KATA PENGANTAR
Berkat Asung Kertha Wara Nugraha Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, maka Bahan Ajar “ BUDIDAYA JAMBU BIJI KRISTAL” ini berhasil disusun.
Materi bahan ajar ini merupakan sub pokok bahasan dari mata kuliah Teknologi
Budidaya Tanaman.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada
rekan-rekan staf dosen Program Studi Agroekoteknologi dan Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Udayana atas segala bantuannya, baik moril maupun dorongan
semangat.
Penulis menyadari bahwa Bahan Ajar ini belum sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan. Semoga tulisan ini bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………………………………………………………… i
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………. 1
iii
I. PENDAHULUAN
Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu (Inggris = Lambo guava).
Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand kemudian
ke negara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan &
menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk,
jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut kemudian dilakukan persilangan melalui
stek atau okulasi dengan jenis yg lain, sehingga akhirnya mendapatkan hasil yg lebih
besar dengan keadaan biji yg lebih sedikit bahkan tdk berbiji yg diberi nama jambu
Dari sejumlah jenis jambu biji, terdapat beberapa varietas jambu biji yg
digemari orang dan dibudidayakan dengan memilih nilai ekonomisnya yg relatif lebih
tinggi diantaranya:
1. Jambu sukun (jambu tanpa biji yg tumbuh secara partenokarpi & bila tumbuh
2. Jambu bangkok (buahnya besar, dagingnya tebal & sedikit bijinya, rasanya agak
hambar).
3. Jambu merah.
4. Jambu sari.
5. Jambu apel.
7. Jambu kristal
1
II. BUDIDAYA JAMBU BIJI KRISTAL
produktivitas jambu yang tinggi. Yang harus diingat jambu biji sebenarnya susah untuk
bisa dijadikan perkebunan secara komersil. Karena produktivitas jambu biji yang
rendah. Tumbuhan jambu non biji sulit menghasilkan buah lebat. Itu dikarenakan biji
merupakan persediaan energi untuk buah agar tumbuh besar. Saat jambu tanpa biji
berbuah mudah rontok. Tanaman Buah Jambu Biji Kristal sebenarnya tidak benar-
benar tanpa biji. Tapi tetap mempunyai biji akan tetapi jumlahnya sedikit kurang dari
3 persen bagian daging buah. Jadi saat sudah berbuah bisa kuat dan tidak mudah
mengandung vitamin A & vitamin C yg tinggi, dengan kadar gula 8%. Jambu biji
4. Kayunya dapat dibuat berbagai alat dapur karena memilki kayu yg kuat &
keras.
dan lain-lain. Di Indonesia, Pulau Jawa merupakan sentra penanaman buah jambu
terbesar antara lain di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah DI Yogyakarta,
dan Jawa Timur. Sentra produksi yg lain adalah Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Pada
2
tahun-tahun terakhir ini jambu biji telah berkembang dan kemudian muncul jambu
1. Dalam budidaya tanaman jambu biji / jambu air angin berperan dlm
bunga.
2. Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis & dapat tumbuh di
3. Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal
pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari. Kekurangan sinar matahari
musim berbunga & berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan
berarti udara kering karena miskin uap air. Kondisi demikian cocok utk
3
b. Media Tanam Jambu Biji
1. Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis tanah.
2. Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yg subur & gembur serta banyak
mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah yg keadaan liat &
sedikit pasir.
3. Derajat keasaman tanah (pH) tdk terlalu jauh berbeda dengan tanaman
lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 & bila kurang dari pH tersebut maka perlu
c. Ketinggian Tempat
Jambu biji dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan ketinggian antara 5-
1200 m dpl.
Untuk langkah ini anda bisa menentukan sendiri, anda akan menggunakan
bibit mana. Anda Bisa memakai bibit dari hasil stek dan cangkok, lalu bisa juga anda
pakai bibit yang berasal dari biji buah langsung. Lebih baik anda pakai bibit hasil dari
stek atau cangkok sebab jelas kualitas buahnya, lebih lagi anda tahu asal usul
tanaman jambu kristal itu. Jika tidak ingin ribet mencangkok, saat ini sudah banyak
orang yang menjual bibit hasil cangkokan. jadi anda bisa membeli bibitnya langsung.
konsumen yg merupakan bibit unggulan seperti jambu bangkok. Bibit yg baik antara
4
3. Pengadaan bibit lebih dari satu jenis utk menjamin kemungkinan adanya persarian
bersilang.
Setelah buah dikupas & diambil bijinya, lalu disemaikan dengan jalan
fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di angin-anginkan selama 24 jam
(sehari semalam). Biji tersebut direndam dengan larutan asam dengan perbandingan
1:2 dari air & larutan asam yg terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% Asam Sulfat (H2S04)
BJ : 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian dicuci dengan air tawar yg bersih
dianginkan selama 24 jam. utk menghidari jamur, biji dapat dibalur dengan larutan
Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. Setelah batang pokok telah
mencapai ketinggia 5-6 meter bibit yg disemaikan baru dapat dilakukan okulasi
/cangkok yg kira-kira telah bergaris tengah 1cm & tumbuh lurus, kemudian dengan
pencangkokan ditaruh dlm media tanah baik dlm bedengan maupun didalam
pot/kantong plastik, setelah tanaman sudah cukup kuat baru dipindah kelokasi yg
telah disiapkan.
Pilih lahan yg gembur & sudah mendapat pengairan serta mudah dikeringkan
disamping itu mudah diawasi utk penyemaian. Cara penyemaian adalah sebagai
batu-batu & sisa pepohonan & benda keras lainnya, kemudian tanah dihaluskan
sehingga menjadi gembur & dibuat bedengan yg berukuran lebar 3-4 m & tinggi
sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan yg idel sekitar 6-7 m, dengan
5
keadaan bedengan membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak
sinar matahari, dengan jarak antara bedeng 1 m, & utk menambah kesuburan dapat
matang & benih siap disemaikan. Selain melalui proses pengecambahan biji juga dapat
pohon pangkal lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam
bulan, sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka bibit dapat dipindahkan dari
lebih telah berumur 6-9 bulan pencangkokan atau okulasi dapat dimulai dengan
mengerat cabang sepanjang 10-15 cm kemudian diberi media tanah yg telah diberi
pupuk kandang, kemudian dibalut dengan sabut kelapa atau plastik yg telah diberi
petumbuhan akar tdk mengalami hambatan. Akar akan tumbuh dengan cepat,
sekitar 2-3 bulan. Mulai dlakukan okulasi dengan mata tangkai yg telah berumur 1 th,
melalui cara Forkert yng disempurnakan, dengan lebar 0,8 cm setinggi 10 cm dari
permukaan tanah, setelah dikupas kulitya sebesar 2/3 pada bagian bibir kulit & setelah
berumur 2-3 minggu tali dilepas jika kelihatan mata tetap konndisi hijau, okulasi
dianggap berhasil & pohon pangkal diatas okulasi setinggi 5 cm direndahakan supaya
memberi kesempatan mata terebut utk berkembang & setelah itu pohon pangkal
dipotong, bibit hasil okulasi dapat dipindah pada pot-pot atau kantong plastik,
kemudian dilakukan pemotongan pada akar tunggang sedikit supaya akar akan lebih
6
2.4.4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
pertumbuhan benih secara cepat & merata, setelah bibit mulai berkecambah sekitar
umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman dengan menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1%
atau Gandasil D 0,2%, utk merangsang secara langsung pada daun & akar, sehingga
memberikan kekuatan vital utk kegiatan pertumbuhan sel. Setelah itu dilakukan
penyiraman dilakukan cukup 1 kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit,
alat yg digunakan "gembor" supaya penyiraman dapat merata & tdk merusak
bedengan, diusahakan supaya air dapat menembus sedalam 3-4 cm dari permukaan.
2-3 minggu sekali, rumput yg tumbuh disekitarnya supaya disiangi, hindarkan dari
serangan hama & penyakit, sampai umur kurang lebih 1 tahun, baru setelah itu dapat
dilakukan okulasi daun-daun pohon induk yg telah dipilih mata kulitnya dirontokkan,
kemudian setelah penempelan mata kulit dilakukan, ditunggu sampai mata kulit itu
tumbuh tunas, setelah itu batang diatas tunas baru pada pohon induk di pangkas,
kemudian rawat dengan penyiraman 2 kali sehari & mendangir serta membersihkan
Atonik diberikan setiap 2 minggu sekali selama 4 bulan dengan cara disemprotkan
diokulasi dapat dengan mencungkil atau membuka plastik yg melekat pada media
penanaman dengan cara hati-hati jangan sampai akar menjadi rusak, & pencungkilan
7
dilakukan dengan kedalaman 5 cm, agar tumbuh akar lebih banyak maka dlm
bedeng pembibitan dengan jarak 6-7 m & ditutupi dengan atap yg dipasang miring
lebih tinggi di timur, dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari pagi. &
dilakukan penyiraman secara rutin tiap hari 2 kali, kecuali ditanam pada musim
penghujan.
8
2.5. Media Tanam
2.5.1. Persiapan
khususnya Jambu biji dipilih tanah yg subur, banyak mengandung unsur nitrogen,
meskipun pada daerah perbukitan tetapi tanahnya subur, dilakukan dengan cara
tanah perlu di bajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30 cm secara
merata. Selanjutnya diberi pupuk kandang dengan dosis 40 kg/m persegi, kemudian
ukuran yg diperlukan.
Tanah yg akan dipergunakan utk kebun jambu biji dikerjakan semua secara
dengan mempertimbangkan bibit yg mau ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan
pengolahan tanah tdk perlu terlalu dlm (30 cm), tetapi bila hasil okulasi perlu
pengolahan yg cukup dlm (50 cm). Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 m & ke
dlm disesuaikan dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan air
yg kurang lancar. Tanah yg kurus & ukurang humus/ tanah cukup liat diberikan pupuk
hijau yg dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting & dedaunan dengan kondisi
seperti ini dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya. Kemudian dilakukan
pemupukan sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg) per meter persegi. Dilanjutkan
9
2.5.3 Pembentukan Bedengan
panjang sesuai dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm. Bagian atas tanah diratakan
guna menopang bibit yg akan ditanam. Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar
membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari pagi,
setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara bedeng 1 m, utk sarana lalu-lintas
para pekerja & dapat digunakan sebagai saluran air pembuangan, utk menambah
antara 3 x 2 m.
2.6.Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila dataran yg berasal dari tambak & juga dataran
yg baru terbentuk tdk bisa ditanami, selain tanah masih bersifat asam juga belum
lobang ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter utk setiap lobang, guna menetralkan pH
tanah hingga mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan dari penaburan kapur diberi pupuk
kandang.
2.7. Pemupukan
ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang dengan urutan pada bulan pertama
diberi NPK dengan dosis 12:24:81 ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan
pertama, pada bulan ketiga diberi NPK dengan dosis 15:15:15 ons/pohon & bulan ke 4
sampai tanaman berbuah, supaya jambu tetap bebuah gunakan pupuk kandang yg
10
sudah matang & ditanamkan sejauh 30 cm dari batang tanaman. Pemupukan
lebih kalau menggunakan pupuk buatan seperti NPK, kalau dilakukan berlebihan
akan berakibat adanya perubahan sifat dari pupuk menjadi racun yg akan
pada bedeng-bedang yg telah siap. Juga penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui
berkecambah & berumur 1-2 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka
bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua yg telah dibentuk selebar 3-4 m
dengan jarak tanam 7-10 m dengan kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak antara
dibuat atap yg berbentuk miring lebih tinggi ke timur dengan maksud supaya
bibit jambu biji yg sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian
bulan sebelumnya & pada waktu penggalian tanah yg diatas & yg dibawah
dipisahkan, nantinya akan dipergunakan utk penutup kembali lubang yg telah diberi
11
agar jasad renik yg akan mengganggu tanaman musnah; sedangkan jarak antar
c. Cara Penanaman
seperti semula & tanah di bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 1 blek (1
blek ± 20 liter) pupuk kandang yg sudah matang, & kira-kira 2 pekan tanah yg berada
di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru bibit jambu biji ditanam,
penanaman tdk perlu terlalu dalam, secukupnya, maksudnya batas antara akar dan
Kemudian dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi & sore), kecuali pada
12
13
d. Lain-lain
dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah timur, agar
tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, & utk
atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan
pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
Meskipun penanaman jambu biji mampu tumbuh & menghasilkan tanpa perlu
diperhatikan keadaan tanah & cuaca yg mempengaruhinya tetapi akan lebih baik
Karena kondisi tanah telah gembur & mudah tanaman lain akan tumbuh
disiangi sampai radius 1,5-2 m sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tdk tumbuh
dengan baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. & apabila tumbuh
tanaman terlalu jauh jaraknya maka perlu dilakukan penyulaman & sebaliknya
b. Penyiangan
lahan perlu penyiangan dilakukan hanya pada batang dahan tua (warna coklat)
dengan dahan muda (warna hijau) & apabila buah terlalu banyak, tunas yg ada dlm
satu ranting bisa dikurangi, dengan dikuranginya tunas yg tdk diperlukan akan
14
berakibat buah menjadi besar & menjadi manis rasanya. Khusus jambu non biji dengan
dilakukan pangkasan, & setelah tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke arah
mendatar, guna utk merangsang tunas bunga & buah yg akan tumbuh.
c. Pembubunan
Supaya tanah tetap gembur & subur pada lokasi penanaman bibit jambu biji
perlu dilakukan pembalikan & penggemburan tanah supaya tetap dlm keadaan
lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekali hingga tanaman bisa dianggap telah kuat betul.
d. Perempalan
memberi bentuk tanaman, juga memperbanyak & mengatur produksi agar tanaman
tetap terpelihara & pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa panen buah
berakhir, dengan harapan agar muncul tajuk-tajuk baru sebagai tempat munculnya
bunga baru pada musim berikutnya dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil
keberadaannya.
e. Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap stabil perlu
1. Pada tahun 0-1 umur penanaman bibit diberikan pada setiap pohon dengan
campuran 40 kg pupuk kandang, 50 kg TSP, 100 gram Urea & 20 gram ZK dengan
cara ditaburkan disekeliling pohon atau dengan jalan menggali di sekeliling pohon
15
2. sedalam 30 cm & lebar antara 40-50 cm, kemudian masukkan campuran tersebut &
tutup kembali dengan tanah galian sebelumnya. Tanaman bisa berbuah 2 kali
setahun.
