Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI JENIS BURUNG DI TAMAN WISATA ALAM KERANDANGAN

KABUPATEN LOMBOK BARAT

ABSTRAK

Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan adalah salah satu kawasan hutan yang ada di
Kabupaten Lombok Barat adalah yang terletak di Desa Senggigi Kecamatan Batulayar yang
menjadi Kawasan Pelestarian Alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan
rekreasi alam. Di dalam kawasan ini terdapat beberapa tipe vegetasi berupa vegetasi hutan
tropis dataran rendah yang terdiri dari berbagai jenis fauna antara lain Burung Koakiau
(Philemon boceroides), Paok la’uk (Pitta elegan) dan yang lainya. Tujuan dilakukannya
penelitian ini untuk mengetahui jenis – jenis burung yang ada di TWA Kerandangan.
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Ahad, 27 September 2016. Daerah pengamatan meliputi
jalur utara, tengah, dan selatan yang dilakukan dengan menggunakan metode jelajah. Data
yang diambil pada pengamatan burung tersebut meliputi data jenis burung. Berdasarkan hasil
pengamatan, diketahui bahwa di kawasan TWA Kerandangan terdapat 18 spesies yang
tergabung dalam 16 famili.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara prioritas utama dalam upaya pelestarian
keanekaragaman hayati karena memiliki biodiversity yang paling besar di dunia. Kepulauan
Sunda Besar yaitu Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (termasuk Sabah, Serawak, dan
Brunei Darussalam) memiliki peran yang sangat penting dalam penyelidikan alam oleh
Alfred Russel Wallace pada jaman Ratu Victoria (Mac Kinnon et al, 1998). Setelah lebih dari
seratus lima puluh tahun masa penelitian Wallace hubungan antarfauna yang ada pada saat ini
semakin parah karena rusaknya hutan-hutan kita. Jika kita tidak menyusun dokumentasi
mengenai penyebaran burung secara cepat dan tepat maka informasi mengenai burung dapat
hilang selamanya.
Taman Wisata Alam (TWA) Kerandangan adalah salah satu kawasan hutan yang ada
di Kabupaten Lombok Barat adalah yang terletak di Desa Senggigi Kecamatan Batulayar.
Kawasan ini ditunjuk sebagai Taman Wisata Alam melalui Surat Keputusan Menteri
Kehutanan No. 492/Kpts-II/1992 tanggal 1 Juni 1992 seluas 320 Ha dan berdasarkan Berita
Acara Tata Batas sehingga luasnya menjadi 390,10 Ha. TWA Kerandangan menjadi
Kawasan Pelestarian Alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.
Di dalam kawasan ini terdapat beberapa tipe vegetasi berupa vegetasi hutan tropis dataran
rendah yang terdiri dari berbagai jenis fauna antara lain Burung Koakiau (Philemon
boceroides), Paok la’uk (Pitta elegan) dan yang lainya( Anonim, 2006).
Berbagai program telah dijalankan pemerintah untuk melakukan konservasi baik
secara insitu maupun exsitu akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa populasi burung
semakin berkurang. Era reformasi yang berhembus justru semakin memperparah kerusakan
daerah konservasi karena adanya berbagai perusakan hutan oleh masyarakat sehingga habitat
burung semakin rusak. Perkembangan kota yang semakin luas juga menyebabakan vegetasi
habitat burung semakin berkurang sehingga tidak ada tempat bagi burung untuk dapat
berkembang biak dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk mengidentigikasi jenis
burung yang terdapat di TWA Kerandangan.

METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan di TWA kerandangan Desa senggigi kecamatan Batu Layar,
Kabupaten Lombok Barat pada hari Ahad, 27 September 2016, pukul 11.00-13.00 WITA.
Teknik Pengamatan Burung
Penelitian ini dilakukan dengan metode jelajah, yaitu dengan menjelajahi kawasan
TWA Kerandangan yang telah dibagi menjadi 3 jalur, yaitu jalur utara, tengah dan selatan.
Selama proses pengamatan dilakukan identifikasi jenis burung secara visual, audio, dan
audiovisual. Berikut merupakan peta kawasan penelitian:

Peta Taman Wisata Alam Kerandangan Kabupaten Lombok Barat


Pengamatan burung dilakukan dengan menggunakan bantuan teropong binokuler,
monokuler, dan kamera. Selanjutnya burung yang diperoleh dideskripsikan secara morfologis
dan diidentifikasi dengan menggunakan “Buku Panduan Lapangan Burung-Burung di
Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan” (Mac Kinnon et al, 2010).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelititan burung yang dilakukan di TWA Kerandangan ditemukan 18 jenis burung
yang tergolong dalam 16 Famili (Tabel. 1), terdapat 5 jenis burung endemik wallaceae dan 4
jenis burung yang paling dicari oleh wisatawan mancanegara khususnya pecinta Bird
Photograpy.
Tabel. 1 Jenis-jenis Burung di TWA Kerandangan
Nama Inggris
No. Famili Jenis Nama Indonesia

1 Alcedinidae 1. Todirhamphus chloris Cekakak sungai Collared Kingfisher


2 Monarchidae 2. Hypothymis azurea Kehicap ranting Black-naped Monarch
3 Apopidae 3. Collocalia Linchi Walet Linchi Cave-swiftle
4 Zosteropidae 4. Zosterops chloris Kacamata laut Lemon-bellied White-eye
5 Meliphagidae 5. Lichmera lombokia Isap-madu topi-sisik FlycatcherLittle Pied
6. Phylloscopus trivirgatus Cikrak daun Mountain leaf-warbler
6 Sylviida
7. Orthotomus sepium Cinenen jawa Olive-backed Tailorbird
8. Haliastur Indus Elang bondol Brahminy Kite
7 Accipitridae
9. Pernis ptilorhynchus Sikep madu asia Oriental Honey-buzzard
8 Pitidae 10. Pitta elegans Paok La’us Elegans pitta
9 Columbidae 11. Chalcophaps indica Delimukan zamrud Emerald dove
10 Muscicapidae 12. Ficedula dumetoria Sikatan dada-merah FlycatcherLittle Pied
11 Cisticolidae 13. Prinia familaris Prenjak Jawa Bar-winged Prinia

12 Megapodiidae 14. Megapodius reinwardt Gosong Kaki Merah Orange-footed Scrubfowl

13 Dicruridae 15. Dicrurus densus Srigunting wallacea Wallacean Drongo


14 Nectarinidae 16. Nectarinia jugularis Madu sriganti Olive backed sunbird
15 Paridae 17. Padda oryzivora Gelatik jawa Java Sparrow

