Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN SEMISOLIDA

SEDIAAN EMULGEL

Disusun Oleh Kelompok G2 :

Angelie Salsabila Putri 201810410311311


Novia Cahya Wulandari 201810410311312
Dicky Wahyudi 201810410311313
Atina Setianingsih 201810410311314
Faiz Nur Rendra Safira 201810410311317
Nur Wahaidah Fitri 201810410311318
Ghassani Shabrina Putri 201810410311319
Diajeng Windihasmiega Putri 201810410311320
Nisaiyah Wahidatul Mamlu’ah 201810410311321
Amara Febriyanti Putri P 201810410311323
Devi Indah Permana 201810410311328
Alief Brahma Rizki Indallah 201810410311329

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
1.) Senyawa Aktif Natrium Diklofenak

(go.drugbank.com/structures/DBSALT000466)

Sinonim Diclofenac sodium, Diclofenac sodium salt, Sodium


diclofenac, Voltaren
(pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Diclofenac-sodium)

Nama sodium;2-[2-(2,6-dichloroanilino)phenyl]acetate
Kimia
(NCBI, 2021)

Rumus C14H10Cl2NNaO2
Molekul (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov)

Berat 318.1 g/mol


Molekul (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov)

Efek/Khasiat Natrium diklofenak merupakan salah satu obat untuk


artritis reumatoid, osteoartritis atau nyeri otot rangka
akut yang memiliki potensi lebih besar tetapi memiliki
efek samping yang lebih rendah dibandingkan obat lain
yang sejenis. Natrium diklofenak merupakan penghambat
siklooksigenase yang kuat dengan efek analgesik dan
antipiretik. (Astuti, K. W., & Sumirtapura, Y. C. (2012).)

Efek Samping Timbul rasa tidak nyaman pada saluran cerna, mual, diare,
terkadang pendarahan dan tukak, reaksi hipersensifitas
terutama angio edema dan bronkospasme, sakit kepala,
pusing, vertigo, gangguan pendengaran, fotosensifitas dan
hematuria. (Rosyada, E., dkk, 2019)

Natrium Diklofenak

Karakteristik Organoleptis: Putih sampai putih, higroskopis, bubuk kristal.


Fisika (USP 38 NF 31, 2013).
Titik Lebur: 284.0 ° C
Kelarutan: Larut bebas dalam metanol; larut dalam etanol;
sedikit larut dalam air; praktis tidak larut dalam kloroform dan
dalam eter. (USP 38 NF 31, 2013).

Berat Molekul : 318.1 g/mol


LogP: 0.7 (LogP)
(NCBI, 2021)

Karakteristik pH larutan 1% dalam air adalah antara 7.0 dan 8.


Kimia
(Martindale 36)
Keterangan MekanismeAksi: Diklofenak adalah turunan asam fenilasetat
Khusus dan obat antiinflamasi non steroid (NSAID). Label NSAID
menghambat siklooksigenase (COX) -1 dan-2 yang merupakan
enzim yang bertanggung jawab untuk memproduksi
prostaglandin (PG). PG berkontribusi pada peradangan dan sinyal
nyeri. Diklofenak, seperti NSAID lainnya, sering digunakan
sebagai terapi lini pertama untuk nyeri akut dan kronis serta
peradangan dari berbagaipenyebab. (go.drugbank)
Farmakologi: Sodium
Diklofenak adalah bentuk garam natrium dari diklofenak , turunan
asam asetat benzena dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
dengan aktivitas analgesik, antipiretik dan anti-inflamasi.
Natrium diklofenak adalah inhibitor siklooksigenase (COX) non-
selektif reversibel dan kompetitif, yang kemudian menghalangi
konversi asam arakidonat menjadi prekursor prostaglandin. Ini
mengarah pada penghambatan pembentukan prostaglandin yang
terlibat dalam rasa sakit, pembengkakan dan demam. (NCBI,
2021)

A. BAHAN AKTIF TERPILIH : Natrium diklofenak

Alasannya : Sediaan topikal dengan bahan aktif natrium diklofenak memiliki


kemampuan berdifusi melalui kulit agar dapat mencapai ke dermis. Salah satu parameter
mutu untuk sediaan topikal adalah kemampuan bahan aktif untuk berdifusi melalui
kulit (Mohammed, 2000).

B. BENTUK SEDIAAN TERPILIH : Emulgel

Alasannya : Pemberian diklofenak secara sistemik mengakibatkan efek samping tukak


lambung karena berkurangnya sifat proteksi mukosa lambung (Mutschler, 1994).
Oleh karena itu, saat ini banyak dikembangkan sediaan topikal untuk pemakaian
lokal agar dapat mengurangi efek samping dan mengatasi penurunan ketersediaan
hayati oleh efek metabolisme di hati.

C. DOSIS DAN JUMLAH KEMASAN

200 gr

D. PERSYARATAN BENTUK SEDIAAN


1. Memiliki daya sebar dan melembutkan
2. Stabil
3. Homogen
4. Mudah dicuci
5. Bahan dasar cocok dengan bahan aktif

E. SPESIFIKASI SEDIAAN

Bentuk sediaan Emulgel Na-Diklofenak

Kadar bahan aktif Na-Diklofenak 1 %

pH sediaan 5-6 sesuai ph kulit

Ukuran partikel 7,0

Viskositas 2000 - 4000 cps

Warna putih

Bau Segar bau menthol


F. SKEMA
G. FORMULA TERPILIH

Formula 1

Bahan Fungsi % Rentang % yang Untuk 200 mg


yang dipakai dipakai

Natrium Diclofenac Bahan Aktif 1% 2g

Carbomer Gelling agent 0,5 - 2,0 % 1,5% 3 gr

Tween 80 Emulgator 5% 2,5% 5g

Span 20 Emulgator 5% 2,5% 5g

Nipagin Pengawet 0,02% - 0,3% 0,06% 0,12 g

Nipasol Pengawet 0,01% - 0,6% 0,05% 0,1 g

Olive Oil Emollient 5% 10g

BHT Antioksidan 0,0075% - 0,1% 0,1% 0,2 g

TEA Gelling Agent 1,5% 3g

Propilenglikol Kosolven ~15% 20% 40 g


Humectan

Menthol Enhancer 0,05% - 10,0% 2% 4g

Aquadest Pelarut Ad 100% Ad 100% 127,58 g

1. Penimbangan Bahan

Natrium Diclofenac : 1/100 x 200g =2g


Carbomer : 1,5/100 x 200g =3g
Tween 80 : 2,5/100 x 200g =5g
Span 20 : 1/100 x 200g =5g
Nipagin : 0,06/100 x 200g = 0,12 g
Nipasol : 0,05/100 x 200g = 0,1 g
Olive Oil : 5/100 x 200g = 10 g
BHT : 0,1/100 x 200g = 0,2 g
TEA : 1,5/100 x 200g =3g
Propilenglikol : 20/100 x 200g = 40 g
Menthol : 2/100 x 200g =4g
Aquadest = 200 g - (2 + 3 + 5 + 5 + 0,12 + 0,1 + 10 + 0,2 + 3 + 40 + 4)g
= 127,58 g

2. Cara Peracikan
1. Ditimbang semua bahan yang akan digunakan dalam formulasi kemudian
disisihkan serta ditara wadah emulgel
2. Digerus Menthol dalam mortir lain
3. Dibuat basis emulgel emulgel : Carbomer ditaburkan sedikit demi sedikit
ke dalam mortir yang berisi air lalu ditambah TEA ad terbentuk massa Gel.
Ditunggu hingga mengembang sempurna.
4. Dilarutkan Na Diklofenak setengahnya dengan setengah propilenglikol
5. Dibuat fase air dan fase minyak :
➔ Fase minyak : dimasukan setengah sisa Na diclofenac, span 20,
menthol, nipasol, oleum olive, dan BHT ke cawan penguap. Lalu
dilebur diatas water bath
➔ Fase Air : Nipagin dilarutkan dalam propilen glikol , kemudian
ditambahkan dengan tween 80, aduk ad larut dan homogen dalam
beaker glass, panaskan di waterbath.
6. Dimasukan fase minyak kedalam fase air sedikit demi sedikit, aduk sampai
homogen ( fase emulsi)
7. Campurkan Keduanya dimasukan kedalam mortir berisi basis gel, gerus ad
homogen, kemudian ditambahkan menthol.
8. Dimasukan sediaan ke dalam wadah emulgel yang telah ditara sebelumnya
dan dihitung bobot yang didapat .
Formula 2

Bahan Fungsi % Rentang yang % yang dipakai Untuk 200 mg


dipakai

1% 2g
Natrium Diclofenac Bahan Aktif

0,5 - 2,0 % 3,75% 7,5 g


Carbopol Gel base

5% 4% 8g
Tween 80 Emulgator

5% 4,7% 9,4g
Span 20 Emulgator

< 0,005% 0,004% 0,008 g


Parafin cair Pengawet

Pengawet 0,2% 0,4 g


Metil paraben 0,02 % - 0,3 %

Pengawet 0,01% - 0,6% 0,055% 0,11 g


Propil paraben

Alkalizing agent 2-4% 3,85% 7,7 g


TEA

kosolven >15% 20% 40 g


Propilenglikol

Aquadest Pelarut q.s

1. Pehitungan Bahan:
Natrium Diklofenak : 1/100 x 200g =2g
Carbopol : 3,75/100 x 200g = 7,5 g
Tween 80 : 4/100 x 200 g =8g
Span 20 : 4,7/100 x 200g = 9,4 g
Parafin cair : 0,004/100x 200 g = 0,008 g
Metil paraben : 0,2/100 x 200g = 0,4 g
Propil paraben : 0,055/100 x 200g = 0,11 g
TEA : 3,85/100 x 200g = 7,7 g
Propilenglikol : 20/100 x 200g = 40g
Aquadest :200 g – (2 + 7,5 + 8 + 9,4 + 0,008 + 0,4 + 0,11 + 7,77 + 40) g
= 124,882 ml
2. Cara peracikan:
1) Ditimbang semua bahan yang akan digunakan
2) Tara wadah sediaan emulgel
3) Tabur Carbopol sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang berisi air lalu ditambah
TEA ad terbentuk massa Gel. Tunggu hingga mengembang sempurna.
4) Larutkan Na Diklofenak setengahnya dengan setengah propilenglikol
5) Dibuat fase air dan fase minyak :
➔ Fase minyak : dimasukan setengah sisa Na diclofenac, span 20, propil paraben,
paraffin cair ke cawan penguap. Lalu dilebur diatas water bath
➔ Fase Air : metil paraben dilarutkan dalam propilen glikol , kemudian
ditambahkan dengan tween 80, aduk ad larut dan homogen dalam beaker glass,
panaskan di waterbath.
6) Dimasukan fase minyak kedalam fase air sedikit demi sedikit, aduk sampai
homogen ( fase emulsi)
7) Campurkan Keduanya dimasukan kedalam mortir berisi basis gel, gerus ad
homogen.
8) Dimasukan sediaan ke dalam wadah emulgel yang telah ditara sebelumnya.
9) Dihitung bobot yang didapat .
Formula 3

Bahan Fungsi % Rentang yang % yang Untuk 200


dipakai dipakai mg

1% 2g
Natrium Bahan Aktif
Diclofenac

0.5 % - 2.0 % 1% 2g
Carbopol Gel base

5% 0.5 % 1g
Tween 20 Emulgator

5% 1% 2g
Span 20 Emulgator

1 % - 32 % 7.5 % 15 g
Parafin cair Pengawet

Pengawet 0.02 % - 0.3 % 0.03 % 0,06 g


Metil paraben

Pengawet 0.01 % - 0.6 % 0.01 % 0,02 g


Propil paraben

Alkalizing 2% - 4% 2.5 % 5g
TEA
Agent

2.5 % 5g
Ethanol

kosolven 15 % 5% 10 g
Propilenglikol

10 % 20 g
Clove oil

137.74 g
Aquadest Pelarut qs

1. Pehitungan Bahan:
Natrium Diklofenak : 1/100 x 200g =2g
Carbopol : 1/100 x 200g =2g
Tween 20 : 0.5/100 x 200 g =1g
Span 20 : 1/100 x 200g =2g
Parafin cair : 7.5/100x 200 g = 15 g
Metil paraben : 0,03/100 x 200g = 0,06 g
Propil paraben : 0,01/100 x 200g = 0,2 g
TEA : 2.5/100 x 200g =5g
Ethanol : 2.5/100 x 200g =5g
Propilenglikol : 5/100 x 200g = 10g
Clove Oil : 10/100 x 200g = 20 g
Aquadest : 200 g – (2 + 2 + 1 + 2 + 15 + 0,06 + 0,2 + 5 + 5 + 10 + 20) g
= 137.74 ml
2. Cara peracikan:
1) Ditimbang semua bahan yang akan digunakan
2) Tara wadah sediaan emulgel
3) Tabur Carbopol sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang berisi air lalu ditambah
TEA ad terbentuk massa Gel. Tunggu hingga mengembang sempurna.
4) Dibuat fase air dan fase minyak :
➔ Fase minyak : span 20 dilarutkan dengan paraffin cair ke cawan penguap. Lalu
dilebur diatas water bath
➔ Fase Air : tween 20 dilarutkan dalam aquade, aduk ad larut dan homogen dalam
beaker glass, panaskan di waterbath.
5) Metil dan propil paraben dilarutkan dalam propilen glikol.
6) Na. diklofenak dilarutkan dalam etanol
7) Kedua larutan dicampur dengan fase air
8) Minyak cengkeh dicampurkan dengan fase minyak
9) Fase berminyak dan air dipisahkan dipanaskan pada suhu 70-80 C
10) Kemudian fase minyak ditambahkan kedalam fase air dengan pengadukan terus
menerus hingga mendingin.
I. MONOGRAFI EKSIPIEN
1. Carbomer
Pemerian: berwarna putih, lembut, acidic. Serbuk higroskopis dengan bau lemah
yang khas
Kelarutan: Dapat mengembang dalam air dan gliserin dan setelah dinetralisasi
dalam etanol (95%) carbomer tidak melarut tapi mengembang
pH : 2,5-4,0
(HPE 6 thed. P 110)
2. Tween 80
Pemerian : Pada suhu 25 oC berbentuk cairan berminyak berwarna kuning,
memiliki aroma yang khas dan rasa pahit.
Kelarutan : larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam minyak mineral.
(HPE ed 6 p: 549)
3. Span 20
Pemerian : Larutan kental berwarna kekuningan
Kelarutan : umumnya larut dan dapat terdispersi dalam minyak, dapat larut
dalam sebagian besar pelarut organik. Tidak larut dalam air, namun dapat
terdispersi
(HPE ed 6 p: 675)
4. Nipagin
Sinonim : Metil Paraben
Pemerian : Kristal tidak berwarna, berasa burning taste
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol, 3 bagian etanol (95%), 10 bagian eter,
60 bagian gliserin, , tidak larut dalam minyak mineral, 20 bagian minyak
kacang, 5 bagian propylenglikol, 400 bagian air dalam suhu 59 ºC.
Aplikasi Formulasi : Methylparaben banyak digunakan sebagai pengawet
antimikroba di kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi;
Stabilitas : Methylparaben disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat
sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba dari methylparaben dan paraben
lainnya adalah sangat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik.
(HPE 6 ed Hal 441)
5. Nipasol (HPE ed 6 Hal 357)
Sinonim : Propil Paraben
Pemerian : Serbuk berwarna putih, kristal, tidak berbau dan rasanya hambar
Kelarutan : Larut bebas dalam acetone dan ether
Aplikasi Formulasi : Propil Paraben banyak digunakan sebagai pengawet
antimikroba dikosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi
Stabilitas : Propil paraben larut dalm pH 3-6, larutan stabil
(dekomposisi kurang dari 10%) pada suhu kamar sedangkan pada pH 8 atau
lebih hidrolisis cepat ( 10% atau lebih setelah sekitar 60 hari pada suhu kamar.)
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan Magnesium Aluminium Silikat,
Magnesium Trisilikat, Oksida Besi kuning karena dapat mengurangi khasiat
propil paraben dan terjadinya perubahan warna pada propil paraben dengan
adanya besi dan bersifat untuk hidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat.
6. Olive Oil
Pemerian : jernih, tidak berwarna atau kekuningan, minyak cair transparan
Fungsi : Oleaginous vehicle
Kelarutan: agak larut dalam etanol (95%), eter, klorofom, dan karbon disulfida
(HPE ed 6 p: 470)
7. BHT (Buthyl Hidroxy Anisol)
Pemerian : serbuk kristal putih atau hampir putih atau padatan lilin berwarna
putih kekuningan berbau aromatis
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam metanol, mudah larut dalam
kloroform, eter, heksana (HPE ed 6 p: 73)
8. TEA (Trietanolamine )
Pemerian : Cairan kental, kuning pucat, dan berbau kuat.
Kelarutan : mudah larut dalam aseton, methanol dan air
TL : 20-21 oC (HPE 6th ed. page 79)
9. Propilenglikol
Pemerian: jernih, tidak berwarna, kental praktis tidak berbau cairan dengan
beraroma
TL:590C
BJ: 1,098
ADI: 25mg/kgBB
Kelarutan : dapat dicampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%), glyserin,
aqua larut dalam 1:6 eter tidak dapat bercapur dengan oleum mineral.
(HPE ed 6 p: 592)
10. Menthol
Pemerian: serbuk kristal yang mudah mengalir, atau kristal mengkilap tidak
berwarna, dengan aroma dan rasa yang kuat
Kelarutan : angat larut dalam etanol (95%), kloroform, eter, minyak lemak dan
parafin cair
(HPE ed 6 p: 433)
11. Parafin cair :
Parafin (FI III : 475)
Nama resmi : Paraffinum liquidum
Nama lain : Parafin cair
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak berwarna,
hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%), larut dalam
klorofrm P dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai fase minya
EVALUASI SEDIAAN

1. Uji Organoleptik
Uji organoleptis adalah pengujian terhadap kualitas dari suatu produk berdasarkan
penilaian terhadap produk dengan menggunakan organ tubuh atau panca indra. Pada
pengujian organoleptis biasanya yang dinilai rasa, warna, aroma dan tekstur. Uji ini
berfungsi untuk mengetahui mutu produk meliputi warma, aroma, rasa dan tekstur.
Instrumen yang digunakan dalam uji organoleptis adalah pancaindera. Prosedur uji ini
adalah sebagai berikut:
a. Warna dinilai menggunakan indra penglihatan yaitu mata.
b. Aroma dinilai menggunakan indra penciuman yaitu hidung.
c. Tekstur dinilai menggunakan indra peraba kulit.

2. Uji pH
Uji pH bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pH sediaan dengan pH yang
diinginkan dan kesesuaian dengan pH kulit. Nilai pH yang memenuhi kriteria pH kulit
yaitu dalam interval 4,5-6,5(Wahyuni, 2020).

Instrumen yang digunakan dalam uji pH adalah pH meter. Prosedur uji pH adalah:
Sebanyak 0,5 g salep diencerkan dengan 5 ml aquades, kemudian di cek pH larutannya
(Naibaho dkk., 2013).

3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengamati adanya partikel-partikel kasar pada kaca
obyek. Uji ini berfungsi untuk melihat dan mengetahui tercampurnya bahan-bahan sediaan
krim.
Instrumen yang digunakan dalam uji homogenitas adalah object glass. Prosedur uji ini
adalah sebagai berikut:
a. Ditimbang emulgel sebanyak 0,1 gram
b. Dioleskan pada kaca transparan secara merata dan tipis.
c. Homogenitas suatu sediaan apabila tidak terlihat butir-butir kasar (Yenti et al., 2014).

4. Uji Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin
tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Uji ini dengan menggunakan alat
Viskometer Brookfield.

Prosedur uji ini adalah sebagai berikut:


a. Bilas alat viskometer brookfield dengan aquadest, keringkan dengan tissue
b. Masukkan sediaan kedalam beaker glass
c. Pasang pengaduk pada rotor viscometer
d. Pastikan jarum pembaca pada posisi nol
e. Pilih kecepatan dari yang terkecil
f. Tekan tombol on
g. Catat hasil terbaca kemudian kalikan dengan faktor pengkoreksi

5. Uji Daya Sebar


Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan emulgel saat diaplikasikan pada
kulit yang dilakukan segera setelah emulgel dibuat. Prosedur uji ini adalah sebagai berikut:
a. Emulgel ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian diletakkan di atas cawan petri.
b. Di atas emulgel diletakkan cawan petri lain dan pemberat 150 g,
c. Didiamkan 1 menit, kemudian dicatat diameter penyebarannya.
d. Daya sebar gel yang baik antara 5-7 cm (Garg et al, 2002) dalam (Wahyuni, 2020).
6. Uji daya Lekat
Pengujian daya lekat dimaksudkan untuk melihat berapa lama kemampuan salep untuk
melekat. Syarat untuk daya lekat pada sediaan topikal adalah tidak kurang dari 4 detik (Ulaen
dkk., 2012). Prosedur uji ini adalah sebagai berikut:
a. Sebanyak 0,25 gram salep diletakkan di atas gelas obyek yang telah ditentukan
luasnya.
b. Gelas obyek yang lain diletakkan di atas salep tersebut.
c. Setelah itu ditambahkan, beban 1 kg selama 5 menit pada gelas obyek dan dipasang
pada alat tes.
d. Beban seberat 80 gram dilepaskan, dicatat waktunya hingga kedua gelas obyek
tersebut terlepas.
e. Percobaan diulangi sebanyak 5 kali (Rahmawati dkk, 2010) dalam (Pratimasari, 2015).

7. Uji Tipe Emulsi


Tipe emulsi ada dua macam, yaitu air dalam minyak (a/m atau w/o) dan minyak dalam
air (m/a atau o/w). Uji ini berfungsi untuk mengidentifikasi tipe emulsi dari sediaan.
Prosedur uji ini adalah sebagai berikut:
a. Sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia,
b. Ke dalam sampel ditambahkan sedikit air,
c. jika pengocokan atau pengadukannya diperoleh kembali emulsi yang homogen, maka
emulsi yang diuji berjenis M/A. Pada jenis A/M akan diperoleh hasil sebaliknya
(Dewi, 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, K. W., & Sumirtapura, Y. C. (2012). Difusi natrium diklofenak dalam gel methocel 400
pada berbagai pH. Jurnal Kimia (Journal of Chemistry).
Mutschler E., 1994, Dinamika Obat, ed. 5, a.b.Mathilda B. W. dan Anna S. R.,
Penerbit ITB, Bandung, 196,206,208
Wahyuni, R., Rosaini, H., Makmur, I., & Azwar, F. (2020). Formulasi dan Evaluasi Sediaan
Emulgel dari Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus lemairei (Hook.) Britton &
Rose) dengan Kombinasi Gelling Agent. Jurnal Farmasi Higea, 12(1), 9-18.
Naibaho, O. H., Yamlean, P. V., & Wiyono, W. (2013). Pengaruh basis salep terhadap formulasi
sediaan salep ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) pada kulit punggung kelinci
yang dibuat infeksi Staphylococcus aureus. Pharmacon, 2(2).
Dewi, C., Saleh, A., Awaliyah, N. H., & Hasnawati, H. (2018). Evaluasi Formula Emulgel Lendir
Bekicot (Achatina fulica) Dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Bakteri Staphylococcus
epidermidis penyebab jerawat. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 4(02), 122-134.
Pratimasari, D., Sugihartini, N., & Yuwono, T. (2015). Evaluasi sifat fisik dan uji iritasi sediaan
salep minyak atsiri bunga cengkeh dalam basis larut air. Jurnal Ilmiah Farmasi, 11(1), 9
15.
Mohammed, F. A., 2000, Topical Permeation Characteristics of Diclofenac Sodium from
NaCMC Gels in Comparison with Conventional Gel Formulations, J. PubMed,
Indexed for Medline
Drugbank (2021) Retrieved March 22, 2021 from <https://go.drugbank.com/drugs/DB00586>
National Center for Biotechnology Information (2021). PubChem Compound Summary for CID
5018304, Diclofenac sodium. Retrieved March 21, 2021 from
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Diclofenac-sodium.
Rosyada, E., Muliasari, H., & Yuanita, E. (2019). Analisis kandungan bahan kimia obat Natrium
Diklofenak dalam jamu pegal linu yang dijual di Kota Mataram. Jurnal Ilmiah Farmasi,
15(1), 12-19.
Rowe, C., Raymond, J. Paul, and Marian, E. Quinn, 2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation,
London
Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press, London
United States Pharmacopeial Convention, 2015, The United States Pharmacopeia,. USP 38/The
National Formulary, NF 31, U.S. Pharmacopeial Convention,.

Anda mungkin juga menyukai