labeling.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam proses perkuliahan


khususnya bagi mahasiswa Program Studi Farmasi di Institut Teknologi Kesehatan
Bintang Persada. Kami mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini, karena pada dasarnya kami hanya manusia biasa yang masih dalam
tahap belajar dan masih harus banyak melakukan perbaikan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini.

Kami mengucapkan banyak Terima Kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini dan bagi semua pembaca makalah ini.

Denpasar, 06 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 2
2.1 Pengertian Sirup..................................................................................... 2
2.2 Komponen Sirup..................................................................................... 2
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan.................................................................... 3
2.4 Sifat Fisika Kimia Sirup.......................................................................... 4
2.5 Monografi Bahan Obat Dan Zat Tambahan.......................................... 5
BAB III FORMULASI.............................................................................. 8
3.1 Permasalahan......................................................................................... 8
3.1.1 Anilisis Permasalahan............................................................ 8
3.1.2 Penanganan Masalah............................................................. 8
3.2 Dosis , Bentuk Sediaan Dan Cara Pemakaian...................................... 9
3.2.1 Dosis...................................................................................... 9
3.2.2 Bentuk Sediaan..................................................................... 9
3.2.3 Cara Pemakaian.................................................................... 9
BAB IV PRODUKSI
4.1 Alat Dan Bahan...................................................................................... 10
4.2 Perhitungan Bahan................................................................................. 10
4.3 Prosedur Kerja....................................................................................... 12
4.4 Desain Kemasan.................................................................................... 13
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Teknologi sediaan adalah cara memformulasi atau merancang suatu obat


menjadi bentuk sediaan dengan menggunakan teknologi. Sediaan obat adalah bentuk
sediaan yang mengandung zat aktif yang siap dikonsumsi.Perkembangan teknologi
menjadikan obat tidak langsung dikonsumsi dalam bentuk zat murni. Preformulasi
adalah Langkah awal dalam memformulasi, mengkaji, mengumpulkan keterangan
tentang sifat fisika kimia dari zat aktif bila dikombinasikan dengan zat atau bahan
tambahan menjadi suatu bentuk sediaan farmasi yang stabil, efektif dan aman.

Demam merupakan keadaan suhu tubuh di atas suhu normal, yaitu suhu tubuh di
atas 38o Celsius (Ismoedijanto, 2016). Demam adalah proses alami tubuh untuk
melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu
tubuh normal (>37,5°C) (Hartini, 2015). Suhu tubuh adalah suhu visera, hati, otak, yang
dapat diukur lewat oral, rektal, dan aksila. Secara garis besar, ada dua kategori demam
yang sering kali diderita oleh anak balita dan manusia pada umumnya yaitu demam
noninfeksi dan demam infeksi (Widjaja, 2016). Penurunan suhu tubuh dapat dibantu
dengan penggunaan obat penurun panas (antipiretik), terapi fisik (nonfarmakologi)
seperti istirahat baring, kompres hangat, dan banyak minum. Penggunaan obat
tradisional dengan produk herbal atau homeopatik belum terbukti secara ilmiah dapat
menurunkan demam, tapi hanya berdasarkan pengalaman semata sehingga perlu dikaji
lebih lanjut. Sediaan obat yang sangat mudah dikonsumsi untuk pasien anak yaitu sirup.
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.

1.2 TUJUAN

a. Mahasiswa dapat mengetahui rancangan formula sediaan sirup paracetamol.


b. Mahasiswa dapat memproduksi sediaan sirup paracetamol.
c. Mahasiswa dapat mengevaluasi sediaan sirup paracetamol. 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sirup


Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kecuali
dinyatakan lain,kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari
66,0%. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau
tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat (DepKes RI, 1979).
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali
dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan
sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injeksi. Wadah harus dapat
dikosongkan dengan cepat (DepKes RI, 1979).
Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun
fisika kedalam bahan cair. Larutan dapat digolongkan menjadi larutan langsung (direct)
dan larutan tidak langsung (indirect). Sirup adalah larutan oral yang mengandung
sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir
jenuh dengan sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirop adalah 64-66%, kecuali dinyatakan
lain (Syamsuni, 2007).
Ada tiga macam sirup yaitu :
a. Sirup simpleks mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25% b/v.
b. Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan
dan digunakan untuk pengobatan.
c. Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau
penyedap lain. Tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk menutupi rasa tidak
enak dan bau obat yang tidak enak.
2.2 Komponen Sirup
Sebagian besar sirup mengandung komponen-komponen sebagai
berikut :
a. Gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk
memberi rasa manis dan kental.
2
b. Pengawet antimikroba

Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar


bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.
c. Pemberi Rasa
Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan
yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena
sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air
yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang
enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup,
misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus.

d. MPewarna
Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan
komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama
penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada
warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisen dengan
rasa. Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan
mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan
stabilisator.

