III. PREFORMULASI
A. ZAT AKTIF
1. Aluminium Hidroksida Koloidal (FI III 1979, hal. 80)
B. ZAT TAMBAHAN
1. Natrium CMC (Farmakope Indonesia Edisi IV hal 175)
Nama resmi : Carboxymethylcellulose sodium
Nama lain : CMC Na
RM : C8H16NaO8
BM : 263,20
Pemerian : Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopis.
Kelarutan :Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan
koloida, tidak larut dalam etanol, eter, dan pelarut
organik lain.
pH : Larutan stabil pada pH 2-10, pengendapan terjadi pada
pH dibawah 2
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Suspending agent
B. ZAT TAMBAHAN
1) Bahan pensuspensi / suspending agent : Na CMC
2) Bahan pembasah (wetting agent) : Gliserin
3) Pemanis 1 : Na Siklamat
4) Pemanis 2 : Sukrosa
5) Pengaroma : Ol. Menthae Piperithae
6) Pewarna :Hijau FCF CI. No. 42053
7) Pengawet 1 : Nipagin
8) Pengawet 2 : Nipasol
9) Antioksidan : Asam Sitrat
10) Pendapar : Natrium Sitrat
11) Pembawa : Air Suling (Aquadest)
Hijau FCF CI. No. 42053 0,0025 gram 0,03 gram 0,15 gram
(Fast green FCF) (0,05%)
0,05/100 x 4mL = 0,0025
gram
c. Pemeriksaan BJ
Alat : Piknometer
Prosedur :
- Ditimbang piknometer kosong (Wpikno)
- Piknometer kosong diisi air suling hingga penuh kemudian ditimbang
(Wpikno + air )
- Dihitung selisih antara Wpikno+air dan Wpikno didapat Wair.
- Selanjutnya Wair dibagi oleh massa jenis air sehingga didapat volume
air Vair
- Suspensi dimasukkan ke dalam piknometer kosong, kemudian
ditimbang (Wpikno + sirup)
- Dihitung selisih antara Wpikno + suspensi dan Wpikno didapat
Wsuspensi
- Selanjutnya Wsuspensi dibagi oleh Wair sehingga diperoleh massa jenis
sirup
- Massa jenis sirup selanjutnya dibagi oleh massa jenis air, sehingga
diperoleh berat jenis sirup
d. Pemeriksaan Viskositas
- Siapkan alat viskometer
- Masukkan 10mL sediaan suspensi kedalam viskometer
- Pipet larutan sirup sampai tanda batas atas
- Lepas filler dan catat waktu yang dibutuhkan larutan
- Visko = Bj x t
e. Pemeriksaan Kadar
1. Larutan Uji Sampel
Pipet larutan suspensi 20 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml
Tambahkan 30 ml HCl 4N dan 20 ml Aquadest secara perlahan lahan,
hangatkan saring ke dalam labu takar 250 ml
Bilas gelas kimia dengan HCL 4N 20 ml dan tambahkan 40 ml aquadest,
panaskan kemudian saring.
Encerkan dengan aquadest hingga tanda batas.
2. Kadar Al(OH)3
Pipet 10 ml larutan uji ke dalam erlenmeyer 250 ml.
Tambahkan 20 ml aquadest , 25 ml EDTA 0,05 M, dan buffer Ammonium
Asetat, panaskan hingga mendidih tunggu 5 menit, dinginkan.
Tambahkan 50 ml etanol 95% dan 2 ml ditizol
Titrasi dengan ZnSO4 0,05 N sampai warna merah muda.
Lakukan titrasi blanko
1 ml EDTA setara dengan 3,9 mg Al(OH)3
M 3,9 Wr 250
% Al(OH)3 = ( Vblanko-Vsampel ) x 0,05 x dosis x Ws x x 100%
10
100 x V x N x K x Br
% Mg(OH)2 = x 100 %
10 x 0,05 x Bi x Bp
XV. RANCANGAN KEMASAN
A. KEMASAN PRIMER
B. KEMASAN SEKUNDER
C. LEAFLET
ALMALIN®
ANTASIDA SUSPENSI
KOMPOSISI :
Tiap 1 sendok takar (5 ml) mengandung :
Alumunium hidroksida 200 mg
Magnesium hidroksida 200 mg
KONTRA INDIKASI :
Jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal yang berat, karena dapat
menimbulkan hipermagnesia (kadar magnesium dalam darah meningkat).
EFEK SAMPING :
Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala
tersebut akan hilang bila pemakaian obat dihentikan.
INTERAKSI OBAT :
Pemberian bersama-sama dengan simetidin atau tetrasiklin dapat mengurangi
absorpsi obat tersebut.
PENYIMPANAN :
Simpan ditempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya
KEMASAN :
ALMALIN® Suspensi
Dus, Botol 60mL
No.Reg : DBL2019100233A1
:
Diproduksi oleh :
PT LINDA – FARMA
Bandung - Indonesia
D. PENJELASAN TENTANG DATA YANG TERCANTUM DALAM KEMASAN
1. Nomor Registrasi
CARA PENOMORAN NO.REGISTRASI (PERMENKES RI NO.
920/MENKES/PER/X/1995 TENTANG PENDAFTARAN OBAT JADI IMPOR)
DBL 2 0 1 9 1 0 0 2 3 3 A 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Keterangan :
Kotak no 1 membedakan nama obat jadi
D : Nama Dagang
G : Nama Generik
Kotak no 9,10, dan 11 menunjukkan nomor urut obat jadi yang disetujui untuk
masing-masing pabrik.
002 : Nomor urut obat jadi yang disetujui oleh pabrik.
Kotak no 12 dan 13 menunjukkan kekuatan sediaan obat jadi. Macam sediaan yang
ada yaitu :
12 : Tablet isap
37 : Sirup
24 : bedak/talk
62 : Inhalasi
33 : Suspensi
30 : Salep
29 : krim
10 : Tablet
01 : Kapsul
46 : Collyria
36 : Drops
Kotak nomor 15 menunjukkan kemasan yang berbeda untuk tiap nama, kekuatan
dan bentuk sediaan obat jadi.
“1” :Menunjukkan kemasan yang pertama
“2” :Menunjukkan beda kemasan yang pertama
“3” :Menunjukkan beda kemasan.
2. Nomor Batch
K : Obat di produksi pada bulan November, K merupakan alphabet ke-11
20 : Obat di produksi pada tahun 2020
001: Produk pertama yang di produksi dan hanya 1 lot
XVII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan sediaan suspensi antasida. Antasida
digunakan untuk menetralkan asam lambung. PH tidak boleh terlalu rendah, jika
asam lambung terlalu asam dan pH rendah maka akan menyebkan ulcer.
Pada evaluasi uji organoleptis hasil yang didapat yaitu warna hijau, bau permen,
dan rasanya manis. Lalu untuk pemeriksaan pH menggunakan pH meter. Pada
Farnakope Indonesia Edisi IV syarat pH adalah 5,5 – 8,0. Lalu pemeriksaan BJ
menggunakan piknometer. BJ dikatakan memenuhi syarat jika sediaan suspensi
melebihi bobot jenis air atau di atas 1,0. Lalu dilakukan uji viskositas menggunakan
viskometer. Pada evaluasi pemeriksaan kadar Aluminium Hidroksida, syarat
kadarnya tidak kurang dari 47,0 % Al2O3 (FI III hal 80).
Suspensi yang baik salah satu cirinya adalah sediaan ini akan mudah terdispersi
kembali setelah dilakukan pengocokan (Flokulasi). Apabila dalam sediaan
suspensi terdapat endapan yang sukar terdispersi kembali bisa jadi karena sediaan
sudah kadaluarsa sehingga suspensi ini sudah tidak layak untuk digunakan. Sediaan
suspensi dapat rusak pula karena penyimpanan yang tidak tepat. Sedangkan
sediaan suspensi yang kurang baik adalah apabila endapan yang terjadi pada
suspensi tersebut tidak mudah terdispersi kembali dengan pengocokan dan
membentuk cake yang liat ( Deflokulasi )
XVIII. KESIMPULAN
1. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
2. Antasida (Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida) adalah obat
yang mengandung basa – basa lemah yang digunakan untuk menetralkan asam
lambung yang berlebihan.
3. Antasida termasuk ke dalam obat bebas yang dapat dibeli tanpa menggunakan
resep dokter.
4. Antasida praktis tidak larut dalam air sehingga dibuat sediaan suspensi dengan
penambahan suspending agent.
5. Suspensi yang baik salah satu cirinya adalah sediaan ini akan mudah terdispersi
kembali setelah dilakukan pengocokan ( Flokulasi)
https://siplah.pesonaedu.id/product/1348/natrium-sitrat-50percent-1-liter-student-
grade) (diakses tanggal 8/11/2020)
https://lifestyle.kompas.com/read/2010/10/12/0928286/mengenal.pengawet.nipag
in.(diakses tanggal 11/11/2020