)
Terhadap Waktu Reaksi Sederhana (WRS)
Pada Laki-Laki Dewasa
ABSTRAK
Valerian (Valeriana officinalis L.) merupakan salah satu obat tradisional yang secara
empiris digunakan sebagai obat penenang ringan dan untuk sulit tidur (insomnia).
Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah akar (Valerianae
radix). Akar valerian memiliki senyawa yang berefek depresi sistem saraf pusat (SSP).
Depresi SSP akan memperpanjang waktu reaksi.
Tujuan penelitian adalah untuk menilai pengaruh ekstrak akar valerian terhadap
waktu reaksi sederhana (WRS) pada laki-laki dewasa.
Desain penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan, memakai Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan rancangan pre-test dan post-test, dilakukan terhadap 30 orang
subjek penelitian.
Data yang diukur adalah waktu reaksi untuk cahaya merah, kuning, hijau dan biru
sebelum dan sesudah meminum ekstrak akar valerian dalam satuan detik. Pengukuran
WRS dilakukan selama 60 menit dengan interval 15 menit. Analisis data menggunakan
uji “t” berpasangan dengan α = 0.05. Kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05. Data diolah
menggunakan perangkat lunak komputer.
Hasil penelitian yang didapat adalah WRS sesudah minum ekstrak akar valerian
untuk cahaya merah, kuning, hijau dan biru berturut-turut 0,155; 0,156; 0,154; 0,161 detik
, lebih panjang daripada WRS sebelum minum ekstrak akar valerian 0,095; 0,098; 0,099;
0,109 detik dengan perbedaan sangat signifikan (p<0.01).
Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak akar valerian memperpanjang WRS pada
30 orang laki-laki dewasa.
ABSTRACT
Valerian (Valeriana officinalis L.) is one of the traditional medicines that empirically used as
mild sedative and for difficulty sleeping (insomnia). Part of plant that used as traditional medicine
is the root (radix Valerianae). Valerian’s root has a compound that effecting central nervous
system (CNS ) depression. CNS depression will extend reaction time.
Research objective was to assess the effect of valerian root extract on simple reaction time on
adult males.
The research design was real experimental method, used Random Completed design, pre-test
and post-test design and conducted on 30 research subjects. The measurements data were reaction
time of red, yellow, green and blue light before and after drinking valerian root extract in seconds.
Research time was 60 minutes with a 15 minute interval. Data analysis used the paired t-test with
α = 0.05 using a computer software.
The result shows that the simple reaction time head after drinking the valerian root extract for
the red, yellow, green and blue light respectively 0.155; 0.156; 0.154; 0.161 seconds was much
longer than before drinking the valerian root extract which are 0.095; 0.098; 0.099; 0.109 seconds
with very significant differences (p <0.01 ).
The conclusion is valerian root extract extends the simple reaction time on 30 adult males.
Prosedur Penelitian:
1. Subjek penelitian duduk
istirahat selama 10 menit lalu
meminum air mineral 250 ml.
2. Ukur WRS secara berturut-
turut untuk cahaya merah,
kuning, hijau, dan biru
masing-masing sebanyak 5
kali, lalu masing-masing
diambil reratanya.
3. Subjek penelitian meminum
2 kapsul ekstrak akar
valerian berserta air mineral
250 ml.
4. Setelah 15 menit ukur lagi
WRS secara berturut-turut
untuk cahaya merah, kuning,
hijau, dan biru masing-
masing sebanyak 5 kali,dan
masing-masing diambil
reratanya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Rerata WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk Warna Merah, Kuning,
Hijau, dan Biru Selama Pengamatan 60 Menit
WRS (detik)
Warna N thit p
Sebelum Sesudah
Merah 30 0,095 0,155 -10,864 ,000**
Kuning 30 0,098 0,156 -9,360 ,000**
Hijau 30 0,099 0,154 -7,562 ,000**
Biru 30 0,109 0,161 -7,821 ,000**
Keterangan
WRS : Waktu Reaksi Sederhana
n : Jumlah subjek penelitian
** : Sangat signifikan (p < 0,01)
Tabel 2 Hasil Uji t Berpasangan dari Rerata WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk
Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Untuk Waktu 15 Menit
WRS (detik)
Warna N thit p
Sebelum Sesudah
Merah 30 0,095 0,119 -3,934 ,000**
Kuning 30 0,098 0,120 -3,316 ,004**
Hijau 30 0,099 0,123 -2,445 ,042*
Biru 30 0,109 0,133 -4,191 ,000**
Keterangan
WRS : Waktu Reaksi Sederhana
n : Jumlah subjek penelitian
** : Sangat signifikan (p < 0,01)
* : Signifikan (p < 0,05)
Tabel 3 Hasil Uji t Berpasangan dari Rerata WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk
Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Untuk Waktu 30 Menit
WRS (detik)
Warna n thit p
Sebelum Sesudah
Merah 30 0,095 0,138 -6,682 ,000**
Kuning 30 0,098 0,139 -5,193 ,000**
Hijau 30 0,099 0,141 -5,884 ,000**
Biru 30 0,109 0,144 -5,364 ,000**
Keterangan
WRS : Waktu Reaksi Sederhana
n : Jumlah subjek penelitian
** : Sangat signifikan (p < 0,01)
Tabel 4 Hasil Uji t Berpasangan dari Rerata WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk
Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Untuk Waktu 45 Menit
WRS (detik)
Warna n thit p
Sebelum Sesudah
Merah 30 0,095 0,172 -9,974 ,000**
Kuning 30 0,098 0,166 -10,502 ,000**
Hijau 30 0,099 0,161 -7,564 ,000**
Biru 30 0,109 0,169 -6,892 ,000**
Keterangan
WRS : Waktu Reaksi Sederhana
n : Jumlah subjek penelitian
** : Sangat signifikan (p < 0,01)
Tabel 5 Hasil Uji t Berpasangan dari Rerata WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk
Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Untuk Waktu 60 Menit
WRS (detik)
Warna n thit p
Sebelum Sesudah
Merah 30 0,095 0,192 -9,893 ,000**
Kuning 30 0,098 0,200 -8,949 ,000**
Hijau 30 0,099 0,191 -8,072 ,000**
Biru 30 0,109 0,199 -7,020 ,000**
Keterangan
WRS : Waktu Reaksi Sederhana
n : Jumlah subjek penelitian
** : Sangat signifikan (p < 0,01)
DISKUSI menyebabkan sejumlah besar ion
Waktu reaksi adalah waktu yang klorida berdifusi masuk sehingga
diperlukan seseorang untuk terjadi akumulasi klorida.
menjawab sesuatu rangsangan Akumulasi ion klorida
secara sadar dan terkendali, menyebabkan penghambatan
dihitung mulai saat rangsangan transmisi sinaptik.10 Masuknya ion
diberikan sampai dengan timbulnya klorida menyebabkan sel menjadi
respon dari subjek yang menerima hiperpolarisasi sehingga sel lebih
rangsangan.1, 2 Salah satu faktor yang sulit untuk terangsang. Mekanisme
mempengaruhi waktu reaksi adalah ini digunakan didalam obat-obat
kesadaran (arousal) atau keadaan anastesi seperti diazepam, sehingga
sadar, termasuk ketegangan otot. terjadi penurunan kesadaran.11
Waktu reaksi menjadi cepat ketika Akar valerian mengandung
kesadaran seseorang dalam tingkat banyak senyawa kimia, antara lain :
menengah, dan akan menjadi lambat Iridoid valepotriates (0.5% - 2.0%)
ketika seseorang teralu tenang atau Volatile essential oil (0.2 - 2.8%):
terlalu tegang.3 Pada percobaan valerenic acid
waktu reaksi dan aktivasi EEG Alkaloids (0.01 - 0.05%)
