Anda di halaman 1dari 19

EKOLOGI LANJUT

POPULASI DALAM KOMUNITAS

Di susun oleh :

Kelompok 1

Mesi Afriana (2084105016)

Rholy Fitriyani (2084105004)

Tria Kurniawati (2084105012)

Yayu Novlianti (2084105008)

Dosen Pengampuh

Dr. Merri Sri Hartati, M.Pd

Dr. Nopriyeni, M.Pd

MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

MUHAMADIYAH BENGKULU TAHUN 2020/2021


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Makalah berjudul “Populasi dalam
komunitas” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada
mata kuliah Ekologi Lanjut. Selain itu, penulis juga berharap agar Makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Merri


Sri Hartati, M.Pd dan ibu Dr. Nopriyeni, M.Pd selaku dosen mata kuliah. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini. Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, juni - 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian populasi dan komunitas


B. Jenis interaksi antara dua spesies
C. Kompetisi Interspesifik dan Koeksistensi
D. Herbivora, Parasitisme, Alelopati, dan Predasi
E. Interaksi-interaksi Positif
F. Konsep Habitat, Ceruk ekologis, dan Guild

G. Keanekaragaman spesies dan keanekaragaman genetik dalam komunitas

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan
makluk hidup dan lingkungannya. Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis
mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga
organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian
semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing
tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya.
Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas ruang
lingkup kajian ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana sistem
kehidupan di muka ini tersusun dari sistem kehidupan terbesar (biosfer) sampai ke
dalam sistem kehidupan terkecil. Antara makhluk hidup satu dengan yang lain
akan selalu terjadi interaksi
Ekosistem tersusun atas komponen-komponen yang saling berinteraksi satu
dengan yang lainnya. Komponen itu membentuk satuan-satuan organism
kehidupan. Antara individu yang satu dengan lainnya dalam satu daerah akan
membentuk populasi. Selanjutnya, antara populasi yang satu dengan yang lainnya
dalam satu daerah akan terjadi interaksi membentuk komunitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan populasi dan komunitas?
2. Apa saja Jenis interaksi antara dua spesies?
3. Apa yang dimaksud Kompetisi Interspesifik dan Koeksistensi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan populasi dan komunitas.
2. Untuk mengetahui Apa saja Jenis interaksi antara dua spesies.
3. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Kompetisi Interspesifik dan
Koeksistensi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian populasi dan komunitas


a. Pengertian Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat,
berarti penduduk. Didalam pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok
individu yang sejenis. Apabila kita membicarakan populasi, haruslah disebut jenis
individu yang dibicarakan dengan menentukan batas – batas waktunya serta
tempatnya. Jadi, populasi adalah Kumpulan individu sejenis yang hidup pada
suatu daerah dan waktu tertentu.
Populasi adalah sekelompok makhluk hidup dengan spesies yang sama,
yang hidup pada suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Misalnya saja tanaman padi di persawahan begitu juga dengan perumputan atau
serangga yang ada. Ahli ekologi memastikan dan menganalisis jumlah dan
pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan
kondisi lingkungan.
b. Pengertian Komunitas
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu
waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama
lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan individu dan populasi. 
Dalam tingkatan komunitas ciri, sifat dan kemampuannya lebih tinggi dari
populasi misalnya dalam hal interaksi. Dalam komunitas bisa terjadi interaksi
antar populasi, tidak hanya antar individu-spesies seperti pada populasi.
Hubungan antar populasi ini menggambarkan berbagai keadaan yaitu bisa saling
menguntungkan sehingga terwujud sutau hubungan timbal balik yang positif bagi
kedua belah pihak (mutualisme). Sebaliknya bisa juga terjadi hubungan salah satu
pihak dirugikan (parasitisme).
Yang harus diperhatikan bila suatu komunitas sudah terbentuk, maka
populasi-populasi yang ada haruslah hidup berdampingan atau bertetangga satu
sama lainnya. Dalam biosistem komunitas ini berasosiasi dengan komponen non
hidup (abiotik) membentuk suatu ekosistem.
B. Jenis interaksi antara dua spesies
Secara teori, spesies-spesies anggota populasi saling berinterkasi satu
dengan lainnya dan membentuk interaksi yang positif, negatif, netral, atau
kombinasi yang bentuk interkasi itu dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu
neutralisme, kompetisi, amensalisme, parasitime, predasi (pemangsaan),
komensalisme, protokooperasi, dan mutualisme.
1. Simbiosis Mutualisme adalah hubungan timbal balik antara 2 spesies yang
dimana kedua spesies tersebut saling menguntungkan antara keduanya.
Contohnya: Ikan Hiu dan ikan Remora, bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil
kacang-kacangan, bunga Sepatu dan Lebah, burung Jalak dengan Kerbau, Bunga
dan Kupu – Kupu.