16 Dicaeidae 18. Dicaeum maugei Cabe Lombok Red-chested Flowerpecker


Delapan belas jenis burung diatas memiliki karakteristik morfologi yang berbeda-
beda sehingga dikategorikan dalam takson jenis yang berbeda. Karakteristik morfologi 18
jenis burung tersebut adalah sebagai berikut:
1. Cabe Lombok (Dicaeum Maugei)
Memiliki tubuh berukuran sangat kecil (8 cm). Berwarna kehitaman. Tunggir merah.
Bercak tenggorokan merah, dibatasi warna hitam. Perbedaan dengan Cabai gunung:
Tunggir dan tenggorokan merah. Tubuh bagian bawah lebih putih. Iris gelap, paruh
hitam, kaki hitam.
2. Cekakak sungai (Todirhamphus chloris)
Memiliki tubuh berukuran sedang (24 cm). Warna biru dan putih. Mahkota, sayap,
punggung, dan ekor biru kehijauan berkilau terang. Setrip hitam melewati mata.
Kekang putih. Kerah dan Tubuh bagian bawah putih bersih. Iris coklat, paruh atas abu
tua, paruh bawah pucat, kaki abu-abu.
3. Cikrak daun (Phylloscopus trivirgatus)
Memiliki tubuh berukuran agak kecil (11 cm). Setrip mahkota tengah dan alis mata
kekuningan mencolok. Tubuh bagian atas kehijauan. Tanpa garis pada sayap. Tubuh
bagian bawah kekuningan. Iris hampir hitam, paruh atas hitam, paruh bawah
kemerahan, kaki keabu-abuan.
4. Cinenen jawa (Orthotomus sepium)
Memiliki Tubuh berukuran kecil, yakni 11 cm. Warna abu-abu. Kepala merah karat.
Burung jantan: Mahkota, kerongkongan, dan pipi merah karat. Bulu lain abu-abu
kehijauan. Perut putih tersapu kuning. Burung betina: Kepala tidak semerah jantan.
Dagu dan tenggorokan atas putih.
5. Delimukan zamrud (chalcophaps indica)
Berukuran tubuh sedang (25 cm), berekor agak pendek. Sisi tubuh bagian bawah jingga
kemerahan. Mahkota abu-abu, dahi putih, tungging abu-abu, sayap hijau mengkilap.
Betina: tidak memiliki mahkota abu-abu. Pada waktu terbang, terlihat dua buah garis
putih dan hitam pada bagian punggung. Iris cokat, paruh merah dengan ujung jingga,
kaki merah.
6. Elang bondol (Haliastur Indus)
Berkuran besar (43-51 cm), memiliki sayap yang lebar dengan ekor pendek dan
membulat ketika membentang. Bagian kepala, leher dan dada berwarna putih, sisanya
berwarna merah bata pucat, bagian ujung bulu primer berwarna hitam, dan tungkai
berwarna kuning. Pada individu anak secara keseluruhan berwarna coklat gelap, pada
beberapa bagian bergaris-garis putih mengkilap.
7. Gelatik jawa (Padda oryzivora)
Memiliki kepala hitam, pipi putih dan paruh merah yang berukuran besar. Burung
dewasa mempunyai bulu berwarna abu-abu, perut berwarna coklat kemerahan, kaki
merah muda dan lingkaran merah di sekitar matanya. Burung jantan dan betina serupa.
Burung muda berwarna coklat.
8. Gosong kaki merah (Megapodius Reinwardt)
Berukuran sedang dengan panjang sekitar 35 cm, bulu berwarna coklat abu-
abu dengan warna bulu muka kemerahan dan ada jambul pendek. Warna
bulu tubuh bagian atas coklat berangan, sedangkan tubuh bagian bawah
keabu-abuan dengan leher dan dada berwarna lebih gelap. Ciri yang
terdapat pada burung yang masih remaja adalah pada warna bulu corak
belang dan bergaris coklat gelap.
9. Isap-madu topi-sisik (Lichmera lombokia)
Warna bulu tampak lebih gelap bila di bandingkan dengan kecial kombo betina. Bagian
punggungnya warna punggung tampak kekuning kuningan maka burung tersebut
berjenis betina tetapi bila tetapi bila warnanya abu abu maka bisa di pastikan burung
berjenis kelamin jantan. Pada bagian dada dan sekitar lehernya terdapat bercak bercak
yang warnanya hitam.
10. Kacamata laut (Zosterops chloris)
Berukuran kecil (11 cm.), dan berperut kuning. Tubih bagian atas kuning-zaitun, tubuh
bagian bawah kuning-lemon-pucat. Iris coklat, paruh dan kaki kehitaman. Mirip dengan
kacamata jawa, perbedaan terletak pada ukuran yang lebih besar dan kekang yang
berwarna hitam gelap
11. Kehicap ranting (Hypothymis azurea)
Kehicap ranting memiliki tubuh berukuran sedang (16 cm). Burung jantan: Kepala,
dada, punggung, dan ekor biru. Sayap lebih abu-abu. Perut keputihan. Jambul hitam
pendek. Bercak kecil di atas paruh. Pita sempit hitam pada dada. Burung betina: Kepala
abu-abu biru. Dada lebih abu-abu. Punggung, sayap, dan ekor abu-abu kecoklatan.
Tanpa jambul hitam dan garis hitam pada tenggorokan. Iris coklat tua, lingkar mata biru
terang, paruh hitam kebiruan dengan ujung hitam, kaki hitam kebiruan. Bersifat aktif
penuh rasa ingin tahu. Cepat tertarik oleh tiruan suaranya. Sering bergabung dalam
kelompok campuran. Hidup pada bagian bawah hutan.
12. Madu sriganti (Nectarinia jugularis)
Berukuran sangat kecil dengan panjang sekitar 10 cm, Mempunyai paruh
lancip dan panjang, berdarah panas, dan membiak dengan cara bertelur. 
Bulu pada perutnya berwarna kuning terang, pada burung – madu sriganti
jantan bercirikan dagu dan dada berwarna hitam keunguan metalik dengan
punggung hijau zaitun. Sedangkan pada burung betinanya dagu dan
dadanya tanpa warna hitam, warna bulu tubuh bagian atas hijau zaitun, alis
biasanya tampak kuning muda. Warna iris matanya coklat tua, paruh dan
kaki hitam.
13. Paok La’us (Pitta elegans)
Berukuran sedang dengan panjang sekitar 20 cm. Pada kepalanya warna bulu
bagian atas dan sisinya hitam, tampak coretan seperti membentuk alis yang
memanjang dari paruh sampai tengkuk membentuk gradasi warna dari kuning tua
ke biru pada ujung di tengkuk. Warna tubuh bagian atas hijau, tungging dan
penutup sayap biru terang metalik, bulu primer hitam dengan garis putih. Pada
tubuh bagian bawah umumnya kuning tua, dengan bercak hitam di perut dan
bercak merah padam tunggir. Warna iris mata dan kakinya coklat, paruh
kehitaman.
14. Prenjak Jawa (Prinia familaris)
Burung kecil ramping, dengan panjang total (diukur dari ujung paruh hingga ujung
ekor) sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi atas badan berwarna coklat hijau-zaitun.
Tenggorokan dan dada putih, perut dan pantat kekuningan. Sisi dada dan paha keabu-
abuan. Ciri khasnya sayap dengan dua garis putih, serta ekor panjang dengan ujung
berwarna hitam dan putih. Paruh panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman dan
sebelah bawah kekuningan. Kaki langsing dan rapuh berwarna coklat kemerahan atau
merah jambu.
15. Sikatan dada-merah (Ficedula dumetoria )
Burung berukuran 11 cm., dengan dominasi warna hitam, jingga, dan putih. Tubuh
bagian atas burung jantan berwarna hitam; dengan alis, garis sayap, dan pinggir
pangkal ekor berwarna putih. Dagu kemerah-jambuan, dada dan sisi-perut jingga,
sementara perut dan tunggingnya berwarna putih. Mirip dengan burung jantan Sikatan
mugimaki, dibedakan oleh paruh yang lebih panjang, punggung lebih gelap, dagu lebih
pucat, alis mata yang (biasanya) lebih panjang, dan garis putih-pucat pada sayap lebih
menonjol. Tubuh bagian atas burung betina berwarna coklat; dengan kekang kuning-tua
yang membedakannya dengan burung betina Sikatan mugimaki. Tubuh bagian bawah
berwarna sama dengan burung jantan namun lebih pucat. Iris coklat, paruh kecoklatan,
Kaki abu-abu.
16. Sikep madu asia (Pernis ptilorhynchus)
Berukuran besar (50cm) berwarna hitam dengan jambul kecil. Warna sangat bervariasi
dalam bentuk terang, normal dan gelap dari dua ras yang berbeda yang masing-masing
meniru jenis elang yang berbeda dalam pola warna bulu. terdapat garis-garis yang tidak
teratur pada ekor. Semua bentuk mempunyai tenggorokan berbercak pucat kontras,
dibatasi oleh garis tebal hitam, sering dengan garis hitam mesial. Ciri khas ketika
terbang : kepala relatif kecil, leher agak panjang, sayap panjang menyempit, ekor
berpola. Iris jingga , paruh abu-abu, kaki kuning, bulu berbentuk sisik (terlihat jelas
pada jarak dekat).
17. Srigunting wallacea (Dicrurus densus)
Memiliki ukuran besar (28 – 38 cm.), berbulu hitam mengkilap kehijauan; ekor
bercabang; iris merah atau kemerahan. Iris burung muda berwarna coklat-tua.
18. Walet linchi (Collocalia linchi)
Walet linchi memiliki tubuh berukuran kecil (9 cm). Warna hitam biru mengkilat. Ekor
sedikit bertakik. Dagu abu-abu. Perut putih mencolok.

