KOMUNITAS
DISUSUN OLEH
b. Komposisi Jenis
Karena ada hubungan yang khas antara lingkungan dan organisme, maka komunitas di
suatu lingkungan bersifat spesifik. Dengan demikian pola vegetasi di permukaan bumi
menunjukkan pola diskontinyu. Seringkali suatu komunitas bergabung atau tumpang
tindih dengan komunitas lain. Karena tanggapan setiap spesies terhadap kondisi fisik,
kimia maupun biotik di suatu habitat berlainan maka perubahan di suatu habitat
cenderung mengakibatkan perubahan komposisi komunitas.
c. Kelimpahan dan Distribusi
Kelimpahan jenis ditentukan berdasarkan besarnya frekuensi, kerapatan dan dominasi
setiap jenis. Penguasaan suatu jenis terhadap jenis-jenis lain ditentukan berdasarkan
Indeks Nilai Penting, volume, biomassa, persentase penutupan tajuk, luas bidang dasar
atau banyaknya individu dan kerapatan.
Frekuensi suatu jenis menunjukan penyebaran suatu jenis-jenis dalam suatu areal.
jenis yang menyebar secara merata mempunyai nilai frekuensi yang besar, sebaliknya
jenis-jenis yang mempunyai nilai frekuensi yang kecil mempunyai daerah sebaran yang
kurang luas.
Ilmu yang mempelajari distribusi hewan dan faktor yang mengendalikanya di kenal
dengan zoogeografi. Distribusi geografis menyangkut hubungan sepasial, penghalang
dan kesempatan pembubaran, dan sejarah semula, sedangkan distribusi ekologi di
tentukan terutama oleh faktor lain yang di jelaskan sebelumnya.
Faktor yang mengatur distribusi faktor lain seperti kompetisi, musuh, penyakit,
kekurangan makanan, cuaca musiman yang tidak cocok, dan penurunan jumlah tempat
berlindung yang tersedia menyebabkan pengurangan populasi. Distribusi semua hewan,
dari protozoa sampai manusia akibatnya lebih bersifat dinamis, daripada statis dan selalu
menjadi subjek untuk perubahan. Faktor luar yang membatasi distribusi disebut
penghalang..
2.3. Macam-Macam Komunitas
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi
dalam dua bagian yaitu:
1. Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di danau, di sungai, di
parit atau di kolam.
2. Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di
hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
Bagi tumbuhan akuatik, intensitas cahaya sangat menentukan penggunaan energi
untuk fotosintesis. Tumbuhan kekurangan energi jika intensitas cahaya berkurang.
Semakin cerah suatu perairan semakin jauh cahaya matahari yang dapat tembus kedalam
perairan dan dengan begitu akan banyak ditemukan tumbuhan laut seperti lamun yang
memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis.
Beberapa karakteristik struktur komunitas yang biasanya dijadikan petunjuk
adanya derajad ketidakstabilan ekologis meliputi: keseragaman,dominansi, keragaman,
dan kelimpahan. Suhu air merupakan faktor yang cukup penting bagi lingkungan
perairan, kecerahan dan kekeruhan. Setiap spesies atau kelompok mempunyai batas
toleransi maksimum dan minimum untuk hidupnya.
Salah satu cara untuk memberikan ciri terhadap sebuah komunitas adalah dengan
menghitung atau mendata spesies yang ada. Cara ini akan dapat membantu dalam
menggambarkan dan membandingkan komunitas-komunitas berdasarkan kekayaan dan
keanekaragaman spesiesnya. Keanekaragaman spesies merupakan perbandingan antara
jumlah spesies dengan jumlah total individu dalam suatu komunitas.Keanekaragaman
umumnya berada pada tiga tingkat, yaitu: a) keanekaragaman α, berada dalam komunitas
spesifik atau habitat, b) keanekaragaman β, berada dalam komunitas di sepanjang gradien
lingkungan, c) keanekaragaman γ, berada pada habitat dalam lansekap atau area geografi.
Dalam studi ekologi hewan, sering diperlukan untuk membandingkan sifat komunitas
yang menghuni habitat-habitat yang berlainan atau habitat yang sama selama selang waktu
tertentu. Perbandingan didasarkan pada asumsi bahwa proporsi jumlah spesies terhadap
jumlah individu adalah khas pada habitat tersebut, karena populasi spesies individu beragam
dari tempat ke tempat serta berbeda jumlahnya dari waktu ke waktu dalam habitat yang sama.
Kemiripan relatif suatu habitat atau koefisien kemiripan komunitas dapat ditentukan dengan
Indeks Sorensen, sebagai berikut:
2j
Is =
a + b
Is : Indeks Sorensen