Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP MEDIKASI TOPIKAL

Disusun Oleh:

Chici Reksa Surya Friyani (2014201050)

Kelompok I (II Keperawatan)

Dosen Pengampu:

Ns. Rebbi Permata Sari, M. Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mengenai “ Konsep
Medikasi Topikal”. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen yang telah memberikan
bimbingannya kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
kelemahan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sumbangan pikiran, saran dan
kritikkan yang konstruktif demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga
dengan makalah yang sederhana ini dapat memenuhi harapan kami semua dan memberikan
manfaat bagi pembaca sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan. Terimakasih

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................. 2

2.1 Pengertian Obat-obatan Topikal............................................................................ 2


2.2 Jenis- jenis Obat Topikal........................................................................................ 2
2.3 Macam-macam Penggunaan Obat Topikal............................................................ 6
2.4 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian Obat Topikal....................... 9

BAB III. PENUTUP........................................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 11
3.2 Saran...................................................................................................................... 11
.......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok
ataumemperindah badan atau bagian badan manusia. “Kep. MenKes RI No. 193/Kab/ B.VII/71”.

Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam diantaranyamelalui Oral,
injeksi intravena, intramuscular, intracutan, subcutan. Selain dikemas dalam bentuk injeksi maupun untuk
diminum melalui mulut (Oral) ada beberapa obat yang digunakan secara topical seperti lotion, liniment,
ointment, pasta, bubuk, tetes (instilasi), serta dalam bentuk irigasi baik mata, hidung,telinga, vagina,
maupun rektum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi obat-obatan topical?
2. Apa saja jenis obat topical?
3. Apa saja macam-macam penggunaan obat topical?
4. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat topical?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi obat topical.
2. Untuk mengetahui jenis- jenis obat topikal
3. Untuk mengetahui macam-macam penggunaan obat topical
4. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat topical

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obat-obatan Topikal

Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk memberikan reaksi atau pengaruh
langsung pada tempat tertentu atau secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral ataupun injeksi.
Obat jenis ini dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam sistim peredaran darah.
Namun obat ini dapat bermanfaat apabila digunakan pada kulit atau membrane mukosa. Agens topical di
gunakan untuk mengobati berbagai gangguan dalam area yang terlokalisasi. Beberapa bentuk obat ini
dipersiapkan untuk diabsorbsi kulit guna memberikan dampak secara sistemik. Bila tempat pemakian
mudah dijangkau seperti kulit, suatu obat mudah diletakkan diatasnya. Namun bila tempatnya merupakan
rongga, seperti hidung, atau bagian tertutup seprti mata, maka diperlukan alat untuk pemakian mekanis
untuk memasukkan obat.

2.2 Jenis- jenis Obat Topikal

Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa
(vehikulum) dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memilikiefek
terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapatberbentuk
cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. Idealnyazat pembawa
mudah dioleskan, mudah dibersihkan, tidak mengiritasi sertamenyenangkan secara
kosmetik. Selain itu, bahan aktif harus berada di dalam zatpembawa dan kemudian mudah
dilepaskan. Sedian obat topikal ada beberapa jenis, yakni :

1. Cairan

Cairan adalah bahan pembawa dengan komposisi air. Jika bahan pelarutnya murni air disebut
sebagai solusio. Jika bahan pelarutnya alkohol, eter, atau kloroform disebut tingtura. Cairan
digunakan sebagai kompres dan antiseptik. Bahan aktif yang dipakai dalam kompres biasanya
bersifat astringen dan antimikroba.

2. Bedak

Merupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas talcum venetum danoxydum
zincicum dalam komposisi yang sama. Bedak memberikan efek sangatsuperfisial karena tidak
melekat erat sehingga hampir tidak mempunyai daya penetrasi.Oxydum zincicum merupakan
suatu bubuk halus berwarna putih bersifat hidrofob. Talcum venetum merupakan suatu
magnesium polisilikat murni, sangat ringan. Duabahan ini dipakai sebagai komponen bedak,
bedak kocok dan pasta.