KESIMPULAN
Penelititan burung yang dilakukan di Taman Wisata Alam Kerandangan ditemukan 18 jenis
burung yang tergolong dalam 18 Famili. Kawasan hutan ini merupakan daerah dengan
kondisi geografi yang unik dan mempunyai vegetasi alam baik sehingga sangat yang cocok
bagi habitat burung. Burung-burung yang ditemukan terdapat 5 jenis burung endemik
wallaceae, yaitu cabe lombok (Dicaeum Maugei), Cekakak sungai (Collared Kingfisher), isap
madu topi sisik (Lichmera lombokia), kehicap ranting (Hypothymis azurea), Srigunting
wallacea (Dicrurus densus) dan 4 jenis burung yang paling dicari oleh wisatawan
mancanegara khususnya pecinta Bird Photograpy, yaitu Isap Madu Topi Sisik ( Lichmera
lombokia ), Paok La’us (Pitta elegans), Sikatan Dada Merah (Ficedula dumetoria ), dan
Srigunting Wallacea (Dicrurus densus).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim . 2006. Penataan Blok Taman Wisata Alam Kerandangan Kabupaten Lombok Barat
Tahun 2006. Balai Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Barat. Mataram.

Mac Kinnon, J., Karen, P. dan B. V. Balen. 1998. Burung-burung di Sumatera, Jawa, bali,
dan Kalimantan. Puslitbang Biologi – LIPI.

Mac Kinnon, J., Karen, P. dan B. V. Balen. 2010. Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali
dan Kalimantan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai