Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL REVIEW :STUDI FITOKIMIA dan AKTIVITAS FARMAKOLOGI

Curcuma Xanthorrhiza Roxb


Arista wahyu ningsih1, Irvan Charles1, Devi anggraini2, Marsellina umami2, Rohanna maya sari2,
Silvia februaningtias2, Zumrotin nafilah2

Departemen Biologi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Anwar Medika1, Program Studi S1
Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Anwar Medika2

Korespondensi : farmasizumrotinnafilah@gmail.com

ABSTRAK

Temulawak dengan nama ilmiah Curcuma Xanthoriza Roxb, merupakan obat dari suku temu
temuan (Zingiberacea). Temulawak ditemukan di hutan tropis. Temulawak digunakan di banyak
tempat sebagai obat, baik sebagai bahan utama maupun sebagai suplemen. Terdapat berbagai
macam senyawa pada tanaman toga, salah satunya pati yang merupakan salah satu zat yang
terkandung dalam tanaman temulawak. Tanaman temulawak mengandung banyak senyawa aktif
seperti ɑ-curcumen, santorizol dan ar-tumeron yang memiliki aktifitas antitumor (Salleh et al,
2016). Aktivitas antioksidan dari proses DPPH mempengaruhi bahan aktif ekstrak temulawak
yang berperan sebagai oksidan dan radikal yang berubah menjadi bentuk stabil melalui proses
transfer elektron. Temulawak mengandung bahan aktif yang mampu menghambat pertumbuhan
mikroorganisme sehingga sering digunakan sebagai antibiotic dan juga digunakan sebagai obat
tradisional. Temulawak juga memiliki aktivitas antivirus terhadap immunocomproised pada kera
atau virus (K/SAIDS), khususnya serotype 2 broad-spectrum retro virus simian virus (SRV-2)
yang menyerang sel getah bening dan sel tubuh lainnya. Berdasarkan hasil penelitian sitotoksisitas,
memiliki aktivitas penghambatan pada pertumbuhan sel HeLa. Efektivitas produk dalam
mencegah denaturasi protein dihitung dengan rata-rata 398,02 (1,78 ppm. Ditemukan ekstrak
temulawak sebagai antidepresan, terbukti dari kandungan kurkumin 1 hingga 2% dan esensial 6
hingga 10% minyak dalam bentuk fellandre dan turmerol. Uji klinis dengan temulawak
menunjukkan bahwa pemberian jus ekstrak temulawak dapat menurunkan jumlah sel B.
Kurkuminoid dapat mencegah rangsangan nyeri sebesar (44,80±1,46%) tidak dapat mencegah
nyeri didaerah SSP . Flavonoid juga dapat merangsang sekresi prostaglandin pada mukosa dan
sekresi mukosa hidung dan lambung.

Kata kunci : Curcuma XanthorrhizaRoxb, zingiberacea, ɑ-curcumen, santorizol dan ar-tumeron.

ABSTRACT

Temulawak with the scientific name Curcuma Xanthoriza Roxb, is a drug from the Intersection
finding (Zingiberacea). Temulawak is found in tropical forests. Temulawak is used in many places
as medicine, both as the main ingredient and as a supplement. There are various kinds of
compounds in the toga plant, one of which is starch which is one of the substances contained in the
ginger plant. The temulawak plant contains many active compounds such as ɑ-curcumen,
santorizol and ar-tumeron which have antitumor activity (Salleh et al, 2016). The antioxidant
activity of the DPPH process affects the active ingredients of temulawak extract which act as
oxidants and radicals which turn into stable forms through the electron transfer process.
Temulawak contains active ingredients that can inhibit the growth of microorganisms, so it is often
used as an antibiotic and is also used as a traditional medicine. Temulawak also has antiviral
activity against immunocompromised monkeys or viruses (K/SAIDS), particularly serotype 2
broad-spectrum retrovirus simian virus (SRV-2) which attacks lymph cells and other body cells.
Based on the results of cytotoxicity studies, it has inhibitory activity on the growth of HeLa cells.
Product effectiveness in preventing protein denaturation was calculated with an average of 398.02
(1.78 ppm. Temulawak extract was found to be an antidepressant, as evidenced by the content of 1
to 2% curcumin and 6 to 10% essential oil in the form of fellandre and turmerol. Clinical trials
with Temulawak showed that giving temulawak extract juice can reduce the number of B cells.
Curcuminoids can prevent pain stimulation by (44.80 ± 1.46%) but cannot prevent pain in the CNS
area. Flavonoids can also stimulate prostaglandin secretion in the mucosa and nasal and gastric
mucosal secretions.
Keyword : Curcuma XanthorrhizaRoxb, zingiberacea, ɑ-curcumen, santorizol dan ar-tumeron.

