2013-2014
PRAKT. TFS LIKUID DAN SEMISOLID
Nama Sediaan Ukuran Batch
EMULSI OLEUM IECORIS ASELLI
300 ml
Kelompok Sebelum Praktikum Tanggal Praktikum Setelah Praktikum
Diperiksa Oleh Diperiksa Oleh
13 mei 2014
6A ………. ……….
PENDAHULUAN
Tujuan
Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tentang formulasi sediaan emulsi dan
kontrol kualitasnya.
Dasar Teori
Emulsi adalah sistem (sediaan) heterogen yang tersedia terdiri dari atas dua cairan tidak campur
(secara konvensi dinyatakan sebagai minyak dan air), salah satu terdispersi sebagai tetesan halus
secara uniform pada fasa lainnya. Emulsi yang secara termodinamika tidak stabil akan kembali
memisah menjadi fasa air dan fasa minyak bila dipanaskan atau mengalami koalesensi tetesan, kecuali
jika secara kinetika distabilkan dengan komponen ketiga yaitu agen pengemulsi. Fasa yang berada
dalam bentuk tetesan halus dinamakan fasa terdispersi atau fasa internal dan cairan disekitar dikenal
sebagai fasa kontinu dan fasa luar (Agoes dan Goeswin, 2012).
Bentuk sediaan emulsi dikarenakan bahan aktif yang digunakan minyak ikan praktis tidak larut
dalam air. Sehingga untuk memperoleh suatu sediaan yang dapat terdispersi pada fase pendispersinya
pada fase pendispersinya diperlukan suatu zat pengemulsi yang biasa disebut emulsifying agent.
Emulsi sangat bermanfaat dalam bidang farmasi karena keuntungannya diantaranya dapat menutupi
rasa dan bau yang tidak enak dari minyak, selain itu dapat digunakan sebagai obat luar misalnya untuk
kulit atau bahan kosmetik maupun untuk penggunaan oral (Moh. Anief, 2010)
Dosis lazim untuk dewasa sekali minum 5 ml dan sehari 8-30 ml. dalam 5ml mengandung 2
gram minyak ikan untuk anak dengan rentang 1-4 tahun untuk seperempat sendok takar, anak dengan
rentang 5-10 tahun yaitu setengah sendok takar, anak dengan rentang umur 11-14 tahun yaitu tiga per
empat sendok takar dan untuk dewasa lebih dari 14 tahun yaitu satu sendok takar. Sedangkan untuk
15ml terdapat minyak ikan sebanyak 2,94 gram sehingga untuk anak dengan usia lebih 12 tahun
sebanyak 3 kali sehari 1 sendok makan, anak usia 7-12 tahun yaitu 2 kali sehari sendik makan dan
anak usia 1-6 tahun yaitu 1 kali sehari 1 sendok makan (Lakhiafa Yunietha, 2012).
(ISO, 2011).
2. Gom Arab
a. Pemerian : hampir tidak berbau, FI III, 1979
rasa tawar seperti lendir
b. Nama lain : acacia
FI III, 1979
Nama kimia : -
Struktur kimia :-
c. Rumus Molekul :-
Berat molekul : 240.000 – 580. 000
d. Kelarutan : mudah larut dalam air,
menghasilkan larutan yang kental dan tembus FI III, 1979
cahaya. Praktis tidak larut dalam etanol FI III, 1979
(95%)P
e. pH stabil : 4,5 – 5. Bilangan asam
2,5
f. Titik didih / leleh :-
g. Stabilitas : aqueous solution FI III, 1979
adalah subjek bagi degradasi baktrerial atau
enzimatik namun dapat dicegah dengan
Praktikum TFS Likuid dan Semisolid, PSF FKUB, 2013-2014
pemanasan jangka pendek untuk
menonaktifkan beberapa enzim. Juga dapat
ditambahkan antimikroba seperti 0,1% w/v
Fungsi Bahan
FORMULA
1. Nama bahan
Bahan-bahan:
1. Oleum iecoris aselli 1g/5ml
1 botol (60 ml) : 12 g
3 botol : 3 x 12 g = 36 g
2. Gom arab 15 %
15
Dalam 5 ml : x 5=0,75 g
100
60
1 botol (60 ml) : x 0,75=9 g
5
3 botol : 3 x 9 g = 27 g
3. Gliserin 15 %
15
Dalam 5 ml : x 5=0,75 g
100
60
1 botol (60 ml) : x 0,75=9 g
5
3 botol : 3 x 9 g = 27 g
6. Natrium Metabisulfit 1 %
1
Dalam 5 ml : x 5 mL=0,05 g
100
8. Air ad 60 ml
Sesuai percobaan air yang ditambahkan 120,4038ml
9. Air untuk corpus emulsi karena emulsi dibuat dengan cara basah maka, jumlah air dua kali
gom arab
Air = 2 x 27 g = 54 ml
11. Propilen glikol untuk melarutkan metil paraben (HPE hal 443) bahwa 1 bagian metil paraben
larut dalam 5 bagian Propilen glikol
1 botol : 5 x 0,054 =0,27 ml
3 botol : 3 x 0,27 ml = 0,81 ml
12. Propilen glikol untuk melarutkan propil paraben (HPE hal 597) bahwa 1 bagian propil paraben
larut dalam 3,9 bagian propilen glikol
1 botol : 3,9 x 0,006 =0,0234 ml
3 botol : 3 x 0,0234 ml = 0,0702 ml
Parameter yang Diuji Spesifikasi Metode Spesifikasi Interpretasi Hasil Uji Referensi
a. warna pink
warna Pink-merah, Rasa keputihan sesuai
a. warna dengan melihat kesesuai warna dengan pewarna
dan rasa respberry, aroma dengan pewarna( fd
yang dipakai (FD & C Red) (FI IV 1995
& red )
raspberry/
Organoleptik b. rasa dengan merasakan kesesuaian rasa dengan perasa hal: 1030)
b. rasa tidak dicoba
yang dipakai (Raspberry)
c. aroma dengan mencium aroma emulsi c. rasa seperti minyak
ikan dan sedikit
perasa rasberry
Kejernihan cenderung keruh. Dilihat dengan visual keruh
a. ukur bobot piknometer kosong dan piknometer + air
pada suhu 250 C
42561,2−15600,5
b. ukur bobot piknometer + sampel ¿ (FI IV 1995
40679,8−15600,5
Berat jenis dari hasil formulasi c. hitrung bobot jenis dengan rumus hal: 1030)
26960,7
( bobotpikno+ sampel ) −bobotpiknokosong ¿
bobotjenis= 25079,3
( bobotpikno+ air )−bobotpiknokosong
= 1,075
Botol 60 ml 5
PERALATAN
Air
Ditutup rapat
2. Kalibrasi Alat
Botol
Ditimbang Gom Arab 27 gram Diukur air hangat 54 mL Ditimbang Oleum iecoris aselli 36 gram
purkan agar terbentuk mucilago gom arab dengan cara Diaduk ad terbentuk korpus emulsi
Dilarutkan Propil
Dilarutkan dan diaduk ad Ditimbang
larut dan diaduk ad larut
Paraben 18 mg dan dilarutkan dengan 0,1 mL Propilen Glikol
Dicampurkan dan diaduk dengan stirrer
Dihitung pH emulsi
Dilakukan uji volume terpindahkan, pH, tipe emulsi, bobot jenis, organoleptik dan pertumbuhan mikroorgani
Sediaan dalam praktikum dibentuk emulsi dikarenakan bahan aktif yang digunakan minyak
ikan praktis tidak larut dalam air. Sehingga untuk memperoleh suatu sediaan yang dapat terdispersi
pada fase pendispersinya diperlukan suatu zat pengemulsi yang biasa disebut emulsifying agent.
Emulsi sangat bermanfaat dalam bidang farmasi karena beberapa keuntungan diantaranya dapat
menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari minyak, selain itu dapat digunakan sebagai obat luar
misalnya untuk kulit atau bahan kosmetik maupun untuk penggunaan oral.
Setelah emulsi terbentuk, selanjutnya dilakukan kontrol kualitas sediaan jadi meliputi evaluasi
organoleptik, penetapan bobot jenis, uji pH, kejernihan,uji volume terpindahkan, dan uji penentuan
tipe emulsi. Dari hasil evaluasi kualitas sediaan jadi diperoleh emulsi dengan warna merah muda, rasa
tidak dilakukan karena takut bahan sudah kadaruarsa , aroma raspberry dengan sedikit aroma minyak
ikan, berat jenis 1,1 gram/ml, pH 4,8. Kejernihanya keruh ,Volume terpindahkan adalah sebesar 59
ml. Saat uji menentukan tipe emulsi, didapatkan tipe minyak dalam air (o/w). Hasil yang didapatkan
sudah sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan.
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan emulsi dengan cara basah. Maksud dari cara basah ini
adalah saat membentuk mucilago gom acasia. Hal yang perlu diperhatikan adalah dengan meletakkan
semua gom acasia yang ditimbang ke dalam motir. Setelah itu ditambahkan air hangat sedikit demi
sedikit. Air yang digunakan adalah air hangat, tujuannya agar mucilago tidak pecah. Penambahan air
hangat juga dilakukan sedikit demi sedikit, tujuannya agar gom acasia terbasahi semua dengan air
hangat tersebut. Begitu pula dengan penambahan zat eksipien lain, dilakukan sedikit demi sedikit.
Pembuatan mucilago harus dilakukan dengan pengadukan yang cepat.
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sediaan emulsi yang dibuat dengan menggunakan
cara basah sesuai dengan rencana awal yang direncanakan yaitu sediaan emulsi dengan warna
merah muda, aroma rasberry mekipun dengan sedikit aroma minyak ikan,kejernihan keruh, berat jenis
1,1 gram/ml, pH 4,8. Volume terpindahkan adalah sebesar 59 ml. Saat uji menentukan tipe emulsi,
didapatkan tipe minyak dalam air (o/w).
Agoes, Goeswin, 2012, Sediaan Farmasi Likuida - Semisolid (SFI-7), ITB, Bandung
Anief, Moh, 2010, Ilmu Meracik Obat, UGM, Yogyakarta.
Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. UI Press, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesa, Edisi III, Direktorat Jenderal
POM, Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesa, Edisi IV, Direktorat Jenderal
POM, Jakarta
ISO vol. 46. 2011. Jakarta : ISFI.
Rowe, Raymon C, Paul J. Sheskey, Sian C. Owen. 2006. Handbook of Pharmaceutial Excipients Fifth
Edition. London : Pharmaceutial Press.