3. Pemupukan tanaman umur 1-3 tahun, setelah tanaman berbuah 2 kali. Pemupukan
dilakukan dengan NPK 250 gram/pohon, & TSP 250 gram/pohon, & seterusnya cara
seperti ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP & NPK dengan takaran sama.
berarti selain TSP & NPK dengan ukuran yg sama tanaman memerlukan pupuk
kandang sebanyak 2 kaleng minyak per pohon. Cara pemupukan dilakukan dengan
kedalaman sekitar 30-40 cm & pupuk segera di tanam dlm torakan tersebut &
16
f. Pengairan dan Penyiraman.
Selama dua minggu pertama setelah bibit yg berasal dari cangkokan atau
okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, pagi & sore. &
Apabila tanaman jambu biji telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi penyiraman
bisa dikurangi lagi yg dapat dilakukan saat-saat diperlukansaja. & bila turun hujan
terlalu lebat diusahakan agar sekeliling tanaman tdk tegenang air dengan cara
membuat lubang saluran utk mengalirkan air. Sebaliknya pada musim kemarau tanah
PK utk lahan seluas kurang lebih 3000 m 2 & dilakukan sehari sekali tiap sore hari.
baik karena kondisi cuaca & juga dari hewan-hewan perusak, maka perlu dilakukan
penyemprotan pestisida pada umumnya dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum
17
panen & juga perlu disemprot dengan sevin atau furadan terutama utk
menghindarkan adanya ulat jambu, tikus atau jenis semut-semutan, disamping itu
insektisida guna memberantas lalat buah & kutu daun disemprot 2 x seminggu &
h. Pemeliharaan Lain
Untuk memacu munculnya bunga Jambu biji diperlukan larutan KNO3 (Kalsium
Nitrat) yg akan mempercepat 10 hari lebih awal dari pada tdk diberi KNO3 & juga
jambu biji, cara pemberian KNO3 dengan jalan menyemprotkan pada pucuk-pucuk
cabang dengan dosis antara 2-3 liter larutan KNO3 utk setiap 10 pucuk tanaman
dengan ukuran larutan KNO3 adalah 10 gram yg dilarutkan dengan 1 liter pengencer
teknis. Selain itu, untuk mencegah serangan lalat buah, dilakukan pembungkusan
buah.
18
19
2.10. Hama dan Penyakit
5. Ulat putih
Gejala: membuat kulit kayu & mampu membuat lobang sepanjang 30 cm;
Ulat pemakan daun muda, berbentuk seperti tangkai daun berwarna cokelat
dan beruas-ruas.
20
b. Penyakit Jambu Biji
Gejala: adanya bercak-bercak kecil dibagian atas daun disertai serat-serat halus
2. Jamur Ceroospora psidil , Jamur karat poccinia psidil, Jamur allola psidil
Gejala: rizom berwarna putih yg menempel pada akar & apabila akar yg kena
c. Gulma
perkembangan bibit tanaman, oleh sebab itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin.
Budidaya Jambu Biji Kristal mirip dengan budidaya tanaman buah yang lainya.
Cara Budidaya Jambu Biji Kristal tidak harus menggunakan lahan yang luas. Jika ingin
budidaya Jambu Kristal, Anda dapat memanfaatkan sisa dari lahan yang ada disekitar
pekarangan rumah. Atau dengan sistem tanaman buah dalam pot sudah bisa
21
mudah dan indah jika dipandang mata. Sedangkan untuk nilai ekonominya nilai
Selain itu Anda bisa mendapat hasil dari penjualan bibit yang dicangkok. Sebab
dengan cangkok dengan harga Rp 35.000 sampai Rp. 50.000. Anda bisa mendapat
untung berkali lipat dari hasil jual buah dan bibit. Pada waktu umur 7 bulan, buah
sudah bisa dipanen tapi hasil belum begitu banyak. Pada tahun yang pertama tiap
dibutuhkan pupuk kandang atau pupuk kompos. lainnya pupuk buatan dari pabrik,
dalam tiap hektar pupuk kandang sejumlah 2 ton. Untuk Anda yang hobby
tambulampot sangat cocok untuk mencoba budidaya jambu kristal dalam pot ini.
Buah jambu biji umumnya pada umur 2-3 tahun akan mulai berbuah, berbeda
cepat kurang lebih 6 bulan sudah bisa buah, jambu biji yg telah matang dengan ciri-ciri
melihat warna yg disesuikan dengan jenis jambu biji yg ditanam & juga dengan
mencium baunya serta yg terakhir dengan merasakan jambu biji yg sudah masak
dibandingkan dengan jambu yg masih hijau & belum masak, dapat dipastikan bahwa
pemanenan dilakukan setelah jambu bewarna hijau pekat menjadi muda ke putih-
matang (hanya yg sudah masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tdk
menjadi rusak, waktunya setelah 4 bulan umur buah kemudian dimasukkan ke dlm
22
keranjang yg dibawa oleh pemetik & setelah penuh diturunkan dengan tali yg telah
sekaligus panen supaya dapat bertunas kembali dengan baik dengan harapan dapat
Periode pemanenan setelah buah jambu biji dilakukan pembatasan buah dlm
satu rantingnya kurang lebih 2-3 buah, hal ini dimaksudkan agar buah dapat
berkembang besar & merata. Dengan sistem ini diharapkan pemanenan buah dapat
dilakukan dua kali dlm setahun (6 bulan) atau sekitar 2-3 bulan setelah berbuah,
dengan dicari buah yg masak, & yg belum masak supaya ditinggal & kemudian
dipanen kembali, catatan apabila buah sudah masak tetapi tdk dipetik maka akan
dilakukan secara baik & benar serta memenuhi aturan yg ada maka dapat
2-3 bulan dari pohon cangkokan setelah tanam sudah mulai berbunga & 6 bulan sudah
mulai dipanen, pemanenan dilakukan setiap 4 hari sekali dengan hasil setiap panenan
seberat 100 kg buah jambu. Di Indonesia per tahunnya dapat mencapai 53.200 ton
dengan luas tanaman selebar 17.100 hektar. Harga jual sekarang ke konsumen
23
2.13. PASCAPANEN
2.13.1. Pengumpulan
secara baik, biasanya dikumpulkan tdk jauh dari lokasi pohon sehingga selesai
harga jualnya tinggi, biasanya dipilih berdasarkan ukuran & mutunya, buah yg kecil
tetapi baik mutunya dapat dicampur dengan buah yg besar dengan mutu sama, yg
biasanya dijual dlm bentuk kiloan atau bijian & perlu diingat bahwa dlm penyortiran
diusahakan sama besar & sama baik mutunya. & dilakukan sesuai dengan jenis jambu
2.13.3. Penyimpanan
Penyimpanan jambu biji biasanya tdk terlalu lama mengingat daya tahan
jambu biji tdk bisa terlalu lama & sementara belum dapat dijual ke pasar ditampung
dulu dlm gubug-gubug atau gudang dengan menggunakan kantong PE, suhu sekitar
23-25 derajat C & jambu dapat bertahan hingga 15 hari dlm kantong PE & ditambah 7
hari setelah dikeluarkan dari kantong PE, sehingga dapat meningkatkan daya simpan
4,40 kali dibandingkan tanpa perlakuan. Tekanan yg baik adalah -1013 mbar & dapat
konsentrasi C0² sebesar 5,21% & kerusakan 13,33% setelah penyimpanan dlm kantong
PE. Jalan yg terbaik utk penyimpanan buah jambu dengan jalan diawetkan, biasanya
dilakukan dengan jalan dibuat asinan atau manisan & dimasukkan dlm kaleng atau
24
botol atau dapat juga dengan menggunakan kantong plastik. Hal ini dapat menjaga
kesterilan & ketahanan sehingga dapat lama dlm penyimpanannya. Serta biasanya
Jambu biji dengan hasil jual dapat tinggi tdk tergantung dari rasanya saja,
tetapi pada kenampakan & cara pengikatannya, apa bilaakan di jual tdk jauh dari
lokasi maka cukup dibawa dengan dimasukkan dlm keranjang dengan melalui sarana
sepeda atau kendaraan bermotor. utk pengiriman dengan jarak yg agak jauh (antar
pulau) yg membutuhkan waktu hingga 2-3 hari lamanya perjalanan buah jambu batu
panjang 60 x 28,5 x 28,5 cm, keempat sudutnya yg panjang dengan jarak 1 cm, sisi yg
pendek sebaiknya dibuat dari 1atau 2 lembar papan setebal 1cm, karena sisi ini dlm
dilakukan jarang-jarang guna utk memberi kebebasan udara utk keluar masuk dlm
peti. Sebelumnya buah jambu dipilih & di pak. Setelah itu disusun berderet berbentuk
sudut terhadap sisi peti, yg sebelumnya dialasi dengan lumut/sabut kelapa, atau bahan
halus & lembut lainnya. Kemudian setelah penuh lapisan atas dilapisi lagi dengan sabut
kelapa yg terakhir ditutup dengan papan, sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak
didalam perjalanan.
