Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI PADAT

ELIXIR

Kelas 02FARP001

DISUSUN OLEH :

Tazkiyah Wildan Naimah (201040400065)

Bella Febriyanti (201040400067)

Puja Ismarina (201040400080)

Nur Awahirul (201040400042)

Novita Tri (201040400062)

Suminar Ratna (201040400027)

Salwa Season (201040400162)

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

PRODI D III FARMASI

2021

ELIXIR

I. Judul percobaan
Sediaan Elixir Paracetamol
II. Tujuan
 Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan
Elixir paracetamol
 Mahasiswa dapat memahami perhitungan dalam pembuatan sediaan
Elixir paracetamol
 Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan elixir
paracetamol
I. TINJAUAN PUSTAKA
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital,
dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai
pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya.
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena
mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam
menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu
mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam
alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam
pembuatannya, dari sudut pembuatan eliksir lebih disukai dari sirup.

(Ansel, 1989)

II. Jenis-Jenis Elixir


I. Medicated Elixir
Medicated Elixir yaitu mengandung bahan berkhasiat obat pemilihan cairan pembawa
bagi zat aktif obat dalam sediaan eliksir harus mempertimbangkan kelarutan dan
kestabilannya dalam air dan alkohol. Contoh medicated elixir adalah Dexamethasone
Elixir, Acetaminophen Elixir, Diphenhydramin HCL Elixir, Reserpine Elixir, Diguxin
Elixir, dan sebagainya.

II. Non-Medicated Elixir


Non-Medicated Elixir yaitu sebagai zat tambahan, ditambahkan pada sediaan dengan
tujuan meningkatkan rasa, sebagai bahan pelarut. Elixir bukan obat digunakan untuk :
menghilangkan rasa tidak enak dan untuk pengenceran eliksir untuk obat.
Dalam pengenceran eliksir untuk obat dengan elixir bukan obat, harus diperhatikan
bahwa kadar etanol sama, juga bau dan rasanya tidak saling bertentangan dan semua zat
yang terkandung dapat saling tercampur baik secara fisika maupun kimia. Contoh :
Compound Benzaldehyde Elixir, Iso-alcoholic Elixir, dan Aromatic Elixir.

III. Komponen Eliksir


1. Zat aktif
Zat aktif merupakan zat utama/zat berkhasiat dalam sediaan eliksir
2. Pelarut
Pelarut merupakan cairan yang dapat melarutkan zat aktif atau biasa disebut sebagai
zat pembawa. Pelarut utama yang digunakan yaitu etanol unutk mempertinggi
kelarutan
3. Pemanis
Pemanis merupakan zat tambahan untuk memberikan rasa manis pada eliksir. Dapat
ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol sebagai pengganti gula atau sukrosa.
4. Zat penstabil
Zat penstabil merupakan zat tambahan untuk menjaga eliksir dalam keadaan stabil
5. Pengawet Pengawet merupakan zat tambahan yang digunkan untuk menjaga agar
eliksir dapat tahan lama dan tetap stabil dalam penyimpanan yang lama. Eliksir
dengan kadra alkohol 10-12% dapat berfungsi sebagai pengawet
(Anief, 1997
IV. Keuntungan dan Kerugian Elixir

Keuntungan

1.Lebih mudah ditelan daripada bentuk padat, sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-
anak,dan orang tua

.2.Segera diabsorbsi karena sudah dalam bentuk larutan.

3.Obat secara homogen terdistribusi dalam seluruh sediaan (ANSEL hal 341-342)

4.Bersifat hidroalkohol sehingga eliksir lebih mampu mempertahankan komponen larutan


yanglarut dalam air dan larut dalam alkohol dibandingkan daripada sirup

.5.Stabilitas yang khusus dan kemudahan dalam pembuatan (lebih disukai darpada sirup)
6.Kemudahan penyesuaian dosis dan pemberian terutama pada anak-anak.

(Dispensing ofPharmaceutical Student, hal 67; Disp of med, hal 502)

7.Dosis selalu seragam (bentuk larutan) sehingga tidak perlu pengocokan

.8.Dosis dapat diubah sesuai kebutuhan penggunaannya (dari sendok takar yang digunakan)

.9.Waktu absorbsi lebih cepat maka kerja obat lebih cepat (tidak butuh desintegrasi dahulu).

10.Sifat mengiritasi dari obat bisa diatasi dengan bentuk sediaan larutan karena adanya
faktorpengenceran. Contoh: KI dan KBr dalam keadaan kering menyebabkan iritasi.

Kekurangan

1 .Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air

1. Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi
2. Tidak praktis
3. Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi,kecuali sediaan dosis
Tunggal,dan harus menggunakan alat khusus.
4. Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis
Reaksi
5. Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus
(parental)

V. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan elixir :

1.Pertumbuhan kristal yang disebabkan oleh perubahan suhu, keseragaman ukuran, dll.

2.Ketercampuran zat aktif dengan pelarut campur ataupun zat tambahan untuk
menghindari terjadinya pengendapan. Dasar pemilihan pelarut campur: toksisitas,
kelarutan, konstanta dielektrik pelarut, ketercampuran bahan.

3.Untuk penambahan sirupus simpleks lebih dari 30 % harus diperhatikan terjadinya cap
locking pada tutup botol sediaan. Karena itu perlu diberikan anti cap locking. Contoh anti
cap locking yaitu gliserin, sorbitol dan poliol lainnya. Penambahan gliserin sebagai anti
cap locking harus diperhatikan karena gliserin dalam konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan diare.

4.Untuk meningkatkan penerimaan perlu diberikan peningkat rasa dengan penambahan


pemanis dalam sediaan, disamping itu ditambahkan rasa dan warna yang sesuai. Antara
warna dan essens yang ditambahkan harus ada kesuaian.

5.Untuk sediaan oral pemilihan zat aktif perlu memperhatikan pemerian (rasa dan bau).

6.Pemanis yang digunakan : gula, sirupus simpleks, sorbitol, siklamat, aspartam.

7.Karena ada komponen air dalam sediaan maka perlu ditambahkan pengawet. Pengawet
yang dapat digunakan :
- Nipagin-nipasol = 9 : 1 (0,18 : 0,02)
- Asam benzoat dengan konsentrasi 0,01-0,1%
(Sumber : Handbook of Exicipient, 2003, hal 50,390)
8.Sediaan eliksir yang baik harus mempunyai viskositas yang cukup (aliran yang baik)
untuk memudahkan penuangan. Tetapi biasanya pelarut campur yang digunakan sudah
cukup kental untuk memudahkan penuangan.


VI. Evaluasi Sediaan
1. Organoleptik
Meliputi warna, bau, dan rasa
2. Volume terpindahkan
Prosedur lihat di FI IV hal 1089 <1261>
• Gunakan gelas ukur tidak lebih dari 2.5 kali volume larutan yang diuji
• Siapkan 10 botol sirup dan tuang masing-masing botol ke dalam gelas
ukur 10mL secara perlahan-lahan dan diamkan tidak lebih dari 30menit.
• Ukur volume masing-masing botol pada saat tidak ada gelembung udara
dan hitung persentase rata-rata volumenya dan masing-masing botol
• Persyaratan
Volume rata-rata tidak kurang dari 100%, dan
Tidak satupun volume tiap wadah kurang dari 95%
Jika tidak memenuhi maka lanjutkan pengujian 20 botol tambahan
3. Penentuan bobot jenis larutan
FI IV hal 1030 <981>, dibutuhkan 10 mL
• Gunakan piknometer yang bersih dan kering (dicuci terlebih dahulu
dengan etanol lalu aseton)
• Timbang piknometer kosong (w1) lalu isi dengan air suling, bagian luar
piknometer dilap sampai kering dan ditimbang (w2)
• Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan
yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang sama pada saat
pemipetan, dan timbang (w3)
• Hitung bobot jenis cairan dengan rumus :
BJ = W3-W1
W2-W1
Keterangan:
w1 = bobot piknometer kosong
w2 = bobot piknometer + air suling
w3 = bobot piknometer + cairan
4. Penentuan pH eliksir dengan pH meter

VII. Monografi Bahan


A. Zat Aktif
1. Acetaminophenum ( Asetaminofen ) (Farmakope Indonesia Edisi III h.37)
Sinonim :Parasetamol
Rumus Molekul :C8H9NO2
Bobot Molekul :151,16
Pemerian :Hablur atau hablur serbuk putih;tidak berbau;rasa pahit
Kelarutan :Larut dalam 70 bagian air,dalam 7 bagian etanol (95%) P
Dalam 13 bagian aseton P,dalam 40 bagian gliserol P dan
Dalam 9 bagian propilengikol P ;larut dalam larutan alkali
Hidroksida
Suhu Lebur :169° sampai 172°
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik,terlindung dari cahaya
Khasiat :Analgetikum;antipiretikum

B. Zat tambahan
2. Sukrosa ( Farmakope Indonesia Edisi IV h.762, HOPE Edisi 6 h.704 )
Rumus Molekul :C12H22O11
Bobot Molekul :342,30 g/mol
Pemerian : Hablur putih atau tidak Berwarna,masa hablur atau
Berbentuk kubus,atau serbuk
Hablur putih,tidak berbau,rasa Manis
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air Lebih mudah larut dalam air
Mendidih,sukar larut dalam etanol Tidak larut dalam kloroform
Dalam eter
Stabilitas :Stabil di udara,netral terhadap lakmus
Kegunaan :Pemanis
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik.

3. Saccharin Sodium ( Farmakope Nederland edisi V h.491 )


Rumus Molekul :C7H5NO3S
Pemerian :Serbuk tak berbau,hablur putih,yang meleleh pada
223° 226° dan juga dalam larutan yang sangat encer
Dalam air (1=100000) masih manis rasanya.
Kegunaan :pemanis
Penyimpanan :Disimpan ditempat sejuk

4. Methylparaben (Nipagin M) ( Farmakope Indonesia Edisi III h.378)


Rumus Molekul : C8H8O3
Bobot Molekul : 152,15
Pemerian : Serbuk hablur halus; putih; hampir
Tidak berbau;tidak mempunyai rasa
Kemudian agak membakar diikuti
Rasa tebal
Kelarutan : larut dalam 500 bagian air,dalam 20 bagian air mendidih,dalam
3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P
;mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida;
larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian
minyak lemak nabati panas Jika didinginkan larutan tetap jernih
Kegunaan :zat tambahan,zat pengawet
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Propilparaben (Nipasol) ( Farmakope Indonesia Edisi III h.535)
Rumus Molekul : C10H12O3
Bobot Molekul : 180,21
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air;larut
Dalam 3,5 bagian etanol (95%) P,
Dalam 3 bagian aseton P,dalam 140
Bagian gliserol P dan dalam 40
Bagian minyak lemak,mudah
Larut dalam larutan alkali Hidroksida
Pemerian : Serbuk hablur putih;tidak berbau ;tidak berasa
Kegunaan :zat pengawet
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik

6. Sorbitol (sorbitolum) ( Farmakope Indonesia Edisi III h.577)


Rumus Molekul : C6H14O6
Bobot Molekul : 182,17
Pemerian : Serbuk,butiran atau kepingan
;putih;rasa manis;higroskopik
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air
Sukar larut dalam etanol
(95%) P,dalam methanol P
Dan dalam asam asetat P
Kegunaan :zat tambahan
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat

7. Propylenglycolum (Propilenglikol) ( Farmakope Indonesia Edisi III h.534)


Rumus Molekul : C3H8O2
Bobot Molekul : 76,10
Pemerian : Cairan kental,jernih tidak
Berwarna;tidak berbau;rasa
Agak manis;higroskopik
Kelarutan : Dapat campur dengan air,
Dengan etanol(95%) P dan
dengan kloroform P; Larut dalam 6 bagian eter P
Tidak dapat campur dengan eter Minyak tanah P dan dengan
Minyak lemak
Kegunaan :zat tambahan,pelarut
Penyimpanan :dalam wadah tertutup baik

8. Alkohol 96 % ( Etanol )
Pemerian :cairan berwarna jernih,mudah menguap dan
Mudah bergerak ; bau khas ; rasa panas,mudah
Terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
Berasap
Kelarutan :sangat mudah larut dalam air,dalam
Kloroform P dan dalam eter P
Kegunaan : zat tambahan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,terlindung
Dari cahaya ditempat sejuk,jauh dari nyala api.

9. Eurocert Red Ponceau (https://id.scribd.com/document/466637635/ELIKSIR-2)


Sinonim :C.I. 16255,cochineal Red A,C.I Avid Red 18,
Nama kimia :1-(4-sulfo- 1 –napthylazo) – 2 –napthol- 6,8 – disulfonic
Kegunaan :zat tambahan atau pewarna
10. Essence Leci ( https://www.slideshare.net/mobile/hannysarangheo/laporan-resmi-
suspensi-ibuprofen)
Pemerian : cairan berwarna putih dan bau khas
Buah leci
Kelarutan :mudah larut dalam air
Fungsi :odoris (Depkes RI,2010)

11. Purified water ad/Aqua Destilata (Farmakope Indonesia III


hal.96 ;handbook of pharmaceutical excipient 6th p.766)
Pemerian : cairan jernih,tidak berwarna,tidak
Berbau,tidak berasa
Kelarutan : dicampur dengan pelarut polar
Stabilitas : stabil secara fisika
Kegunaan : pelarut
Viskositas : 0,89mPa s (0,89Cp)pada 25°C
Titik didih : 100°C
Titik beku : 0°C
KD :78,54

VIII. Alat dan Bahan


A. Alat :
1. Beaker glass
2. Mortir
3. Timbangan analitik
4. Corong
5. Kompor
6. Erlenmeyer
7. Pipet
8. Gelas ukur
9. Termometer
10. Piknometer

B. Bahan :
1. Paracetamol
2. Gula pasir/saccharosa
3. Saccharin sodium
4. Methylparaben(Nipagin)
5. Propylparaben(Nipasol)
6. Sorbitol liquid
7. Propylene glycol
8. Alkohol 96%
9. Eurocert red ponceau
10. Essence leci
11. Purified water

IX. Perhitungan dan Penimbangan


A. Perhitungan bahan
1. Formula I
Total sediaan =100ml+3%=103ml
a. Paracetamol =125mg/5ml x 103ml =2575mg =2,575 g
b. Saccharosa =200mg/5ml x 103ml=41200mg = 41,2 g
c. Saccharin sodium =3mg/5ml x 103ml =61,8mg = 0,0618 g
d. Methylparaben =5mg/5ml x 103ml =103mg = 0,103 g
e. Propylparaben =1,25mg/5ml x 103ml = 25,75mg = 0,02575 g
f. Sorbitol liquid =655mg/5ml x 103ml = 13493mg = 13,493 g
g. Propylen glycol =700mg/5ml x 103ml = 14420mg =14,42 g
h. Alkohol 96% =0,15ml/5ml x 103ml = 3,09 ml
i. Eurocert red ponceau= 1,11mg/5ml x 103ml = 22,866 mg = 0,022866 g
j. Essence leci =0,2ml/5ml x 103ml = 4,12 ml
k. Water ad 130ml =103- (2,575 +41,2 + 0,0618 + 0,103 + 0,02575 +
13,493 + 14,42 + 3,09 + 0,22866 + 4,12 )
=103 – 79,11416 g
=23,89 gram
=23,89 ml
2. Formula II
Total Sediaan =1000 L + 3% = 1030 L
a. Paracetamol =125mg/0,005L x 1030 L = 25750000mg = 25,75kg
b. Saccharosa =200mg/0,005 L x 1030 L = 412000000mg = 412kg
c. Saccharin sodium, =3mg/0,005 L x 1030 L = 618000mg = 0,618 kg
d. Methylparaben =5mg/0,005 L x 1030 L = 1030000mg = 1,03kg
e. Propylparaben =1,25mg/0,005 L x 1030 L =257500mg= 0,2575kg
f. Sorbitol liquid =655mg/0,005Lx 1030 L =134930000mg=134,93kg
g. Propylen glycol =700mg/0,005L x 1030L =144200000mg=144,2kg
h. Alkohol 96% =0,15ml/0,005L x 1030L=30900ml=30,9L
i. Eurocert red ponceau=1,11mg/0,005L x 1030 L =228660mg =0,2286kg
j. Essence leci =0,2ml/0,005L x 1030L =41200ml = 41,2 L
k. Water ad 1030 L =1030 – (25,75 + 412 + 0,618 + 1,03 + 0,2575
+134,93 + 144,2 + 30,9 + 0,2286 + 41,2)
=1030 – 791,11416 = 238,885 kg = 238,89L
B. Perhitungan Konstanta Dielektrik

`PRESENTASE PELARUT
SORBITOL LIQUID =134,93 L / 1030 L x 100% = 13,10 %
PROPYLENE GLYCOL =144,20 L / 1030 L x 100% = 14%
ALKOHOL 96% =30,9 L /1030 L x 100% = 3%
AIR
%
KONSTANTA DIELEKTRIK CAMPURAN PELARUT
(`13,10 X 43 ) + (14 X 33 ) + (3 x 25,70 ) + (23,25 x 80,4 )
100
=563,3 + 462 + 77,1 + 1869,3
100
=29,72

C. Penimbangan Bahan

Bahan Formula I Formula II


Paracetamol 2575mg 25,75kg
Gula Pasir/saccharosa 41200mg 412kg
Saccharium sodium 61,8mg 0,618g
Methylparaben(Nipagin) 103mg 1030g
Propylparaben (Nipasol) 25,75mg 257,5 g
Sorbitol liquid 13493mg 134,93 kg
Propylene Glycol 14420mg 144,2 kg
Alkohol 96% 3,09ml 30,9L
Eurocert red ponceau 22,866mg 0,2286kg
Essence leci 4,12 ml 4,12 L
Purified Water ad 103 ml 1030 L

X. Prosedur Kerja
1. Panaskan air (lebihkan dari kebutuhan) sampai mendidih lalu dinginkan
2. Timbang bahan sesuai kebutuhan
3. Parasetamol dihaluskan dalam mortar kemudian larutkan dengan
sebagian
air hangat dan alkohol 96% (campuran 1)
4. Gula pasir, saccharin sodium, eurocert red ponceau, nipagin, dan nipasol
dihaluskan dalam mortar kemudian larutkan dengan sebagian air dalam
lumpang (campuran 2)
5. Tambahkan sorbitol ke dalam campuran 2 dan aduk sampai homogen
(campuran 3)
6. Tambahkan campuran 1 ke dalam campuran 3 dan jangan lupa bilas
wadah
campuran 1 dengan sedikit air (campuran 4)
7. Tambahkan propilenglikol dan aduk sampai homogen
8. Tambahkan essence leci dan sisa air
9. Masukkan ke dalam wadah 10mL sehingga didapatkan 10 botol
XI. Daftar Pustaka
(https://id.scribd.com/document/466637635/ELIKSIR-2)

(https://www.slideshare.net/mobile/hannysarangheo/laporan-resmi-suspensi-
ibuprofen)

https://www.slideshare.net/mobile/nzaraa/eliksir-14702204

Anda mungkin juga menyukai