SUSPENSI ANTASIDA
Indah 201810410311316
Firzannida 201810410311325
2020
SENYAWA AKTIF EFEK/KHASIAT EFEK SAMPING
Magnesium Hydroxide. bahan untuk tambahan pada dosis. Bisa terjadi penyakit
berbagai macam makanan hipermagnesemia, biasanya
Sinonim : dan suplemen magnesium pada pasien dengan
bagi orang yang sedang gangguan ginjal.
Magnesii hydroxidum, Magnesio
kekurangan vitamin.
hidroxido de, Magnesium Hydrate, (Martindale 38th hal 1857)
Magnesium hydroxide, Magnesium (Martindale Ed. 36 2018
hydroksidi, Magnesium hydroxid, hal 1743)
Magnezium-hidroxid, Magnezyum
Hidroksit, Magnio hidroksidas.
Struktur Molekul :
Berat Molekul :
58,32
Kemurnian :
Organoleptis :
•Warna : Putih
•Bentuk : Serbuk
Struktur Molekul :
Berat Molekul :
78,004 g/mol
(pubchem)
Kemurnian :
Organoleptis :
● Warna : Putih
● Bau : Tidak berbau
● Rasa : Tidak ada rasa
● Bentuk : Serbuk
tidak larut dalam air. Dalam 8,5-10,0 (msds aluminium usus kurang
2. Mg(OH)2
5. Kemasan Terkecil 60 ml
Bahan Aktif
Al(OH)3 dan
Mg(OH)2
Dikemas
Dibuat dalam Air tempat
Werring dalam botol Kurang
bentuk pertumbuhan
Agent berwarna Aceptable
Suspensi mikroba
gelap
Untuk
Suspending Perlu Perlu perasa
meningkatkan Perlu Pemanis
Agent pengawet dan pewarna
kelarutan
G. FORMULA
FORMULA I
1. Perhitungan Bahan
● Al(OH)3
● Mg(OH)2
● Gum xanthan
● Gliserin
● Metil paraben
0,1% x 60 ml = 0,06 g
● Sukrosa
25% x 60 ml = 15 g
● Aquadest
49,4% x 60 ml = 29,94 ml
2. Perhitungan ADI
A. Gum xanthan
- Gum xanthan
- Gliserin
3. Cara Peracikan
Cara basah
1. Siapkan alat dan bahan, kalibrasi botol ad 60 ml
2. Timbang 2,4 g Al(OH)3 dan 2,4 g Mg(OH)2 gerus ad homogen.
3. Tambahkan 11,358 gram gliserin, gerus ad terbasahi dan homogen.
4. Timbang Gum xanthan 1,2 g dan taburkan diatas cawan yang berisi
aquadest diamkan ad mengembang dan gerus ad terbentuk mucilago lalu
tambahkan ke campuran diatas lalu gerus ad homogen.
5. Tambahkan Metil paraben 0,06 g, campurkan kedalam campuran bahan
gerus ad homogen.
6. Timbang 27 g sukrosa dan campurkan kedalam campuran bahan lalu gerus
ad homogen.
7. Tambahkan peppermint oil flavor dan pewarna Fast green FCF , gerus ad
homogen.
8. Tambahkan aquadest ad 60 ml, aduk ad homogen.
FORMULA II
1. Perhitungan bahan
● Al(OH)3
● Mg(OH)2
● Metil selulosa
2,0/100 x 60 ml = 1,2 g
● Gliserin
● Propilen glikol
● Sorbitol
● Aquadest
35/100 x 60 ml = 21 ml
2. Perhitungan ADI
A. Propilen Glikol
- Propilen glikol
- Gliserin
C. Sorbitol
- Sorbitol
3. Cara peracikan :
Cara Basah
3. Timbang Metil Selulosa 1,2 g dan taburkan diatas cawan berisi 20 mL air
panas diamkan ad mengembang dan gerus ad terbentuk mucilage lalu
tambahkan campuran (1 dan 2) lalu gerus ad homogen.
7. Ditambahkan orange flavor dan pewarna Fast green FCF kemudian aduk ad
homogen.
FORMULA III
Bahan
Fungsi Rentang Kadar Untuk 60 ml
pemakaian
Peppermint Corrigen qs qs
oil saporis
1. Perhitungan Bahan
● Al(OH)3
● Mg(OH)2
● CMC Na
1,0/100 x 60 ml = 0,6 g
● Propilen glikol
● Gliserin
● Sodium sakarin
● Aquadest
Umur BB Kg 0 – 25 mg/KgBB
- Propilen Glikol
Propilen glikol
B. Gliserin
- Gliserin
Gliserin
C. Sodium saccharin
Umur BB Kg 0 – 5 mg/KgBB
Sodium saccharin
D. CMC Na
Umur BB Kg 4 - 10 g/hari
CMC Na
1,0/100x 60 ml = 0,6 g
Kandungan propilen glikol = ((30-60 ml))/(60 ml) x 0,6 g = 0,3 - 0,6 g (kurang dari
rentang ADI)
Bobot jenis
1,00.
Bobot jenis
0,896 - 0,908.
Orange flavour Cairan, rasa Perasa
jeruk
1. Uji Organoleptis
Definisi : Uji organoleptis adalah pengujian terhadap kualitas dari suatu produk
berdasarkan penilaian terhadap atribut - atribut produk dengan menggunakan organ tubuh
atau panca indra. Atribut - atribut yang biasanya dinilai adalah rasa, warna, aroma dan
tekstur.
( Titis, Adelya dkk. 2017)
Fungsi: Mengetahui sifat mutu produk meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur.
Prosedur :
a. Rasa dinilai menggunakan indra perasa lidah
b. Warna dinilai menggunakan indra penglihatan mata
c. Aroma dinilai menggunakan indra penciuman hidung
d. Tekstur dinilai menggunakan indra peraba kulit dan indra pendengaran telinga
Fungsi : Mengetahui homogenitas dan distribusi partikel sediaan suspensi aluminium dan
magnesium hidroksida
Alat : Mikroskop
Prosedur :
a. Ambil sediaan dengan cara sampling yaitu bagian atas, tengah, dan bawah
b. Teteskan sediaan yang telah diambil pada object glass
c. Ratakan hingga mambentuk lapisan tipis
d. Amati partikel pada tiap sampel menggunakan mikroskop. Suspensi yang homogen
akan memperlihatkan jumlah atau distribusi ukuran partikel yang relative hampir
sama pada berbagai tempat pengambilan sampel (suspense dikocok terlebih
dahulu). (Farmakope Indonesia IV, 1995).
3. Uji pH
Definisi : Uji pH adalah uji yang dilakukan untuk mengukur pH. Harga pH sendiri adalah
harga yang diberikan oleh alat potensiometnik (pH meter) yang sesuai, yang telah
dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH
menggunakan elektrode indikator yang peka, elektroda kaca, dan elektrode pembanding
yang sesuai. Pengukuran dilakukan pada suhu 25°±2°, kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi. Harga pH yang diukur disini tidak persis sama dengan yang
diperoleh dengan definisi kiasik, bahwa pH = - [log H+]. Jika pH larutan yang diukur
mempunyai komposisi yang cukup mirip dengan larutan dapar yang digunakan untuk
pembakuan, pH yang diukur mendekati pH teoritis (FI V, 2014).
Alat : pH meter
Sumber : www.fishersci.ca
Prosedur :
1. Dibersihkan electrode yang digunakan dengan aquadest.
2. Disiapkan larutan buffer standar dengan pH yang sesuai atau mendekati pH sediaan
yang akan digunakan untuk kalibrasi dan sampel suspensi.
3. Dimasukkan electrode ke dalam larutan standar buffer.
4. Diatur posisi pH meter dalam keadaan on.
5. Dicatat pH yang terbaca pada alat dan dihitung selisih pH standar teoritis dan pH
yang terbaca pada alat (selisih digunakan sebagai faktor koreksi untuk pembacaan
pH selanjutnya).
6. Dibersihkan elektroda yang digunakan dengan aquadest.
7. Diukur pH sampel suspensi.
8. Dicatat pH yang terbaca dan direplikasi sebanyak tiga kali.
Syarat : Sediaan suspensi oral aluminium dan magnesium hidroksida memiliki pH antara
7,3 - 8,5 (FI V, 2014).
