OLEH :
KEZIA AGNES INDRIANA YUNET (2206050022)
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi dan Pengertian dari Individu
2. Mengetahui Definisi dan Pengertian dari Populasi
3. Mengetahui Ciri-ciri Populasi
4. Mengetahui apa saja Sifat-sifat dari Populasi
5. Mengetahui Pola Pertumbuhan Populasi Dan Konsep Carring Capacity (Daya
Dukung)
6. Mengetahui Penyebaran Populasi terjadi
7. Mengetahui Tipe Interaksi Antara Populasi
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian Individu dan Populasi.
2. Dapat mengetahui konsep-konsep dalam Populasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Individu
Individu berasal dari bahasa latin, yaitu “in” yang berarti tidak, “dividus” yang
artinya dapat dibagi. Individu ialah suatu satuan struktur yang membangun suatu
kehidupan dalam bentuk makhluk. Jika kita bayangkan pandangan ke sebuah kebun, kita
mungkin akan menemukan beberapa tumbuhan, misalnya pohon jambu, jahe, rumput, dan
sebagainya. Setiap pohon disebut individu. Dengan demikian, kita katakan individu
pisang, individu rumput, dan sebagainya.
4. Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian dalam populasi. Laju minoritas ialah laju
kematian dalam demografi ialah jumlah individu yang mati pada suatu satuan waktu
(= kematian per waktu).
Mortalitas ekologik yaitu moralitas nyata/realita, yaitu jumlah individu yang
mati dalam keadaan lingkungan yang sebenarnya, harganya tidak tetap tergantung
pada keadaan lingkungan. Mortalitas minimum (teoritis) adalah kehilangan individu
dari populasi dalam keadaan lingkungan yang ideal dan harganya tetap. Sering kali
laju kehidupan/survival rate lebih menarik dari pada laju kematian. Jika laju kematian
= M, maka survival rate = 1- M. Karena kita sering lebih tertarik pada organisme
hidup dari pada organisme mati, maka sering lebih berarti jika kita menyatakan laju
mortalitas dalam kebalikannya, yaitu dengan menyatakan survival rate.
Gambar 2.1. Piramida umur teoretik menunjukkan persentase tinggi ukuran populasi rendah, medium dan
tinggi. Tingkat umur dikelompokkan menjadi belum matang (prereproduktif), fecound (reproduktif), dan
nonfecound (post produktif).
t 2−t 1
Sebetulnya indeks r adalah selisih antara natalitas spesifik pada suatu saat
(yaitu laju per individu perwaktu) dan laju kematian spesifik pada suatu saat :
t=b-d
laju pertumbuhan populasi secara keseluruhan pada keadaan lingkungan tidak terbatas
(r) tergantung pada :
1. komposisi umur
2. laju pertumbuhan spesifik yang berikatan dengan reproduksi komponen
kelompok umur.
Pola pertumbuhan populasi dapat berbentuk J atau S atau gabungan dari keduanya
sesuai dengan kekhususan pertumbuhan populasi organisme dan lingkungannya Pada pola
pertumbuhan bentuk J kepadatan naik dengan cepat secara eksponensial kemudian berhenti
mendadak karena hambatan lingkungan atau faktor pembatas bekerja efektif secara
mendadak. Pada pola pertumbuhan populasi bentuk sigmoid populasi mula- mula naik secara
lambat (positive acceleration phase) kemudian menjadi cepat (logrithmatic phase) kemudian
lambat kembali setelah hambatan lingkungan mulai bekerja (negative acceleration phase) dan
akhirnya hampir seimbang.
Batas atas di mana tidak ada pertumbuhan lagi merupakan asimtot dari kurva sigmoid
yang biasa disebut daya dukung lingkungan (carrying capacity) atau daya topang. Pada pola
pertumbuhan bentuk J tidak terdapat tingkat keseimbangan akan tetapi batas N merupakan
batas atas yang ditentukan oleh lingkungan.
Penyebaran merupakan sarana di mana daerah baru dan kosong yang semula tidak
dihuni akan menjadi dihuni sehingga terbentuk suatu keseimbangan baru disamping itu
penyebaran juga penting untuk gene flow dan pembentukan spesies baru. Penyebaran
organisme kecil yang terjadi secara pasif umumnya mengikuti pola eksponensial artinya
kepadatan populasi menurun dengan jumlah yang sama untuk kelipatan yang sama dari jarak
sumbernya. Penyebaran organisme besar dan aktif menyimpang dari pola tersebut.
a. Status bentuk pertumbuhan populasi, apakah populasi berada dekat/jauh dari carrying
capacity (daya dukung), sedang tumbuh atau sedang menurun. b.
b. Kecepatan penyebaran dan ini dipengaruhi oleh barier dan vigalitas organisme.
Populasi yang tidak dapat melakukan migrasi sering harus mengalami penurunan
kepadatan populasi atau mnegadakan dormancy (istirahat) pada keadaan yang kurang
menguntungkan.
Penyebaran secara acak jarang terjadi di alam dan dapat terjadi apabila
lingkungan sangat seragam dan tidak ada kecenderungan untuk berkelompok.
Penyebaran seragam (uniform) terjadi apabila kompetisi antar individu sangat hebat
atau ada anatagonisme positif yang mendorong pembagian ruang yang sama.
Berkelompok dengan bermacam derajat merupakan pola yang paling umum dalam
populasi dan hampir merupakan aturan apabila dipandang dari sudut individu. Akan
tetapi harap diperhatikan bahwa penyebaran kelompok mendekati acak.
Dari tiga pola dasar penyebaran organisme dapat disusun 5 (lima) tipe
penyebaran:
a. Seragam (uniform)
b. Acak (random)
c. Acak bergerombol/berkelompok
d. Seragam bergerombol/berkelompok
e. Berkelompok berkumpul
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini saya mengharapkan pembaca dapat
mengetahui dan memahami Konsep – konsep Populasi serta dapat memberikan kritik
dan saran nya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11548676/EKOLOGI_POPULASI_TUMBUHAN
https://www.academia.edu/9292855/
MAKALAH_MATA_KULIAH_EKOLOGI_TUMBUHAN_Konsep_konsep_
di_Dalam_Populasi_