Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Belakang
Disinfektan merupakan proses yang mematikan semua mikroorganisme patogen
dengan cara kimiawi atau fisik. Disinfeksi mempunyai daya kerja terhadap vegetatif
dari mikroorganisme, tetapi belum tentu mematikan sporanya, sedangkan antiseptis
merupakan proses yang mencakup inakvikasi atau mematikan mikroorganisme
dengan cara kimiawi. Antiseptik dapat bersifat bakterisidal atau bakteri kostatik.
Proses bakteri kostatik hanya menghentikan pertumbuhan bakteri. Istilah disinfeksi
dan antiseptis secara umum sulit dibedakan, sehingga penggunaanya boleh dikatakan
sinonim [ CITATION Lay90 \p 246 \l 1057 ].

Komponen-komponen disimpektan terdiri dari garam atau basa yang kuat dengan
komponen-komponen ammonium yang terdiri dari empat bagian, adanya unsur radikal
dalam gram atau basa tersebut, radikal merupakan golongan alifat dan asam sulfat.
Bakteri yang lebih muda kurang daya tahannya terhadap, disinfektan jika dibandingkan
bakteri yang luar yang memberikan hasil zona hambat yang terbentuk. Hal ini juga
sesuai dengan sifat dari dinding sel dari bakteri [ CITATION Dwi08 \p 183 \l 1057 ].
Salah satu cara pengujian desinfektan yang umumnya dipakai di laboratorium
dalah metode pengeceran dimana kekuatan desinfektan dinyatakan dengan koefisien
fenol. Metode koefisien fenol merupakan uji yang telah dibukukan dengan baik. Dalam
metode ini, mikroorganisme uji dimasukkan dalam larutan fenol murni dan larutan zat
kimia yang akan di evaluasi pada berbagai taraf pengenceran. Koefisien fenol
dinyatakan sebagai suatu bilangan dan dihitung dengan cara membandingkan aktivitas
suatu larutan fenol dengan pengenceran terhadap aktivitas larutan zat kimia dengan
pengenceran tertentu yang sedang diuji [ CITATION Pel96 \p 140 \l 1057 ].
Desinfektan dan antiseptic berbeda terhadap anti mikroba yang aktif secara
sistematik dalam hal toksisitas selanjutnya, yang mana mereka mempunyai toksisitas
tidak hanya pada mikrobia pathogen tapi juga pada sel inang. Oleh karena itu, mereka
hanya dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada lingkungan mati atau
pada permukaan kulit. Mereka dapat tidak diberikan secara sistematik. Cara kerja
desinfektan ditentukan oleh konsentrasi, waktu dan suhu serta cara evolusinya bisa
kompleks [ CITATION Iri07 \p 82 \l 1057 ].
Dalam mempergunakan desinfektan haruslah diperhatikan hal-hal tersebut
dibawah ini. Apakah suatu desinfektan tidak meracuni suatu jaringan, apakah ia tidak
menyebabkan rasa sakit, apakah ia tidak memakai logam, apakah ia dapat hidup,
apakah ia stabil, bagaimana baunya, bagaimana warnanya, apakah ia mudah hilang atau
dilenyapakan dari pakaian apabila desinfektan itu sampai kena pakaian, dan apakah ia
murah harganya. Factor-faktor inilah yang membuat orang sulit menilai desinfektan.
Tujuan dari desinfeksi adalah untuk membunuh mikroorganisme pathogen yang dapat
menginfeksi manusia dan hewan. Dengan demikian serupa sehingga ia tidak dapat
terinfeksi lagi [ CITATION Dwi08 \p 95 \l 1057 ].
Efektivitas disinfektan tingkat tinggi dapat diuji dengan menggunakan bakteri
yang dapat membentuk spora seperti Bacillus subtilis. Bakteri ini digunakan sebagai
standar mikroorganisme uji disinfektan tingkat tinggi karena sifatnya yang dapat
bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim melalui pembentukan endospora.
Efektivitas disinfektan tingkat tinggi dapat diuji dengan menggunakan bakteri yang
dapat membentuk spora seperti Bacillus subtilis. Bakteri ini digunakan sebagai standar
mikroorganisme uji disinfektan tingkat tinggi karena sifatnya yang dapat bertahan
hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim melalui pembentukan endospora
[ CITATION Sar16 \p 152 \l 1057 ].

Anda mungkin juga menyukai