2. Simbiosis Komensalisme adalah hubungan antara 2 organisme yang berbeda


spesies dalam satu bentuk kehidupan bersama dalam berbagi sumber
makanan.
Contoh: Bunga Anggrek dan pohon yang ditumpanginya, ikan Badut dengan
dengan Anemon laut, keladi tikus dengan semut angrang, pohon mangga dengan
tumbuhan merambat, pohon Angsana dengan tumbuhan Paku.
3. Simbiosis Parasitisme adalah hubungan antar organisme yang berbeda spesies,
satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari inangnya
yang dimana sebagai bersifat merugikan.
Contoh: Tanaman Benalu dan Inangnya, Tali Putri dengan Inangnya, Tanaman
dengan Bekicot, Palem dan Gulma, ikan Mutiara dan Teripang.

4. Simbiosis protokooperasi: yakni cara hidup bersama atau timbale balik antara
duamakhluk hidup yang berbeda spesies, di mana jika kedua makhluk hidup
bersimbiosisatau bersatu akan menjadi lebih baik. Namun, tanpa melakukan
simbiosis pun keduamakhluk hidup ini tetap dapat hidup normal. Simbiosis tipe
ini umumnya akanmembentuk spesies yang baru dan lebih unggul dari pada
individu pembentuknya.
Contoh: Lumut kerak yang merupakan perpaduan antara simbiosis jamur
danganggang.

5. Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa. Hubungan ini


sangaterat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator
juga berfungsisebagai pengontrol populasi mangsa.
Contoh: Singa dengan mangsanya, yaitu kijang, rusa, dan burung hantu dengan
tikus, Cicak dan Nyamuk, Ayam dan Ulat.
6. Kompetisi adalah hasil dari pembagian, sumber daya yang terbatas. Pembagian
menunjukkan bahwa spesies berbagi sumber daya yang sangat penting untuk
menunjang keberhasilan ekologis. Tidak semua individu spesies yang
berkompetisi akan mendapatkan sumberdaya yang cukup untuk memaksimalkan
kelangsungan hidup (survival) dan reproduksinya (maka digunakan istilah
limiting atau terbatas). Bahwa spesies yang berkompetisi tidak akan mati secara
langsung, hanya performance secara keseluruhan akan berkurang. Dalam
ringkasannya bahwa, di mana kedua pihak saling merugikan.
Contoh: Populasi Kambing dan populasi Sapi di padang rumput.

7. Amensalisme: interaksi yang terjadi antara dua spesies dimana satu spesies rugi
sedangkan spesies yang lain tidak mendapatkan keuntungan.
Contoh: Saat babi liar mencari makan, akan merusak lapisan teratas tanah, dan
beberapaorganisme akan keluar dari liangnya dan lebih mudah dimakan oleh
predatornya,walaupun hewan penggali lubang rugi, babi tidak mendapatkan
keuntungan dari situasitersebut.
8. Netralisasi adalah suatu bentuk hubungan antara makhluk hidup yang tidak
saling merugikan atau diuntungkan.
Contoh: Burung bangau yang memakan siput, ikan dengan burung pipit yang
memakan padi di sawah.
9. Antibiosis adalah suatu bentuk hubungan antara makhluk hidup yang berbeda
jenis atau berseda spesies di mana makhluk hidup yang satu menghambat dalam
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup yang lain.
Contoh: Hubungan antara jamur yang mengeluarkan racun sehingga menghambat
pertumbuhan organisme lain disekitarnya.
C. Kompetisi Interspesifik dan Koeksistensi
 Kompetisi Interspesifik
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing
(Begon et al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai
interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup
mereka. Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut sebagai kompetisi
intraspesifik.
Contoh kompetisi intraspesifik pada pot 1 ditanam biji2 kacang hijau saja
pada pot 2 ditanam kacang hijau + jagung Terjadi kompetisi intraspesifik antar
kacang hijau yang mengakibatkan berat kecambah kacang hijau lebih sedikit
dibandingkan kacang hijau yang ditanam dengan jagung. Sedangakan interaksi
antara individu yang tidak sejenis disebut interaksi interspesifik. Contoh,
persaingan antara kambing dan kerbau di padang rumput dan persaingan rumput
teki dan ilalang dalam memperebutkan sinar matahari atau lahan. Kompetisi dapat
terjadi antar individu dalam satu populasi dan individu dari populasi lain yang
berbeda. Sumber daya yang diperebutkan dalam kompetisi ini dapat berupa
makanan, energi, tempat tinggal, bahkan pasangan kawin. Persingan dalam hal
sumber daya runga atau tempat tinggal terjadi jika terjadi ledakan populasi
sehingga hewan berdesak-desakan di suatu tempat tertentu. Dalam kondisi ini
hewan –hewan yang kuat mengusir hewan lemah untuk pindah dari kelompoknya
atau meninggalkan tepatnya.
Beberapa factor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik
dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1) Jenis tanaman
Factor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk
pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang
memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan
persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun
talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan
dalam memperebutkan air.
2) Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan
persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak
mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
3) Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau
melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji
mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang
menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor
penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti
suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4) Waktu
Dalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama.
Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka
terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.
 Koeksistensi
Karena kelompok-kelompok spesies dalam komunitas itu tidak berdiri
sendiri-sendiri maka mereka harus dapat hidup bersama dengan saling mengatur.
Di dalam hidup bersama itu interaksi di dalam spesies bisa bersifat searah atau
dua arah.
Contoh: Tumbuhan yang hidup di lapisan atas tidak dapat hidup tanpa ada
tumbuhan yang ada dibawahnya, atau sebaliknya sehingga terjadi saling
mengatur.
Di dalam hidup bersamaam terjadi bermacam-macam interaksi seperti:
- Mutualisme : Hidup bersama saling menguntungkan
- Eksploitasi : Suatu spesies hidup atas jerih payah spesies lain
- Parasit : Menempel pada tanaman lain dan merugikan
- Komensalisme : Menempel pada tanaman lain, tidak merugikan
- Kompetisi : Persaingan antara dua atau lebih makhluk hidup
D. Herbivora, Parasitisme, Alelopati, dan Predasi
1. Herbivora
Herbivora (dalam zoologi adalah hewan yang hanya makan tumbuhan dan
tidak memakan daging. Manusia bukanlah herbivora. Akan tetapi, orang yang
memilih untuk tidak memakan daging disebut nabatiwan. Dalam praktiknya,
banyak lataboga memakan telur dan kadang-kadang memakan protein hewan
lainnya. Dalam pengertian singkat, Herbivora adalah organisme memakan
tumbuhan atau protein dari tumbuhan (Pemakan Tumbuhan)
2. Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan yang menguntungkan 1 pihak,
sedangkan pihak yang lain dirugikan. Contohnya Bunga Raflesia dan tumbuhan
inangnya. Bunga Raflesia beruntung mengisap makanan yang dibuat inangnya
sehingga tumbuhan inangnya rugi dan lama kelamaan mati. Bunga Raflesia
termasuk tumbuhan parasit. Nyamuk dan manusia. Nyamuk beruntung mengisap
darah manusia,yang bisa menyebabkan manusia terkena penyakit malaria dan
demam berdarah. Jadi manusia dirugikan oleh nyamuk. Nyamuk termasuk hewan
parasit.

 Ektoparasit berkembang dari makhluk yang hidup bebas artinya makhluk


bukan sebagai parasit.
 Endoparasit mengalami perkembangan langsung dari ektoparasit atau
komensal. Endoparasit mempunyai adaptasi untuk hidup dalam kadar
oksigen yang rendah.
3. Alelopati
Alelopati berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain"
dan pathos yang berarti "menderita". Alelopati didefinisikan sebagai suatu
fenomena alam dimana suatu organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu
senyawa biomolekul (disebut alelokimia) ke lingkungan dan senyawa tersebut
memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di
sekitarnya.Sebagian alelopati terjadi pada tumbuhan dan dapat mengakibatkan
tumbuhan di sekitar penghasil alelopati tidak dapat tumbuh atau mati, contoh
tanaman alelopati adalah Ekaliptus (Eucalyptus spp.). Hal ini dilakukan untuk
memenangkan kompetisi nutrisi dengan tanaman lain yang berbeda jenis/spesies.
Oleh karen itu, alelopati dapat diaplikasikan sebagai pembasmi gulma sehingga
mengurangi penggunaan herbisida sintetik yang berbahaya bagi lingkungan.
Contoh alelopati di dalam ekosistem perairan adalah beberapa dinoflagelata dapat
menghasilkan senyawa alelokimia yang merugikan fitoplankton, ikan, dan
binatang laut lainnya.

4. Predasi
Predasi merupakan hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator),
hubungan ini sangat erat sebabtanpa mangsa perdator tidak bisa hidup.Proses
interaksi yang terjadi bisa berupa antar hewan, hewan dengan tumbuhan dan
tumbuha predator dengan mangsanya. Jumlah populasi predator dengan mangsa
berbanding lurus. Contoh: Singa memangsa rusa, kuda memangsa rumput, bunga
Dionaea muscipula yang memangsa serangga yang hinggap dijebakannya.
E. Interaksi-interaksi Positif
Interaksi positif dimulai dengan komensalisme yang kemudian
berkembang menjadi mutualisme dimana kedua spesies saling bergantung.
Komensalisme merupakan tipe sederhan dari interaksi positif dan mungkin
langkah awal menuju ke hubungan saling menguntungkan (epefit, anemon pada
karang). Kepiting dan coelenterata sering saling mengadakan hubungan kerja
sama saling menguntungkan misalnya colenterata hidup dipunggung kepiting,
dalam hubungan ini coelenterata tidak saling bergantung. Langkah selanjutnya
adalah kerja sama saling menguntungkan dan keduanya saling bergantung,
keadaan ini disebut mutualisme atau simbiosis obligat. Simbiosis jenis ini
biasanya antara ototrof dengan hterotrof, (jamur dan algae), bakteri pengikat N
dengan leguminoceae, rayap dengan flagellata dan binatang memamah biak
dengan bakteri dalam rumen.
Simbiosis obligat antara mikroorganisme pencerna selulosa dan hewan,
penting untuk rantai makanan detrritus. Pada simbiosis rayap dengan flagellata
(ordo hypermastigina), rayap akan mati tanpa kerja sama dengan flagellata, karna
rayap tidak bisa mencerna selulosa sehingga akhirnya akan kelaparan. Koordinasi
antara rayap dengan flagellata sangat baik, misalnya flagellata sangat tanggap
pada hormone ganti kulit (pengaruh hormon), flagellata akan membentuk cyste,
sehingga akan menjamin transmisi dan reinfeksi setelah ganti kulit. Simbiosis
antara jamur dengan semut attine. Semut attine akan merawat jamur dengan
memupuk, menanam dan merawat jamur. Pada peristiwa ini, rayap mengadakan
endosimbiotik dengan flagellata, sedangkan semut mengadakan eksosimbiotik
dengan jamur. Fungsi jamur disini adalah menguraikan selulosa yang tidak dapat
dicerna oleh semutsedangkan kotoran semut mengandung enzim proteolitik yang
tidak dipunyai oleh jamur untuk membantu metabolisme protein.
Seperti halnya bakteri pengikat N pada leguminoceae , jamur berintraksi
dengan jaringan akar membentuk organ yang dapat meningkatkan kemampuan
tanaman untuk menghisap mineral dari dalam tanah, sebagai imbalan jamur akan
mendapat makanan dari tanaman.
F. Konsep Habitat, Ceruk ekologis, dan Guild
1. Pengertian Habitat
Habitat suatu organisme adalah tempat organisme itu hidup, atau tempat
kemana seseorang harus pergi untuk menemukan organisme tersebut. Istilah
habitat banyak digunakan , tidak saja dalam ekologi tetapi dimana saja. Tetapi
pada umumnya istilah ini diartikan sebagai tempat hidup suatu makhluk hidup.
Contohnya habitat Notonecta (sejenis binatang air) adalah daerah-daerah kolam,
danau dan perairan yang dangkal yang penuh ditumbuhi vegetasi. Habitat ikan
mas (Cyprinus carpio) adalah di perairan tawar, habitat pohon durian (Durio
zibhetinus) adalah di tanah darat dataran rendah. Pohon enau tumbuh di tanah
darat dataran rendah sampai pegunungan, dan habitat eceng gondok di perairan
terbuka.
Menurut Sambas Wirakusumah dalam Dasar-Dasar Ekologi, habitat
adalah toleransi dalam orbit dimana suatu spesies hiduptermasuk faktor
lingkungan yang cocok dengan syarat hidupnya. Orbit adalah ruang kehidupan
spesies lingkungan geografi yang luas, sedangkan habitat menyatakan ruang
kehidupan lingkungan lokasinya.
Morrison (2002) mendefinisikan habitat sebagai sumberdaya dan kondisi
yang ada di suatu kawasan yang berdampak ditempati oleh suatu species. Habitat
merupakan organism-specific: ini menghubungkan kehadiran species, populasi,
atau individu (satwa atau tumbuhan) dengan sebuah kawasan fisik dan
karakteristik biologi. Habitat terdiri lebih dari sekedar vegatasi atau struktur
vegetasi; merupakan jumlah kebutuhan sumberdaya khusus suatu species.
Dimanapun suatu organism diberi sumberdaya yang berdampak pada kemampuan
untuk bertahan hidup, itulah yang disebut dengan habitat.
 Berdasarkan variasi habitat menurut waktu dibagi menjadi 4 macam
(Kramadibrata,1996) yaitu :
a. Habitat yang konstan
Yaitu habitat yang kondisinya terus-menerus relatif baik atau kurang baik.
b. Habitat yang bersifat memusim
Yaitu habitat yang kondisinya relatif teratur berganti-ganti antara baik dan
kurang baik.
c. Habitat yang tidak menentu
Yaitu habitat yang mengalami suatu periode dengan kondisi baik yang
lamanya bervariasi diselang-selingi oleh periode dengan kondisi kurang baik yang
lamanya juga bervariasi sehingga kondisinya tidak dapat diramal.
d. Habitat yang ephemeral
Yaitu habitat yang mengalami periode dengan kondisi baik yang
berlangsung relative singkat diikuti oleh suatu periode dengan kondisi yang
kurang baik yang berlangsungnya lama sekali. ( Kramadibrata, 1996 ).
 Habitat sebagai fungsi dari ruang dapat dikenal dengan :
a. Habitat yang berkesinambungan : meliputi area dengan kondisi baik luas sekali,
melebihi daerah yang dapat dijelajahi hewan.
b. Habitat yang terputus-putus : menunjukan area yang berkodisi baik dan tidak
berselang seling serta hewan dengan mudah dapat menyebar dari area baik yang
satu ke yang lainnya.
c. Habitat yang terisolasi : area yang terbatas dan terpisah jauh dari area lainnya
sehingga hewan tidak dapat mencapainya kecuali bila didukung factor kebetulan.
Istilah habitat dapat dipakai untuk menunjukkan tempat tumbuh sekelompok
organisme dari berbagai jenis yang membentuk suatu komunitas. Misalnya, kita
boleh mengunakan istilah habitat padang rumput, habitat hutan mangrove, dan
sebagainya. Dalam hal ini habitat sekelompok organisme mencakup lingkungan
abiotik dan lingkungan biotik.
2. Ceruk ekologis
Ceruk ekologis menggambarkan bagaimana suatu spesies berinteraksi
dalam suatu ekosistem. Relung suatu spesies tergantung pada faktor biotik dan
abiotik, yang memengaruhi kemampuan suatu spesies untuk bertahan hidup dan
bertahan.
Contoh ceruk ekologis adalah kumbang kotoran. Kumbang kotoran,
seperti namanya, mengkonsumsi kotoran baik dalam bentuk larva maupun
dewasa. Kumbang kotoran menyimpan bola kotoran di liang, dan betina bertelur
di dalamnya. Selain itu juga Tanaman gurun seperti sukulen diadaptasi untuk
relung ekologi kering dengan menyimpan air di daunnya dan menumbuhkan akar
panjang. Tidak seperti kebanyakan tanaman, sukulen hanya membuka stomata di
malam hari untuk mengurangi kehilangan air akibat panas yang menyengat di
siang hari.

3. Guild

Sebuah guild (atau serikat ekologi) adalah grup mana pun dari jenis yang


mengeksploitasi sumber daya yang sama, atau yang mengeksploitasi sumber daya
yang berbeda dengan cara yang terkait. Spesies dalam guild tidak perlu
menempati tempat yang sama, atau bahkan serupa, relung ekologis. Ceruk
ekologis didefinisikan sebagai peran yang dimainkan organisme dalam
komunitasnya, yaitu pengurai, produsen utama, dll. Serikat ditentukan menurut
lokasi, atribut, atau aktivitas spesies komponen mereka. Misalnya, cara
memperoleh nutrisi, mobilitas, dan zona habitat yang ditempati atau dieksploitasi
oleh spesies dapat digunakan untuk menentukan serikat. Jumlah guild yang
menempati ekosistem disebut nya perbedaan. Anggota serikat dalam ekosistem
tertentu dapat bersaing untuk mendapatkan sumber daya, seperti ruang atau
cahaya, sambil bekerja sama dalam melawan tekanan angin, menarik penyerbuk,
atau mendeteksi predator, seperti yang terjadi di antara penghuni
sabana antelop dan kuda zebra.

Sebuah guild biasanya tidak memiliki batasan yang ketat, atau bahkan
didefinisikan dengan jelas, juga tidak perlu kohesif secara taksonomi. Guild yang
didefinisikan secara luas hampir selalu memiliki guild konstituen; Misalnya,
kelompok penggembalaan akan memiliki beberapa spesies yang berkonsentrasi
pada makanan yang kasar dan berlimpah, sementara yang lain berkonsentrasi pada
tanaman yang tumbuh rendah dan lebih halus. Masing-masing dari dua sub-guild
tersebut dapat dianggap sebagai guild dalam konteks yang sesuai, dan mereka
mungkin, pada gilirannya, memiliki sub-guild dalam konteks yang lebih selektif.

G. Keanekaragaman spesies dan keanekaragaman genetik dalam


komunitas

1. Keanekaragaman spesies

Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang ditemukan di


bumi, termasuk bakteri dan protista serta spesies dari kingdom bersel banyak
(tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel banyak atau multiseluler). Spesies dapat
diartikan sebagai sekelompok individu yang menunjukkan beberapa karakteristik
penting berbeda dari kelompok-kelompok lain baik secara morfologi, fisiologi
atau biokimia. Definisi spesies secara morfologis ini yang paling banyak
digunakan oleh pada taksonom yang mengkhususkan diri untuk
mengklasifikasikan spesies dan mengidentifikasi spesimen yang belum diketahui
(Indrawan, 2007). Menurut Wijana (2014) menyatakan keanekaragaman spesies
yang ada di dalam suatu komunitas ditentukan oleh kekayaan spesies dan
kemerataan spesies yang ada di dalam komunitas 12 tersebut. Dalam suatu
komunitas komponen kekayaan spesies dapat lebih mendominasi atau sebaliknya
yaitu kemerataan spesies yang lebih mendominasi, dan atau keduanya memiliki
daya kontribusi yang seimbang.

2. Keanekaragaman genetik

Keanekaragaman genetik merupakan variasi genetik dalam satu spesies


baik di antara populasi-populasi yang terpisah secara geografik maupun di antara
individu-individu dalam satu populasi. Individu dalam satu populasi memiliki
perbedaan genetik antara satu dengan lainnya. Variasi genetik timbul karena
setiap individu mempunyai bentuk-bentuk gen yang khas. Variasi genetik
bertambah ketika keturunan menerima kombinasi unik gen dan kromosom dari
induknya melalui rekombinasi gen yang terjadi melalui reproduksi seksual. Proses
inilah yang meningkatkan potensi variasi genetik dengan mengatur ulang alela
secara acak sehingga timbul kombinasi yang berbeda-beda (Indrawan, 2007).
Menurut Kusuma, dkk. (2016) menyatakan keragaman genetik merupakan suatu
variasi di dalam populasi yang terjadi akibat adanya keragaman di antara individu
yang menjadi anggota populasi. Genetik dapat dijadikan kunci konservasi karena
berperan penting dalam mempertahankan populasi dan pemulihan dari kerusakan.
Oleh karena itu, informasi mengenai keragaman genetik membantu dalam proses
pengelolaan kawasan perlindungan laut secara berkelanjutan.

3. Keanekaragaman komunitas

Keanekaragaman komunitas merupakan komunitas biologi yang berbeda


serta asosiasinya dengan lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing. Komunitas
biologi didefinisikan sebagai sejumlah spesies yang menempati 13 tempat tertentu
dan saling berinteraksi. Bersama dengan lingkungan fisik dan kimia yang terkait,
komunitas biologi ini kemudian disebut ekosistem (Indrawan, 2007).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat,


berarti penduduk. Didalam pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok
individu yang sejenis. Populasi adalah sekelompok makhluk hidup dengan spesies
yang sama, yang hidup pada suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang
sama pula. Sedangkan Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang
hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang
lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. 
Secara teori, spesies-spesies anggota populasi saling berinterkasi satu
dengan lainnya dan membentuk interaksi yang positif, negatif, netral, atau
kombinasi yang bentuk interkasi itu dapat dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu
neutralisme, kompetisi, amensalisme, parasitime, predasi (pemangsaan),
komensalisme, protokooperasi, dan mutualisme.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Rangkuman Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan.


http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=492
diakses pada tanggal 9 April 2013 pukul 11.00 WITA
Block, W. M., and L. A. Brennan. 1993. The Habitat Concept in Ornithology:
Theoryand Applications in J. Verner, M. L. Morrison, and C. J. Ralph, eds.
Wildlife1991: Modeling Habitat Relationships of Terrestrial
Vertebrate. Univ.Winconsin Press, Madison.
Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan
Srigandono,B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Wiens, J. A. 1984. Resource System, Population, and Communities.
Slamet Ryadi. 1981. Ekologi. Usaha Nasional: Surabaya
Zoer’aini Djamal Irawan. 1996. Prinsip – Prinsip Ekologi Ekosistem. Sinar
Grafika Offset: Jakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
http://baginikmat.blogspot.com/2015/11/babi-pendahuluan-1.html
http://imma95.blogspot.com/2015/03/contoh-makalah-populasi-dan-
komunitas.html
https://scienceandri.blogspot.com/2012/10/jenis-dan-tipe-interaksi-antara-
spesies.html
https://id.vvikipedla.com/wiki/Guild_(ecology)
http://eprints.umm.ac.id/35365/3/jiptummpp-gdl-ajizatunni-49590-3-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai