Anda di halaman 1dari 4

GENETIKA POPULASI

Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Evolusi Dosen Pengampu:
Drs. Muh. Muttaqin, M. Pd.
Iwan Ridwan Yusup, M. Pd.

Disusun oleh:
Diki Hadiana 1192060026
Semester V/A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
Spesies merupakan organisme yang sanggup mengadakan pertukaran gen (suatu
perkawinan) diantara sesamanya. Dengan begitu, suatu kumpulan organisme yang mempunyai
keserupaan dan yang sanggup mengadakan perkawinan secara bebas di alam dan menghasilkan
keturunan yang bervitalisan sama di alam di definisikan sebagai suatu spesies. Jadi suatu spesies
akan terisolasi dari spesies yang lain dengan adanya suatu rintangan (atau batasan/definisi)
interspesies. Adapun Populasi merupakan sekumpulan organisme yang berfungsi bersama secara
ekologis dan evolusi sebagai suatu unit. Ciri khas dari suatu populasi ialah adanya kemampuan
untuk saling berinteraksi dalam perkawinan secara bebas dan acak. Jadi ketika kita kebetulan
menggunakan suatu spesies organisme yang identik seluruhnya, maka kita anggap sebagai satu
populasi dimanapun atau berapa pun besar populasi tersebut.

Pada umumnya suatu populasi mempunyai variasi yang cukup besar. Variasi yang umum
diketahui adalah variasi fenotip seperti warna dan ukuran. Variasi tersebut contohnya seperti
adanya variasi biokimiawi, variasi golongan darah, variasi kompatibilitas jaringan, self sterility,
immunitas, variasi DNA dan lain sebagainya. Pada umunya dalam bidang genetika populasi
selalu berhubungan dengan:

a. Organism haploid. Genetika populasi untuk organsme yang haplois lebih mudah.
b. Organisme diloid. Jumlah gen yang diturunkan bergantung pada tipe organisme tersebut
c. Organisme hermafrodit, dapat mengadakan perkawinan dengan semua anggota populasi
tersebut.
d. Organisme yang heteromorfik, karena organisme jantan hanya dapat kawin dengan
organisme betina sesama populasi dan sebaliknya.
e. Organisme yang perkembangannya dapat dapat seksual dan aseksual.
f. Plasmodium mempunyai sistem perkembangbiakan sebagian secara aseksual dan
sebagian lagi secara seksual,
g. Adanya gen terpaut seks atau gen yang dipengaruhi seks juga membutuhkan perlakuan
matematis yang berbeda.

Menurut hukum Hardy Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genitipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu
generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang
mengganggu kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak
acak, mutasi,
seleksi, ukran populasi terbatas, hanyutan genetik dan aliran gen. Adapun Syarat berlakunya asa
Hardy Weinberg diantaranya yaitu Setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama,
perkawinan terjadi secara acak, tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi yang
sama besar, tidak terjadi migrasi dan jumlah individu dari suatu populasi selalu besar. Kemudian
ditemukan lagi dasar-dasar yang ada hubungannya dengan frelkuensi gen di dalam populasi yang
dikenal sebagai prinsip ekilibrium yang menegaskan bahwa didalam populasi yang ekuilibrium
(dalam keseimbangan), maka baik frekuensi gen maupun frekuensi genotp akan tetap dari satu
generasi seterusnya.

Adapun kondisi yang menunjang hukum hardy weinberg diantaranya yaitu ukuran
populasi harus besar, ada isolasi dari populasi lain, tidak terjadi mutasi, perkawinan acak dan
tidak terjadi seleksi alam. Secara terpisah, Hardy Weinberg menemukan suatu rumusan yang
menyatakan bahwa frekuensi suatu alel dalam populasi akan tetap berada dalam keseinbangan
dan hal ini dijabarkan dengan rumus p2 + 2pq = q2 = 1. Penyebab terjadinya frekuensi alel yang
selalu berubah dipengaruhi oleh efek pembentuk populasi, Arus genetik, efek leher botol,
pengaruh populasi, seleksi mutasi, homogami, hoterogami atau fenomena seleksi stabilitas,
kosanguinitas, Nataltas dan mortalotas, serta migrasi.

Partenogeness adalah bentuk reproduksi aseksual dimana betina memproduksi sel telur
yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Partohenesis dapat dilihat pada kutu daun,
lebah, kutu air, dan beberapa invertebrata lainnya, juga pada beberapa tumbuhan. Selain itu juga
komodo dan hiu mampu bereproduksi secara partenogenesis, bersama dengan beberapa genera
ikan, amfibi, dan reptil yang telah menunjuka bentuk reproduksi aseksual yang berbeda,
termasuk partenogenesis sejati, gynogenesis, dan hybridogenesis (bentuk tidak sempurna dari
partenogenesis). Adapun pergiliran antara partenogenesis dan reproduksi seksual disebut dengan
heterogami. Dari generasi ke generasi mutasi terus terjadi dan perubahan ini diturunkan terus
tanpa ada kehilangan yang berarti.

a. Patial partenogenesis, patial ini tidak berperan dalam terjadinya perubahan frekuensi gen,
karena hewan jantan akan kembali mencampurkan genomnya pada generasi berikutnya.
b. Partenogenesis siklis atau haploid. Generasi haploid akan mengarah kepada
homosigositas absolut. Siklus haploid akan selalu diikuti oleh siklus diploid.
c. Autokondasi atau autogami. Dalam peristiwa autogami, prosesnya terjadi lebih cepat dari
pada homogami yang dalam pembuahan dijumpai dengan dua fenotipe saja. Hal ini
mengarah pada pembentukan dua spesies yang berbeda. perbedaan keduanya terletak
pada jumlah gen yang berperan.

Dalam Q.S Al-Imran ayat 46 dijelaskan bahwa Allah menjadikan seorang dalam hal ini
Isa Almasih yang notabene seorang yang parthenogen dan manusia lain dibumi ini tentunya yang
sama-sama kelahirannya Parthenogen juga memiliki suatu peradaban tertinggi untuk masa yang
akan datang dalam menyelidiki bagaimana proses terjadinya hukum tersebut secara science dan
teknologi guna pengembangan evolusi manusia dimasa yang akan datang dan tidak menutup
kemungkinan nantinya akan bermandaat dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai