Anda di halaman 1dari 6

TUGAS EKOLOGI HEWAN

KOMUNITAS

DISUSUN OLEH

MUH. ANDHI HARDIANTO


G1A013029

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2015

2.1 Defini Komunitas


Komunitas dalam arti Ekologi mengacu kepada kumpulan populasi yang terdiri dari
spesies yang berlainan, yang menempati suatu daerah tertentu. Sedangkan pengertian
komunitas secara umum sendiri adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang saling
berinteraksi dan tinggal di suatu habitat. Setiap komunitas tidak harus menempati daerah
yang luas, artinya komunitas dapat mempunyai ukuran berapa pun. Misalnya dalam  suatu
aquarium yang terdiri dari ikan, siput, hydrilla sebagai komponen biotik, serta air, bebatuan
sebagai komponen abiotik dapat disebut sebagai suatu komunitas. Komunitas tumbuhan di
daerah trofik biasanya bersifat rumit dan tidak mudah diberi nama menurut satu atau dua
spesies yang paling berkuasa sebagaimana yang umum di daerah yang beriklim sedang.
Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan
dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari
komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman
interaksinya. Contoh komunitas adalah populasi ikan dan populasi hewan di sekitarnya
membentuk komunitas terumbu karang.

2.2.  Struktur Komunitas, Komposisi Jenis, Kelimpahan Dan Distribusi


a.      Struktur Komunitas
Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan interaksinya
dengan lingkungannya dapat disebut pola. Struktur komunitas dibedakan menjadi
struktur fisik (struktur fisik suatu komunitas tampak apabila komunitas tersebut diamati)
dan biologi (komposisi spesies, kelimpahan individu dalam spesies, perubahan temporal
dalam komunitas, hubungan antara spesies dalam suatu komunitas).
1.        Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas
menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2.        Kuantitatif, seperti frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran
merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.
Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau
persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan.
3.        Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu
arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-
suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan
memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang
disebut klimaks. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut
konsep mutahir suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang
lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.

b.      Komposisi Jenis        
Karena ada hubungan yang khas antara lingkungan dan organisme, maka komunitas di
suatu lingkungan bersifat spesifik. Dengan demikian pola vegetasi di permukaan bumi
menunjukkan pola diskontinyu. Seringkali suatu komunitas bergabung atau tumpang
tindih dengan komunitas lain. Karena tanggapan setiap spesies terhadap kondisi fisik,
kimia maupun biotik di suatu habitat berlainan maka  perubahan  di suatu habitat
cenderung mengakibatkan perubahan komposisi komunitas.
c.       Kelimpahan dan Distribusi
Kelimpahan jenis ditentukan berdasarkan besarnya frekuensi, kerapatan dan dominasi
setiap jenis. Penguasaan suatu jenis terhadap jenis-jenis lain ditentukan berdasarkan
Indeks Nilai Penting, volume, biomassa, persentase penutupan tajuk, luas bidang dasar
atau banyaknya individu dan kerapatan.
Frekuensi suatu jenis menunjukan penyebaran suatu jenis-jenis dalam suatu areal.
jenis yang menyebar secara merata mempunyai nilai frekuensi yang besar, sebaliknya
jenis-jenis yang mempunyai nilai frekuensi yang kecil mempunyai daerah sebaran yang
kurang luas.
Ilmu yang mempelajari distribusi hewan dan faktor yang mengendalikanya di kenal
dengan zoogeografi. Distribusi geografis menyangkut hubungan sepasial, penghalang
dan kesempatan pembubaran, dan sejarah semula, sedangkan distribusi ekologi di
tentukan terutama oleh faktor lain yang di jelaskan sebelumnya.
Faktor yang mengatur distribusi faktor lain seperti kompetisi, musuh, penyakit,
kekurangan makanan, cuaca musiman yang tidak cocok, dan penurunan jumlah tempat
berlindung yang tersedia menyebabkan pengurangan populasi. Distribusi semua hewan,
dari protozoa sampai manusia akibatnya lebih bersifat dinamis, daripada statis dan selalu
menjadi subjek untuk perubahan. Faktor luar yang membatasi distribusi disebut
penghalang..

2.3.  Macam-Macam Komunitas
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi
dalam dua bagian yaitu:
1.    Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di
parit atau di kolam.
2.     Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di
hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
Bagi tumbuhan akuatik, intensitas cahaya sangat menentukan penggunaan energi
untuk fotosintesis. Tumbuhan kekurangan energi jika intensitas cahaya berkurang.
Semakin cerah suatu perairan semakin jauh cahaya matahari yang dapat tembus kedalam
perairan dan dengan begitu akan banyak ditemukan tumbuhan laut seperti lamun yang
memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis.
Beberapa karakteristik struktur komunitas yang biasanya dijadikan petunjuk
adanya derajad ketidakstabilan ekologis meliputi: keseragaman,dominansi, keragaman,
dan kelimpahan. Suhu air merupakan faktor yang cukup penting bagi lingkungan
perairan, kecerahan dan kekeruhan. Setiap spesies atau kelompok mempunyai batas
toleransi maksimum dan minimum untuk hidupnya.

2.4 Komposisi komunitas

Salah satu cara untuk memberikan ciri terhadap sebuah komunitas adalah dengan
menghitung atau mendata spesies yang ada. Cara ini akan dapat membantu dalam
menggambarkan dan membandingkan komunitas-komunitas berdasarkan kekayaan dan
keanekaragaman spesiesnya. Keanekaragaman spesies merupakan perbandingan antara
jumlah spesies dengan jumlah total individu dalam suatu komunitas.Keanekaragaman
umumnya berada pada tiga tingkat, yaitu: a) keanekaragaman α, berada dalam komunitas
spesifik atau habitat, b) keanekaragaman β, berada dalam komunitas di sepanjang gradien
lingkungan, c) keanekaragaman γ, berada pada habitat dalam lansekap atau area geografi.

Beberapa cara untuk menginterpretasikan data keanekaragaman hayati, antara lain


dengan melihat indeks kekayaan spesies (species richness index), indeks kemerataan
(evenness index), dan indeks keanekaragaman spesies (heterogenity/diversity index). Indeks
kekayaan spesies menyatakan jumlah spesies yang terdapat di dalam suatu habitat. Indeks
kemerataan menyatakan bagaimana kelimpahan-kelimpahan spesies tersebar diantara spesies.
Contoh, suatu komunitas tersusun oleh 10 spesies laba-laba. Jika 90% individu-individunya
tergolong dalam satu spesies dan sisanya 10% tersebar diantara 9 spesies yang lain, dikatakan
kemerataannya rendah. Indeks keanekaragaman menggabungkan kekayaan spesies dan
kemerataan spesies menjadi satu nilai (Krebs 1999, Ludwig & Reynolds 1988, Magurran
1988). Beberapa indeks keanekaragaman untuk menginterpretasikan data keanekaragaman
hayati yang disarikan dari Krebs (1999), Ludwig & Reynolds (1988), dan Magurran (1988),
seperti tersaji dalam Tabel 1.
Tabel 1. Beberapa indeks keanekaragaman untuk menginterpretasikan data keanekaragaman
hayati (Krebs 1999, Ludwig & Reynolds 1988, Magurran 1988)

Indeks Formula Keterangan

Satu contoh dari seri data susah


(Σx)2 diinterpretasikan dan tidak
dipakai secara luas
Hill’s D= D = indeks keanekaragaman
x = kelimpahan spesies
Σx2

x Sederhana tetapi sampel harus


acak dan sangat sensitif terhadap
Sequential D= ukuran sampel
D = indeks keanekaragaman
N x = jumlah perubahan
N = jumlah individu

Tidak sensitif terhadap ukuran


sampel
Williams’s S = α loge (1+N/ α) α = indeks keanekaragaman
alpha S = total jumlah spesies
N = total jumlah individu
1 N! Memerlukan pengambilan
sampel yang lengkap
Brillouin’s H= log10 H = indeks keanekaragaman
N = total jumlah individu
N N1! N2!
N3!

s Lebih memberikan penekanan


pada spesies umum, pengaruh
Simpson’s D = ΣPi2 ukuran sampel kecil
i=1
D = indeks keanekaragaman
Pi = proporsi spesies ke-i
terhadap total jumlah spesies
s Sangat dipengaruhi oleh
kelimpahan spesies tetapi
Shannon- H = - ΣPi (logePi) pengaruh ukuran sampel kecil
Wiener i=1
H = indeks keanekaragaman
Pi = proporsi spesies ke-i
terhadap total jumlah spesies
2.5 Perbandingan komunitas

Dalam studi ekologi hewan, sering diperlukan untuk membandingkan sifat komunitas
yang menghuni habitat-habitat yang berlainan atau habitat yang sama selama selang waktu
tertentu. Perbandingan didasarkan pada asumsi bahwa proporsi jumlah spesies terhadap
jumlah individu adalah khas pada habitat tersebut, karena populasi spesies individu beragam
dari tempat ke tempat serta berbeda jumlahnya dari waktu ke waktu dalam habitat yang sama.
Kemiripan relatif suatu habitat atau koefisien kemiripan komunitas dapat ditentukan dengan
Indeks Sorensen, sebagai berikut:

2j
Is =
a + b

Is : Indeks Sorensen

a : jumlah spesies dalam habitat X

b : jumlah spesies dalam habitat Y

j : jumlah spesies yang terdapat pada habitat X dan Y

Dengan memakai Indeks Sorensen, dapat dibuat matriks kemiripan komunitas-


komunitas yang dibandingkan. Penyajian data perbandingan komunitas biasanya dalam
bentuk dendogram.

Anda mungkin juga menyukai