Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN PADAT


“Pembuatan Tablet Daun Jati Belanda (Guazumae folium) Dengan Metode Granulasi
Basah”

Dosen Pembimbing :
1. Erni Rustiani, M.Farm, Apt 5. Asri Wulandari, S.Farm
2. Septia Andini, M.Farm, Apt 6. Elsa Fitria, M.Farm, Apt
3. Dra. Dwi Indriati, M.Farm , Apt 7. Cyntia Wahyuningrum, M.Farm, Apt
4.Rini Ambarwati, M.SI, Apt
Asisten Dosen :
1. Mitri Asyari 5. Husnul Chotimah 9. Rachmah Pravita
2. Alfiah Hidayanti 6. Maayanti Qu’anil 10. Rika Elmawati
3. Cyntia Wulandari 7. Ihat Ishamawat 11. Winda
4. Siti Fadhilah 8. Natalia Handayana 12. Dewi Kamila

Disusun Oleh :
Kelompok I
1. Alvi Noviani 0 66117247 5. Ujang Mahmudin 066117266
2. Shania Lovita 066117253 6. Mita Resdiyana 066117270
3. Chelsy Diana NB 066117257 7. Ade Khoirul S 066117279
4. Riski Agung Saputra 066117262 8. Noor Azlin 06611727
9.Elda Pertiwi N 066117284

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini saya
membahas mengenai “Pembuatan Tablet Bahan Alam Dengan Metode
Granulasi Basah”. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna Namun
demikian kami telah berusaha untuk memberikkan yang terbaik. Kritik dan saran
yang membangun senantiasa diharapkan demi perbaikan di waktu yang akan
dating dan untuk meningkatkan mututu lisan. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita sekalian.

Bogor, 21 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 3
BAB III DATA PREFORMULASI ..................................................... 6
BAB IV METODOLOGI KERJA ....................................................... 9
4.1 Alat dan Bahan ........................................................................ 9
4.2 Formulasi Sediaan ................................................................... 10
4.3 Prosedur Pembuatan Granul .................................................... 10
4.4 Evaluasi.................................................................................... 11
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 13
5.1 Data Pengamatan ..................................................................... 13
5.2 Perhitungan .............................................................................. 15
5.3 Pembahasan ............................................................................. 19
BAB VI PENUTUP ............................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 25
LAMPIRAN ........................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Sediaan obat bahan alam sebagai warisan budaya nasional bangsa
Indonesia dirasa semakin berperan dalam pola kehidupan masyarakat dari
sisi kehidupan. Masyarakat semakin terbiasa menggunakan sediaan bahan
alam dan semakin percaya akan manfaat bagi kesehatannya.banyak sisi
pertimbangan yang digunakan masyarakat sebagai landasan berpijak untuk
penggunaan bahan alam antara lain bahan bakunya yang relative murah
dan mudah didapat serta sejak jaman nenek moyang kita telah digunakan
untuk penyakit yang disampaikan secara turun-temurun hingga sekarang.
Disisi lain banyaknya dampak negative penggunaan bahan-bahan sintetik
menyebabkan kecenderungan masyarakat untuk kembali ke bahan alam
sebagai alternative dalam kesembuhan pemeliharaan, dan peningkatan
taraf kesehatan masyarakat.
Salah satu tanaman yang digunakan untuk pengobatan tradisional
adalah seledri (Apium graveolens L) . Kandungan zat aktif dalam tanaman
seledri terbukti bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah bagi
penderita hipertensi dengan cara menurunkan curah jantung dan resistensi
pembuluh darah perifer, apigenin akan menurunkan tekanan darah
penderita hipertensi, dengan mekanisme kerja seperti beta bloker serta
manitol dan apiin bermanfaat sebagai diuretik.
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang
sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan,
ketebalan, daya hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara
pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet
digunakan pada pemberian obat-obat secara oral, dan kebanyakan dari
tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan
lapisan-lapisan dalam berbagai jenis. Tablet lain yang penggunaannya
dengan cara sublingual, bukal atau melalui vagina, tidak boleh
mengandung bahan tambahan seperti pada tablet yang digunakan secara
oral.