2
3. Salep

Salep merupakan sediaan semisolid berbahan dasar lemak ditujukan untuk kulit danmukosa.
Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok yaitu: dasar salep
senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang bisadicuci dengan air dan dasar
salep yang larut dalam air. Setiap bahan salep menggunakan salah satu dasar salep
tersebut.

a Dasar salep hidrokarbon


Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak seperti vaselin
album(petrolatum), parafin liquidum. Vaselin album adalah golongan lemak
mineraldiperoleh dari minyak bumi. titik cair sekitar 10-50°C, mengikat 30% air,
tidakberbau, transparan, konsistensi lunak.Hanya sejumlah kecil komponen air dapat
dicampurkan ke dalamnya. Sifat dasarsalep hidrokarbon sukar dicuci, tidak
mengering dan tidak berubah dalam waktulama. Salep ini ditujukan untuk
memperpanjang kontak bahan obat dengan kulitdan bertindak sebagai penutup.
Dasar salep hidrokarbon terutama digunakansebagai bahan emolien.
b Dasar salep serap
Dasar salep serap dibagi dalam 2 tipe, yaitu bentuk anhidrat (parafin hidrofilikdan
lanolin anhidrat (adeps lanae) dan bentuk emulsi (lanolin dan cold cream)yang dapat
bercampur dengan sejumlah larutan tambahan. Adeps lanae ialahlemak murni dari
lemak bulu domba, keras dan melekat sehingga sukar di-oleskan, mudah mengikat
air. Adeps lanae hydrosue atau lanolin ialah adepslanae dengan akua 25-27%.Salep
ini dapat dicuci namun kemungkinan bahan sediaan yang tersisa masih adawalaupun
telah dicuci dengan air, sehingga tidak cocok untuk sediaan kosmetik.Dasar salep
serap juga bermanfaat sebagai emolien.
c Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air misalnya salep hidroi lik. Dasarini
dinyatakan “dapat dicuci dengan air” karena mudah dicuci dari
kulit,sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik. Dasar salep ini
tampilannyamenyerupai krim karena fase terluarnya adalah air. Keuntungan lain dari
dasarsalep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan
yangterjadi pada kelainan dermatologi.
d Dasar salep larut dalam air
Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” terdiri dari komponencair.
Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti halnya dasarsalep yang
dapat dicuci dengan air karena tidak mengandung bahan tak larutdalam air seperti
parafin, lanolin anhidrat. Contoh dasar salep ini ialah polietilenglikol.

3
4. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahanobat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formulasi krim adadua, yaitu sebagai
emulsi air dalam minyak (W/O), misalnya cold cream, danminyak dalam air (O/W), misalnya
vanishing cream.

5. Pasta

Pasta ialah campuran salep dan bedak sehingga komponen pasta terdiri dari bahan untuk
salep misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum, oxydum zincicum.Pasta merupakan
salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh danberfungsi sebagai lapisan pelindung
pada bagian yang diolesi.

6. Bedak Kocok

Bedak kocok adalah suatu campuran air yang di dalamnya ditambahkan komponenbedak
dengan bahan perekat seperti gliserin. Bedak kocok ini ditujukan agar zat aktif dapat
diaplikasikan secara luas di atas permukaan kulit dan berkontak lebihlama dari pada bentuk
sediaan bedak serta berpenetrasi kelapisan kulit.

7. Pasta Pendingin

Pasta pendingin disebut juga linimen merupakan campuran bedak, salep dan cairan.Sediaan
ini telah jarang digunakan karena efeknya seperti krim.

8. Gel

Gel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat daripartikel
organik dan anorganik. Gel dikelompokkan ke dalam gel fase tunggal danfase ganda. Gel fase
tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar dalamsuatu cairan sedemikian hingga
tidak terlihat adanya ikatan antara molekul besaryang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal
dapat dibuat dari makromolekulsintetik (misalnya karbomer) atau dari gom alam (seperti
tragakan). Karbomer membuat gel menjadi sangat jernih dan halus. Gel fase ganda yaitu gelyang
terdiri dari jaringan partikel yang terpisah misalnya gel alumuniumhidroksida. Gel
ini merupakan suatu suspensi yang terdiri dari alumuniumhidroksida yang tidak larut
dan alumunium oksida hidrat. Sediaan ini berbentukkental, berwarna putih, yang efektif
untuk menetralkan asam klorida dalamlambung.Gel segera mencair jika berkontak dengan
kulit dan membentuk satu lapisan.Absorpsi pada kulit lebih baik daripada krim. Gel juga baik
dipakai pada lesi dikulit yang berambut. Berdasarkan sifat dan komposisinya, sediaan gel
memilliki keistimewaan: a. Mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim. b. Sangat baik dipakai
untuk area berambut. c. Disukai secara kosmetika.

