Gel SANITIZER
KELOMPOK 1 – 3FA2
Wahyu Maulana 11180149 Intan Novita 11181074
Wahyudin 11181050 Megawati Nababan 11181076
Yuyun Wahyuningsih 11181052 Mia Meliana Grandisa 11181077
Ari Andika Firmasyah11181059 Mutya Leviani Putri 11181084
Devi Anggita Trisafitri 11181064 Nina Nirmala 11181087
Ditha Octaviana 11181067 Octaviani Artha 11181092
Faizal Hilfiana Wahid 11181068 Gita Fadilah Octariani11181240
Hasan Almuiz 11181072
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mampu membuat sediaan semi solid seperti
yang beredar di pasaran
2. Mengetahui cara pembuatan sediaan gel
3. Mengetahui teknik evaluasi sediaan gel
II. REGULASI SEDIAAN
○ A. Golongan Obat :
○ Permenkes RI No.445/MENKES/PER/V/1998
○ Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa mulut
terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
III.
A. Zat Aktif PREFORMULASI
Etanol (FI IV hal 63)
Pemerian : cairan jernih tidak berwarna, bau khas rasa panas dan mudah menguap, tetapi
dalam larutan berkonsentrasi lebih rasa terbakar.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, kloroform, dan eter.
R. Molekul : CH3CH2OH
Fungsi : antiseptik, pelarut campur
B. Zat Tambahan
1. Viscolam
Pemerian : ceperti cairan susu pada suhu 25oC dengan bau akrilik ringan.
pH : 6,4 – 7,0
Stabilitas : dosis bervariasi dengan konsentrasi 5-8%. Penambahan viscolam kedalam air de-
terionisasi dengan pengaduk moderat, penambahan surfaktan jenis anionic.
Inkompatibilitas : tidak boleh dalam keadaan beku.
2. Propilenglikol (FI III hal 534)
Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau, menyerap
air pada udara lembab.
Kelarutan : dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan koroform larut dalam
beberapa minyak esensial dan dalam eter, tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak
lemak
Stabilitas : pada suhu tinggi akan teroksidasi menjadi propinaldehid, asam laktat, asam
piruvat, dan asam asetat.
Fungsi : pelarut
Inkompatibilas : inkompatibel dengan reagen pengoksidasi seperti potassium permanganate.
3. Peppermint oil
Pemerian : cairan tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas kuat menusuk rasa pedas,
diikuti rasa dingin jika udara dihirup melalui mulut.
Kelarutan : larut dalam etanol 70%, satu bagian volume dilarutkan dalam 3 bagian volume
etanol 70%.
Fungsi : pengaroma
Stabilitas : stabil dibawah temperature dan tekanan normal
4. Trietanolamin (TEA) (FI III hal 612)
Pemerian : cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak,
higroskopik.
Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol 95%, larut dalam kloroform.
Fungsi : zat tambahan
A. PATEN B. GENERIK
● Dettol
● Nuvo Antibacterial Hand
Sanitizer Hand Sanitizer Alkohol
● Antis
● Cussons Carex Hand Gel
VIII FORMULASI UMUM
A. Zat Aktif
B. Zat Tambahan
• Gelling Agent
• Humektan
• Alkalizing Agent
• Pelarut
• Pengaroma
IX. FORMULASI
KHUSUS
Zat Aktif : Etanol 96 %
Zat Tambbahan
2.Humektan : Propilenglikol
5.Pelarut : Aquadest
X. ALASAN PEMILIHAN FORMULA KHUSUS
1. Etanol digunakan sebagai zat aktif dan sebagai antimikroba serta dapat memberikan rasa
dingin pada tangan, gel menjadi mudah mengering
2. Viscolam sebagai gelling agent dan pelembab kulit yang digunakan sebagai bahan pembentuk
gel pada konsentrasi ini memiliki kekentalan dan kejernihan yang baik, serta bersifat asam kuat.
Pada pH 6,5-7, Viscolam akan mengembang, membentuk gel yang transparan dan kental dengan
penambahan trietanolamin (TEA)
3. Propilenglikol digunakan sebagai pelarut dan berfungsi sebagai humektan, untuk menjaga
kestabilan dan penguapan air dari sediaan dan mengabsorbsi kelembapan dari lingkungan.
Propilen glikol telah secara luas digunakan dalam berbagai formulasi sediaan farmasi karena
bersifat non toksik dan iritasi minimal (Rowe et al., 2009)
4. Peppermint oil digunakan untuk menutupi aroma dari etanol yang kurang sedap.
5. TEA digunakan sebagai agent penetrasi pada viscolam karena bersifat basa lemah sehingga
diharapkan tidak mengiritasi kulit serta agar viscolam dapat membentuk basis gel dengan baik.
TEA qs
Aquadest Ad 100 ml
XII. ALAT DAN
BAHAN
Alat : Bahan :
1. Timbangan analitik 1. Etanol 96% = 62,5 ml
2. Spatel 2. Viscolam 2% = 2 gr
3. Cawan penguap 3. Propilenglikol 15% = 15 gr
4. Pipet tetes 4. Peppermint oil 0,1 % = 0,1 gr
5. Beaker glass 5. TEA = q.s
6. Homogenizer overhead strirrer 6. Aquadest = Ad 100 ml
7. Hot plate magnetic stirrer
8. Kertas indikator pH
9. pH meter
10. Viskometer brookfield
11. Objek glass
XIII.PROSEDURPEMBUATAN
A. Menggunakan Alat Homogenizer Overhead Stirrer
Masukkan viskolam 2 gr
kedalam beaker glass dan
Ditimbang Semua Bahan ditambahkan propilenglikol
15 gr simpan di atas hot
plat magnetic stirrer
Hol plat
magnetic stirrer
Nyalakan Kembali alat
kemudian tambahkan TEA
setetes demi setetes kedalam
Matikan alat kemudian beaker glass sampai terbentuk
ditambahkan aquadest gel, lalu tambahkan 0,1 gr
100 ml peppermint oil,matikan Kembali
alat
A. Uji Organoleptis
Lakukan kalibrasi dengan pH asam 4 kemudian tekan tombol cal, lalu dilanjutkan dengan pH netral 7
lalu tekan tombol cal dan dilanjutkan dengan larutan pH basa 10
0,5 gr sediaan di letakkan di atas kaca bagian atasnya di beri kaca yang sama lalu
beri tekanan
Penyebaran diukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar
(dengan waktu tertentu secara teratur)
E. Uji Homogenitas
Cara sampel gel dioleskan pada objek glass atau bahan transparan lain yang
cocok
Letakkan gel (secukupnya) diatas obyek glass yang telah ditentukan luasnya
Pasanglah obyek glass pada alat. Lepaskan beban seberat 100 g dan catat
waktunya
XV. RANCANGAN
KEMASAN
Penjelasan kemasan
Menurut permenkes RI no . 922/MENKES / PER / X / 1999 tentang pendaftaran obat jadi imfor
4 Uji waktu kering Tidak lebih dari 30 detik Tidak lebih dari 30 detik
XVII. PEMBAHASAN
Gel umumnya merupakan suatu sediaan semi padat yang jernih, tembus cahaya dan
mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan
oleh jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi. Menruut Farmakope Indonesia
Edisi IV, gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan sistem semi padat terdiri dari
suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan. Menurut Formularium Nasional, gel adalah sediaan
bermassa lembek, berupa suspense yang dibuat dari zarah kecil senyawa anorganik atau
makromolekul senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh
cairan.
Pada pembuatan sediaan gel dengan bahan aktif etanol 60% dengan gelling agent
berupa vicolam 2%, dilalkukan uji evaluasi sediaan. Uji evaluasi sediaan yang dilakukan
meliputi Uji Organoleptis, Uji pH, Uji Homogenitas dan Waktu Kering.
Berdasarkan hasil Uji Evaluasi, didapatkan organoleptis (bau, warna, bentuk,
konsistensi) gel meliputi bau khas peppermint, berwarna bening, berbentuk gel dan
memiliki konsistensi yang kental. Akan tetapi konsistensi gel yang dihasilkan dari
percobaan tidak membentuk semisolid dengan baik. Hal tersebut kemungkinan dapat
disebabkan karena kesalahan pada proses preformulasi, dimana gelling agent yang
dibuat pada percobaan kadarnya 2%, akan tetapi gel yang dihasilkan belum berbentuk
gel, dimana konsistensinya masih cair. Tambahkan dengan viscolam, sediaan yang
mulanya memiliki konsistensi cair mengalami perubahan menjadi sediaan semisolid,
meskipun gel yang dihasilkan tidak sebaik gel pada umumnya. Penggunaan viscolam
menurut literature sebagai gelling adala dalam rentang 5%-10%, sehingga
kemungkinan penyebab tidak terbentuknya gel pada metode pertama dan kedua
adalah kurangnya konsentrasi dari viscolam yang digunakan. Kemudiaan pembuatan
gel menggunakan alat homogenizer overhead stirrer.
Pada uji homogenitas dihasilkan sediaan gel yang homogeny, dimana
tidak terdapat partikel-partikel yang berukuran lebih besar dibandingkan yang
lain. Pengujian pH bertujuan untuk mengetahui apakah gel han sanitizer sudah
sesuai dengan pH kulit, untuk melihat sediaan tidak mengiritasi kulit pada
dilakukan derajat keasaan dengan alat pH meter pada kulit.Kemudian hasil dari
uji tersebut yakni gel 1 pHnya 8 dan gel 2 pHnya 7, didapatkan nilai pH yang
tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Rentang pH normal kulit
manusia yaitu sebesar 4,5-6,5. Hal ini dapat terjadi dikarenakan penambahan
TEA yang menyebabkan pH dari sediaan gel naik.
XVIII.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka pada
pembuatan/ formulasi gel antiseptic ini dapat disimpulkan bahwa :
- Bahan aktif yang digunakan adalah etanol 60%
- Hasil uji evaluasi sediaan telah sesuai dan dihasilkan :
*) Uji organoleptik warna bening dan bau aroma peppermint
*) Uji pH memiliki pH 7
*) Sediaan memiliki homogenitas yang baik
*) Sediaan kering tidak lebih dari 30 detik
XIX. DAFTAR PUSTAKA
• Isadiartuti, D. danS.Retno. 2005. Uji Efektifitas
Sediaan Gel Antesptik Tangan Yang Mengandung
Etanol dan Trioklosan. Majalah Farmasi Airlangga.
Jakarta
• Arief, Moch.1996. Ilmu Meracik Obat Teori dan
Praktikum. Yogyakarta, UGM.Press.
• Arief, Movh.2002. Formulasi obat topical dengan
dasar penyakit kulit, Yogyakarta,UGM.Press.
• Depkes RI.1995.Farmakope Iindonesia Edisi IV.
Jakarta:Depkes RI
THANK YOU