didapatkan bahwa waktu reaksi Lignans: hydroxypinoresinol.12
pada saat kondisi tenang lebih
panjang jika dibandingkan pada saat Kandungan valepotriates dikaitkan
kondisi siaga.8 dengan efek akar valerian pada
Kesadaran dan kewaspadaan sistem saraf pusat. Selain itu
berhubungan dengan keadaan valerenic acid juga memiliki efek
terjaga, yang dipengaruhi oleh spasmolitik, relaksasi otot, dan
reticular formation yang terdapat menghambat pemecahan GABA di
pada batang otak dengan berbagai sistem saraf pusat. Alkaloid akar
kelompok neuron yang valerian dilaporkan mempunyai
mentransmisikan impuls aktivasi aktivitas cholinesterase. Sedangkan
asending nonspesifik via thalamus ligan hydroxypinoresinol diduga
ke area yang luas di otak bagian mengikat reseptor benzodiazepine
frontal : Ascending Reticular di amygdala dan diperkirakan
Activating (Arousal) System (ARAS). bekerja secara sinergis dengan bornyl
Perpindahan dari keadaan sadar ke acetate, valerenic acid, dan valepotriates
tidur di pengaruhi oleh Ventrolateral dalam keseluruhan efek sedatif akar
Preoptic Nucleus (VLPO), ketika valerian.12 Efek klinis dari akar
teraktivasi VLPO menyebabkan valerian disimpulkan berasal dari
keadaan tidur dengan cara kombinasi berbagai senyawa aktif,
menghambat ARAS lewat bukan dari satu senyawa tertentu
neurotransmiter Gamma-aminobutyric saja.13
Acid (GABA) dan galain.9 Mekanisme kerja yang diduga
GABA merupakan neurotrasmiter menyebabkan efek sedasi dari akar
yang disekresi oleh syaraf terminal valerian adalah peningkatan GABA
didalam medula spinalis, cerebellum, pada synaptic cleft. Hal ini
basal ganglia, dan banyak area di disebabkan karena ekstrak akar
cortex. GABA memiliki efek spesifik valerian menyebabkan pelepasan
yaitu membuka anion channel, yang GABA dari akhiran syaraf otak dan
mengeblok penyerapan GABA adalah 0,000; 0,000; 0,000; dan 0,000.
kembali ke sel syaraf. Sebagai
14 Hal ini menunjukkan ada perbedaan
tambahan, velerenic acid yang sangat signifikan untuk warna
menghambat enzim 4-aminobutyrate merah, kuning, hijau, biru dengan
transaminase yang akan menguraikan nilai p<0,01. Dalam penelitian ini,
GABA.15 Ekstrak valerian juga WRS untuk warna merah, kuning,
mengandung sejumlah kecil hijau, dan biru sesudah
kandungan GABA, namun mengonsumsi ekstrak akar valerian
kemampuan GABA ini untuk lebih panjang daripada WRS untuk
melintasi blood-brain barrier belum merah, kuning, hijau, dan biru
diketahui. sebelum mengonsumsi ekstrak akar
Hasil rerata WRS yang diamati valerian. Sedangkan hal-hal yang
selama 60 menit, WRS sesudah tidak mendukung tidak didapatkan.
mengonsumsi ekstrak akar valerian Oleh karena itu, hipotesis penelitian
menunjukkan hasil lebih panjang diterima dan teruji oleh data.
daripada WRS sebelum
mengonsumsi ekstrak akar valerian. SIMPULAN
Hasil ini tampak untuk semua Ekstrak akar valerian
warna yang diujikan seperti terlihat memperpanjang Waktu Reaksi
pada Tabel 1. Dari hasil uji t Sederhana (WRS) pada laki-laki
berpasangan menunjukkan adanya dewasa.
perbedaan yang sangat signifikan
untuk warna merah, kuning, hijau, SARAN
biru dengan nilai p<0,01. Bagi para pekerja yang
Tabel 2 menunjukkan hasil yang membutuhkan konsentrasi dan
signifikan pada WRS menit ke-15 kewaspadaan tinggi dalam
untuk warna hijau, serta perbedaan perkerjaannya, contohnya :
sangat signifikan untuk warna mengendarai mobil, motor, dan
merah, kuning, dan biru. Hal operator mesin disarankan untuk
tersebut disebabkan karena akar menghindari konsumsi ekstrak akar
valerian akan meningkatkan jumlah valerian sebelum bekerja.