4
9. Jelly

Jelly merupakan dasar sediaan yang larut dalam air, terbuat dari getah alami sepertitragakan,
pektin, alginate, borak gliserin.

10. Lotion

Losion merupakan sediaan yang terdiri dari komponen obat tidak dapat larutterdispersi dalam
cairan dengan konsentrasi mencapai 20%. Komponen yang tidaktergabung ini menyebabkan
dalam pemakaian losion dikocok terlebih dahulu.Pemakaian losion meninggalkan rasa dingin
oleh karena evaporasi komponen air.Beberapa keistimewaan losion, yaitu mudah diaplikasikan,
tersebar rata, favoritpada anak. Contoh losion yang tersedia seperti losion calamin, losion steroid,
losionfaberi.

11. Foam Aerosol

Aerosol merupakan sediaan yang dikemas dibawah tekanan, mengandung zat aktifyang
dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian lokal
pada kulit, hidung, mulut, paru. Komponen dasar aerosol adalah wadah, propelen, konsentrat zat
aktif, katup dan penyemprot. Foam aerosol merupakan emulsi yang mengandung satu
atau lebih zat aktif menggunakan propelen untuk mengeluarkan sediaan obat dari wadah.
Foamaerosol merupakan sediaan baru obat topikal. Foam dapat berisi zat aktif dalam formulasi
emulsi dan surfaktan serta pelarut. Sediaan foam yang pernah dilaporkanantara lain ketokonazol
foam dan betametasone foam.

Keistimewaan foam:

a) Foam saat diaplikasikan cepat mengalami evaporasi, sehingga zat aktif tersisacepat
berpenetrasi.
b) Sediaan foam memberikan efek iritasi yang minimal.

12. Cat

Pada dasarnya, cat merupakan bentuk lain solusio yang berisi komponen air danalkohol.
Penggabungan komponen alkohol dan air menjadikan sediaan ini mampubertahan lama. Sediaan
baru pernah dilaporkan berupa solusio ciclopirox 8% sebagai cat kuku untuk terapi
onikomikosis.

5
2.3 Macam-macam Penggunaan Obat Topikal

Pada umumnya obat topical adalah obat yang digunakan pada kulit atau membrane mukosa untuk
memberikan pengaruh local pada bagian tubuh. Namun dalam tata cara penggunaannya terbagi menjadi
beberapa macam meliputi:

 Pemakaian pada kulit

Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang terdiri dari epidermis dan dermis. Epidermis
merupakan jaringan terluar pada organkulit. Ketebalan epidermis pada seluruh tubuh berbeda-beda.
Epidermis paling tebal terletak pada telapak tangan dan telapak kaki. Secara terbatas dan selekti,
penyerapan zat memang terjadi pada kulit. Pada kulit normal, obat diserap ke garis kelenjar sebum. Obat
dapat diberikan pada kulit dengan cara digosokkan, disemprotkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan
melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi.

Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau ulkusdekubitus. Krim adalah produk
berbasis air dengan efek mendinginkan dan emolien. Mengandung bahan pengawet untuk mencegah
pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan sensitisasi dan
dermatitis kontak alergi.Krim kurang berminyak dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik
ditoleransi. Salep dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi atau laserasi kulit akibat
kelembaban kulit pada kasus inkontenansia urin atau fekal. Salep tidak mengandung air, mereka adalah
produk berbasis minyak yang dapat membentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit yang membantu
kulit untuk mempertahankan air. Salep menghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta meningkatkan
penyerapan zat aktif, dan karena itu berguna dalam kondisi kulit kering kronis. Salep tidak mengandung
bahan pengawet. Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan tubuh yang luas
dan pada daerah berbulu. Losion memiliki efek mengeringkan dan mendinginkan. Obat transdermal
adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulituntuk mendapatkan efek sistemik. Tersedia dalam
bentuk lembaran. Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran khusus yang membuat zat obat
menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga dapat sekaligus mengontrol frekuensi penggunaan
obat.

Tujuan pemberian pada kulit, yaitu:

• Untuk mempertahankan hidrasi


• Melindungi permukaan kulit
• Mengurangi iritasi kulit
• Mengatasi infeksi

Tindakan

Alat dan Bahan:

 Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosal, sprei)


 Pinset anatomis
 Kain kasa
 Balutan
 Pengalas

6
 Air sabun, air hangat
 Sarung tangan

Prosedur Kerja:

 Cuci tangan
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan
 Gunakan sarung tangan
 Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan
gunakan pinset anatomis
 Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan atau mengompres
 Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati
 Cuci tangan

Penyerapan obat pada permukaan kulit terhalang oleh lapisan luar kulityang bersi zat protektif dan zat
berlemak yang melindungi garis kelenjar yang menyebabkan sulitnya penetrasi. Prinsip steril dalam tata
cara pemberian obat dapat memudahkan penyerapan obat oleh kulit

2. Tetes mata

Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan. Lapisan luar bola mata disebut sclera.
Kornea adalah bagian sclera transparan di bagian depan bola mata. Sclera merupakan kumpulan serat
yang kuat, sedangkancornea mudah rusak oleh trauma. Oleh sebab itu, pemakaian obat jarang diarahkan
langsung ke bola mata. Kelenjar lacrimae yang menghasilkan air mata terletak di salah satu sisi tulang
depan hidung. Kelenjar tersebut mengalirkan sekresinya menuju saluran membuka di kantong
conjungtiav. Saluran tersebut meneruskan limpahan cairan ke hidung dibawah injerior concha. Karena
pemakaian langsung tak dapat dilakukan ke cornea yang sensitive, pemberian obat secara instilasi pada
mata dapat dilakukan pada bagian conjungtiva bagian bawah. Obat tetes mata digunakan untuk
memperoleh pengaruh local, seperti pembersihan atau kontraksi pupil untuk pemeriksaan dan mengobati
infeksi. Tipe larutan tetes tergantung pada tujuan instilasi.

Kelopak mata dilap bersih sebelum instilasi agar steril. Luka kantung conjungtiva bagian bawah
kemudian lakukan instilasi. Pemberian obat secara instilasi tidak boleh dilakukan pada kornea karena
dapat berisiko merusak cornea. Pasien diminta menutup kelopak mata dan menggerakkan matanya untuk
meratakan cairan yang telah diteteskan

3. Instilasi telinga

Obat yang berupa cairan diteteskan pada liang telinga untuk memperoleh pengaruh local seperti
melembutkan lilin telinga, mengurangi rasa sakit,mengefektifkan anastesi local, membunuh organisme
yang mengganggu pada organ telinga. Liang telinga pasien yang akan di instilasi diluruskan,dan obat
tetes dijatuhkan pada bagian sisi liang telinga. Pasien diposisikan berbaring pada posisi miring dengan
telinga yang akan di instilasi beradadi bagian atas. Pasien tetap berbaring beberapa menit setelah instilasi
guna mencegah tumpahnya obat dari liang telinga.

7
4. Instilasi hidung

Obat tetes pada hidung umumnya diberikan pada pasien yang mengalami keradangan hidung
(rhinitis). Untuk melakukan instilasi hidung, pasien dibantu duduk dengan kepala ditarik kebelakang atau
berbaring dengan kepala miring ke belakang dibantu dengan bantal sebagai pengganjal. Posisi ini
memungkinkan larutan yang akan kelura mengalir kembali kedalam rongga hidung. Setelah itu lakukan
instilasi sesuai dosis obat. Pasien diinstruksikan tetap menjaga posisinya selama beberapa menit
danmenjaga larutan agar tetap didalam rongga hidung setelah proses instilasi untuk mencegah tumpahnya
cairan obat kedalam oropharynx

5. Pemberian melalui vagina

Vagina merupakan kanal selaput berotot yang memanjang dari bagian luar tubuh pada vulva sampai
cervix utari. Dalam keadaan sehat, vagina sedikit sekali mengandung pathogen tetapi banyak
mengandung organisme non-pathogen. Organisme non-pathogen tersebut penting karena melindungi
vagina dari serangan pathogen. Penggunaan obat pada vagina bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
serta mengobati saluran vagina dan serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan supositoria. Yang
digunakan untuk mengobati infeksi local. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbent.
Bersihkan alat kelamin pasien, kemudian renggangkan labia minora dengan tangan kiri. Kemudian obat
sepanjang sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm. Setelah obat masuk, bersihkan
daerah sekitar orifisumdan labia. Anjurkan pasien tetap dalam posisi selama beberapa saat agar obat
bereaksi.

6. Pemberian melalui rectum

Obat suppositoria atau rectal medication diberikan melalui anus dan berbentuk seperti peluru atau
cairan. Diberikan untuk mengatasi keluhan sistemik atau sebagai laksatif bila klien mengalami konstipasi.
Namun, obat antiemetik dapat juga diberikan melalui rectal bila pemberian dengan cara yang lain tidak
berhasil. Cairan enema diberikan melalui rectal dengan menggunakan alat khusus. Cairan enema terdiri
dari gliserin cair,sejumlah 100 mL dan dibiarkan sebentar sekitar 5-10 menit, sebelum akhirnya klien
merasa ingin defekasi.

