Dasar teori
b. Injeksi
Injeksi IV bolus pelan 250 mcg diulangi bila perlu. IV infus, dosis awal
5mcg/menit, disesuaikan dengan respon dan nadi, biasanya dalam interval 3-20
mcg/menit, atau lebih bila perlu. Anak-anak 1-12 bulan 0,1-1mcg/kg/menit
(unlicensed).
c. Inhalasi
Dewasa : 100-200 mcg (1-2 semprot); untuk gejala yang menetap boleh di
berikan sampai 4 kali sehari. Anak-anak : 100mcg (1 semprot),dapat ditingkatkan
sampai 200 mcg (2 semprot) bila perlu; untuk gejala menetap boleh diberikan
sampai 4 kali sehari. Profilaksis pada exercise-induced bronchospasm, Dewasa
200mcg (2 semprot); anak-anak 100mcg (1semprot), ditingkatkan sampai
200mcg (2 semprot) bila perlu. Serbuk inhalasi : Dewasa 200-400 mcg; untuk
gejala yang menetap boleh diberikansampai 4 kali sehari; anak-anak 200mcg.
Profilaksis untuk exercise-induced bronchospasm Dewasa 400mcg; anak-anak
200 mcg
d. Sirup
Anak 2 – 6 tahun: dimulai dari dosis 0,1 mg/kg/pemberian sebanyak 3 kali;
maksimal 3 x 2 mg. Jika diperlukan dapat ditingkatkan menjadi 0,2
mg/kg/pemberian sebanyak 3 kali, maksimal 3 x 4 mg.
Anak 6 – tahun: 2 mg sebanyak 3 – 4 kali; dapat ditingkatkan sampai maksimal
24 mg/hari.
II. Rumur Struktur Salbutamol (IUPAC)
Sintesis salbutamol pertama telah dilaporkan pada tahun 1966. Salbutamol (Albuterol
= 2-tert-butylamino-1-4(hydroxy-3-hydroxymethylphenyl) ethanol. Pada dasarnya
berbeda dengan semua senyawa simpatomitetik yang lain yang gugus hidroksilnya
pada C3 dari cincin aromatic digantikan oleh gugus hidroksimetil.
Salbutamol adalah β2-adrenergik simpatomimetik amin dengan aksi farmakologi yang
mirip dengan terbutalin. Salbutamol tidak memiliki efek β1-adrenoreseptor pada
jantung. Senyawa ini menunjukkan efek bronkolitik, mencegah atau mengurangi
bronkospasme, menurunkan resistensi saluran napas dan meningkatkan kapasitas vital
paru paru. Salbutamol digunakan secara luas pada kasus asma bronchial dan
gangguan lain saluran pernapasan yang diakibatkan olek keadaan spasme dari bronki.
Sinonim dari salbutamol adalah albuterol, aloprol, ventolin, volma, salbuvent dll.
LANGKAH-LANGKAH SINTESIS
Salbutamol dapat dibuat dari 4-hydroxyacetophenone (I), klormetilasi dari senyawa ini
menghasilkan 4-hydroxy-3-hydroxymethylacetophenone (II). Asilasi dari (II) dengan
anhidrida asetat/asam asetat/natrium asetat membentuk derivat diasetil (III) yang
kemudian dibrominasi membentuk bromoacetophenone (IV). Selanjutnya,
bromoecetophenon direaksikan dengan N-benzyl-N-tert-butylamin menghasilkan
derivat asetophenon (V). Gugus asetilnya kemudian dihidrolisis dengan HCl
menghasilkan produk (VI), mengalami reduksi dengan sodium borohydride untuk
mengubah gugus keto menjadi gugus hidroksil, menghasilkan produk (VII). Kemudian
dihidrogenasi menggunakan katalisator palladium untuk melepaskan benzyl-protecting
group membentuk salbutamol (VIII).
2. Sintesis dari metil ester salisilat
Cara ini sedikit berbeda dari cara pertama, dan dimulai dari pembentukan 4-hidroksi-
3-asetoksibromoasetofenon (III) dengan cara asilasi dari metil ester salisilat (I)
menggunkan bromoasetilklorida (II). Senyawa ini lalu bereaksi dengan N-benzil-tert-
butylamin dan membentuk senyawa produk (IV), lalu dihidrolisis sempurna dengan
litium aluminium hidrida menjadi salbutamol tersubtitusi N-Benzil (V). Gugus benzyl
kemudian digantikan dengan hidrogen menggunakan katalisator palladium
menghasilkan salbutamol (VI).
3. Reaksi Friedel-Crafts
Reaksi Friedel and Crafts menggunakan formaldehid dalam HCl mengawali pembentukan 3’-
chloromethyl 4’-hydroxyacetophenon dalam jumlah 85%. Asetilasi pada fenol dan gugus
chloromethyl akan terbentuk dengan menggunakan pelarut campuran asetat anhidrida, natrium
asetat dan asam asetat. Tahap selanjutnya adalah reaksi bromine dalam chloroform membentuk
α-bromoketon melalui tautomerisasi enol. Reduksi yang selektif dari keton oleh natrium
borohidrida dan diikuti dengan siklisasi mengawali pembentukan epoksida. Pada akhirnya,
pembukaan nukleofilik dari cincin epoksida melalui ikatan amin primer akan membentuk fungsi
amino alcohol dan deproteksi dari gugus hidroksi akan menyempurnakan senyawa target.
Dengan penambahan gugus metil pada ujung molekulnya, maka diperoleh senyawa
isoproterenol dan tahap selanjutnya adalah subtitusi gugus isopropyl dengan t-butil
membentuk salbutamol.