1.2RUMUSAN MASALAH
1. Untuk mengetahui formulasi tablet dari bahan alam
2. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat tablet dari bahan alam
3. Untuk mengetahui bagaimana cara evaluasi tablet sesuai dengan
ketentuan.

1
4. Untuk mengetahui apakah tablet yang dibuat sudah memenuhi
persyaratan atau tidak.

1.3TUJUAN
Dapat membuat tablet bahan alam dengan metode granulasi basah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet
cetak dan tablet kempa. Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling
banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran
untuk memperoleh bioavailabilitas penuhdan dapat dipercaya dari obat yang sukar
dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan
kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian,
walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai
masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh
tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini (FI
IV,1995).

Granulasi basah dalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau
campuran serbuk alam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yang
akan menghasilkan granul. Dalam proses granulasi basah zat berkhasiat, pengisi
dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat, bila
perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari
pengering pada suhu 40-50°C. Proses pengeringan diperlukan oleh seluruh cara
granulasi basah untuk menghilangkan pelarut yang dipakai pada pembentukan
gumpalan gumpalan dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang
optimum (Lachman, 1986).

Komponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan
pembantu (eksipien). Bahan tambahan (eksipien) yang digunakan dalam
mendesain formulasi tablet dapat dikelompokan berdasarkan fungsionalitas
eksipien sebagai berikut :

1. Pengisi/pengencer (diluents)
Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert,
secara signifikan dapat berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika
dan kimia dari tablet jadi (akhir).
2. Pengikat (binders dan adhesive)
Pengikat atau perekat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk
meningkatkan sifat kohesi serbuk melalui pengikatan (yang diperlukan)
dalam pembentukan granul yang pada pengempaan membentuk masa
kohesif atau pemampatan sebagai suatu tablet. Lokasi pengikat di dalam
granul dapat mempengaruhi sifat granul yang dihasilkan.
3. Penghancur (disintegrants)
Tujuan penghacur adalah untuk memfasilitasi kehancuran tablet
sesaat setelah ditelan pasien. Agen penghancur dapat ditambahkan

3
sebelum dilakukan granulasi atau selama tahap lubrikasi/pelinciran
sebelum dikempa atau pada kedua tahap proses.
4. Pelincir (lubricant)
Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang
meningkat pada antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama
pengempaan dan penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Pelincir
dapat pula menunjukan sifat sebagai antilengket (anti adherant ) atau
pelicin (glidan) Stickland mendeskripsikan Pelincir menurunkan friksi di
antara granul dan dinding cetakan kempa selama proses pengempaan dan
penolakan tablet dari lumpang. Anti adheran mencegah terjadinya
pelengketan pada alu cetak dan selanjutnya ada dinding cetakan. Pelicin
meningkatkan karakteristik aliran dari granul.
5. Antiadheran
Antiadheran berguna dalam formulasi bahan yang menunjukan
tendensi mudah tersusun/terkumpul.
6. Pelicin (glidan)
Glidan dapat meningkatkan mekanisme aliran granul dari hoper ke
dalam lobang lumpang. Glidan dapat meminimalkan ketidakmerataan
yang sering ditemukan/ditunjukan formula kempa langsung. Glidan
meminimalkan kecenderungan granul memisah akibat adanya vibrasi
secara berlebihan (Goeswin Agoes, 2012 )

4
BAB III
DATA PREFORMULASI

3.1DATA PREFORMULASI
1) Daun Seledri
Nama simplisia : Guazumae folium
Nama lain : Daun Jati Belanda
Nama tanaman : Guazumae ulnifolia
Kegunaan : Adstringensia dan obat pelangsing
Pemerian : Bau aromatik lemah, dan rasa agak kelat
Bagian yang digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

2) Zat Penghancur Dalam dan Luar Avicel PH 102


Pemerian : Bagian selulosa yang terdepolimerasi berbentuk putih,
bersih, serbuk kristal, tidak berwarna tidak berasa.
Kelarutan : Sukar larut di 5% w/v larutan sodium hidroksida, praktis
tidak larut dalam air, larutan asam dan banyak pelarut
organik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

3) Zat Pengisi
Laktosa (FI Edisi IV Hal 489) pemerian : Serbuk atau
masa hablur ,keras , putih atau putih krem tidak berbau dan
rasa sedikit manis satbil tetapi mudah menyerap bau.
Kelarutan : Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih
mudah larut dalam air mendidih sangat sukar larut
dalam etanol: tidak larut dalam kloroform dan dalam
eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

4) Glidan/Antiadherent
a. Talk (F1 1V Hal 771)
Pemerian : Serbuk hablur sangat halus putih/ putih kelabu

5
berkilat mudah melekat pada kulit dan bebas dari
butiran.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dalam etanol dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
b. Mg. Stearat (F1 1V Hal 515)
Pemerian : Serbuk hablur putih dan voluminis, bau lemah
khas mudah melekat di kulit bebas dari butiran Kelarutan : Tidak
larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

5)Zat pengikat
a. Amylum (HOPE 5 Hal. 725 – 730)
Pemerian : serbuk halus, putih, tidak berbau, tidak berasa
Fungsi : pengisi tablet, penghancur tablet, pengikat tablet, glidan

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dan etanol 95%


dingin. Amylum mengembang cepat dalam air pada
suhu 37oC

Stabilittas : amylum pada keadaan kering dan tidak dipanaskan


stabil jika terlindung dari kelembaban tinggi.
Larutan atau pasta amylum yang dipanaskan tidak
stabil secara fisik dan mudah ditumbuhi
mikroorganisme dan disimpan dalam wadah kedap
udara.

b. Corn Starch Sol (hope 5th hal 731)


Nama lain : patijagung
Pemerian : serbukhalus,putih,tidakberbau,tidakberasa.
Kelarutan : praktistidaklarutdalam air
dingindandalametanoldingin 95% p.
patimembengkakseketikadalam air 5-10% padasuhu
378. Patilarutdalam air panaspadasuhu di
atassuhugelatinous.patipassiallarutdalamsulfoksidad
andimetilformamida.
Penyimpanan : dalamwadahkedap di tempat yang
sejuk,tempatkering.
Stabilitas : patikeringstabiljikadilindungidarikelembapantinggi
Khasiat : granulasibasah

6
c. Aqua (FI III Hal. 96)
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
OTT : dalam formula, air dapat bereaksi dengan
bahan eksipien lainnya yang mudah terhidrolisiss.

7
BAB IV
METODOLOGI KERJA

4.1ALAT DAN BAHAN


12. Jangka sorong
1)Alat
13. Kain batis
1. Aluminium foil
14. Kantong plastic
2. Ayakan mesh 30,12 dan 8
15. Kertas perkamen
3. Batang pengaduk
16. Kompor elektrik
4. Baskom
17. Mika transparan
5. Cawan
18. Moisture balance
6. Desintegration tester
19. Oven
7. Dissolution tester
20. Sarung tangan
8. Erlenmeyer plastic
9. Friabilati tester 21. Sendok tanduk
10. Gelas ukur 22. Timbangan
11. Hardness tester

2)Bahan
1. Amilum
2. Aquadest
3. Avicel PH 102
4. Bahan alam (daun seledri)
5. Laktosa
6. Mg stearate
7. Talk

4.2 FORMULASI SEDIAAN

Penimbangan
No. Jenis Zat Nama Zat Formula (Jumlah perBatch)

Daun Jati Belanda


1 Zat aktif (Guazumae folium) 50 mg 26,25gr

-Corn Starch Sol – 3% 21 gr


2 Pengikat Aquadest q.s q.s

3 Penghancur dalam Avicel PH 102 20% 30 g

1
4 Pengisi Laktosa qs 43,3gr

5 penghancur luar Avicel PH 102 10% 15 gr

6 Glidant Talk 2% 3g

7 Anti Adteren Mg stearate 0,8% 1,2 g


Berat Pertablet = 300 mg
Besar batch pembuatan = 1.000 tablet = 300
Penimbangan zat aktif dilebihkan 5% dari formula