8
2.4 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pemberian Obat Topikal

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat topikal, yakni :

1. Prinsip pemberian obat

Dalam memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat, memahami,dan


memperhatikanprinsip enam benaragar kita dapat terhindar dari kesalahandalam memberikan obat.
Keenam prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

a Benar pasien
Obat yang diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengancara
mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, alamat, nomorregister dan
program pengobatan pada pasien.
b Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat, harus diperhatikan kebenaran obat sebanyak tigakali yaitu
ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obatdiprogramkan, dan saat
mengembalikan ketempat penyimpanan.
c Benar Dosis
Sebelum memberi obat, periksa dahulu dosisnya. Jika ragu, berkonsultasilahdengan dokter
yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.Karna ada beberapa obat
baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbedatiap ampul atau tabletnya. Misalnya
asam mefenamat, 1 ada 250 mg, ada jugayang 500 mg, ondansentron 1 ampul dosisnya ada 4
mg, ada juga 8 mg. Untukmenghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis
harus diperhatikandengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat
tetes,gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lainsehingga
perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien.
d Benar Cara / rute pemberian obat
Pastikan cara pemberian obat yang telat diprogramkan, apakah diberikan peroral,sublingual,
parenteral/injeksi, topikal, rektal, atau inhalasi.
e Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan,apakah pagi,
siang, malam, sesudah makan, saat makan, sebelum tidur, dll. Karenaberhubungan dengan
kerja obat yang menimbulkan efek terapi dari obat.
f Benar Dokumentasi
Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu , dan olehsiapa obat itu
diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya,atau obat itutidak dapat diminum, harus
dicatat alasannya dan dilaporkan.

9
2. Region

kulit yang akan diberikan obat: Daerah muka, skrotum, aksila, dan kulitrambut cenderung lebih
mudah menerima obat dibandingkan pada daerah telapak tangan, dengan demikian pemberian obat pada
daerah yang lebih permeabel tidakperlu terlalu banyak dibandingkan dengan daerah yang kurang
permeabel.

3. Gradien konsentrasi

Dengan menambah gradien konsentrasi, maka penyerapan obat akan semakin cepat.

4. Penjadwalan

Karena sistem absorpsi yang lama, maka efek dari obat tersebut dapat berlangsung selama 1 hari
dengan absorpsi yang terus menerus secara perlahan.

5. Vehikulum dan oklusi

Vehikulum atau bentuk sediaan obat topikal akan sangat mempengaruhi absorpsi pada kulit,
sedangkan oklusi seperti plester yang mempererat dan menjaga kontak antara kulit dengan obat topikal
dapat meningkatkan efikasi dariobat tersebut

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk memberikan reaksi atau pengaruh
langsung pada tempat tertentu atau secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral ataupun injeksi.
Obat jenis ini dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam sistim peredaran darah.
Namun obat ini dapat bermanfaat apabila digunakan pada kulit atau membrane mukosa. Agens topical di
gunakan untuk mengobati berbagai gangguan dalam area yang terlokalisasi. Beberapa bentuk obat ini
dipersiapkan untuk diabsorbsi kulit guna memberikan dampak secara sistemik. Bila tempat pemakian
mudah dijangkau seperti kulit, suatu obat mudah diletakkan diatasnya. Namun bila tempatnya merupakan
rongga, seperti hidung, atau bagian tertutup seprti mata, maka diperlukan alat untuk pemakian mekanis
untuk memasukkan obat.

3.2 Saran

Diharapkan kepada pembaca setelah membaca makalah ini supaya dapat memahami pengertian
obat topikal dan cara pemberian obat topikal

11
DAFTAR PUSTKA

Prharjo Robert Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. 1995, EGC. Jakarta
http://arinkuu.blogspot.com/2012/06/pemberian-obat-secara-topikal.html

Hidayat A aziz alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Surabaya: Salemba medika.

Prharjo Robert Tekhnik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat. Jakarta: EGC Stevens, dkk. 1999.
Ilmu Keperawatan Jilid 2 Edisi 2 Jakarta: EGC www.obattopikal.com

12

Anda mungkin juga menyukai