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Sirup


Adapun kelebihan atau keuntungan dari sediaan sirup adalah sebagai berikut :
a. Merupakan campuran yang homogen.
b. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan

c. Obat lebih mudah diabsorbsi.


d. Mempunyai rasa manis.
e. Mudah diberi bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan daya tarik
untuk anak.
f. Membantu pasien yang mendapat kesulitan dalam menelan obat tablet.

Kerugian Atau Kekurangan Sirup Sebagai Berikut :

a. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan.


b. Volume dan bentuk larutan lebih besar.

c. Ada yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup.

2.4 Sifat Fisika Kimia Sirup

a. Viskositas

Viskositas atau kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat
dengan hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang
diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar
melewati permukaan datar lainnya dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara
permukaan tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Untuk
menentukan kekentalan, suhu zat uji yang diukur harus dikendalikan dengan tepat,
karena perubahan suhu yang kecil dapat menyebabkan perubahan kekentalan yang
berarti untuk pengukuran sediaan farmasi. Suhu dipertahankan dalam batas tidak lebih
dari 0,1 C.

b. Uji mudah tidaknya dituang

Uji mudah tidaknya dituang adalah salah satu parameter kualitas sirup. Uji ini
berkaitan erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan cairan akan
semakin mudah dituang dan sebaliknya. Sifat ini digunakan untuk melihat stabilitas
sediaan cair selama penyimpanan. Besar kecilnya kadar suspending agent berpengaruh
terhadap kemudahan sirup untuk dituang. Kadar zat penstabil yang terlalu besar dapat
menyebabkan sirup kental dan sukar dituang.
c. Uji Intensitas Warna
Uji ini untuk mengamati warna sirup 0-4 minggu. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan dalam waktu tertentu.

2.5 Monografi Bahan Obat Dan Zat Tambahan


1. Paracetamol ((Asetaminopen)
 Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, pahit.
 Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) ,
dalam 13 bagian aseton ,dalam 40 bagian gliserol dan
dalam 9 bagian propilenglikol, larut dalam larutan alkali
hidroksida.
 Titik lebur : 111 derajat Celcius
 Bobot molekul : 151, 151, 163
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
 Stabilitas : Pada suhu ˃ 40 akan lebih mudah, terdegradasi, lebih,

mudah terurai dengan adanya udara dari luar dan adanya


cahaya, pH jauh dari rentang pH optimum.
 Khasiat dan kegunaan : Analgetikum, antipiretikum.

2. Sirplus simplex

 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna.


 Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
(95%) , dalam metanol dan dalam asam asetat
 Titik lebur : 186 derajat celcius
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
 Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar.
 Khasiat dan kegunaan : Zat tambahan.

5
3. Propilen glikol
 Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
agak manis, higroskopik.
 Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) dan
dengan kloroform , larut dalam 6 bagian eter , tidak dapat
campur dengan eter minyak tanah , dan dengan minyak
lemak.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
 Khasiat dan kegunaan : Zat tambahan, pelarut.
4. Metil paraben
 Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak
membakar diikuti rasa tebal.
 Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih
, dalam 3,5 bagian etanol (95%) dan dalam 3 bagian
aseton , mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali
,aseton , hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas
dan dalam 40 bagian minyak minyak lemak lemak nabati
panas , jika didinginkan larutan tetap jernih.

 Titik lebur : 125oC -128oC

 pH : 3-6
 Bobot molekul : 152, 15
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
 Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar.
 Khasiat dan kegunaan : Zat tambahan, zat pengawet.

5. Propil paraben
 Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.

6
 Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian
etanol (95%) , dalam 3 bagian aseton, dalam 140 bagian
gliserol dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut
dalam gliserol dan dalam 40 bagian minyak lemak,
mudah larut dalam larutan alkali hidroksida.
 Titik didih : 95oC – 98oC
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
 Khasiat dan kegunaan : Zat pengawet
5. Aquadest

 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak


mempunyai rasa.
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

7
BAB III
FORMULASI

3.1 Pengertian Sirup Paracetamol


Paracetamol syrup yang dikenal juga dengan nama acetaminophen
syrup adalah obat yang digunakan sebagai analgetic (pereda nyeri) dan
antipiretik (penurun panas/demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter.
Meskipun Paracetamol syrup memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak
dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamasinya dianggap
tidak signifikan.
Cara kerja obat ini yang diketahui sekarang adalah dengan cara
menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim COX berperan pada
pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan
dihambatnya kerja enzim ini, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf
pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang.
Paracetamol syrup menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan
hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.

3.1.1 Permasalahan
Berdasarkan penelusuran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
terdapat beberapa produk sirup yang menjadi penyebab gagal ginjal
karena mengandung bahan pelarut etilen glikol dan dietilen glikol (bahan tambahan
pada sirup). Sehingga menyebabkan gagal ginjal akut pada anak.

3.1.2 Analisia Permasalahan :


1. Paracetamol memiliki rasa pahit untuk diformulasikan menjadi sediaan sirup.
2. Penambahan komponen lain pada paracetamol dapat mempengaruhi pH zat aktif.
3. Sediaan sirup mengandung air dan gula sehingga mudah untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
4. Sediaan paracetamol harus terlindungi dari cahaya.
5. Paracetamol memiliki kelarutan yaitu larut dalam 70 bagian air.
6. Pemberiaan zat tambahan pada sirup ( propilen glikol ) yang berlebih dapat
memberikan efek toxic pada pasien.

3.1.3 Penanganan Masalah :


1. Paracetamol diformulasikan menjadi sediaan sirup dengan penambahan perasa
agar
menutupi rasa pahit.
2. Paracetamol memiliki range pH sempit yaitu 4-5 untuk menjaga agar tetap di batas
tersebut diperlukan penambahan zat pendapar.
3. Agar sediaan sirup paracetamol tidak mudah ditumbuhi mikroorganisme perlu di-
tambahkan pengawet.
4. Sediaan sirup paracetamol ditempatkan dalam wadah botol berwarna coklat.
5. Berdasarkan stabilitasnya paracetamol larut dalam air, sehingga dibuat dalam
Sediaan sirup.
6. Pemberian zat tambahan harus sesuai pada ambang batas yang sudah ditentukan.

3.2 Dosis Dan Cara Pemakaian

3.2.1 Dosis

Dosis lazim acetaminophen : 50mg-100mg / 200mg-400mg untuk anak-anak (Dirjen


POM,1979).

 Usia 12 - 23 bulan : 120mg


 Usia 2 - 3 tahun : 160mg
 Usia 4 - 5 tahun : 240mg
 Usia 6 - 8 tahun : 820mg
 Usia 9 – 10 tahun : 400mg

Dari dosis diatas dibuat kekuatan sediaan dalam formula yaitu 120 mg/5ml volume :
60ml.

3.2.2 Bentuk Sediaan

Bentuk Sediaan : Sirup dengan volume 60ml dalam botol berwarna gelap (coklat).

3.2.3 Cara Pemakaian


 Diminum 4 – 6 kali sehari
 Usia 2 – 4 tahun 1 sdt.
 Usia 5 – 2 tahun 2 sdt.
 Usia 10 tahun keatas 1 sdm.
 Pemakaian dihentikan jika demam sudah turun atau kembali pada suhu
normal.

9
BAB IV

PRODUKSI

4.1 Alat Dan Bahan

1. Alat

 Gelas ukur 100 ml


 Kaca arloji
 Corong kaca
 Kertas saring
 Spatula
 Botol obat 60 ml
 Gelas kimia 100 ml
 Mortil dan stemper
 Batang pengaduk
 Pipet
 Botol semprot
 Piknometer
 Oven
2. Bahan
 Paracetamol 120 ml
 Sirplus simplex 25%
 Propilen glikol 22,5%
 Metil paraben - Propil paraben (3:2 ) 0.12%
 Etanol 96% qs
 Aquadest add 60 ml

4.2 Perhitungan Bahan


 Sirup paracetamol untuk 1 botol = 60 + ( 60 + 2% ) = 61,2 ml
 Paracetamol 120mg/ 5ml = 61,2ml / 5 ml x x 120 mg = 1476 =1,476 gram
 Sirplus 25 : 100 x 61,2 ml = = 15,3ml

10
 Propilenglikol 22,5 : 100 x 61,2 ml ml = = 13,5 ml
 Metil Paraben : Propil Paraben (3: 2) 0,12 % = 0,12/100 x 61,2 = 0,07344
gram

 Metil paraben = 3/5 x 0,07344 = 0,044 gram

 Propil paraben = 2/5 x 0,07344 gram = 0,029 gram

 Etanol = sampai larut

 Aquaest add 60 ml
11

4.3 Prosedur Kerja


12
4.4 Desain Kemasan Produk

4.5 Etiket
4.6 Brosur
BAB V
KESIMPULAN

Teknologi sediaan adalah cara memformulasi atau merancang suatu obat


menjadi bentuk sediaan dengan menggunakan teknologi. Sirup adalah sediaan
pekat dalam air dari gula atau perngganti gula dengan atau tanpa penambahan
bahan pewangi dan zat obat. Kelebihan sediaan sirup adalah merupakan
campuran yang homogen, dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan, obat lebih
mudah diabsorbsi, mempunyai rasa manis, mudah diberi bau-bauan dan warna
sehingga menimbulkan daya tarik untuk anak,membantu pasien yang mendapat
kesulitan dalam menelan obat tablet. Kerugian atau kekurangan sirup adalah ada
obat yang tidak stabil dalam larutan, volume dan bentuk larutan lebih besar, ada
yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1979 . Farmakope Indonesia


Farmakope Indonesia Edisi III . Jakarta : Dekpes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1995 .Farmakope Indonesia Edisi
IV . Jakarta : Dekpes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978 .Formularium Nasional Edisi
22 .Jakarta : Dekpes RI
Depkes RI, 2005.Ilmu Resep Teori. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Syamsuni. 2007. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai