PRAKTIKUM II
EMULSI
Dosen Pengampu
I Putu Gede Adi Purwa Hita., S.Farm., M.Farm., Apt.
DENPASAR
2019
PRAKTIKUM IV
EMULSI
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui dan menguasai pembuatan sediaan emulsi.
II. DASAR TEORI
2.1 Definisi Emulsi
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispesi dalam cairan
lain dalam bentuk tetesan kecil (FI. IV). Emulsi merupakan suatu sistem yang tidak
stabil secara termodinamika dengan kandungan paling sedikit dua fase cair yang tidak
dapat bercampur, satu diantaranya didispersikan sebagai globula dalam fase cair lain.
Ketidakstabilan kedua fase ini dapat dikendalikan menggunakan suatu zat
pengemulsi/emulsifier atau emulgator. (Pawlik et al., 2013).
Dalam suatu emulsi, salah satu fase cair biasanya bersifat polar sedangkan yang
lainnya relatif non polar. Penetuan tipe emulsi tergantung pada sejumlah faktor. Jika
rasio volume fasa sangat besar atau sangat kecil, maka fasa yang memiliki volume
lebih kecil seringkali merupakan fasa terdispersi (Shelbat-Othman & Bourgeat-Lami,
2009).
2.3.1 Oil in water (o/w): fase minyak terdispersi sebagai tetesan dalam
keseluruhan fase luar air, minyak sebagai fase internal , dan air sebagai fase
eksternal (Winarno, 1997).
2.3.2 Water in oil (w/o): fase air terdispersi sebagai tetesan dalam fase luar
minyak , air sebagai fase internal, dan minyak sebagai fase eksternal
(Winarno, 1997).
2.4 Keuntungan dan Kekurangan Sediaan Emulsi (Kale & Sharada, 2017)
b. Uji Viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer Brookfield
dengan kecepatan geser dan nomor spindel yang sesuai. Viskometer
Brookfield adalah alat yang bekerja menggunakan gasing atau kumparan
yang dicelupkan ke dalam cairan, kemudian diukur tahanan gerak dari
bagian yang berputar. Spindel pada viskometer dicelupkan sampai tercelup
sempurna. Viskometer kemudian dinyalakan sehingga spindel akan
berputar. Baca dan catat skala yang tertera. Pada pengujian ini dilakukan 5
kali
c. Uji Organoleptis
Pengamatan organoleptis meliputi perubahan warna, bau, pemisahan
fase, dan pertumbuhan jamur secara makroskopis. Pengamatan ini
dilakukan selama tiga hari berturut-turut dengan tujuan mengamati
perubahan yang terjadi terhadap emulsi. Alat yang digunakan adalah
tabung reaksi beserta raknya.
.
d. Uji pH Sediaan
Kadar keasam-basaan cairan emulsi bisa diukur menggunakan pH
meter. pH meter yang digunakan yaitu pH meter digital. Hasilnya
diketahui dengan nilai kadar yang dimunculkan pada layar, apabila nilai
yang ditunjukkan di bawah 7 maka cairan bersifat asam, sedangkan jika
nilai yang ditunjukkan di atas 7 maka cairan bersifat basa. Sebelum
menggunakan alat pH meter terlebih dahulu elektroda dicelupkan ke dalam
cairan yang netral pH-nya. Ketika siap untuk mengukur, elektroda
dimasukkan ke dalam cairan emulsi, direndam sampai angka pH muncul
pada layar.
3 ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Cawan Porselen
2. Blender
3. Sudip
4. Mortir dan Stamper
5. Gelas ukur
6. Beaker glass
7. Batang Pengaduk
B. Bahan
1. Minyak Ikan
2. Air
3. Sirup simplex
4. Aquadest
Formulasi :
R/ Minyak ikan 20 ml
Air 10 ml
PGA 5 ml
Sirup simplex 20 %
Aqua Ad 100 ml
4 PEMERIAN BAHAN
1. Oleum Iecoris ( FI III HAL 457 )
Pemerian : Cairan,kuning pucat, bau khas, agak manis, tidak tengik, rasa khas.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol ( 95 %),mudah larut dalam kloroform, dalam
eter, dan dalam eter minyak tanah.
Khasiat : Sumber vitamin A dan Vitamin D.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
5 CARA KERJA
Siapkan alat bahan yang akan digunakan
Siapkan mortir lalu masukkan PGA sebanyak 5 gram / blender lalu tambahkan air
untuk PGA sebanyak 8 ml gerus/putar ad terbentuk mucilago
Tambahkan sedikit demi sedikit oleum iecoris sebanyak 20ml. Gerus cepat/ putar
dengan kecepatan tinggi , ad terbentuk corpus emulsi
Masukkan ke dalam botol, bersihkan lalu tutup botol , kemudian kap dan beri label
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat . Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press
Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim,
F., Edisi IV, 605-619, Jakarta, UI Press.
Depkes RI . 1979. Farmakope indonesia, edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Depkes RI . 1995. Farmakope indonesia, edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
Kale, S.N. & Sharada, L.D., 2017. Emulsion Micro Emulsion and Nano Emulsion: A