Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat serta hidayah Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan dengan judul “Formulasi Sediaan Salep Gentamisin Sulfat”
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam praktikum farmasetika sediaan
semisolida. Sholawat dan salam tidak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang mana beliau telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan
menuju ke zaman yang penuh dengan barokah seperti sekarang ini.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Yani
Ambari,S.Farm, M.Farm, Apt. selaku dosen pengampu Praktikum Farmasetika
Sediaan Semisolida yang telah membimbing dan memberikan saran dalam
pembuatan laporan ini.
Laporan ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, kami
berharap kritik dan saran untuk menunjang pengembangan dari laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca.
Tim Penulis
Lampiran ..............................................................................................................33
10
11
12
13
14
2.3.2.3 Propilen Glikol (Farmakope Indonesia IV hal. 712, Excipient edisi 6 hal.
592)
15
16
17
2.2.3.5 Butyl Hidroksi Toluene (BHT) (FI III,hlm 157-158, HPE, hlm75-76)
18
19
20
21
22
(R evaluasi )
5. Homogenitas Homogen Sediaan Homogen
(F.Ind.Ed.III,1979)
23
4.2 Hasil Evaluasi Uji Kesukaan Sediaan Salep (jumlah responden 20 orang)
Aspek Tidak Suka Kurang Suka Suka Sangat Suka
Penilaian
Warna 0 0 12 8
Aroma 0 1 16 3
Tekstur 0 4 11 5
Kesan Tidak 0 6 3 11
Berminyak
24
b. Saran :
1. Penambahan aroma
2. Perbaiki tekstur dan kemasannya.
25
26
27
28
29
6.1 Kesimpulan
1. Formulasi yang digunakan untuk membuat sediaan salep gentamycin yaitu
dengan menggunakan gentamycin sebagai bahan aktif sebesar 0,1% ,
nipasol sebagai pengawet sebesar 0,3%, etanol sebagai pelarut, BHT
sebagai antioksidant sebesar 0,1% , paraffin liquid sebagai emolient
sekaligus basis sebesar 10%, vaslin album sebagai basis salep.
2. Evaluasi yang dilakukan pada formulasi sediaan salep gentamisin ini
meliputi: uji organoleptis yang menghasilkan warna putih, tidak beraroma
serta memiliki tekstur lembut dan homogen. Uji pH yang dilakukan dengan
pH universal didapat hasil dengan nilai pH 5. Uji daya sebar yang telah
dilakukan diperoleh nilai sebesar 5,04 – 5,26 cm. Uji daya lekat, uji ini
dilakukan sebanyak 3 kali replikasi untuk hasil yang pertama diperoleh
waktu 1,72 detik kedua 1,70 detik dan yang ketiga 1,72detik. Uji
homogenitas diperoleh hasil sediaan yang homogen, karena sediaan yang
telah diamati memiliki partikel yang seragam. Uji mikrobiologi diperoleh
hasil yang negatif, karena sediaan salep yang telah di swab dan di inkubasi
selama 24jam tidak terlihat adanya pertumbuhan mikroba pada medium
penumbuhnya.
6.2 Saran
Diharapkan praktikan untuk lebih banyak belajar mengenai pemilihan basis
salep yang cocok untuk sediaan yang akan dibuat. Serta lebih banyak belajar
mengenai karakteristik dari sediaan yang akan dibuat dan spesifikasinya agar
diperoleh sediaan yang sesuai.
30
Andini. S dkk., 2016. Formulasi Dan Uji Penetrasi Sediaan Gel Transfersom yang
Mengandung Koyjl 3 Amino Propil Fosfat Sebagai Pencerah Kulit, Jurnal
Kefarmasian Indonesia. UNPAKUAN, Vol.6 No.2.
Anief, M. 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: UGM Press
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
12
Ansel, HC., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Ed 4, UI Press, Jakarta.
Bahtiar. A. 2019. Sediaan salep : Pengertian Metode Pembuatan, Formulasi dan
Evaluasi.
Biofar.ID. diakses pada 14 November 2019
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1985. Formularium Kosemetika
Indonesia.
Jakarta (tp)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Formularium Nasional, edisi 2.
Jakarta (tp)
Dirjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia , jakarta.
Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia , jakarta.
Dirjen POM, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia, jakarta.
Katzung, B. G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 3. Edisi 8. Jakarta:
Salemba
Medika. Halaman 63-65.
31
32
33
34
Replikasi 2
D1 D2 D3 D4 Rata-Rata
4,9 4,9 4,8 5,2 4,95
5,4 5,4 5,0 5,4 5,3
5,4 5,4 5,2 5,6 5,4
5,5 5,5 5,4 5,6 5,45
5,6 5,6 5,4 5,7 5,55
5,6 5,6 5,5 5,7 5,6
5,6 5,6 5,5 5,7 5,6
Jumlah 5,4
Replikasi 3
D1 D2 D3 D4 Rata-Rata
5,0 4,5 4,7 4,7 4,72
5,2 5,7 4,9 5 4,95
5,2 5,9 4,9 5,0 5
5,3 5,9 5,0 5 5,02
5,5 5 51 5,2 5,1
5,5 5 5,2 5,2 5,2
35
36