PENDAHULUAN senyawa yang paling aktif. Kedua komponen


tersebut merupakan senyawa yang berpotensi
Indonesia merupakan negara yang sebagai antioksidan kuat dikarenakan keduanya
memiliki ±30.000 spesies tanaman dan 950 merupakan golongan senyawa fenolik Sudrajat
spesies diantaranya dapat diproduksi untuk dan Azar (2011).
obat, suplemen, dan juga kosmetik.
Penggunaan tanaman obat di negara Indonesia Rimpang temulawak memiliki banyak
meningkat secara pesat disetiap tahunnya. aktivitas farmakologis diantaranya antioksidan,
Tanaman obat yang dapat meningkatkan antibakteri, antijamur, antiinflamasi, dan
kesehatan seperti temulawak, jahe, kunyit, serta antilipidemik. Temulawak mengandung banyak
kunir karena kaya akan kandungan golongan senyawa aktif seperti ɑ-curcumen, santorizol
senyawa terpenoid, flavonoid, serta polifenol dan ar-tumeron yang memiliki aktifitas
yang dapat memberikan berbagai aktivitas antitumor (Salleh et al, 2016)
farmakologis.
Mengkonsumsi bahan makanan yang
Curcuma Xanthorrhiza Roxb mengandung kadar antioksidan tinggi
merupakan nama latin dari temulawak yang merupakan salah satu upaya terapi pendukung
merupakan tanaman obat dari suku Reunion dalam mengatasi penyakit kanker, dikarenakan
(Zingiberacea). Curcuma Xanthorrhiza Roxb kemampuan antioksidan yang bekerja sebagai
banyak ditemukan di hutan tropis. Temulawak antikanker dan dapat menghambat
biasa digunakan sebagai bahan obat. Selain pertumbuhan sel kanker. Antioksidan dari
sebagai bahan obat, temulawak juga biasa bahan alam dapat menambah imunitas dan
digunakan untuk menyembuhkan penyakit mengendalikan inflamasi yang diakibatkan oleh
seperti obat sakit perut, obat maag, kekurangan produksi sitokin yang berlebih sehingga dapat
gizi serta bisa digunakan untuk penderita dijadikan salah satu solusi alternatif dalam
diabetes mellitus dan juga bisa digunakan menghadapi pandemi COVID-19 ini.
sebagai obat tanaman tradisional. Tanaman
temulawak termasuk tanaman toga yang Rimpangnya berkembang baik dengan cabang
mengandung berbagai zat kimia dan pati. yang kuat, besar dan berwarna coklat
Temulawak memiliki efek antimikroba kemerahan, berwarna kuning tua atau hijau tua.
terhadap beberapa mikroorganisme, terutama Setiap rimpang pucuk memiliki 2-9 helai daun
terhadap bakteri Bacillus subtillis. (Silalahi et berbentuk lanset memanjang, rimpang daging
a;l., 2018). berwarna simbol tua atau coklat, dengan bau
manis dan rasa pahit.
Zat tepung pada temulawak sekitar 1,6-
2,2%, minyak atsiri sekitar 1,48-1,63% dan Klasifikasi Curcuma Xanthorizza Roxb
kurkumin sebanyak 1,6-2,2%. Pati, minyak
atsiri dan kurkuminoid merupakan komponen Kingdom : Plantae
utama rimpang temulawak. Curcuminoids dan
xanthorrhizol ditemukan dalam minyak atsiri Division : Magnoliophyta
Curcuma Xanthorrhiza Roxb merupakan
Subdivisions : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae Keterangan:

Family : Zingiberaceae a. Bunga


b. Habitus
Genus : Curcuma c. Akar rimpang
Temulawak memiliki panjang bisa
Spesies : Curcuma Xanthorrhiza mencapai 2 meter, daun berwarna hijau dengan
2 sampai 9 tangkai, berbentuk bulat memanjang
METODE PENELITIAN dengan panjang 31 sampai 38 cm dan lebar 10
sampai 18 cm. Tipe bunga majemuk berbentuk
Penelusuran pustaka menggunakan bulir, tipe perbungaan exantha (bunga keluar
google scholar and dimension dengan kata langsung dari rimpang), serta bunga mekar
kunci “aktivitas farmakologi, studi fitokimia, pada pagi hari dan layu pada sore hari, mahkota
curcuma xanthorrhiza”. berwarna merah.

MORFOLOGI Rimpang temulawak Curcuma


xanthorriza Roxb termasuk dalam rimpang
Curcuma xanthorriza Roxb tumbuh terbesar, pada rimpang curcuma yang terdiri
pada 1.500 meter diatas permukaan laut. dari 2 jenis rimpang yaitu: rimpang induk
Curcuma xanthorriza Roxb termasuk dalam (empu) dengan warna kuning tua, merah-coklat
ordo temu (Zingiberaceae) yangtelah dan oranye-coklat di dalam cabang, rimpang
digunakan untuk bahan baku obat herbal tumbuh dari rimpang utama, kecil dan
tradisional. Curcuma xanthorriza Roxb dapat berwarna terang. Akar temulawak memiliki
ditemukan pada daerah tropis dan dapat juga ujung pangkal yang membesar.
berkembang biak pada tanah yang gembur
didataran rendah. Curcuma xanthorriza Roxb STUDI FITOKIMIA
digunakan sebagai bahan baku obat herbal
tradisional. (http://akademipim.ac.id) Table 1. Hasil Uji Fitokimia Rimpang
Temulawak
Curcuma xanthorriza Roxb merupakan
rimpang yang besar dengan berbagai warna, Pemerikasaan Hasil
irisan rimpang berwarna kuning cerah, dan Alkaloid +
berbatang semu dengan bunga berwarna merah Flavonoid +
dan putih. Saponin +
Polifenol -
Tanin +
Terpenoid -

Hasil uji fitokimia rimpang temulawak


Curcuma xanthorriza Roxb menggunakan
proses maserasi dalam pelarut n-heksana dan
etanol 70% diperoleh hasil analisis alkaloid
positif (+) yang ditunjukkan dengan
terbentuknya warna merah, analisis flavonoid
positif (+) ditunjukkan oleh. Terbentuknya
endapan jingga kekuningan, uji saponin positif
(+) dengan adanya buih, uji polifenol negativ
(-), uji tannin positif (+) ditandai dengan
terbantuknya endapan berwarna hijau
(sumber : http://akademipim.ac.id) kehitaman, dan uji terpenoid didapat hasil
negativ (-).
Table 2. Hasil Skrining Fitokimia Daun hidrogen. Aktivitas antioksidan diuji dengan
Temulawak menggunakan metode DPPH.

