Anda di halaman 1dari 9

enja at 23.

27 No comments

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalh ini tepat pada waktunya yang
berjudul

“POPULASI DAN KOMUNITAS MAKHLUK HIDUP”

Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun
teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari
makalah ini.

Binjai , September 2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Populasi

B.Sifat-Sifat Yang Dimiliki Populasi

C Komunitas

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan makluk hidup
dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan
binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri.
Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing
tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.

Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas ruang lingkup kajian
ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka ini tersusun dari sistem
kehidupan terbesar (biosfer) sampai ke dalam sistem kehidupan terkecil. Antara makhluk hidup satu
dengan yang lain akan selalu terjadi interaksi. Ekosistem tersusun atas komponen-komponen yang
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Komponen itu membentuk satuan-satuan organism
kehidupan. Antara individu yang satu dengan lainnya dalam satu daerah akan membentuk populasi.
Selanjutnya, antara populasi yang satu dengan yang lainnya dalam satu daerah akan terjadi interaksi
membentuk komunitas. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan
membentuk ekosistem. Kumpulan ekosistem di dunia akan membentuk biosfer. Urutan satuan -
satuan makhluk hidup dalam ekosistem dari yang kecil sampai yang besar adalah Individu, Populasi,
Komunitas, Ekosistem dan Biosfer. namun pada sekian banyak susunan ekologi tersebut, pada
kesempatan ini penulis akan menyajikan makalah tentang Populasi dan Komunitas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas diharapkan makalah ini dapat memberikan kita imformasi
tentang :

a. Pengertian dari polulasi

b. Sifat – sifat yang dimiliki populasi

c. Komunitas

d. Nama Komunitas

e. Macam-macam Komunitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Populasi

Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk. Didalam
pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila kita membicarakan
populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan dengan menentukan batas – batas
waktunya serta tempatnya. Jadi, populasi adalah Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu
daerah dan waktu tertentu.

Populasi adalah sekelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup pada
suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya saja tanaman padi di
persawahan begitu juga dengan perumputan atau serangga yang ada.

Ahli ekologi memastikan dan menganalisis jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan
antara masing-masing spesies dan kondisi lingkungan.

B. Sifat – sifat yang dimiliki populasi

1. Kerapatan atau kepadatan.

Kerapatan lazim digunakan pada tumbuhan, sedangkan kepadatan biasanya digunakan pada
manusia. Populasi organisme pada suatu daerah tidak akan tetap dari waktu ke waktu berikutnya.
Jika jumlah populasi suatu jenis berubah, kepadatan populasinya juga akan berubah. Ada dua hal
yang mempengaruhi perubahan kepadatan populasi organisme pada suatu daerah.

· Adanya individu yang datang, yaitu individu yang lahir dan yang datang dari tempat lain atau
imigrasi.

· Adanya individu yang pergi, yaitu individu yang mati daan yang pergi pindah ke tampat lain
atau emigrasi.

Apabila luas suatu daerah tetap dan jumlahnya individu yang datang lebih besar daripada yang
pergi maka kepadatan populasi akan mengecil. Pada suatu daerah yang tersedia cukup ruang dan
makanan akan cenderung mendorong bertambahnya jumlah individu. Hal itu akan meningkatkan
jumlah populasi sekaligus meningkatkan kepadatan populasi. Meningkatnya jumlah populasi
organisme pada suatu daerah akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan populasi. Pertumbuhan
populasi akan terus berlangsung selama lingkungan mampu menunjang kehidupan. Apabila populasi
sudah mencapai titik maksimum atau melebihi daya dukung lingkungan akan menurun.
Kecepatan pertumbuhan populasi pada dasarnya bergantung pada rasio antara natalitas
dengan mortalitas. Apabila natalitas lebih besar dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya
meningkat. Apabila natalitas lebih kecil dari pada mortalitas, pertumbuhan populasinya menurun.

2. Natalitas (angka Kelahiran)

Natalitas atau angka kelahiran adalah angka yang menunjukkan jumlah individu baru yang
menyebabkan populasi bertambah per satuan waktu. Dengan demikan, meningkatnya natalitas
merupakan faktor pendorong meningkatnya pertumbuhan populasi.

3. Mortalitas (angka Kematian)

Mortalitas atau angka kematian adalah angka yang menunjukkan jumlah pengurangan
individu per satuan waktu. Terjadinya kematian merupakan salah satu faktor utama yang mengontrol
ukuran suatu populasi. Populasi organisme pada suatu ekosistem senantiasa mengalami perubahan.
Perubahan tersebut ada yang tampak jelas dan ada pula yang tidak jelas.

4. Bentuk pertumbuhan, Penyebaran umur dan perkembangan populasi.

Penyebaran umur merupakan cirri atau sifat penting populasi yang mempengaruhi natalitas
dan mortalitas. Karena itu suatu populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlansung
dari populasi dan menyatakan apa yang dapat diharapkan pada masa mendatang. Biasanya populasi
yang sedang berkembang cepat mengandung sebagian besar individu – individu muda, populasi yang
stasioner memiliki umur yang lebih merata dan populasi yang menurun akan mengandung sebagian
besar individu –individu yang berumur tua. Jika dikaji lebih dalam maka terdapat tiga umur ekologi
yaitu prereproduktif, reproduktif dan posreproduktif.

5. Perluasan atau penyebaran populasi.

Perluasan atau penyebaran populasi adalah gerakan individu – individu atau anak – anaknya
kedalam atau keluar darerah dari populasi. Ada tiga bentuk penyebaran populasi yaitu sebagai
berikut:

Emigrasi yaitu gerakan keluar atau kepergian individu keluar dari batas – batas tempat populasi
sehingga populasinya berkurang.

Imigrasi yaitu gerakan kedalam batas – batas tempat populasi, sehingga populasi bertambah.
Migrasi yaitu berangkat (pergi) dan dating (kembai) secara periodic.

6. Mempunyai sifat – sifat genetic yang berhubungan secara lansung dengan ekologi, yaitu :
beradaptasi, keserasian, reproduktif dan ketahanan.

C. Komunitas

Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.

Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari populasi misalnya
dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi antar populasi, tidak hanya antar individu-
spesies seperti pada populasi. Hubungan antar populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu
bisa saling menguntungkan sehingga terwujud sutau hubungan timbal balik yang positif bagi kedua
belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu pihak dirugikan
(parasitisme).

Yang harus diperhatikan bila suatu komunitas sudah terbentuk, maka populasi-populasi yang
ada haruslah hidup berdampingan atau bertetangga satu sama lainnya. Dalam biosistem komunitas
ini berasosiasi dengan komponen non hidup (abiotik) membentuk suatu ekosistem.

v Nama Komunitas

Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas


tersebut. Cara yang paling sederhana, memberi nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat
menunjukkan bagaimana wujud komunitas seperti padang rumput, padang pasir, hutan jati. Cara
yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang
jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama komunitas dapat
berdasarkan :

1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya seperti
hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat
tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil

2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai
pasir, komunitas lautan, dll

3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas.


Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya terdapat di daerah tropik dengan curah
hujan yang terbagi rata sepanjang tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
v Macam-macam Komunitas

Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi dalam
dua bagian yaitu:

1. Komunitas akuatik, misalnya yang terdapat di laut, danau, sungai, parit atau kolam.

2. Komunitas terestrial, yaitu kelompok organisme yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang
rumput, di padang pasir, dll.

v Struktur Komunitas

1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas.


Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.

2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan nilai
yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat.

Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan
luas/volume, atau persatuan penangkapan

3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang
berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi
sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses
ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini
komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi merupakan pergantian
jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya.

Suksesi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas awal
(yang ada) menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan ditempat tersebut tidak ada lagi yang
tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru.

Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan yang terjadi pada suksesi primer, perbedaannya
adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut
mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang tersisa.

v Interaksi

Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antarkomponen ekologi
dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi, dan antarkomunitas.

ü Interaksi antar organisme


Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan
selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu
populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar
kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.
Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.

Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama yang
bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.

Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini sangat erat sebab
tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol
populasi mangsa.

Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah satu organisme hidup
pada organisme lain dan mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan
inangnya

Komensalisme adalah merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda spesies dalam
bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan
spesies lainnya tidak dirugikan.

Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak.

ü Interaksi Antarpopulasi

Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau
tidak langsung dalam komunitasnya.Contoh interaksi antarpopulasi adalah sebagai berikut.

Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contohnya, di sekitar pohon walnut (juglans) jarang
ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.

Pada mikroorganisme istilah alelopati dikenal sebagai anabiosa.Contoh, jamur Penicillium sp.
dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
Kompetisi merupakan interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang sama
sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contoh, persaingan antara
populasi kambing dengan populasi sapi di padang rumput.

ü Interaksi Antar Komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling
berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun
oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas
sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas
sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan
peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut.

Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran
energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur
karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

ü Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik

Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara


organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain
aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik,
serta siklus materi.

Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan


keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas
suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya
dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa:

· Populasi adalah semua individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu.

Suatu organisme disebut sejenis bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

ü Menempati daerah atau habitat yang sama


ü Mempunyai persamaan bentuk, susunan tubuh, dan aktifitas

ü Mampu menghasilkan keturunan yang subur, yaitu yang mampu berkembang biak.

· Komunitas adalah sebagai seluruh populasi yang menempati daerah yang sama. Di daerah tersebut,
antar jenis makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya akan terjadi interaksi. Kemudian interaksi
itu membentuk suatu kumpulan, di mana di dalamnya setiap individu menemukan lingkungan yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

3.2. Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis berharap adanya masukan serta kritik dan saran dari
kawan- kawan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan Kasry, Dkk. 2008. Buku Ajar Ekologi Perairan. Laboratorium Universitas Riau: Pekanbaru

Sastrawijaya, A.T., 2000, Pencemaran Lingkungan, Cet. II, Rineka Cipta : Jakarta.

Soeriaatmadja, R.E., 1989, Ilmu Lingkungan, Edisi ke-IV, ITB : Bandung.

Sipardi, I, 2003, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Cet. II, Alumni

Anda mungkin juga menyukai