ELIXIR
Kelas 02FARP001
DISUSUN OLEH :
2021
ELIXIR
I. Judul percobaan
Sediaan Elixir Paracetamol
II. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan
Elixir paracetamol
Mahasiswa dapat memahami perhitungan dalam pembuatan sediaan
Elixir paracetamol
Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan elixir
paracetamol
I. TINJAUAN PUSTAKA
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk penggunaan vital,
dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai
pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya.
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena
mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam
menutupi rasa senyawa obat. Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu
mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam
alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang khusus dan kemudahan dalam
pembuatannya, dari sudut pembuatan eliksir lebih disukai dari sirup.
(Ansel, 1989)
Keuntungan
1.Lebih mudah ditelan daripada bentuk padat, sehingga dapat digunakan untuk bayi, anak-
anak,dan orang tua
3.Obat secara homogen terdistribusi dalam seluruh sediaan (ANSEL hal 341-342)
.5.Stabilitas yang khusus dan kemudahan dalam pembuatan (lebih disukai darpada sirup)
6.Kemudahan penyesuaian dosis dan pemberian terutama pada anak-anak.
.8.Dosis dapat diubah sesuai kebutuhan penggunaannya (dari sendok takar yang digunakan)
.9.Waktu absorbsi lebih cepat maka kerja obat lebih cepat (tidak butuh desintegrasi dahulu).
10.Sifat mengiritasi dari obat bisa diatasi dengan bentuk sediaan larutan karena adanya
faktorpengenceran. Contoh: KI dan KBr dalam keadaan kering menyebabkan iritasi.
Kekurangan
1 .Tidak dapat dibuat untuk senyawa obat yang tidak stabil dalam air
1. Bagi obat yang rasanya pahit atau baunya tidak enak sukar ditutupi
2. Tidak praktis
3. Takaran penggunaan obat tidak dalam dosis terbagi,kecuali sediaan dosis
Tunggal,dan harus menggunakan alat khusus.
4. Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan merupakan katalis
Reaksi
5. Pemberian obat harus menggunakan alat khusus atau oleh orang khusus
(parental)
1.Pertumbuhan kristal yang disebabkan oleh perubahan suhu, keseragaman ukuran, dll.
2.Ketercampuran zat aktif dengan pelarut campur ataupun zat tambahan untuk
menghindari terjadinya pengendapan. Dasar pemilihan pelarut campur: toksisitas,
kelarutan, konstanta dielektrik pelarut, ketercampuran bahan.
3.Untuk penambahan sirupus simpleks lebih dari 30 % harus diperhatikan terjadinya cap
locking pada tutup botol sediaan. Karena itu perlu diberikan anti cap locking. Contoh anti
cap locking yaitu gliserin, sorbitol dan poliol lainnya. Penambahan gliserin sebagai anti
cap locking harus diperhatikan karena gliserin dalam konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan diare.
5.Untuk sediaan oral pemilihan zat aktif perlu memperhatikan pemerian (rasa dan bau).
7.Karena ada komponen air dalam sediaan maka perlu ditambahkan pengawet. Pengawet
yang dapat digunakan :
- Nipagin-nipasol = 9 : 1 (0,18 : 0,02)
- Asam benzoat dengan konsentrasi 0,01-0,1%
(Sumber : Handbook of Exicipient, 2003, hal 50,390)
8.Sediaan eliksir yang baik harus mempunyai viskositas yang cukup (aliran yang baik)
untuk memudahkan penuangan. Tetapi biasanya pelarut campur yang digunakan sudah
cukup kental untuk memudahkan penuangan.
VI. Evaluasi Sediaan
1. Organoleptik
Meliputi warna, bau, dan rasa
2. Volume terpindahkan
Prosedur lihat di FI IV hal 1089 <1261>
• Gunakan gelas ukur tidak lebih dari 2.5 kali volume larutan yang diuji
• Siapkan 10 botol sirup dan tuang masing-masing botol ke dalam gelas
ukur 10mL secara perlahan-lahan dan diamkan tidak lebih dari 30menit.
• Ukur volume masing-masing botol pada saat tidak ada gelembung udara
dan hitung persentase rata-rata volumenya dan masing-masing botol
• Persyaratan
Volume rata-rata tidak kurang dari 100%, dan
Tidak satupun volume tiap wadah kurang dari 95%
Jika tidak memenuhi maka lanjutkan pengujian 20 botol tambahan
3. Penentuan bobot jenis larutan
FI IV hal 1030 <981>, dibutuhkan 10 mL
• Gunakan piknometer yang bersih dan kering (dicuci terlebih dahulu
dengan etanol lalu aseton)
• Timbang piknometer kosong (w1) lalu isi dengan air suling, bagian luar
piknometer dilap sampai kering dan ditimbang (w2)
• Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi dengan cairan
yang akan diukur bobot jenisnya pada suhu yang sama pada saat
pemipetan, dan timbang (w3)
• Hitung bobot jenis cairan dengan rumus :
BJ = W3-W1
W2-W1
Keterangan:
w1 = bobot piknometer kosong
w2 = bobot piknometer + air suling
w3 = bobot piknometer + cairan
4. Penentuan pH eliksir dengan pH meter
B. Zat tambahan
2. Sukrosa ( Farmakope Indonesia Edisi IV h.762, HOPE Edisi 6 h.704 )
Rumus Molekul :C12H22O11
Bobot Molekul :342,30 g/mol
Pemerian : Hablur putih atau tidak Berwarna,masa hablur atau
Berbentuk kubus,atau serbuk
Hablur putih,tidak berbau,rasa Manis
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air Lebih mudah larut dalam air
Mendidih,sukar larut dalam etanol Tidak larut dalam kloroform
Dalam eter
Stabilitas :Stabil di udara,netral terhadap lakmus
Kegunaan :Pemanis
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik.
8. Alkohol 96 % ( Etanol )
Pemerian :cairan berwarna jernih,mudah menguap dan
Mudah bergerak ; bau khas ; rasa panas,mudah
Terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
Berasap
Kelarutan :sangat mudah larut dalam air,dalam
Kloroform P dan dalam eter P
Kegunaan : zat tambahan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,terlindung
Dari cahaya ditempat sejuk,jauh dari nyala api.
B. Bahan :
1. Paracetamol
2. Gula pasir/saccharosa
3. Saccharin sodium
4. Methylparaben(Nipagin)
5. Propylparaben(Nipasol)
6. Sorbitol liquid
7. Propylene glycol
8. Alkohol 96%
9. Eurocert red ponceau
10. Essence leci
11. Purified water
`PRESENTASE PELARUT
SORBITOL LIQUID =134,93 L / 1030 L x 100% = 13,10 %
PROPYLENE GLYCOL =144,20 L / 1030 L x 100% = 14%
ALKOHOL 96% =30,9 L /1030 L x 100% = 3%
AIR
%
KONSTANTA DIELEKTRIK CAMPURAN PELARUT
(`13,10 X 43 ) + (14 X 33 ) + (3 x 25,70 ) + (23,25 x 80,4 )
100
=563,3 + 462 + 77,1 + 1869,3
100
=29,72
C. Penimbangan Bahan
X. Prosedur Kerja
1. Panaskan air (lebihkan dari kebutuhan) sampai mendidih lalu dinginkan
2. Timbang bahan sesuai kebutuhan
3. Parasetamol dihaluskan dalam mortar kemudian larutkan dengan
sebagian
air hangat dan alkohol 96% (campuran 1)
4. Gula pasir, saccharin sodium, eurocert red ponceau, nipagin, dan nipasol
dihaluskan dalam mortar kemudian larutkan dengan sebagian air dalam
lumpang (campuran 2)
5. Tambahkan sorbitol ke dalam campuran 2 dan aduk sampai homogen
(campuran 3)
6. Tambahkan campuran 1 ke dalam campuran 3 dan jangan lupa bilas
wadah
campuran 1 dengan sedikit air (campuran 4)
7. Tambahkan propilenglikol dan aduk sampai homogen
8. Tambahkan essence leci dan sisa air
9. Masukkan ke dalam wadah 10mL sehingga didapatkan 10 botol
XI. Daftar Pustaka
(https://id.scribd.com/document/466637635/ELIKSIR-2)
(https://www.slideshare.net/mobile/hannysarangheo/laporan-resmi-suspensi-
ibuprofen)
https://www.slideshare.net/mobile/nzaraa/eliksir-14702204