Pemerikasaan Hasil Aktivitas antioksidan sistem DPPH


Alkaloid + dipengaruhi bahan aktif ekstrak temulawak
Flavonoid + (Curcuma Xanthorriza Roxb). Zat aktif
Saponin + bertindak akibat oksidan dan radikal diubah
Steroid - menjadi bentuk stabil dengan proses transfer
Tanin + elektron. Gugus nitrogen yang akan bergabung
Triterpenoid - dengan atom hidrogen dalam antioksidan
membentuk radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-
Hasil uji fitokimia pada daun picrylhydrazine) yaitu gugus yang bereaksi
temulawak diperoleh hasil analisis alkaloid dengan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
positif (+) yang ditunjukkan dengan (Rosiyani, 2010)
terbentuknya warna merah, analisis flavonoid
positif (+) ditunjukkan oleh terbentuknya Kemampuan antioksidan dalam ekstrak
endapan jingga kekuningan, uji saponin positif Temulawak (Curcuma Xanthorriza Roxb)
(+) dengan adanya busa tetapi hanya bertahan dalam menyerap radikal DPPH bisa dilihat dari
sebentar sehingga kandungan saponin pada perubahan warna yang terjadi
daun temulawak hanya sedikit, uji steroid
negativ (-), uji tannin positif (+) ditandai Pengurangan intensitas warna terjadi
dengan terbantuknya endapan berwarna coklat elalui proses transfer elektron yang mengubah
kehijauan, dan uji triterpenoid didapat hasil warna kuning DPPH. Semakin banyak elektron
negativ (-). yang diberikan semakin gelap warna ungu dan
juga semakin dekat dengan warna kuning-
Table 3. Hasil Skrining Fitokimia Bunga coklat maka menunjukkan bahwa konsentrasi
Temulawak antioksidan yang tinggi. Aktivitas sistem
antioksidan DPPH didasarkan pada radikal
Pemerikasaan Hasil
DPPH yang diserap oleh senyawa antioksidan
Alkaloid -
Flavonoid +
dalam ekstrak rimpang temulawak (Curcuma
Saponin - Xanthorriza Roxb) adalah radikal stabil yang
Steroid - mentol atau larutannya memiliki absorbansi
Tanin + kuat pada panjang gelombang 517nm.

Hasil uji fitokimia pada bunga Penerapan antioksidan menunjukkan


temulawak diperoleh hasil positive (+) bahwa black-coating pada senyawa temulawak
mengandung flavonoid dan tannin, sedangkan (Curcuma Xanthorriza Roxb) menghasilkan
pada uji alkaloid, saponin dan steroid total fenol, kurkuminoid, serta aktivitas
menunjukkan hasil negative (-). antioksidan resin minyak temulawak lebih
tinggi dibandingkan dengan metode
STUDI FARMAKOLOGI pengeringan dengan matahari tanpa black-
coating (Hasil Kawiji et al., 2010)
Berikut adalah beberapa aktivitas
farmakologi dari tumbuhan temulawak : AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN
ANTIMIKROBA
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
Minyak atsiri pada rimpang temulawak
Proses DPPH didasarkan pada memiliki efek yang baik dalam mendukung
kemampuan antioksidan untuk mencegah produksi empedu, dapat menurunkan
radikal bebas dengan pendonoran atom kolesterol, mengurangi nyeri, menurunkan
demam serta antibakteri. Penelitian yang manusia.
dilakukan oleh Ratnaningsih yang
menunjukkan bahwa mengenai daya hambat AKTIVITAS ANTIVIRUS
rimpang temulawak dengan daya tahan air
seluas 15,5mm setelah masa inkubasi 24 jam, Ekstrak meniran dan temulawak pada
sedangkan pada penelitian aktivitas antibakteri konsentrasi 100ppm, 250ppm dan 500ppm
ini ekstrak temulawak lebih kuat dibandingkan dapat menghentikan pertumbuhan virus SRV-2
dengan ekstrak jahe dan kunyit serta diameter pada sel A549 (sel kanker pada paru-paru
zona hambat ekstrak kunyit sebesar 12,1mm. manusia). Temulawak (Curcuma Xanthorriza
(Maryani dan Kristina) Roxb) juga mempunyai aktivitas antivirus
terhadap macaques immunodeficiency virus
Senyawa aktif pada temulawak dapat (K/SAIDS), khususnya monkey retro virus
menghambat perkembangan mikroba sehingga tipe2(SRV-2), dan memiliki spectrum serangan
sering digunakan untuk antibiotik, untuk yang luas. Limfosit dan sel jaringan lainnya
mengobati gatal-gatal, diare, jerawat dan juga dapat ditemukan diberbagai daerah. jenis.
sebagai obat tradisional, serta bisa juga Jaringan dan organ dengan reaksi berantai
digunakan sebagai obat penyakit infeksi yang polymerase (PCR).
diebabkan oleh mikroba patogen seperti virus,
bakteri, dan jamur. Ekstrak Curcuma AKTIVITAS HEPATOPROTEKTIF
Xanthorriza dapt menghambat perkembangan
Bacillus-Cereus, Bacillus-anthracis, dan Pada penelitian yang sudah dilakukan
Escherea coli (Rukmana dan Jawetz et al) oleh Candra penggunaan pada Curcuma
Xanthorizza Roxb 500mg/kg BB selama 7 hari
Curcuma sp mempunyai efek yang berhasil menurunkan nilai SGOT dan SGPT
dapat menghambat pertumbuhan berbeda pada dengan paracetamol 1350mg/kg BB.
Bacillus-Cereus, Bacillus-anthracis, dan Berdasarkan hasil uji SGOT dan SGPT,
Escherea coli dengan nilai MBC dan MIC ternyata temulawak (Curcuma xanthorriza
padaekstrak rimpang temulawak masing- Roxb) dapat menahan peningkatan pada nilai
masing bernilai sebesar 12,5% dan 25% SGPT dan SGOT akibat penggunaan dari
(Adilah dkk) parasetamol yang bersifat toksik.

