MAKALAH TEKSED Havila Putri Chairani
MAKALAH TEKSED Havila Putri Chairani
SEMI PADAT
“SALEP”
DISUSUN OLEH:
S1-4C
DOSEN PENGAMPU :
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................
2.1 Pengertian.......................................................................................................
2.2 Alasan Pemilihan Sediaan..............................................................................
2.3 Macam Basis Salep........................................................................................
2.4 Penggolongan Basis Salep.............................................................................
2.5 Aturan Pembuatan Salep................................................................................
2.6 Fungsi dan Syarat Salep.................................................................................
2.7 Metode Pembuatan.........................................................................................
2.8 Stabilitas Salep...............................................................................................
2.9 Faktor Yang Berpengaruh Pada Pelepasan Obat Salep..................................
2.10 Komponen Salep dan Fungsinya..................................................................
2.11 Formula........................................................................................................
2.12 Cara Pembuatan...........................................................................................
BAB III KESIMPULAN...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis ucapkan
terima kasih kepada ibu Apt. Rodhia Ulfa M. Farm selaku dosen pengampu mata
kuliah teknologi sediaan cair dan semi padat.
Makalah dengan judul pasta ini disusun oleh penulis dalam bentuk
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah teknologi sediaan cair dan semi
padat. Makalah ini menjelaskan mengenai salep.
Makalah ini disusun oleh penulis masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk sediaan topikal adalah salep. Menurut FI. IV, salep adalah
sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
lendir. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam memformulasikan
sediaan salep adalah seleksi basis salep yang cocok. Basis berfungsi sebagai
pembawa, pelindung, dan pelunak kulit, harus dapat melepaskan obat secara
optimum (tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi), sedapat mungkin
Indonesia mempunyai tipe hutan hujan tropika yang dikenal cukup unik dan
merupakan salah satu komunitas yang kaya akan keanekaragaman jenis tumbuhan
di dunia dengan ± 30.000 jenis tumbuhan dan ± 7000 jenis berkhasiat obat (90%
jenis tumbuhan obat di kawasan Asia). Dokumen Biodiversity Action Plan for
sediaan halus, setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. Dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti luka terbuka yaitu
keadaan dimana kulit robek dan dapat terkontaminasi bakteri yang mengakibatkan
infeksi. Oleh karena itu, penulis lebih memilih sediaan salep dengan basis
hidrokarbon dibandingkan dengan sediaan lain, karena salep ini ditujukan untuk
memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai penutup.
Pemilihan sediaan salep ini juga dikarenakan untuk pengobatan lokal pada
kulit dan mampu menjaga kelembapan kulit, menjaga kulit (pada luka agar tidak
terinfeksi) dan merupakan sediaan yang cocok untuk terapi penyakit kulit yang
adanya efek peningkatan sirkulasi darah ke daerah luka hingga dalam beberapa
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan penambahan
informasi mengenai salep.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit
atau selaput lendir (Depkes RI, 1995:18). Menurut pemikiran modern, salep adalah
sediaan semi padat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Fungsi
salep sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit, bahan pelumas pada
kulit dan pelindung kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair
Pengertian salep Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topikal pada kulit atau selaput lendir (Depkes RI, 1995:18). Menurut pemikiran modern,
salep adalah sediaan semi padat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, salep adalah sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok (Lachman,L., Lieberman., and Kanig, J.L, 1994).
Salah satu sediaan farmasi yang dapat memudahkan dalam penggunaannya ialah
salep. Dipilih sediaan salep karena merupakan sediaan dengan konsistensi yang cocok
untuk terapi penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri (Moh. Anief, 1997).
Pemilihan formulasi dalam bentuk sediaan salep karena mudah dioleskan sebagai
obat luar, bahan obat yang digunakan larut dalam basis salep (Naibaho. 2013).
salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar
salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut (Depkes
RI, 1995).
Dasar salep hidrokarbon dikenal sebagai dasar salep berlemak antara lain vaselin putih
dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair dapat dicampurkan kedalamnya.
Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak
Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan sukar dicuci. Tidak
mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama (Depkes RI,1995).
Dasar salep serap dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas
dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (Parrafin
hidrofilik dan Lanolin anhidrat), dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak
yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanolin). Dasar salep serap
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air antara lain
salep hidrofilik dan lebih tepat disebut “Krim”. Dasar ini dinyatakan juga dapat dicuci
dengan air karena mudah dicuci dari kulit dan dilap basah, sehingga lebih dapat diterima
untuk dasar kosmetik. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar
salep ini daripada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat
diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan termatologik
salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan
banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung
bahan tak larut dalam air seperti parafin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih
Basis salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu
basis salep senyawa hidrokarbon, basis salep serap, basis salep yang dapat dicuci dengan
Dalam pembuatan salep diperlukan basis salep yang cocok sehingga pelepasan zat
aktif dapat terjadi secara maksimal. Terdapat 4 basis salep yaitu basis hidrokarbon, basis
absorpsi, basis tercuci, dan basis larut air (Anief, 2006). Pelepasan zat aktif dari salep
dipengaruhi oleh konsentrasi obat dalam basis, jenis basis salep, kelarutan, waktu difusi
dan viskositas. Basis salep tersebut adalah basis yang berbeda yaitu basis hidrokarbon,
basis serap, basis tercuci, dan basis larut air. Perbedaan basis salep tersebut bertujuan
untuk menganalisis pengaruhnya terhadap daya penyembuhan luka dan stabilitas fisik
“Zat-zat yang dapat larut dalam campuran-campuran lemak, dilarutkan kedalamnya, jika
dilarutkan lebih dahulu dalam air, diharapkan jumlah air yang digunakan dapat diserap
seluruhnya oleh basis salep, jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis”.
“Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air harus
“Salep-salep yang dibuat dengan melelehkan, campurannya harus diaduk sampai dingin”.
Fungsi salep sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit,
bahan pelumas pada kulit dan pelindung kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit
Persyaratan salep berikut ini adalah persyaratan dari salep yang baik:
2) Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras, kadar
3) Dasar salep : tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian salep, kecuali
dinyatakan lain.
4) Homogenitas : jika dioleskan pada sekeping kaca, harus menunjukkan susunan yang
homogen.
5) Penandaan : pada etiket harus tertera “obat luar” (Syamsuni, 2006).
Menurut Ansel (1989), Salep dibuat dengan dua metode umum, yaitu: metode
1) Pencampuran
Dalam metode pencampuran, komponen dari salep dicampur dengan segala cara sampai
2) Peleburan
Pada metode peleburan, semua atau beberapa komponen dari salep dicampurkan dengan
mengental.
yang sedang mengental setelah didinginkan. Bahan yang mudah menguap ditambahkan
terakhir bila temperatur dari campuran telah cukup rendah tidak menyebabkan
dari bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dan bahan tambahan, proses pembuatan,
penanganan, dan jangka waktu produk antara pembuatan hingga pemakaian (Puji lestari.
2017).
Stabilitas produk obat dibagi menjadi stabilitas secara kimia dan stabilitas secara
fisika. Faktor-faktor secara fisika seperti panas, cahaya, dan kelembapan, mungkin akan
menyebabkan atau mempercepat reaksi kimia, maka setiap menentukan stabilitas kimia,
Pelepasan obat dari salep dipengaruhi oleh konsentrasi obat (dosis obat) dalam
basis, jenis basis salep, kelarutan obat dalam basis, waktu difusi dan viskositas. Jika
kelarutan obat dalam basis tinggi maka afinitasnya kuat yang artinya koefisien difusi
rendah sehingga pelepasan obat menjadi lambat dan sebaliknya (Sulaiman dkk, 2008).
Komponen- komponen salep secara umum meliputi zat aktif, basis salep
2.11. Formula
R/ Salep 2-4 10
m.f. ungt.
S.u.e
hidrokarbon, larut air) dimasukkan kedalam cawan porselen lalu dilebur pada penangas
air. Basis yang telah meleleh diaduk lalu ditambahkan propil paraben dan alfa tokoferol.
BAB III
KESIMPULAN
Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir (Depkes RI, 1995:18). Menurut pemikiran modern, salep adalah sediaan semi
padat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Fungsi salep sebagai bahan
pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit, bahan pelumas pada kulit dan pelindung kulit
yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair (Anief 1993: 110).
Pengertian salep Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir (Depkes RI, 1995:18). Menurut pemikiran modern, salep adalah
sediaan semi padat untuk pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggosokan.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, salep adalah sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen
Ansel, Howard. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi : Edisi Keempat. Terjemahan
Farida Ibrahim. Jakarta: UI Press.
Koarsley, M.W., Dziedzic S.Z., 1995. Handbook of Starch Hydrolisis Product and Their
Derivates. New York: Blackie Academic & Profesional, 1-25
Lachman,L., Lieberman., and Kanig, J.L, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri,jilid 2, ed 3,
diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, UI Press, Jakarta, 1091-1096, 1119-1120
Moh. Anief. (1997). “Ilmu Meracik Obat”. Yogyakarta; Gadjah Mada University Press
Naibaho. 2013. Pengaruh basis salep terhadap formulasi sediaan salep ekstrak daun kemangi
(Ocimum sanctum L.) pada kulit punggung kelinci yang dibuat infeksi. Jurnal
pharmacon. 1(1):1-5.
Novita. 2017. Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Etanol Pliek U Sebagai Antibakteri. Jurnal
politekkes. 1(3):4-7.
Sandi. 2018. Pengaruh basis salep hidrokarbon dan basis salep serap terhadap formulasi salep
sarang burung walet putih (Aerodramus fuciphagus). Jurnal ilmiah.5(2): 7-11.
Sukandar. 2019. Uji aktivitas antijamur salep dan krim ekstrak daun ketapang Terminalia cattapa
L. pada kulit kelinci. Jurnal garuda KEMEKDIBUD. 2(4):7-10.
Sulaiman, T.N.Syaifullah dan Rina Kuswahyuning. 2008. Teknologi & Formulasi Sediaan
Semipadat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.