GABA yang bersifat mendepresi Untuk penelitian selanjutnya
SSP, sehingga akan memperpanjang perlu dilanjutkan dengan waktu
waktu reaksi. Pada menit ke-30 penelitian yang lebih lama dari 60
sampai menit ke-60 didapatkan menit (misal 8-10 jam). Penelitian
perbedaan yang sangat signifikan juga dapat dilanjutkan dengan
(p<0,01) untuk semua warna. Hal ini membandingkan pengaruh berbagai
disebabkan karena lama kerja akar konsentrasi ekstrak akar valerian
valerian adalah sekitar 4 jam.12 terhadap waktu reaksi sederhana.
Hipotesis Penelitian adalah Selain itu subjek penelitian dapat
ekstrak akar valerian diganti menjadi perempuan dewasa.
memperpanjang Waktu Reaksi
Sederhana (WRS) laki-laki dewasa.
Hal-hal yang mendukung adalah
dari hasil uji t berpasangan untuk
nilai p secara berturut-turut dari
warna merah, kuning, hijau, biru
DAFTAR PUSTAKA 8. Morgan, Clifford T. Physiological
Psyhology. 3rd. Tokyo :
1. Houssay. Human physiology. 2nd McGraw-Hill Kogakusha, Ltd,
Edition. London : Mc Graw 1965. p. 351.
Hill Book , 1955. pp. 762-763, 9.Silbernagl, Stefan and
839-840, 854-855. Despopoulos, Agamemmon.
2. Ganong, William F. Review of Color Atlas of Physiology. 6th.
Medical Physiology. 23th. s.l. : New York : Thieme, 2009. pp.
Mc graw hill Lange, 2010. p. 338-340.
160. 10. Guyton, Arthur C. and Hall,
3. Kosinski, Robert J. [Online] John E. Textbook of Medical
September 2012. [Cited: Physiology. 11th edition.
January 10, 2013.] Philadelphia, Pennsylvania :
http://biae.clemson.edu/bpc/ Elsevier Saunders, 2006. p. 563;
bp/lab/110/reaction.htm. 567.
4. Keputusan Menteri Kesehatan 11. Saladin, Kenneth S. Anatomy &
Republik Indonesia. Physiology: The Unity of Form
Keputusan Menteri Kesehatan and Function. 3rd. s.l. :
Republik Indonesia Nomor McGraw-Hill, 2003. p. 629.
1076/MENKES/SK/VII/2003. 12. Kemper, Kathi J. Longwood
PENYELENGGARAAN Herbal Task Force. [Online]
PENGOBATAN December 15, 1999. [Cited:
TRADISIONAL. [Online] 2003. January 16, 2013.]
[Cited: January 20, 2013.] http://www.longwoodherbal.
http://www.gizikia.depkes.go org/valerian/valerian.pdf.
.id/wp- 13. Tyler, VE. Herbs of choice : the
content/uploads/downloads/ therapeutic use of
2011/03/KMK-No.-1076-Th- phytomedicinals. New York :
2003-ttg-Penyelenggaraan- Pharmaceutical Products
Pengobatan-Tradisional.pdf. Press, 1994. p. 209. Vol. xvi.
5. Badan Penelitian dan 14. Santos MS, Ferreira F, Cunha
Pengembangan Kesehatan. AP, Carvalho AP, Macedo T.
Riset kesehatan dasar. Jakarta : An aqueous extract of valerian
Kementrian Kesehatan influences the transport of
Republik Indonesia, 2010. GABA in synaptosomes. Planta
6. Dalimartha, Setiawan. Atlas Medica. 1994, Vol. 60, pp. 278-
tumbuhan obat Indonesia jilid 4. 279.
Jakarta : Puspa Swara, 2006. 15. Morazzoni, P and Bombardelli,
pp. 112-113. E. Valeriana officinalis:
7. Houghton, P J. The scientific basis traditional use and recent
for the reputed activity of evaluation of activity.
Valerian. J Pharm Pharmacol. Fitoterapia. 1995, Vol. 66, pp.
[Online] May 1999. [Cited: 99-112.
January 16, 2013.]
http://www.ncbi.nlm.nih.gov
/pubmed/10411208.