pengolahan terlebih dulu. & biasanya dengan cara pengawetan yg kemudian disimpan
atau dikemas dlm botol/kaleng atau juga dengan kantong plastik, guna menghambat
25
proses pembusukan buah didalam botol, & dapat membuka peluang utk menikmati
buah jambu biji pada setiap saat tanpa menunggu musim berbuah berikutnya. Seperti
berbentuk koktail jambu, manisan jambu & jambu biji kalengan. Dengan membuka
peluang utk dilakukan eksport buah olahan dari buah jambu biji. Seperti jus jambu biji
26
2.14.1. Pengambilan Contoh :
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat di bawah ini.
Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20 buah dari bagian atas, tengah &
1. Jumlah kemasan dlm partai (lot) sampai dengan 100, contoh yg diambil 5.
2. Jumlah kemasan dlm partai (lot) 101 sampai dengan 300, contoh yg diambil 7.
5. Jumlah kemasan dlm partai (lot) lebih dari 1000, contoh yg diambil 15 (minimum).
berpengalaman atau dilatih lebih dahulu & mempunyai ikatan dengan badan hukum.
27
2.14.2. Pengemasan
Jambu biji dikemas dengan peti kayu/bahan lain yg sesuai dengan berat bersih
maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yg bertuliskan antara lain: nama
28
III. PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS BUAH JAMBU BIJI KRISTAL
MELALUI PEMUPUKAN DAN APLIKASI ZAT PEMECAH
DORMANSI TUNAS BUNGA
Jambu biji (Psidium guajava L.) semula termasuk jenis buah yang dipandang
sebelah mata oleh masyarakat Indonesia, termasuk di Bali, karena buahnya kecil-kecil,
berbiji banyak, daging buah sedikit, tekturnya keras, rasa tidak enak, sepat, dan kulit
buah tebal. Namun, belakangan buah ini semakin popular dan sangat disukai
konsumen sehingga harga jualnya tinggi, terutama sejak dilepasnya varietas unggul
jambu biji kristal berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia
dibandingkan dengan jambu biji lainnya seperti jambu biji lokal, jambu biji Bangkok,
jambu biji getas merah, jambu biji Australia, atau jambu biji Sukun, adalah cepat
berbuah (umur 8 bulan sejak tanam sudah mulai berproduksi), habitusnya kecil
sehingga bisa ditanam dengan jarak tanam rapat dengan populasi per hektar tinggi,
buahnya besar-besar dengan tampilan menarik, daging buah tebal, rasanya enak,
renyah dan agak manis, dan bijinya sangat sedikit bahkan banyak yang tidak berbiji
(seddless).
populasinya berkembang sangat pesat sejak 5 tahun terakhir. Permintaan pasar yang
tinggi dan harganya yang menjanjikan yaitu di pasar tradisional berkisar dari Rp.
membudidayakan jambu biji kristal sangat tinggi. Walaupun secara statistik jumlah
populasinya belum tercatat, tetapi hasil survei Rai et al. (2015) menunjukkan bahwa
saat ini di Bali telah terdapat 2 sentra produksi jambu biji kristal dengan skala
penanaman yang cukup luas yaitu di Kecematan Petang, Badung Utara, dengan luas
29
mencapai 70 hektar meliputi Desa Plaga, Semanik, Belok, Lawak, Jempanang dan
(komunikasi pribadi pada September, 2015), jambu ini juga telah dibudidayakan
secara sporadis di kabupaten lain seperti Jembrana, Bangli, Gianyar, Tabanan, dan
Karangasem.
Kendala yang dihadapi oleh petani jambu biji kristal di Bali adalah kuantitas dan
kualitas produksi yang dihasilkan belum sesuai dengan yang diharapkan. Produksi per
pohon pada umur sudah produktif (umur 4 tahun) masih rendah, hanya rata-rata 20
kg/tahun dan buah yang dihasilkan sebagian besar berukuran kecil-kecil, rata-rata
kurang dari 400 g/buah (Rai et al., 2016), padahal menurut Abdurahman (2012)
potensi produksi jambu biji kristal mencapai 40-60 kg/pohon/tahun dengan ukuran
buah rata-rata 500-600 g/buah. Dengan kondisi seperti itu, sebagian besar buah yang
buah, dan pasar pariwisata (hotel dan restoran) yang menghendaki buah dengan
kualitas kelas/grade A (buah mulus, tidak ada cacat, bentuk buah bulat agak gepeng,
dan beratnya > 500 g/buah) sangat terbatas. Hal tersebut terjadi karena pemeliharaan
yang dilakukan tidak memadai, terutama pemupukan yang tidak sesuai anjuran, baik
menyangkut jenis pupuk, waktu dan caranya. Pemupukan dilakukan hanya setahun
sekali dengan pupuk organik dan pupuk majemuk dengan dosis seadanya (Rai et al.,
2015). Jambu biji kristal dapat berproduksi dengan baik apabila dipupuk dengan jenis
pupuk yang tepat dan dengan dosis dan waktu aplikasi yang tepat pula, paling tidak
dengan pupuk oragnik dan pupuk yang mengandung hara N, P, dan K. Selain pupuk
N, P, dan K, untuk meningkatkan produksi dan kualitas buah maka jambu biji perlu
dipupuk dengan pupuk Ca. Pupuk mikro terutama yang mengandung seng (Zn) dan
30
tembaga (Cu) juga sangat penting diberikan pada jambu biji, papaya, pisang, anggur
penyimpanan.
Kendala lain yang dihadapi petani jambu kristal adalah frekuensi panen yang
rendah dan kontinyuitas produksi yang tidak berkesinambungan. Secara umum titik
kritis untuk dapat memproduksi buah-buahan tropika secara kontinyu terletak pada
bunga, sehingga buah-buahan tropika tidak hanya menghasilkan buah saat musimnya
(on-season), tetapi juga dapat menghasilkan di luar musim (off-season) dan itu
menyebabkan suplai buah terjadi secara. Namun berbeda dengan tanaman buah-
secara kontinyu pada jambu biji kristal tidak terletak pada perlunya melakukan
induksi bunga, karena secara alami (tidak memerlukan perlakuan apapun) jambu biji
kristal bunganya telah terinduksi dalam tunas sepanjang tahun. Namun masalahnya
mata tunas bunga yang telah terinduksi tersebut mengalami dormansi, penyebabnya
bisa karena faktor fisiologis (internal) dan/atau faktor lingkungan (ekternal). Untuk
mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penyemprotan zat pemecah dormansi tunas
bunga. KNO3 konsentrasi 40 g/l dan ethepon 0,40 g/l merupakan jenis zat yang efektif
dalam memecahkan tunas bunga dorman yang telah terinduksi. Berdasarkan atas
uraian di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan dapat ditemukan paket
31
3.1. Karakteristik dan Keunggulan Jambu Biji Kristal
Jambu biji merupakan salah satu buah tropika dengan kandungan gizi yang
komplit dan kandungan vitamin C tinggi, mengandung garam mineral yang bervarasi
antara lain yaitu Ca, Se, Cu, P, Mg, Fe, dan Zn, tergantung tingkat kemasakan dan
kondisi cuaca selama perkembangan buah. Disamping itu, juga mengandung asam
folat, vitamin A, vitamin B komplek, serat, niacin, vitamen E, dan senyawa antioksidan.
Jambu biji kristal merupakan varian jambu biji yang paling baru yang ada di
Indonesia, bijinya sedikit hanya 4-6 biji per buah, bahkan banyak buahnya tidak
berbiji (seedless) sehingga disebut jambu biji yang memiliki biji paling sedikit diantara
varian jambu biji lainnya. Jambu biji kristal saat ini telah menjadi primadona petani
karena unggul dalam cita rasa. Buahnya berukuran besar, bisa mencapai dua kali dari
ukuran buah jambu biji lainnya, bila dibudidayakan dengan baik rata-rata buah yang
dihasilkan berkisar dari 500-600 g/buah dengan produksi saat umur produktif (sejak
umur 3 tahun setelah tanam) 40-60 kg/pohon. Daging buahnya putih bersih dan
jernih, tekstur renyah, saat digigit terdapat bunyi kresh, rasanya enak dan agak manis
(rasa jambu biji berkecap apel dan pir) sehingga menjadikan buah ini lebih unggul dari
varian jambu biji jenis lainnya. Berdasarkan karakteristik dan keunggulan tersebut,
jambu biji kristal telah menjadi buah favorit pilihan masyarakat sehingga prospek
pengembangannya sangat cerah, baik bagi petani atau bagi investor yang bergerak
akan lebih cerah dibandingkan daerah lain di Indonesia mengingat manfaat buah-
perdagangan antar pulau dan ekspor, tetapi juga bernilai sosial budaya untuk
kegiatan ritual keagamaan serta untuk memenuhi kebutuhan pariwisata yang selama
32
Jambu biji kristal dapat tumbuh dengan baik jika kondisi lingkungan sekitarnya
sesuai dengan persyaratan tumbuhnya. Umur 8 bulan sejak tanam sudah mulai
berbuah dan produksinya mencapai puncak pada umur 3-4 tahun. Pada saat mulai
berbunga, hampir seluruh ujung rantingnya akan berbunga dengan bunga bewarna
putih, namun bunga juga dapat tumbuh dan terinduksi dari setiap ketiak ranting atau
ketiak daun, sehingga jambu kristal dapat berbunga sepanjang tahun dan frekuensi
panennya tinggi. Bentuk buahnya bulat agak sedikit gepeng, tidak bulat seperti jambu
biji lainnya. Demikian pula kulit buahnya tidak rata seperti buah jambu biji lainnya,
tetapi ada lekukan kearah memanjang dengan warna kulit buah saat masak hijau
kekuningan mengkilap. Lekukan kulit luar buah tersebut akan berbentuk kurang baik
atau banyak benjolan yang tidak beraturan disana-sini sehingga bentuk buahnya
menjadi tidak manerik apabila budidaya jambu biji kristal tidak dilakukan dengan
baik.
Buah jambu biji kristal dapat langsung dinikmati dari pohonnya atau dapat
diolah menjadi berbagai macam makanan atau minuman olahan seperti sirup,
permen, jus, selai, kue pai, bolu, kripik dan lain-lain. Bila dibandingkan dengan jambu
biji lainnya, jambu biji kristal juga mempunyai kelebihan dalam hal kandungan nutrisi,
yaitu memiliki kandungan vitamin A dan C tinggi, dimana kandungan vitamin C yang
terdapat pada buah ini 8 kali lipat lebih banyak dibanding jeruk lemon dan 5 kali lipat
lebih banyak dibanding jeruk biasa. Disamping itu, jambu biji kristal juga mengandung
asam lemak tak jenuh Omega 3 dan 6, serat pangan, dan kandungan zat gizi lainnya
seperti zat besi dan potassium sehingga buah ini cocok dikonsumsi untuk menjaga
kesehatan.
Dulu buah jambu biji kristal sulit didapat karena harus diimpor dari Taiwan,
tetapi sejak Kementerian Pertanian Indonesia melepas jambu biji kristal sebagai
varietas unggul nasional pada tahun 2007, perkembangan budidaya jambu biji kristal
33
di Indonesia sangat cepat dengan sentra produksi meliputi Jawa Barat (Bekasi, Bogor,
dan Kalimantan.
Pasar jambu biji kristal cukup menjanjikan karena permintaan yang tinggi dan
harganya yang mahal. Pada tingkat petani atau di pasar tradisional jambu kristal
dijual dengan harga Rp. 15.000 per kilogram, sedangkan di pasar swalayan harga buah
Buah jambu biji kristal dikelompokkan menjadi 3 kelas berbeda, yaitu kelas A
jika pemukaan kulit buah mulus, tidak ada cacat, bentuk buah simetris (bentuk bulat
agak gepeng), beratnya > 500 g/buah atau dalam 1 kg terdapat 2 buah, kelas B jika
ada cacat skala ringan, bentuk buah kurang simetris, berat per buah antara 400-500 g
atau dalam 1 kg terdapat 4-5 buah, dan kelas C jika buah cacat, kulit tidak mulus,
bentuk tidak simetris, berat per buah < 400 g atau dalam 1 kg terdapat lebih dari 5
buah. Perkembangan populasi jambu biji kristal yang cepat tidak diimbangi dengan
pengelolaan dan pemeliharaan yang baik sehingga produksi per pohonnya rendah dan
kualitas buah yang dihasilkan juga rendah sehinga sulit dapat memenuhi persyaratan
standar mutu, yang menyebabkan produksinya hanya sebagian kecil masuk dalam
katagori kelas A.
Dalam setahun jambu biji kristal berpotensi dapat dipanen sampai 4 kali.
Tanaman yang berumur 8 bulan sudah dapat menghasilkan 3-5 kg buah per pohon per
sekali panen, sedangkan bila umur tanaman sudah mencapai 3 tahun ke atas, satu
pohon bisa menghasilkan 10-15 kg buah per pohon per sekali panen, sehingga per tahun
buah yang dihasilkan berkisar antara 40-60 kg per pohon. Tiap pohon dapat
berproduksi dengan baik sampai umur 10 tahun, setelah itu sebenarnya masih bisa
34
3.2. Jenis Pupuk dan Peranannya untuk Meningkatkan Kuantitas, Kontinyuitas dan
Kualitas Buah Jambu Biji Kristal.
pemupukan memegang peranan sangat vital agar jambu biji dapat berproduksi
dengan baik. Pemupukan jambu biji kristal perlu dilakukan secara periodik, untuk
tanaman yang belum mulai berbuah diberikan 2 kali setahun, yaitu pada awal musim
hujan dan akhir musim hujan, sedangkan untuk tanaman yang sudah berproduksi
diberikan 3 kali dalam setahun, yaitu setelah pemangkasan, saat pembungaaan dan
saat pembesaran buah. Pupuk diberikan secara melingkar di bawah tajuk tanaman
dan biologi tanah, sedangkan pemupukan dengan pupuk yang mengandung nitrogen
sangat penting karena unsur nitrogen dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar dan
kadarnya dalam jaringan tergolong paling tinggi dibandingkan dengan kadar unsur
hara lainnya yaitu mencapai 2-4% dari berat kering. Diduga karena kadarnya yang
tinggi dalam jaringan tanaman maka pupuk nitrogen tergolong pupuk yang cepat
35
Tabel 1. Jenis dan dosis pupuk pada berbagai umur tanaman jambu biji kristal.
Pada tanaman jambu biji peran utama unsur nitrogen adalah merangsang
pertumbuhan vegetatif (akar, daun, dan batang), memperbaiki tingkat hasil dan
pembentukan bunga dan buah, pengisian buah, dan sintesis protein. Jambu biji yang
dan sistem perakaran terbatas, sedangkan jika nitrogen diberikan berlebih akan
dan berbuah, batang mudah patah, menurunkan kualitas panen dan ketahanan
pemupukan unsur lain, terutama P dan K. Unsur hara P berperan penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman jambu biji karena P termasuk unsur hara
seluruh sel hidup tanaman yang menyusun jaringan seperti asam nukleat, fitin, dan
fosfolipid. P dan N harus disediakan pada tahap awal pertumbuhan untuk memastikan
pertumbuhan vegetatif yang baik. Peranan P yang istimewa adalah dalam proses
dalam bentuk ATP dan NADPH. Peran utama unsur P pada tanaman jambu biji
36
adalah memacu pertumbuhan akar halus dan akar serabut sehingga permukaan
generatif terhadap fase vegetatif, daun abnormal, melebar, dan berwarna kecoklatan.
Kalium juga merupakan unsur hara esensial yang digunakan hampir pada semua
proses untuk menunjang hidup tanaman. Kalium sering dipadankan namanya dengan
unsur hara mutu, karena pengaruhnya yang sangat penting terhadap ukuran, rasa,
bentuk, warna dan daya simpan hasil tanaman. Kalium digolongkan sebagai unsur
hara utama ketiga setelah N dan P, bersifat mobil dalam tanaman baik dalam sel dan
jaringan maupun dalam xylem dan floem. Fungsi utama kalium bagi tanaman jambu
tanaman tidak mudah rebah, meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit,
dan gula pada buah, meningkatkan kualitas buah karena bentuk, rasa, kekerasan,
kerdil, batangnya lemah dan pendek-pendek, daun kelihatan kering dan terbakar
pada sisi-sisinya, pembungaan terganggu, buah tumbuh tidak sempurna dan mudah
gugur, hasil buah kecil-kecil, mutunya jelek dan tidak tahan disimpan. Pemupukan
jambu biji dengan 200 kg N dan 100 kg K per hektar berpengaruh meningkatkan
kualitas buah, memperpanjang daya simpan, dan menunda kerusakan asam askorbat,
Disamping pemupukan dengan pupuk N, P, dan K, jambu biji juga perlu dipupuk
dengan pupuk Ca dan pupuk mikro terutama yang megandung seng (Zn) dan
37
tembaga (Cu). Menurut Yadav et al., (2014), kualitas buah jambu biji dapat
ditingkatkan melalui pemupukan dengan kalsium nitrat dan aplikasi pupuk mikro
yang mengandung seng sulfat (zinc sulphate) dan tembaga sulfat (cupric sulphate).
selama penyimpanan dan daya tahan simpannya menjadi lebih panjang. Buah gugur
terendah dan kualitas buah terbaik diperoleh pada pemberian 0,6% seng sulpat dan
0,4% tembaga sulfat melalui daun. Oleh karena itu, pemupukan dengan pupuk makro
kuantiatas buah yang dihasilkan juga meningkatkan kualitas buah dan daya simpan
setelah panen.
Kalsium (Ca) berperan sangat penting dalam kaitannya dengan integritas dinding
sel. Kalsium adalah unsur hara yang paling penting untuk memelihara integritas
dinding sel dan elastisitas membran sel pada pohon buah-buahan. Kalsium berperanan
sangat penting untuk melindungi sel dari toksin, memperlambat penuaan jaringan,
menyebabkan membran sel lemah dan mudah bocor, buah mudah lembek dan busuk,
mudah terserang hama penyakit, dan tidak tahan disimpan lama. Hasil penelitian
buahnya yang busuk dan terserang jamur botrytis cinerea lebih rendah dibandingkan
dengan yang tidak dipupuk kalsium. Pengaruh kalsium tersebut disebutkan berasosiasi
dengan kemampuanya memelihara integritas dinding sel pada jaringan kortek buah
apel. Kalsium tinggi mengubah komposisi senyawa penyusun dinding sel yang
selulosa yang berisi galacturonosil, rhamnosil, arabinosil, xilosil dan galaktosil meningkat.
Perubahan tektur buah apel sangat dipengaruhi oleh kandungan kalsium. Buah apel
38
lebih tahan busuk dan lebih kuat gesekan karena nisbah Ca:N tinggi pada dinding sel
primer dan lamella tengah (middle lamella), sebaliknnya pada buah yang memiliki
nisbah Ca:N rendah buah tersebut lebih lunak dan lebih mudah membusuk. Pada pear
dan apel, kalsium rendah menyebabkan buah banyak yang gugur, sedangkan buah
yang tidak gugur umur matangnya nyata lebih cepat dibandingkan dengan buah yang
tidak tahan disimpan, cepat busuk, dan mudah terserang hama penyakit pasca panen
Organ buah pada tanaman buah-buahan sangat mudah mengalami defisiensi kalsium
karena terjadi persaingan yang tinggi untuk memperebutkan kalsium antara organ
vegetatif dan buah selama fase pekembangan buah. Dalam persaingan tersebut, organ
vegetatif kemampuannya jauh lebih kuat. Kemampuan jaringan kortek apel untuk
3.3. Zat Pemecah Dormansi Tunas Bunga dan Peranannya dalam meningkatkan
Kontinyuitas Panen dan Kualitas Buah Jambi Biji Kristal.
dari semua struktur yang mengandung meristem pada tunas, baik maristem tunas
vegetatif maupun mersitem tunas generative. Pada pohon tropis, hal yang paling
menarik mengenai dormansi tunas adalah bahwa tidak semua tunas (shoot) memasuki
dormansi pada waktu yang sama, sehingga baik tunas dorman maupun tunas yang
sedang aktif tumbuh (tidak dorman) dapat terjadi pada pohon dan waktu yang sama,
Tunas bunga yang dorman tidak dapat menghasilkan bunga walaupun tunas
bunganya telah terinduksi. Untuk mengatasi hal tersebut, tanaman yang tunas
bunganya telah terinduksi harus diberikan zat pemecah dormansi sehingga bunga bisa
keluar. Beberapa bahan kimia yang dapat memecahkan dormansi tunas pada pohon
39
buah-buahan, seperti ethepon, giberelin, KNO3, kinetin, Bensil Amino Purin / BAP, thio
diantara zat tersebut ada yang cenderung memecahkan dormansi tunas vegetatif dan
Hasil penelitian pada mangga menunjukkan, ethepon dan KNO3 merupakan zat
pemecah dormansi yang efektif dalam mengatasi dormansi tunas generatif yang
ditunjukkan oleh tunas bunga yang telah terinduksi dapat berkembang lebih lanjut
merata keseluruh permukaan tanaman pada konsentrasi 0,40 g/l untuk etefon dan 40
g/l untuk KNO3. Hasil serupa disampaikan bahwa mangga dapat diinduksi berbunga
dengan penyemprotan paklobutrazol melalui daun (folliar spray) dengan dosis 2 g/l,
tetapi tunas bunga tersebut tidak serta merta menghasilkan bunga karena mengalami
dormansi sehingga diperlukan aplikasi zat pemecah dormansi tunas bunga. Dari
beberapa jenis dan konsentrasi zat pemecah dormansi yang digunakan, disebutkan
bahwa yang efektif memecahkan tunas bunga dorman yang telah terinduksi oleh
pemberian paklobutrazol adalah benzil adenin 0,10 g/liter, etefon 0,40 g/l dan KNO3
40 g/l. Karena harga benzil adenin (zat pengatur tumbuh kelompok sitokinin) mahal
dan sulit larut dalam air, maka untuk tujuan komersial disarankan untuk menggunkan
Etepon (asam 2-kloroetil fosfonat) adalah salah satu zat pengatur tumbuh
sintetik yang dikenal dengan nama dagang ethrel. Zat tersebut larut dalam air
sehingga dalam larutan atau dalam jarngan tanaman membentuk senyawa etilen, ion
klor dan fosfat. Proses pembentukan etilen dalam jaringan tanaman adalah hasil
degradasi atau dekomposisi ethepon melalui reaksi hidrolisis pada pH netral. Fungsi
etilen dalam memecahkan dormansi tunas bunga karena dapat meningkatkan sintesis
enzim amilase, enzim selulase, PEP karboksilase dan menginduksi sintesis mRNA.
40
Peningkatan sintesis enzim amilase dan selulase menyebabkan gula pentosa meningkat,
sehingga glukosa dan RNA juga meningkat. Hal tersebut dapat memacu awal
sehingga tunas bunga yang telah terinduksi berkembang menghasilkan bunga dan
buah.
transportasi sukrosa pada apoplas dari sel mesofil daun, peningkatan pemuatan pada
KNO3 dengan kandungan nutrisi esensial yaitu kalium (K) dan nitrogen (N) dilaporkan
bahwa zat tersebut dapat digunakan untuk merangsang produksi buah di luar musim
penggunaan kalium nitrat pada mangga bahkan telah dilakukan sejak tahun 1979 dan
dari penemuan itu memungkinkan Philipina memproduksi buah mangga kultivar pico,
carabao dan pahutan sepanjang tahun sehingga kontinyuitas persediaan buah mangga
dapat disuplai sepanjang tahun. Disamping itu, hasil penelitian pada jambu biji
menunjukkan pemberian KNO3 konsentrasi 1,5% dengan cara diseprotkan lewat daun
pada saat fase pembesaran buah memberikan pengaruh nyata dalam meningkatkan
padatan terlarut, lama penyimpanan, dan tingkat kerusakan buah. Hal serupa juga
interaksi antara pemupukan dan aplikasi zat pemecah dormansi serta pengaruh faktor
41
tunggal zat pemecah dormansi berpengaruh tidak nyata terhadap semua variabel
kekerasan buah.
air daun dan kandungan kalorofil daun lebih tingi dibandingkan taraf P 0 walaupun
secara statistik berbeda tidak nyata. Demikian pula Tabel 2 dan Tabel 3 berturut-turut
menunjukkan berat per buah dan berat buah pertanaman pada P1 dan P2 cenderung
lebih tingi dibandingkan taraf P0 walaupun secara statistik berbeda tidak nyata.
Selanjutnya kekerasan buah pada P1 dan P2 nyata lebih tinggi dibandingkan taraf P0.
sehingga secara fisik lebih tahan terhadap tindihan atau gesekan dan menjadi lebih
Tabel 2. Pengaruh perlakuan pemupukan dan aplikasi zat pemecah dormansi tunas
bunga terhadap kadar air daun, kandungan klorofil, jumlah bunga per
tanaman, dan jumlah tunas baru.
Perlakuan Kadar air Kandungan Jumlah Bunga Jumlah
daun (%) Klorofil (SPAD) per Tanaman Tunas Baru
(buah) (buah)
Pemupukan
P0 73,2117 a 54,8111 a 38,8333 a 38,0000 a
P1 76,1300 a 56,9694 a 75,5000 a 35,2222 a
P2 76,6822 a 57,5833 a 79,2222 a 33,1667 a
Pemecah Dormansi Tunas Bunga
Dt 76,3144 a 55,9833 a 72,7222 a 35,8889 a
De 76,3661 a 56,8500 a 84,8330 a 38,1667 a
Dk 73,3433 a 56,5300 a 86,0000 a 39,3333 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata, berdasarkan uji Duncan taraf
5%
42
Tabel 3. Pengaruh perlakuan pemupukan dan aplikasi zat pemecah dormansi tunas
bunga terhadap diameter buah, jumlah buah per tanaman, berat per buah,
dan persentase buah grade A.
Perlakuan
Diameter Jumlah buah per Berat per Persentase buah
buah (cm) tanaman (buah) buah (g) grade A (%)
Pemupukan
P0 7,7928 a 44,2778 a 212,9717 a 22,6833 a
P1 7,7744 a 42,1667 a 230,6628 a 24,5944 a
P2 7,7728 a 39,1111 a 231,5767 a 16,0072 a
Pemecah Dormansi Tunas Bunga
Dt 7,7311 a 41,7222 a 227,9883 a 18,1644 a
De 7,8322 a 41,7222 a 225,9883 a 19,3011 a
Dk 7,7767 a 42,1111 a 241,2345 a 25,8194 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata, berdasarkan uji Duncan taraf
5%
Tabel 4. Pengaruh perlakuan pemupukan dan aplikasi zat pemecah dormansi tunas
bunga terhadap persentase buah grade B, persentase buah grade C,berat buah
per tanaman dan kekerasan buah.
Perlakuan Persentase Persentase buah Berat buah Kekerasan
buah grade C (%) per tanaman buah
grade B (%) (g)
Pemupukan
P0 34,0767 a 41,6328 a 9740,2625 a 7,7900 c
P1 43,3556 a 31,2183 a 9741,8027 a 8,9306 bc
P2 37,1794 a 39,6333 a 9047,6836 a 9,3750 a
Pemecah Dormansi Tunas Bunga
Dt 37,2806 a 40,9783 a 9161,5195 a 8,6544 a
De 44,7867 a 38,8067 a 9457,7227 a 8,7389 a
Dk 32,5444 a 32,6994 a 9970,5117 a 8,6972 a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata, berdasarkan uji Duncan taraf
5%
seperti faktor pemupukan. Namun demikian, walaupun secara statistik berbeda tidak
nyata tetapi pemberian zat pemecah dormansi Ethreel (D e) dan KNO3 (Dk) cendrung
memberikan jumlah tunas baru, jumlah bunga per tanaman dan kandungan klorofil
43
lebih tinggi (Tabel 1), jumlah buah per tanaman, berat per buah dan persentase buah
grade A lebih tinggi (Tabel 2), berat buah per tanaman dan kekerasan buah lebih
tinggi (Tabel 3) dibandingkan tanpa pemberian zat pemecah dormansi tunas bunga
(Dt). Data ini menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan pendapat Poerwanto
et al. (1996) bahwa ethepon dan KNO3 merupakan zat pemecah dormansi yang efektif
dalam mengatasi dormansi tunas generatif mangga yang ditunjukkan oleh tunas
bunga yang telah terinduksi dapat berkembang lebih lanjut menghasilkan bunga.
meningkatkan sintesis enzim amilase, enzim selulase, PEP karboksilase dan menginduksi
sintesis mRNA. Sedangkan Kemampuan KNO3 dalam memecah dormansi tunas bunga
peningkatan laju transportasi sukrosa pada apoplas dari sel mesofil daun, peningkatan
pemuatan pada floem maupun pengaruh langsung dari peningkatan tekanan osmosis.
Pemberian KNO3 dengan kandungan nutrisi esensial yaitu kalium (K) dan nitrogen (N)
dilaporkan bahwa zat tersebut dapat digunakan untuk merangsang produksi buah di
luar musim pada mangga karena mampu memecahkan dormansi tunas bunga.
pemberian KNO3 pada jambu biji konsentrasi 1,5% dengan cara diseprotkan lewat daun
pada saat fase pembesaran buah memberikan pengaruh nyata dalam meningkatkan
44
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, N. 2012. Budidaya Jambu Biji Kristal: Renyah Dagingnya, Minim Bijinya,
Manis Labanya. http://bisnisjambukristal.blogspot.co.id. [Diakses 7 September
2015].
Anonimous. 2012. Usaha Tani Jambu Biji Kristal (Psidium Guajava). http://hortikultura.
com/usaha-tani-jambu-kristal-psidium-guajava. [Diakses 7 September 2015].
Cahyana, D. 2012. Jambu Kristal. http://jambukristal1.blogspot.co.id/ 2012/10/media-
tanam-tabulampot.html/spref=bl. [Diakses 7 September 2015].
Direktorat Tanaman Buah. 2009. Standar Prosedur Operasional (SPO) Budidaya
Jambu Biji. Jakarta: Direktorat Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Bina Produksi
Hortikultura, Departemen Pertanian
Ferguson, I.B., C.B.Watkins. 1999. Ion Relations of Apple Fruit Tissue During Fruit
Development and Ripening. III. Calcium Uptake. Australian Journal of Plant
Physiology 8(3) 259 - 266
Godage, S.S., N.S. Parekh, D.S. Nehete. 2013. Influence of Bio-fertilizers and Chemical
Fertilizers on Growth, Flowering and Fruit Characters of Guava ( Psidium guajava
L.) cv. Allahabad Safeda. International Journal of Agricultural Sciences 9(1): 309-
313.
Hanke, M.V., H. Flachowsky, A. Peil, C. Hattasch. 2010. No Flower No Fruit-Genetic
Potentials to Trigger Flowering in Fruit Trees. Genes, Genomes and Genomics 1(1):1-
20.
Hardiyanto, D. 2013. Jambu Kristal. http://jambukristal1.blogspot.co.id/2013-03-01/
archive.html. [Diakses 18 September 2015].
Marschner, H. 1997. Mineral Nutrition in Higher Plants. London: Academic Press Inc.
Ltd.
Naor, A., M. Flaishman, R. Stern, A. Moshe, A. Erez. 2003. Temperature Effects on
Dormancy Completion oOf Vegetative Buds iIn Apple. Journal of American Society
of Horticulture Science 128:636-641.
Poerwanto, R., S.S. Haryadi, S. Susanto, B.S. Purwoko, W.D. Widodo, D. Efendi. 1998.
Studi Tentang Pertumbuhan Dan Perkembangan Pohon Buah-Buahan Tropis,
Guna Memperpendek Masa Tanaman Belum Menghasilkan Dan Menginduksi
Pembungaan. Laporan Penelitian Hibah Bersaing II/5 Tahun Anggaran 1997/1998.
Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Pertanian. 37 hlm.
Poerwanto, R., S.S. Harjadi, D. Efendi D. 1997. Pengaturan Pembungaan Mangga
Gadung 21 di Luar Musim dengan Paklobutrazol dan Zat Pemecah Dormansi.
Hayati 4(2):41-46.
Puslitbanghort (Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura), Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. 2013. Budidaya Jambu Biji. Departemen
Pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta.
Rai, I. N., G. Wijana, P. Sudana, W. Wiraatmaja. 2015. Strategi Pengembangan
Sumberdaya Genetik Buah-Buahan Lokal untuk Meningkatkan Integrasi
Pertanian dengan Pariwisata di Bali. Laporan Hasil Penelitian Prioritas Nasional
45
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-
2025 (Penprinas MP3EI). Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Universitas Udayana. 234 hal.
Rai, I. N., G. Wijana, P. Sudana, W. Wiraatmaja. 2016. Identifikasi dan Telaah
Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Buah-buahan Lokal untuk Meningkatkan
Integrasi Pertanian dan Pariwisata di Bali. Artikel telah Accepted di Jurnal
Hortikultra Indonesia (Jurnal Nasional Terakreditas), pada Januari 2016.
Sharma, A., V.K. Wali, P. Bakshi, A. Jasrotia. 2013. Effect of Integrated Nutrient
Management Strategies on Nutrient Status, Yield and Quality of Guava. Indian
Journal of Horticulture 70(3):333-339.
Sunaryono, H. 2013. Berkebun Tanaman Buah. Penerbit: Penebar Swadaya, Jakarta.
204 hal.
Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia: metabolisme energi, karbohidrat, dan lipid.
Bandung: Penerbit ITB Bandung. hlm.7-118.
46