Alat : Piknometer
Sumber : www.fishersci.ca
Prosedur :
1. Disiapkan sampel suspensi.
2. Dibersihkan piknometer dan dikeringkan.
3. Ditimbang piknometer kosong dengan neraca analitik dan dicatat beserta volume
yang tertera pada piknometer.
4. Diisi piknometer dengan sampel suspensi sampai garis tanda.
5. Diesuaikan suhu yang tertera pada piknometer dengan suhu sediaan.
6. Ditimbang piknometer yang berisi sampel suspensi.
7. Dilakukan replikasi sebanyak tiga kali.
8. Dihitung berat jenis masing-masing replikasi dengan rumus :
𝑚2 − 𝑚 1
𝜌 =
𝑚
dimana, m2 = berat piknometer berisi sampel suspensi; m1 = berat piknometer
kosong; dan V = volume yang tertera pada piknometer.
9. Dihitung rata-rata berat jenisnya.
5. Uji Viskositas
Definisi : Uji viskositas adalah uji yang digunakan untuk mengukur dan menganalisa
tingkat kekentalan (viskositas) pada suatu zat cair. Viskositas adalah suatu sifat cairan yang
berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. dimana makin tinggi tingkat
kekentalan maka semakin besar tingkat hambatannya. Viskositas didefinisikan sebagai
gaya yang diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan
datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi tertentu bila ruang di antara permukaan
tersebut diisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya. Kekentalan adalah
tekanan geser dibagi laju tegangan geser. Satuan dasarnya yaitu poise; namun oleh karena
kekentalan yang diukur umunya merupakan harga pecahan poise, maka lebih mudah
digunakan satuan dasar sentipoise (1 poise = 100 sentipoise). (Farmakope Indonesia IV,
1995).
Prosedur :
1. Tuang sediaan ke dalam beaker glass.
2. Masukkan sediaan yang ada pada beaker glass ke dalam viskometer Ostwald.
3. Hisap menggunakan filler sampai batas garis ‘Start mark’ dan biarkan cairan air
mengalir sampai batas garis ‘Stop Mark’.
4. Catat waktu yang dibutuhkan saat mengalir. Lakukan percobaan sebanyak 3x.
5. Hitung viskositas sediaan dengan rumus.
6. Uji Redispersi
Definisi : Merupakan suatu uji yang dilakukan untuk melihat suatu sediaan suspensi dapat
terdispersi kembali. Uji ini dilakukan setelah evaluasi volume sedimentasi selesai
dilakukan.
Fungsi : Untuk melihat apakah suspensi mudah atau tidak untuk terdispersi kembali.
Alat : -
Prosedur :
Pada uji ini dilakukan secara manual dan sangat berhati-hati
1. Dimasukkan sediaan suspensi ke dalam tabung reaksi.
2. Diputar 1800 tabung reaksi dengan hati-hati, kemudian dibalikkan seperti semula.
Syarat : Kemampuan redispersi baik bila suspensi terdispersi sempurna dan diberi nilai
100%. Setiap pengulangan uji redispersi pada sampel yang sama, maka akan
menurunkan nilai redispersi sebesar 5%.
Alat : -
Prosedur :
Hitung volume sedimentasi dapat menggunakan rumus
F = Vs / Vi
Keterangan
F : volume sedimentasi
Vs : volume akhir endapan
Vi : volume awal suspensi
Anwar , Effionora. 2012.Eksipien dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi. Jakarta:
PT. Dian Rakyat.
BNF, 2018, British National Formulary 76th Edition, BMJ Publishing Group, London.
David S. Jones. 2008, Pharmaceutics - Dosage Form and Design, : Pharmaceutical Press
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 1995, Farmakope Indonesia
Edisi IV, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2014, Farmakope Indonesia
Edisi V, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan
Bahan Tambahan Pangan Pengawet.
Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Batas Maksimum Penggunaan
Bahan Tambahan Pangan Pemanis.
Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan
Bahan Tambahan Pangan Pembawa.
Rowe, C., Raymond, J. Paul, and Marian, E. Quinn, 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation,
London.
Sweetman, S. C. 2009. The 36th edition of Martindale: The Complete Drug Reference. London,
England, UK: Pharmaceutical Press.
Titis, Adelya dkk., 2017, Pengawasan Mutu Makanan , Malang : Universitas Brawijaya Press.