Minyak atsiri pada temulawak Kandungan kurkumin yang ada pada


(Curcuma Xanthorriza Roxb) terdapat beberapa temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb)
senyawa seperti senyawa landren, kamfer, berperan sebagai detoksifikasi dan antioksidan
cineal, xanthorrizol dan borneol. Kontribusi dengan meningkatkan aktivitas enzim GS-t dan
pemberian minyak atsiri yang bisa GS-x, sekaligus untuk mengamankan sel darah
menghentikan perkembangan mikroba adalah merah dan hemoglobin dari senyawa
0,1% dan 1% yang diterima oleh panelis. pengoksidasi nitrit, melindungi fungsi hati,
11,828% DPPH/mg sebagai nilai aktivitas serat lambung, ginjal, dengan cara mengurangi
fungsional antioksidan minyak atsiri radikal bebas dan menghambat aktivitas
temulawak. sintesis oksida nitrat makrofag. Temulawak
(Curcuma xanthorriza Roxb) yang diberikan
Komponen minyak atsiri yang efektif untuk mencegah efek radiasi gamma dapat
dalam pengobatan penyakit payudara, paru- mengurangi kadar SGPT dari 15391 U/L
paru dan ovarium serta sebagai antiseptik dan menjadi 32,06 U/L. (Sari et al)
mencegah kerusakan enamel gigi merupakan
xanthorrhizol. Penambahan minyak temulawak Hasil penelitian Rahmini watietal.
penting dalam berbagai macam cara dan Menunjukkan bahwa ekstrak temulawak pada
lapisan makanan dapat mencegahnya, 100ppm dapat menekan proliferasi sedangkan
pertumbuhan aktivitas mikroba dan respon pada 400ppm dapat meningkatkan diferensiasi
sel dengan meningkatkan sel glial dan neuron, Uji klinis pada temulawak
sehingga mempengaruhi panjang akson dan membuktikan bahwa mengkonsumsi ekstrak
dendrit. Ekstrak kurkumin dan rimpang temulawak dapat mengurangi jumlah sel B,
temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) dapat sehingga temulawak terbukti menurunkan
menghambat aktivitas enzim tirosinkinase fungsi kekebalan tubuh. Temulawak juga
dalam regulasi pertumbuhan dan diferensiasi bermanfaat bagi kesehatan tubuh umumnya
sel dan merangsang proliferasi sel progenitor adalah meningkatkan nafsu makan dan menjaga
mencit. energy tubuh.

Pada penelitian yang telah dilakukan AKTIVITAS ANALGETIK


oleh Romualdo et al. bisa dibilang dapat
menghambat sintesis protein dalam sel kanker. Komposisi minyak atsiri pada rimpang
Berdasarkan uji sitotoksisitas, keempat bagian temulawak dan kurkuminoid mempunyai sifat
isolate ammonium sulfat memiliki aktivitas analgesik pada mencit. Dalam pencegahan
penghambatan terhadap perkembangan sel nyeri di tingkat SSP dan peripheral yaitu (42,16
HeLa dengan nilai LC sebesar 309,74 ppm. ±2,53%) dan (67,56±0,59%) Senyawa
Aktivitas tertinggi bagian L-asparaginase penghilang rasa sakit (minyak atsiri dan
ammonium sulfat yang diisolasi dari bagian kurkuminoid) ada di unit satu (SSP), dan II
keempat (murni 60-80) ditemukan dengan (luar). Minyak atsiri juga dapat menghambat
aktivitas enzimatik spesifik 22.639 unit /mg rangsang nyeri di SSP dan perifer yaitu (26,85
protein. ± 2,73%) dan (75,08 ± 0,86%), sedangkan
kurkuminoid hanya dapat menghambat
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI rangsang nyeri yaitu (44,80 ±1,46%) tidak
mampu mencegah nyeri di daerah Sistem
Pada uji aktivitas antiinflamasi Syaraf Pusat.
menggunakan metode denaturasi anti protein
Brovine Serum Albumin (BSA) yang akan AKTIVITAS PADA SYSTEM
menyebabkan denaturasi (perubahan struktur PENCERNAAN
primer dan sekunder) jika dipanaskan. Uji
aktivitas anti inflamasi dengan menghambat Rimpang pada temulawak mengandung
denaturasi protein ekstrak temulawak. Ekstrak berbagai senyawa, diantaranya senyawa fenol,
nanopartikel temulawak dapat memiliki flavonoid, dan kurkumin yang berfungsi
aktivitas antiinflamasi jika proporsi sebagai antioksidan. Antioksidan intraseluler,
menahanannya lebih dari 20%. Hasil penelitian seperti glutathione dapat melindungi mukosa
menunjukkan efektivitas ekstrak dalam lambung dari stresoksidatif akibat fagositosis.
mencegah denaturasi protein dengan Jika antioksidan tidak bekerja dengan baik,
konsentrasi total 398,02 (1,78 ppm) maka radikal dapat mengakibatkan kerusakan,
oksidasi dan dapat menyebabkan kematian.
AKTIVITAS ANTIDEPRESAN Flavonoid membantu dalam proses membrane
sel dan mempengaruhi beberapa proses
Temulawak memiliki kandungan metabolisme dan menghambat peroksidase
minyak atsiri 6-10% dan kurkumin 1-2% lipid. Selain itu, flavonoid juga dapat
berupa phellandrean dan turmerol yang aktif menghasilkan ekskresi prostaglandin di mukosa
sebagai antiinflamasi dan patofisiologi yang dan sekresi lendir di mukosa lambung dengan
dapat menurunkan depresi. Maka dapat pembentukan enzim COX-1. Flavonoid,
dibuktikan bahwa ekstrak temulawak terbukti curcinin dan fenol bekerja dengan suroksida
sebagai antidepresan,. (OH), peroxil (roxil) yang ditetapkan oleh
hasil fagositosis.
AKTIVITAS STIMULANSIA
KESIMPULAN
Temulawak (Curcuma Xanthorriza MAGETAN
Roxb) adalah tanaman obat dari suku KrisdianaSabtadaRamadhani, S. Teguh
Zingiberacea. Rimpang temulawak juga Kurniawan, and N. Fitriyani,
memiliki beberapa aktivitas farmakologi
“PENGARUH PEMBERIAN
diantaranya yaitu antioksidan, antiinflamasi,
antibakteri, antijamur, dan antilipidemik. KOMPRES TEMULAWAK
Temulawak mengandung banyak senyawa aktif TERHADAP TINGKAT NYERI
seperti α-kunyit, santorizoldanart-tumeron SENDI PADA LANSIA DENGAN.”
dengan aktivitas antitumo (Salleh et al, 2016)
E. Kustina, S. Misfadhila, and C. Author,
DAFTAR PUSTAKA “Traditional uses, Phytochemistry
and Pharmacology of Curcuma
W. Widyastiwi and M. Roseno, “Anxiolytic
xanthorrizaRoxb. : a review.”
Activity of Ethanolic Extract of Three
[Online]. Available: www.ijshr.com
Species of Indonesian Lempuyang (Zingiber
zerumbet, Zingiber aromaticum, and S. P. J. Ulaen, Y. Banne, R. A. Suatan, J. Farmasi, P.
Zingiber americans),” Open Access Maced J Kesehatan, and K. Manado, “PEMBUATAN
Med Sci, vol. 10, no. A, pp. 695–701, Apr. SALEP ANTI JERAWAT DARI EKSTRAK
2022, doi: 10.3889/oamjms.2022.9132. RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma
xanthorrhizaRoxb.).”
I. Batubara, P. Wulandari, L. K. Darusman, and E.
Rohaeti, “Optimum mixture of temulawak H. Setyawatiet al., “Prosiding Seminar Nasional
(Curcuma xanthorriza) and meniran Abdimas Ma Chung Pengolahan Toga
(Phyllanthus niruri) extract as antiacne,” in dariTemulawak (Curcuma xanthorrizaRobx),
AIP Conference Proceedings, Jun. 2020, Jahe (Zingiber officinale), dan Jahe Merah
vol. 2243. doi: 10.1063/5.0001082.  (Zingiber officinale Var Rubrum)
MenjadiMinumanInstanFungsional”.
R. AldizalMahendraRizkioSyamsudinet al.,
“JurnalIlmiahFarmakoBahari TEMULAWAK C. Lynatra, Y. ElisyaJurusanFarmasi, and P.
PLANT (Curcuma xanthorrhizaRoxb) as a Kesehatan Kemenkes, “FORMULATION OF
TRADITIONAL MEDICINE”, [Online]. EFFERVESCENT TABLET OF
Available: www.journal.uniga.ac.id TEMULAWAK EXTRACT (Curcuma
xanthorrhizaRoxb.) WITH VARIATION OF
Y. Farida, D. Rahmat, and A. Widia Amanda, “Uji
STEVIA AS SWEETENER”.
AktivitasAntiinflamasiNanopartikelEkstrak
EtanolRimpangTemulawak (Curcuma
H. Safitri, F. Alfarisi, N. Marsila, and D. Lisyanti,
xanthorrhizaRoxb.) “STUDY OF COMPUTATION AND
denganMetodePenghambatanDenaturasi PHYTOCHEMICALS CONTENT IN
Protein (Anti-Inflammation Activity Test of TEMULAWAK (CURCUMA
Nanoparticles Ethanol Extract of XANTHORRHIZA) AS ANTIBACTERIA”,
Temulawak Rhizome (Curcuma doi: 10.54482/EPICENTRUM/DOI.
xanthorrhizaRoxb.) with Protein
Denaturation Inhibition Method),” JURNAL S. W. Susanto and M. D. Ranggaini,
ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, vol. “Aktivitasantioksidanekstraketanolrimpang
16, no. 2, pp. 225–230, 1264. curcuma xanthorrhizaRoxb. dan asamaskorbat
(Denganmetode DPPH, FRAP, dan H2O2),”
O. di KECAMATAN BENDO KABUPATEN DOI, 2022.
A. Pratiwi and Z. H. Ritonga, “UJI AKTIVITAS
ANTIBAKTERI RIMPANG TEMULAWAK
(Curcuma xanthorizza roxb) TERHADAP
BAKTERI Streptococcus mutans (Anti-
Bacterial Activity Test Of Surgery Rhizome
Against Bacteria Streptococcus mutans,” 2021.
[Online]. Available:
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM

D. Nurcahyani,
“DiahNurcahyaniPengaruhKapsulEkstrakTemu
lawak (Curcuma XanthorrhizaRoxb) terhadap
Kadar LDL dan HDL Kolesterol pada
MencitHiperlipidemia PENGARUH KAPSUL
EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma
xanthorrhizaRoxb.) TERHADAP KADAR
LDL DAN HDL KOLESTEROL PADA
MENCIT HIPERLIPIDEMIA.”

I. Indrawati, N. Rossiana, and D. S. Diresna,


“Bioprospecting of Bacterial Endophytes from
Curcuma aeruginosa, Curcuma xanthorrhiza
and Curcuma zedoariaas Antibacterial Against
Pathogenic Bacteria,” in IOP Conference
Series: Earth and Environmental Science, Nov.
2018, vol. 197, no. 1. doi: 10.1088/1755-
1315/197/1/012009.888

Anda mungkin juga menyukai