4.3 PROSEDUR PEMBUATAN


a.Pembuatan Larutan pengikat
1. Dituang air kedalam wadah gelas sambil diaduk suspensikan
kedalamnya bahan pengikat.
2. Ditambahkan air mendidih (95oC) diteruskan pengadukan hingga
diproleh cairan yang jernih.
3. Dimasukan larutan ini kedalam larutan pengikat dan aduk ad
homogen.
b.Granulasi
1. Diayak zat aktif, bahan pengisi dan penghancur sebelum dicampur
menggunakan ayakan mesh 30.
2. Dituang zat aktif bahan pengisi dan penghancur kedalam wadah
baskom.
3. Diaduk homogen selama 5 menit.
4. Ditambahkan larutan pengikat (suhu 60oC/hangat), diaduk hingga
menjadi massa yang kompak bila perlu ditambahkan air hangat.
c. Granulasi massa bahan ini dengan ayakan mesh 8 atau mesh 12
hingga terbentuk granul yang baik
1. Dieringakn granulasi di dalam lemari pengering yang telah dialasi
kain batis pada suhu 40 - 50oC semalaman.
2. Di uji kadar air granul dengan alat mouisture balance (kadar air
granul < 5%)
d. Pencampuran aktif
1. Diayak granulat yang telah kering dengan ayakan mesh 12 atau
mesh 16.

2
2. Dimasukan granul kedalam kantong plastik,
ditambahkan kedalamnya bahan penghancur glidan dan anti
adherent yang telah diayak dengan mess 30.
3. Kocok kantung plastik selama 5 menit.

4.4EVALUASI
1. Evaluasi Granul
a.Uji Alir Granul
Ditimbang 20-30 gram massa, dilewatkan ke dalam corong.
Dicetak waktu seluruh massa melewati corong. Dilakukkan
perlakuan sebanyak 2 x ( Duplo )
b.Uji Kadar Air ( Moisture Balance )
• Ditimbang granul sebanyak 5 gram
• Dimasukkan ke dalam Moisture Balance
• Dilakukkan pada suhu 1050C dan waktu 50 menit
c.Uji pemampaatan Granul
• Ditimbang 20-30 gram massa, dimasukkan ke dalam gelas
ukur.
• Diketuk sebanyak 20 kali
• Dihitung tinggi awal dan aktif massa dalam gelas ukur
d.Hasil Akhir Granul
Ditimbang seluruh massa granul yang telah dibuat

2. Evaluasi Mutu Tablet


a. Diameter : Diukur diameter tablet terhadap 20 tablet
menggunakkan jangka sorong. Dicatat hasil yang di dapat.
b. Tebal : Diukur tebal masing-masing tablet menggunakkan jangka
sorong, dicatat hasil yang di dapatkan.
c. Keseragaman Ukuran : Ditimbang keseluruhan tablet terhadap 20
tablet. Ditmbang Masing-masing tablet
d. Kekerasan : Diambil tablet sebanyak 20 tablet, dimasukkan
satu persatu ke dalam alat Hardness Tester, dinyalakan dan dicatat
hasil.
e. Uji Friabilitas :

3
−Diambil sebanyak 10 tablet (W), lalu dimasukkan ke dalam alat
friabilator.
−Alat di set dengan kecepatan putaran 25 ram selama 5 menit
−Dikeluarkan tablet, lalu dibersihkan dan ditimbang kembali
(W2).
f. Uji Waktu Hancur
−Dimasukkan Aquadest ke gelas kimia di panaskan hingga suhu
37-20C, sambil di ukur dengan thermometer
−Dimasukkan ke dalam disintegran tester setelah suhu sesuai
−Diambbil 6 tablet lalu dimasukkan ke dalam masing-masing
tabung dimasukkan ke dalam gelas.
−Dimasukkan cakra ke dalam masing-masing tabung.
−Dinyalakan alat dan diset 15 menit, dicatat waktu hancur tablet.

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1DATA PENGAMATAN
a)Formulasi Tablet Bahan Alam Dengan Metode Granulasi Basah

Jenis Zat Zat aktif Formula per tablet Jumlah/batch


Zat aktif Daun Jati Belanda 50 mg 26,25 gram
Pengikat Corn Starch Sol 3% 21 gram
Aqua qs qs
Penghancur dalam Avicel PH 102 20% 30 gram
Pengisi Laktosa qs 43,3 gram
Penghancur luar Avicel PH 102 10% 15 gram
Glidan/ antiadheren Talk 2% 3 gram

4
Mg Stearate 0,8% 1,2 gram

Berat per tablet : 300 mg


Besar Batch Pembuatan : 1000 tablet = 300 mg
Penimbangan zat aktif dilebihkan 5% dari formula
** : penambahan jumlah laktosa dilakukan setelah seluruh formula dihitung

b) Evaluasi Granul

No. Parameter Syarat Hasil Keterangan


> 10 : Bebas Mengalir
4 - 10 : Mudah Mengalir
1,4 - 4 : Kohesif 4,901 Memenuhi syarat
1. Uji Alir Granul
< 1,4 : Sangat Kohesif (FI g/s Mudah Mengalir
IV)

Tidak memenuhi
2. Uji Kadar Air < 5% (FI IV) 8,93%
syarat

Uji Pemampatan <20% : Aliran Bagus (FI


3. 6% Memenuhi Syarat
Granul IV)

Mendekati 100%
4. Hasil Akhir 81,18% Memenuhi Syarat
(FI III)

c) Evaluasi Mutu Tablet

Nama produk Tablet Bahan Alam Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Komposisi/Formula Zat Aktif Daun Jati Belanda 26,25 gram


per tablet Pengikat Corn Starch Sol 21 gram
Penghancur dalam Avicel PH 102 30 gram
Pengisi Laktosa 43,3 gram
Penghancur luar Avicel PH 102 15 gram
Glidan Talk 3 gram
Anti adheren Mg Stearate 1,2 gram

5
Besar batch Dibuat 1000 tablet = 300 gram
Warna/bentuk Hijau Tua, Bundar, Permukaan rata

Cetakan Sisi atas : Garis patah


Sisi Bawah : Polos

No. Parameter Syarat Hasil Keterangan


Tidak >3x dan tidak <1 1,29 cm
1/3 tebal tablet Memenuhi
1. Diameter
(FI III, Hal.6) Syarat
Tidak >3x dan tidak <1
1/3 tebal tablet Memenuhi
2. Tebal 0,5885 cm
(FI III, Hal.6) Syarat
5% (0,33 – 0,37
5% - 10% karena bobot gram) dan 10% Memenuhi
3. Berat > 300mg (0,315 – 0,385 gram) Syarat
(FI III, Hal. 7)
Memenuhi
4. Kekerasan - 8,94 KP Syarat

Memenuhi
<1% Syarat
5. Friabilita 0,37%
(Andayana, 2009)
Tidak
45,7% Memenuhi
Syarat
≤ 15 menit (Tablet) ≤
Waktu 60 Menit (Tablet Memenuhi
6. Bersalut) 143 detik
Hancur Syarat
(FI III, Hal. 7)

5.2PERHITUNGAN
a. Formula Tablet Bahan Alam

Zat Aktif Formula Perhitungan


Daun Jati Belanda 50 mg 50mg+
(Guazumae folium)

6
Corn Starch Sol 3% x 300 mg = 45 mg
45 mg x 1000 tab = 45.000 mg = 45 g

Avicel PH 102 Dalam 20% x 300 mg = 60 mg


60 mg x 1000 tab = 60.000 mg ~ 60 g

Avicel PH 102 Luar 10% x 300 mg = 30 mg


30 mg x 1000 tab = 30.000 mg ~ 30 g

Talk 2% x 300 mg = 6 mg
6 mg x 1000 tab = 6.000 mg ~ 6 g

Mg Stearate 0,8% x 300 mg = 3 mg


3 mg x 1000 tab = 3.000 mg ~ 3 g

Laktosa Ad 300 gram 300 gram – (100 + 45 + 60 + 30 + 6 + + 3)


300 gram – 244 = 56 g

b. Evaluasi Granul
1) Uji Alir Granul

No. Massa T (Waktu) SD


20 gram 3,72
20 gram 4,44 s 0,5091
X 20 gram 4,08 s

Perhitungan : F = = 4,901 g/s

2) Uji Kadar Air Granul

No. % Kadar Air Berat SD


1 2,24 % 2 gram
2 2,20 % 2 gram
0,0282
X 2,22% 2 gram

7
3) Uji Pemampatan Granul

No. T0 T1 SD
1 3,1 cm 3 cm
2 3,3 cm 3,1 cm
2,02
X 3,2 cm 3,05 cm
Syarat : <20% : Aliran Bagus
Perhitungan =

= 14,47%

4) Hasil Akhir
Perhitungan =

x 100% = 94%

c.Evaluasi Mutu Tablet


1) Diameter

1 5 9 13 17
1,29 1,29 1,29 1,29 1,29
2
1,29 6
1,29 10
1,29 14
1,29 18
1,29 20,84
= 1,04
X = 20 𝑇𝑎𝑏 cm
3 7 11 15 19
1,29 1,29 1,29 1,29 1,29 Atas = 3 x 0,55 = 1,65 cm
4 8 12 16 20
1,29 1,29 1,29 1,29 1,29 Bawah = 1 1/3 x 0,55 = 0,73 cm

Range : 0,73 cm – 1,65 cm

2) Tebal

1 5 9 13 17
0, 0,59 0,54 0,59 0,59 X = 0,5885cm
2 6 10 14 18
0,59 0,59 0,59 0,57 0,59
3 7 11 15 19
0,59 0,59 0,59 0,59 0,57
4 8 12 16 20
0,57 0,59 0,59 0,57 0,59

Perhitungan : 11/3 x 0,58 = 0,77


cm
1. 3 x 0,58 = 1,74 cm

8
2. 3 x 0,55 = 1,65 11/3 x 0,56 = 0,74
11/3 x 0,55 = 0,73 15. 3 x 0,55 = 1,65
3. 3 x 0,53 = 1,59 11/3 x 0,55 = 0,73
16. 3 x 0,56 = 1,68
11/3 x 0,53 = 0,71
11/3 x 0,56 = 0,74
4. 3 x 0,53 = 1,59
17. 3 x 0,52 = 1,56
11/3 x 0,53 = 0,71
11/3 x 0,52 = 0,69
5. 3 x 0,53 = 1,59
18. 3 x 0,54 = 1,62
11/3 x 0,53 = 0,71
6. 3 x 0,56 = 1,68
3)Berat
11/3 x 0,56 = 0,74
11/3 x 0,54 = 0,72

1 5 9 13 17 6,9
0,36 0,35 0,35 0,35 0,33 X=
2 6 10 14 18
0,36 0,37 0,33 0,36 0,34 gram
3
0,32 7
0,35 11
0,33 15
0,35 19
0,34 Atas = 10% ± 0,45 =
0,315 – 0,385
4 8 12 16 20
0,35 0,32 0,36 0,35 0,33
Bawah = 5% ± 0,35 = 0,33
– 0,37
7. 3 x 0,54 = 1,62 19. 3 x 0,56 = 1,68
11/3 x 0,54 = 0,72 11/3 x 0,56 = 0,74
8. 3 x 0,56 = 1,68 20. 3 x 0,54 = 1,62
11/3 x 0,56 = 0,74
11/3 x 0,54 = 0,72
9. 3 x 0,54 = 1,62
11/3 x 0,54 = 0,72
10. 3 x 0,54 = 1,62
11/3 x 0,54 = 0,72
11. 3 x 0,52 = 1,56
11/3 x 0,52 = 0,69
12. 3 x 0,56 = 1,68
11/3 x 0,56 = 0,74
13. 3 x 0,54 = 1,62
11/3 x 0,54 = 0,72
14. 3 x 0,56 = 1,68

9
Range Berat : 5% (0,315 – 0,385) dan 10% (0,33 – 0,37)

4) Kekerasan

1 5 9 13 17
93,1 92,2 27,5 54,0 8,7
2
94,3 6
90,9 10
10,0 14
21,3 18
22,7 X= Kg/cm2
3 7 11 15 19
84,4 9 9,5 28,4 33,5
4 8 12 16 20
92,2 13,5 8,5 36,0 69,9

5) Friabilitas

Perlakuan Berat awal Berat akhir


1 3,416 gram 1,241 gram
2 3,315 gram 1,794 gram
X 3,366 gram 1,518 gram

Perhitungan = x 100%

Friabilitas 1 = x 100% = 63,7%


Friabilitas 2 = x 100% = 45,7%

6) Waktu Hancur

1 4
50s 103s X = 143 s
2 5
272s 75s
3 6
157s 201s

5.3PEMBAHASAN
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi. Pada praktikum kali ini, akan membuat sediaan tablet dengan
menggunakan bahan alam yaitu daun jati belanda.
Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet adalah granulasi basah. Metode
granulasi basah ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam
10
memproduksi tablet kompresi. Prinsip dari granulasi basah ini adalah zat aktif dan zat
tambahan eksipien) dibasahi dengan cairan granulasi atau partikel bahan aktif yang
terlebih dahulu dicampur dengan pengencer atau pengisi akan bersatu/lengket dengan
adanya pengikat ( adhesif ) dengan pembawa pada umumnya air.
Pada metode granulasi basah, tiap bahan tambahan dibagi kedalam 2 fase yaitu
fase dalam dan fase luar. Fase dalam terdiri dari zat aktif, pengikat, pengisi, dan
penghancur dalam. Fase dalam adalah campuran yang kemudian akan dibuat menjadi
massa granul. Fase luar terdiri dari penghancur luar, glidan dan antiadheren. Fase luar
adalah bahan yang membantu aliran granul fase dalam yang telah dibuat.
Fungsi bahan tambahan atau eksipien pada formula tablet bahan alam adalah
sebagai berikut, pengikat (corn starch) berfungsi pada saat pencetakan agar tidak rapuh
karena antara zat aktif dana zat tambahan saling mengikat. Penghancur dalam dan luar (
avicel pH 102) penghancur ini bertujuan untuk mempermudah hancurnya tablet. Pengisi
(laktosa) yang digunakan adalah laktosa yang berfungsi untuk mempengaruhi
biofarmasetik. Glidant (talk) berfungsi untuk memperbaiki karakteristik aliran granul
sekaligus aliran granul dari hopper ke ruang die. Antiadherent (mg. stearat) berfungsi
untuk mencegah sticking terhadap punch atau dinding die terutama untuk tablet yang
mudah mengalami picking.
Keuntungan metode granulasi basah :
1. Memperoleh aliran yang baik
2. Meningkatkan kompresbilitas
3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
4. Mengontrol pelepasa
5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
6. Distribusi keseragaman kandungan
7. Meningkatkan kecepatan disolusi

Kerugian metode granulasi basah :

1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi


2. Biaya cukup tinggi
3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan
cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.

Bahan yang digunakan pada percobaan ini merupakan daun jati belanda . Daun jati
belanda digunakan sebagai adstringensia dan obat pelangsing. Pengikat yang
digunakan yaitu corn starch sol yang berfungsi untuk memberi daya adhesi pada massa
serbuk dan juga untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi.
Penghancur atau desintegran yang digunakan yaitu avicel PH 102 yang berfungsi
sebagai partikel-partikel penyusun untuk membantu hancurnya tablet menjadi granul

11
yang dapat meningkatkan disolusi tablet. Pengisi yang digunakan yaitu laktosa yang
berfungsi untuk mendapatkan suatu ukuran atau bobot yang sesuai. Glidan yang
digunakan yaitu talkum yang berfungsi untuk menaikkan atau meningkatkan fluiditas
massa, sehingga massa dapat mengisi tablet dalam jumlah yang seragam. Antiadheren
yang digunakan yaitu mg stearate yang berfungsi agar bahan tidak melekat pada
permukaan tablet pada punch atas dan punch bawah.

Evaluasi granul adalah meliputi uji alir granul, uji kadar air, uji pemampatan
granul. Evaluasi kecepatan alir granul bertujuan untuk menjamin keseragaman
pengisian kedalam cetakan. Dari hasil yang didapatkan uji alir granul yaitu 4,901gr/s,
hal ini menunjukan bahwa laju alir granul pada tablet bahan alam adalah mudah
mengalir, bila dilihat dari parameter yang ada maka granul ini dapat di golongkan ke
dalam kategori yang baik. Pengujian selanjutnya dilakukan pada kadar air
menggunakan Moisture Balance, untuk menentukan kemudahan pencetakan dan
lamanya penyimpanan tablet tersebut, hasil kadar air granul bahan alam yaitu sebesar
2,22%. Hasil ini memenuhi syarat yang terdapat dalam Farmakope Indonesia IV yaitu
<5%.. Persyaratan yang memenuhi syarat Farmakope Indonesia IV merupakan acuan
untuk dapat menghasilkan granul yang baik dan sangat menentukan proses pencetakan
granul menjadi tablet dengan dihasilkan mutu yang baik. Pada uji pemampatan granul,
bertujuan untuk menjamin aliran granul yang baik, uji ini menghasilkan presentase
sebesar 6%, hasil ini memenuhi syarat karena dalam persyaratan Farmakope Indonesia
III range untuk hasil pemampatan granul sebesar < 20%. Sehingga hasil ini dapat
digunakan untuk memperbaiki proses pencetakan pada tablet dengan pemampatan
yang baik dan dapat membantu hasil aliran granul yang kurang baik. Setelah
melakukan ketiga evaluasi granul dapat disimpulkan bahwa formula tablet bahan alam
tidak memenuhi persyaratan karena pada uji kadar air ( moisture balance ) kurang dari
5% . Pada hasil akhir granul didapatkan nilai persentase 81,18% yang artinya
memenuhi syarat, karena semakin mendekati 100% maka semakin baik hasilnya.

Diameter tablet diukur menggunakan jangka sorong, ukuran dan ketebalan


(keseragaman ukuran) diuji dengan menggunakan 20 tablet dan hasilnya rata-rata
sama memiliki diameter 1.29 cm dan tebal 0.5885 cm. Tablet yang dihasilkan
memenuhi standar tablet yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia III yaitu diameter
tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan tidak boleh kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
Keseragaman bobot dilakukan untuk menjamin proporsi zat aktif disetiap bagian juga
untuk melihat homogenitas granul karena apabila bobot tidak seragam kemungkinan
disebabkan oleh homogenitas yang kurang baik. Keseragaman bobot diuji dengan
menimbang satu per satu tablet sebanyak 20 tablet dan dicatat lalu dihitung bobot rata-
ratanya Berdasarkan syarat ujinya adalah 5 – 10 % memenuhi syarat. Berdasarkan data
hasil evaluasi keseragaman bobot adalah 0.524 g. Friabilitas dilakukan dengan
menentukan persentase bobot tablet yang hilang selama diputar dan dijatuhkan dari
ketinggian tertentu dalam waktu tertentu dan menjamin ketahanan tablet terhadap gaya
mekanik pada proses, pengemasan, dan penghantaran. Alat ini menguji kerapuhan
suatu tablet terhadap gesekan dan bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas tablet
bahan alam yang dihasilkan adalah 5,28gr dan 5,26 yang menghasilkan rata-rata
sebesar 0,37% Tablet yang dihasilkan memenuhi standar friabilitas karena <1%.

12
Uji waktu hancur dilakukan untuk melihat seberapa lama tablet dapat hancur didalam
tubuh atau saluran pencernaan. Uji ini bertujuan untuk menetapkan kesesuaian batas
waktu hancur sesuai dengan monografi zat aktif, agar komponen obat sepenuhnya
tersedia untuk diabsorpsi didalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan
melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Syarat waktu hancur ≤15
menit alat disintegrator tester, dengan menggunakan 6 tablet. Berdasarkan hasil yang
didapatkan rata-rata waktu hancur adalah 143 detik dengan syarat ≤15 menit. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa tablet memiliki waktu hancur yang cepat dan
memenuhi persyaratan. Hasil ini memenuhi persyaratan farmakope Indonesia III, yaitu
untuk tablet tanpa salut waktu hancur < 15 menit dan untuk tablet salut < 30 menit.

13
BAB VI

PENUTUP

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1.
2. Pengayakan yang dilakukan pada pembuatan tablet bahan alam, dimaksudkan untuk
memperkecil ukuran partikel dan menjadikan massa granul yang baik dan kompak.
3. Pembuatan tablet bahan alam ini menggunakan metode granulasi basah, karena bahan
obat ini tahan terhadap kelembaban dan pemanasan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia

Lachman, L., A. L. Herbert, & L. K. Joseph. 1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri
Edisi ketiga. Diterjemahkan oleh: Siti Suyatmi.
Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Padat, Bandung : ITB

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai